WATING LOVE
Part 3
Sore itu disaat anak anak yang
lain menikmati hari hari mereka dengan bermain dengan teman sebayanya terlihat
Chelsea hanya sibuk membantu ibunya berjualan dipasar. Ibunya yang sehari hari
hanya berjualan sate dipasar hanya bisa pasrah apabila dagangannya belum laku,
dan itu berarti mereka akan berjualan terus sampai malam sampai dagangannya itu
habis.
Mereka tak berjualan di toko
ataupun warung besar namun mereka mendirikan sebuah tenda yang digunakan untuk
berjualan mereka sehari hari, letak tenda warung mereka itu pun dipinggiran
jalan jadi terkadang banyak teman sekelas Chelsea yang melihat Chelsea
berjualan disitu sesekali terlihat mereka mengejek Chelsea juga.
Chelsea hidup dalam kondisi yang
serba prihatin, ia mempunyai seorang ibu yang cukup keras, ayah tirinya yang
suka bermabuk mabukan serta mempunyai kakak perempuan yang suka berkeliaran
entah kemana. Desas desus para tetangga mengatakan jika kakak perempuannya itu
bekerja sebagai pekerja malam di sebuah klub malam yang cukup terkenal akan
kejelekannya.
Chelsea sebenarnya tak suka
dengan kehidupannya ini ada saat dimana ia merasa frustasi dan tertekan saat
teman temannya memergokinnya menjajakan dagangannya dengan berkeliling, ada
saat dimana teman temannya mengejek Chelsea karena memiliki kakak yang terlibat
dalam kehidupan yang gelap. Ada saat
dimana Chelsea harus menahan ataupun sering melawan ayahnya yang suka merampas
uang jajan miliknya ketika ia hendak pergi ke sekolah. Ada saat dimana Chelsea
mendapat tamparan dari ibunya jika ia melakukan kesalahan dalam bekerja. Banyak
saat dimana ia mendapat perlakuan buruk dari keluarga yang membesarkan dirinya
selama ini daripada perlakuan yang menyenangkan.
“Chelsea, cepetan cuci piringnya!”
Teriak Ibu Nada (Ibu Chelsea ) dengan keras, namun tak terdengar balasan dari
dapur. Ibu Nada pun segera menuju dapur dan mendapati Chelsea hanya terlihat
sedang duduk sambil berusaha memperbaiki ban sepedanya yang bocor itu.
“A..am..pun Buuu” Rintih Chelsea
keras, Chelsea hanya memegangi kupingnya yang sedang dijewer oleh ibunya itu.
Ibunya melepaskan tangannya dari kuping Chelsea kemudian menarik tangan chelsea
dengan keras ke dapur ke tempat pencucian piring kemudian ia berdiri di depan
Chelsea.
“Heh Ibu udah bilang kalau
sekarang kamu harus mencuci piring, malah enak enakan duduk lagi, kamu nggak
tahu apa kalo ibu itu capek harus biayai sekolah kamu itu” Teriak Ibunya dengan
keras lagi
“Tapi Bu, Chelsea kan hanya
benerin ban sepeda yang bocor” Jawab Chelsea masih sambil memegang kupingnya itu
“Udah Ibu nggak mau dengar
pokoknya piring ini harus kamu cuci dengan cepat dan bersih. Awas kalau nanti
Ibu lihat piring ini belum selesai dicuci, kamu nggak akan dapat jatah uang
jajan ataupun makan malam” Teriak Ibunya kembali sambil meninggalkan Chelsea
yang sedang berdiri didepannya itu. Chelsea kembali jongkok dan menatap piring
piring yang ada didepannya itu. Ia kemudian mengambil spons serta pencuci
piring kemudian tangannya mulai mencuci piring itu satu persatu.
Tiba tiba Chelsea mendengar suara
keributan dari luar ia melihat ada beberapa kerumunan orang yang berdiri
didepan tenda tempat Ibunya berjualan. Ia melihat Ibunya sedang memohon mohon
pada orang orang yang bertubuh besar dihadapan ibunya itu.
“Kapan kalian akan membayar utang
kalian? Ini sudah lewat tempo 3 bulan” Teriak pria berbadan kekar dan hitam
itu. Badannya yang besar serta matanya yang bulat membuat tubuh ibunya terlihat
lebih kecil daripada mereka.
