Wednesday, October 2, 2013

Waiting Love - Part 3


                                                          WATING LOVE
                                                                 Part 3
                                                                  


Sore itu disaat anak anak yang lain menikmati hari hari mereka dengan bermain dengan teman sebayanya terlihat Chelsea hanya sibuk membantu ibunya berjualan dipasar. Ibunya yang sehari hari hanya berjualan sate dipasar hanya bisa pasrah apabila dagangannya belum laku, dan itu berarti mereka akan berjualan terus sampai malam sampai dagangannya itu habis.
Mereka tak berjualan di toko ataupun warung besar namun mereka mendirikan sebuah tenda yang digunakan untuk berjualan mereka sehari hari, letak tenda warung mereka itu pun dipinggiran jalan jadi terkadang banyak teman sekelas Chelsea yang melihat Chelsea berjualan disitu sesekali terlihat mereka mengejek Chelsea juga. 

 
Chelsea hidup dalam kondisi yang serba prihatin, ia mempunyai seorang ibu yang cukup keras, ayah tirinya yang suka bermabuk mabukan serta mempunyai kakak perempuan yang suka berkeliaran entah kemana. Desas desus para tetangga mengatakan jika kakak perempuannya itu bekerja sebagai pekerja malam di sebuah klub malam yang cukup terkenal akan kejelekannya.
Chelsea sebenarnya tak suka dengan kehidupannya ini ada saat dimana ia merasa frustasi dan tertekan saat teman temannya memergokinnya menjajakan dagangannya dengan berkeliling, ada saat dimana teman temannya mengejek Chelsea karena memiliki kakak yang terlibat dalam kehidupan yang gelap.  Ada saat dimana Chelsea harus menahan ataupun sering melawan ayahnya yang suka merampas uang jajan miliknya ketika ia hendak pergi ke sekolah. Ada saat dimana Chelsea mendapat tamparan dari ibunya jika ia melakukan kesalahan dalam bekerja. Banyak saat dimana ia mendapat perlakuan buruk dari keluarga yang membesarkan dirinya selama ini daripada perlakuan yang menyenangkan.
“Chelsea, cepetan cuci piringnya!” Teriak Ibu Nada (Ibu Chelsea ) dengan keras, namun tak terdengar balasan dari dapur. Ibu Nada pun segera menuju dapur dan mendapati Chelsea hanya terlihat sedang duduk sambil berusaha memperbaiki ban sepedanya yang bocor itu.
“A..am..pun Buuu” Rintih Chelsea keras, Chelsea hanya memegangi kupingnya yang sedang dijewer oleh ibunya itu. Ibunya melepaskan tangannya dari kuping Chelsea kemudian menarik tangan chelsea dengan keras ke dapur ke tempat pencucian piring kemudian ia berdiri di depan Chelsea.
“Heh Ibu udah bilang kalau sekarang kamu harus mencuci piring, malah enak enakan duduk lagi, kamu nggak tahu apa kalo ibu itu capek harus biayai sekolah kamu itu” Teriak Ibunya dengan keras lagi
“Tapi Bu, Chelsea kan hanya benerin ban sepeda yang bocor” Jawab Chelsea masih sambil memegang kupingnya itu
“Udah Ibu nggak mau dengar pokoknya piring ini harus kamu cuci dengan cepat dan bersih. Awas kalau nanti Ibu lihat piring ini belum selesai dicuci, kamu nggak akan dapat jatah uang jajan ataupun makan malam” Teriak Ibunya kembali sambil meninggalkan Chelsea yang sedang berdiri didepannya itu. Chelsea kembali jongkok dan menatap piring piring yang ada didepannya itu. Ia kemudian mengambil spons serta pencuci piring kemudian tangannya mulai mencuci piring itu satu persatu.
Tiba tiba Chelsea mendengar suara keributan dari luar ia melihat ada beberapa kerumunan orang yang berdiri didepan tenda tempat Ibunya berjualan. Ia melihat Ibunya sedang memohon mohon pada orang orang yang bertubuh besar dihadapan ibunya itu.
“Kapan kalian akan membayar utang kalian? Ini sudah lewat tempo 3 bulan” Teriak pria berbadan kekar dan hitam itu. Badannya yang besar serta matanya yang bulat membuat tubuh ibunya terlihat lebih kecil daripada mereka.
“Maaf, tapi besok kami pasti akan membayarnya. Sekarang kita tak punya uang” Jawab Ibu Nada memelas
“Besok kapan? Udah pokoknya kalau hari ini kalian nggak bisa bayar itu berarti kita akan mengacak acak tenda ini beserta isinya” Ucap Pria berbadan kekar itu. Kemudian ia menoleh kea rah tiga rekannya yang berada dibelakangnya dan mulai masuk kedalam tenda itu. Chelsea yang melihat itu pun langsung berlari kea rah mereka.
“Jangan, jangan hancurkan tenda kami” Pinta Chelsea sambil berusaha menghadang keempat pria yang ada didepannya itu. Namun Pria kekar itu menghempaskan tubuh Chelsea kesamping hingga membuat Chelsea terjatuh. Kini keempat pria itu mulai mengacak acak tenda itu beserta isinya. Para pengunjung yang tadi ada didalam tenda makan itupun langsung berlari keluar dari tenda mereka berusaha melarikan diri agar tidak terlibat masalah dengan keempat pria itu.
“Heh, mau kemana kalian. Kalian harus membayar dulu “ Teriak Ibu Nada keras pada beberapa pengunjung yang tengah berlari namun tak ada satupun yang menggubris ibu Nada itu. Ibu Nada kembali menatap tendanya ia melihat tendanya sudah dirobohkan oleh keempat pria itu kemudian mereka melemparkan seulas senyum pada Ibu Nada kemudian melirik kearah Chelsea.
“Kami akan memberi batas waktu sampai minggu depan, jika kalian tak bisa membayar hutang hutang kalian maka dia akan ikut bersama kita, dan kita akan menjualnya, haha” Ancam pria bertubuh kekar itu sambil menatap Ibu Nada kemudian mereka berempat langsung pergi meninggalkan tempat itu.
Chelsea melihat keempat pria itu meninggalkan tenda ibunya, kemudian ia melihat kearah ibunya. Terlihat raut wajah kesedihan pada Ibunya itu, kemudian ia berjalan menghampiri ibunya itu dan ingin bermaksud untuk memeluknya. Namun ternyata Ibunya langsung mendorongnya hingga membuat Chelsea terjatuh. Ibunya hanya menatap Chelsea dengan marah.
“Kamu memang pantas untuk dijual ke mereka” Ucap Ibunya dengan keras kemudian ibunya pergi dari hadapannya. Chelsea hanya bisa menatap kepergian ibunya itu. Tanpa terasa bulir bulir airmata telah jatuh membasahi kedua pipi Chelsea itu.
quotesshivers