“Maaf, tapi besok kami pasti akan
membayarnya. Sekarang kita tak punya uang” Jawab Ibu Nada memelas
“Besok kapan? Udah pokoknya kalau
hari ini kalian nggak bisa bayar itu berarti kita akan mengacak acak tenda ini
beserta isinya” Ucap Pria berbadan kekar itu. Kemudian ia menoleh kea rah tiga
rekannya yang berada dibelakangnya dan mulai masuk kedalam tenda itu. Chelsea
yang melihat itu pun langsung berlari kea rah mereka.
“Jangan, jangan hancurkan tenda
kami” Pinta Chelsea sambil berusaha menghadang keempat pria yang ada didepannya
itu. Namun Pria kekar itu menghempaskan tubuh Chelsea kesamping hingga membuat
Chelsea terjatuh. Kini keempat pria itu mulai mengacak acak tenda itu beserta
isinya. Para pengunjung yang tadi ada didalam tenda makan itupun langsung
berlari keluar dari tenda mereka berusaha melarikan diri agar tidak terlibat
masalah dengan keempat pria itu.
“Heh, mau kemana kalian. Kalian
harus membayar dulu “ Teriak Ibu Nada keras pada beberapa pengunjung yang
tengah berlari namun tak ada satupun yang menggubris ibu Nada itu. Ibu Nada
kembali menatap tendanya ia melihat tendanya sudah dirobohkan oleh keempat pria
itu kemudian mereka melemparkan seulas senyum pada Ibu Nada kemudian melirik
kearah Chelsea.
“Kami akan memberi batas waktu
sampai minggu depan, jika kalian tak bisa membayar hutang hutang kalian maka
dia akan ikut bersama kita, dan kita akan menjualnya, haha” Ancam pria bertubuh
kekar itu sambil menatap Ibu Nada kemudian mereka berempat langsung pergi
meninggalkan tempat itu.
Chelsea melihat keempat pria itu
meninggalkan tenda ibunya, kemudian ia melihat kearah ibunya. Terlihat raut
wajah kesedihan pada Ibunya itu, kemudian ia berjalan menghampiri ibunya itu
dan ingin bermaksud untuk memeluknya. Namun ternyata Ibunya langsung
mendorongnya hingga membuat Chelsea terjatuh. Ibunya hanya menatap Chelsea
dengan marah.
“Kamu memang pantas untuk dijual
ke mereka” Ucap Ibunya dengan keras kemudian ibunya pergi dari hadapannya.
Chelsea hanya bisa menatap kepergian ibunya itu. Tanpa terasa bulir bulir
airmata telah jatuh membasahi kedua pipi Chelsea itu.
Berbeda dari keluarga Chelsea,
kini keluarga Shilla sedang menikmati suasana luar dibelakang rumah mereka.
Saat itu mereka sedang membuat pesta barbeque kecil kecilan untuk merayakan
ulang tahun perkawinan kedua orang tuanya itu, terlihat canda serta kegembiraan
menyelimuti setiap anggota keluarga mereka itu. Alvin masih sibuk memotret satu
per satu dari mereka, Rio yang sedang memanggang dibantu oleh Ayahnya serta Diva
yang terlihat sedang asyik bersepeda disekitar halaman belakang rumah mereka
itu. Shilla membantu Mamanya yang sedang mempersiapkan piring serta beberapa
makanan diatas meja. Setelah semuanya telah selesai dipersiapkan kini mereka
pun segera duduk di meja yang telah dipersiapkan.
“Yeeey! Happy anniversary Ma, Pa,
moga kalian tetap awet sampai kakek nenek ya” Ucap Diva keras kemudian ia
mencium papa dan mamanya itu. Papa dan Mamanya heran melihat deva yang kemudian
ia membawa beberapa kado dan diberikannya pada Alvin, Rio dan Shilla.
“Sebenernya kita punya sesuatu
untuk papa dan mama” Ungkap Shilla
“Oh ya ? apa itu sayang? Mama mau
lihat” Tanya mamanya
“Iya papa juga mau lihat” Timpal
papanya kembali
“Ini dia, semoga mama dan papa
senang yah” Ucap diva sambil memberikan kotak besar pada papa dan mamanya itu.
Papanya mengambil kado diva kemudian membukanya secara bersama sama dengan
istrinya itu. Terlihat sebuah surat yang ada didalamnya. Saat papanya ingin
membukanya tiba tiba tangan Alvin menghalang niat papanya itu.
“Jangan dulu pa, sebelum papa dan
mama baca surat kita. Kita punya kejutan khusus untuk kalian” Jelas Alvin
kemudian ia menoleh kearah Rio dan Shilla yang sudah langsung berdiri dari
tempat duduknya dan berjalan kearah tempat lain.
“Kalian siap” Teriak Alvin
“Yaaa” Teriak Rio dan Shilla
bersamaan
“1..2..3”
Dor.. Derr..
Terdengar suara letusan kembang
api berturut turut, ternyata Rio dan Shilla melepaskan kembang api yang besar
ke langit malam itu. Kembang api itu terlihat sangat indah, sangat besar dan
penuh warna warna yang indah. Diva berlari kearah mereka dan juga langsung ikut
membantu melepaskan kembang api itu secara perlahan dibantu oleh Alvin.
Kemudian Papa dan Mama mereka ikut menyusul mereka dan mereka menikmati kejutan
kembang api yang diberikan oleh keempat anaknya itu.
Saat papa dan Mamanya sibuk
menikmati kembang api itu Shilla datang dan merangkul kedua orangtuanya dari
belakang. Segera Rio, Alvin dan Diva menghentikan kegiatan mereka untuk
menyalakan kembang api. Kedua orangtuanya menoleh ke belakang dilihatnya Shilla
membawa sebuah lukisan yang cukup besar kemudian ia memberikannya kepada kedua
orangtuanya itu. Kedua orangtuanya sangat terharu melihat shilla yang melukis
mereka semua. Terlukis kedua orangtuanya yang berada di posisi tengah yang
sedang duduk dan keempat anaknya berada dibelakangnya seolah mereka berempat
bersama sama menjaga kedua orangtuanya itu. Mama shillapun menitikkan air matanya
kemudian ia langsung merangkul shilla, Alvin datang dan memberikan sebuah album
foto pada papa dan mamanya itu. Papanya melihat kumpulan foto foto yang sudah
dipotret oleh Alvin semenjak ia mendapatkan hadiah berupa sebuah kamera baru.
Kedua orangtuanya hanya tersenyum melihat foto foto diri mereka yang terlihat
berpose mesra dan pose narsis keempat anaknya itu. Rio pun menghampiri mereka
ia datang membawa surat yang tadi, kemudian ia menyerahkannya kepada kedua
orangtuanya. Kedua orangtuanya membuka surat itu kemudian membacanya satu
persatu.
From: Alvin
To: Mom & Dad
Papa Mama, selamat atas ulang
tahun pernikahan kalian. Alvin, Rio, Shilla dan Diva sangat senang mempunyai
kedua orangtua seperti kalian. We Love You
From: Rio
To: Mam & Pap
Pa, Ma, biarpun Rio sering
dimarahi karena Rio sering bermain games sampai lupa waktu makan tapi Rio tetap
sayang kok sama papa dan mama! Rio janji akan menjadi orang yang bisa kalian
banggakan suatu hari nanti. Salam sayang Rio
From: Shilla
To: Papa dan Mama
Kalian berdua adalah orangtua
terbaik yang aku miliki. Shilla cuman berharap agar kita selalu bersama dan
bahagia. Aku sayang sama kalian Ma, Pa..
From: Diva
To: Mammii dan Pappii
Ma, Pa! Diva nggak tahu mau nulis
apa, yang jelas diva bangga punya orangtua kaya mama dan papa! Diva sayang sama
kalian! I love u ma, pa!
Papa dan Mama mereka sangat
terharu setelah membaca surat mereka dan kejutan yang telah mereka berikan
tadi. Mereka pun langsung memeluk keempat anaknya itu dalam pelukan yang
bahagia, begitu juga mereka membalas pelukan kedua orangtuanya itu dengan
bahagia, kemudian mereka melanjutkan acara barbeque mereka kembali dengan penuh
kegembiraan yang menyelimuti mereka pada malam itu.
Chelsea membanting pintu rumahnya
dengan keras, ia sangat marah ketika mendengar ibunya mengatakan kata kata itu
padanya berulang kali. Ia membanting semua benda yang tergeletak diatas
tumpukan buku di atas mejanya. Tanpa ia sadari ia melempar sebuah bedak milik
kakaknya itu.