Berbeda dari keluarga Chelsea, kini keluarga Shilla sedang menikmati suasana luar dibelakang rumah mereka. Saat itu mereka sedang membuat pesta barbeque kecil kecilan untuk merayakan ulang tahun perkawinan kedua orang tuanya itu, terlihat canda serta kegembiraan menyelimuti setiap anggota keluarga mereka itu. Alvin masih sibuk memotret satu per satu dari mereka, Rio yang sedang memanggang dibantu oleh Ayahnya serta Diva yang terlihat sedang asyik bersepeda disekitar halaman belakang rumah mereka itu. Shilla membantu Mamanya yang sedang mempersiapkan piring serta beberapa makanan diatas meja. Setelah semuanya telah selesai dipersiapkan kini mereka pun segera duduk di meja yang telah dipersiapkan.
“Yeeey! Happy anniversary Ma, Pa, moga kalian tetap awet sampai kakek nenek ya” Ucap Diva keras kemudian ia mencium papa dan mamanya itu. Papa dan Mamanya heran melihat deva yang kemudian ia membawa beberapa kado dan diberikannya pada Alvin, Rio dan Shilla.
“Sebenernya kita punya sesuatu untuk papa dan mama” Ungkap Shilla
“Oh ya ? apa itu sayang? Mama mau lihat” Tanya mamanya
“Iya papa juga mau lihat” Timpal papanya kembali
“Ini dia, semoga mama dan papa senang yah” Ucap diva sambil memberikan kotak besar pada papa dan mamanya itu. Papanya mengambil kado diva kemudian membukanya secara bersama sama dengan istrinya itu. Terlihat sebuah surat yang ada didalamnya. Saat papanya ingin membukanya tiba tiba tangan Alvin menghalang niat papanya itu.
“Jangan dulu pa, sebelum papa dan mama baca surat kita. Kita punya kejutan khusus untuk kalian” Jelas Alvin kemudian ia menoleh kearah Rio dan Shilla yang sudah langsung berdiri dari tempat duduknya dan berjalan kearah tempat lain.
“Kalian siap” Teriak Alvin
“Yaaa” Teriak Rio dan Shilla bersamaan
“1..2..3”
Dor.. Derr..
Terdengar suara letusan kembang api berturut turut, ternyata Rio dan Shilla melepaskan kembang api yang besar ke langit malam itu. Kembang api itu terlihat sangat indah, sangat besar dan penuh warna warna yang indah. Diva berlari kearah mereka dan juga langsung ikut membantu melepaskan kembang api itu secara perlahan dibantu oleh Alvin. Kemudian Papa dan Mama mereka ikut menyusul mereka dan mereka menikmati kejutan kembang api yang diberikan oleh keempat anaknya itu.
Saat papa dan Mamanya sibuk menikmati kembang api itu Shilla datang dan merangkul kedua orangtuanya dari belakang. Segera Rio, Alvin dan Diva menghentikan kegiatan mereka untuk menyalakan kembang api. Kedua orangtuanya menoleh ke belakang dilihatnya Shilla membawa sebuah lukisan yang cukup besar kemudian ia memberikannya kepada kedua orangtuanya itu. Kedua orangtuanya sangat terharu melihat shilla yang melukis mereka semua. Terlukis kedua orangtuanya yang berada di posisi tengah yang sedang duduk dan keempat anaknya berada dibelakangnya seolah mereka berempat bersama sama menjaga kedua orangtuanya itu. Mama shillapun menitikkan air matanya kemudian ia langsung merangkul shilla, Alvin datang dan memberikan sebuah album foto pada papa dan mamanya itu. Papanya melihat kumpulan foto foto yang sudah dipotret oleh Alvin semenjak ia mendapatkan hadiah berupa sebuah kamera baru. Kedua orangtuanya hanya tersenyum melihat foto foto diri mereka yang terlihat berpose mesra dan pose narsis keempat anaknya itu. Rio pun menghampiri mereka ia datang membawa surat yang tadi, kemudian ia menyerahkannya kepada kedua orangtuanya. Kedua orangtuanya membuka surat itu kemudian membacanya satu persatu.
From: Alvin
To: Mom & Dad
Papa Mama, selamat atas ulang tahun pernikahan kalian. Alvin, Rio, Shilla dan Diva sangat senang mempunyai kedua orangtua seperti kalian. We Love You
From: Rio
To: Mam & Pap
Pa, Ma, biarpun Rio sering dimarahi karena Rio sering bermain games sampai lupa waktu makan tapi Rio tetap sayang kok sama papa dan mama! Rio janji akan menjadi orang yang bisa kalian banggakan suatu hari nanti. Salam sayang Rio
From: Shilla
To: Papa dan Mama
Kalian berdua adalah orangtua terbaik yang aku miliki. Shilla cuman berharap agar kita selalu bersama dan bahagia. Aku sayang sama kalian Ma, Pa..
From: Diva
To: Mammii dan Pappii
Ma, Pa! Diva nggak tahu mau nulis apa, yang jelas diva bangga punya orangtua kaya mama dan papa! Diva sayang sama kalian! I love u ma, pa!
Papa dan Mama mereka sangat terharu setelah membaca surat mereka dan kejutan yang telah mereka berikan tadi. Mereka pun langsung memeluk keempat anaknya itu dalam pelukan yang bahagia, begitu juga mereka membalas pelukan kedua orangtuanya itu dengan bahagia, kemudian mereka melanjutkan acara barbeque mereka kembali dengan penuh kegembiraan yang menyelimuti mereka pada malam itu.
quotesshivers