Prang…
Kaca pecah, bedak bertaburan di
lantai yang tak terbuat dari keramik itu. Sang kakak yang baru saja keluar
selesai dari kamar mandi segera melihat apa yang pecah itu. Ia sangat kaget
ketika melihat benda kesayangannya dan yang paling ia butuhkan pecah dilantai,
ia memandangi ke segala arah dan ia melihat Chelsea yang tengah berdiri disitu,
Chelsea pun memandangnya dengan sinis. Kakaknya pun menghampiri Chelsea dan
segera menarik rambut Chelsea itu.
“Aw, sakit kak, lepasin” Berontak
Chelsea dan mencoba melepaskan tangan kakaknya yang sedang menjambak rambutnya
itu
“Apa lo bilang lepasin? Heh asal
lo tahu itu bedak yang lo pecahin bedak mahal, belom tentu juga elo bisa beli
benda mahal kaya gitu” Teriak kakaknya dengan keras
“Gue gak butuh benda mahal dari
hasil menjual tubuh” Teriak Chelsea masih sambil mencoba melepaskan tangan
kakaknya itu. Kini kakaknya langsung menatapnya dengan tajam dan menjambaknya
dengan keras kembali.
“Awwww sakit kak” Rintih Chelsea
“Ha, lo pikir lo siapa? Kalo
bukan karena gue elo juga kagak bisa sekolah. Asal lo tau lo kira ibu kita
mampu apa ngasih makan kita dari jualan sate busuknya itu” Teriak kakanya itu
lebih keras dengan adanya penekanan diakhir kalimatnya itu
“Sate busuk? Elo kali yang udah
busuk” Balas Chelsea sambil mencoba memberikan perlawanan. Kemudian kakaknya
menarik tangan Chelsea dan membawanya ke dekat tembok, kemudian tangan kakaknya
memegang kepala Chelsea, dan menghantamkan kepala Chelsea ke tembok itu.
Chelsea pun mengerang kesakitan.
“Ahhh! Sakit kakkk” Erang Chelsea
“Kak sakitt” Erang Chelsea lebih
keras lagi
Setelah mendengar suara teriakan
dari kamar ibu Nada langsung berlari menuju kamar anaknya itu. Ibunya pun kini
telah berdiri didepan pintu dan melihat kelakuan anaknya itu
“Githa, sudah hentikan! Apa yang
kamu lakukan” Teriak Ibu itu sambil menarik Chelsea kebelakangnya. Chelsea
hanya menangis dibelakang ibunya itu. Githa kakak Chelsea pun kembali menarik
tangan Chelsea namun ibunya terlanjur menamparnya dengan keras.
“Kenapa sih ibu selalu ngebela
Chelsea?” Teriak Githa dengan keras sambil menatap mata ibunya itu dengan
pandangan tajam
“Ibu nggak ngebela Chelsea
ataupun kamu, kamu sudah gila ya bagaimana kalau Chelsea nanti kenapa napa, apa
kamu mau dipenjara dan membayar semua pengobatannya” Bentak Ibu Nada dengan
keras lagi. Githa tak menjawab ia terlihat sangat emosi, ia lalu berjalan ke
lemari dan mengambil tasnya kemudian ia terlihat memasukkan beberapa baju
kedalam tasnya itu, kemudian ia berjalan melewati ibu Nada itu.
“Githa kamu mau kemana lagi”
Teriak Ibu nada
“Itu bukan urusan ibu, sekarang
githa bukan anak kecil lagi yang harus diatur, Githa juga punya urusan sendiri”
Teriak Githa
“Githa kembali Githa” Teriak Ibu
Nada
“Yang jelas Githa nggak sudi lama
lama tinggal ditempat kumuh seperti ini” Teriak Githa kemudian ia langsung
pergi meninggalkan tempat itu. Kini hanya Ibu nada dan Chelsea yang tertinggal
berdua disitu. Chelsea masik terisak. Kemudian Ibu Nada kembali memandangnya
dengan tajam
“Kamu lihat kakak kamu sudah
pergi dan harusnya kamu juga pergi dari sini, kalian semua sungguh merepotkan”
Teriak Ibu Nada itu dengan kasar dan segera meninggalkan Chelsea ditengah
kesendiriannya itu.
“Ibuuu…” Rintih Chelsea pelan
dengan diringi isak tangisnya.
Bersambung..
Kritik & Saran mention
@Quotesshivers
ThankYouuuuu!!
No comments:
Post a Comment