Chelsea membanting pintu rumahnya dengan keras, ia sangat marah ketika mendengar ibunya mengatakan kata kata itu padanya berulang kali. Ia membanting semua benda yang tergeletak diatas tumpukan buku di atas mejanya. Tanpa ia sadari ia melempar sebuah bedak milik kakaknya itu.
Prang…
Kaca pecah, bedak bertaburan di lantai yang tak terbuat dari keramik itu. Sang kakak yang baru saja keluar selesai dari kamar mandi segera melihat apa yang pecah itu. Ia sangat kaget ketika melihat benda kesayangannya dan yang paling ia butuhkan pecah dilantai, ia memandangi ke segala arah dan ia melihat Chelsea yang tengah berdiri disitu, Chelsea pun memandangnya dengan sinis. Kakaknya pun menghampiri Chelsea dan segera menarik rambut Chelsea itu.
“Aw, sakit kak, lepasin” Berontak Chelsea dan mencoba melepaskan tangan kakaknya yang sedang menjambak rambutnya itu
“Apa lo bilang lepasin? Heh asal lo tahu itu bedak yang lo pecahin bedak mahal, belom tentu juga elo bisa beli benda mahal kaya gitu” Teriak kakaknya dengan keras
“Gue gak butuh benda mahal dari hasil menjual tubuh” Teriak Chelsea masih sambil mencoba melepaskan tangan kakaknya itu. Kini kakaknya langsung menatapnya dengan tajam dan menjambaknya dengan keras kembali.
“Awwww sakit kak” Rintih Chelsea
“Ha, lo pikir lo siapa? Kalo bukan karena gue elo juga kagak bisa sekolah. Asal lo tau lo kira ibu kita mampu apa ngasih makan kita dari jualan sate busuknya itu” Teriak kakanya itu lebih keras dengan adanya penekanan diakhir kalimatnya itu
“Sate busuk? Elo kali yang udah busuk” Balas Chelsea sambil mencoba memberikan perlawanan. Kemudian kakaknya menarik tangan Chelsea dan membawanya ke dekat tembok, kemudian tangan kakaknya memegang kepala Chelsea, dan menghantamkan kepala Chelsea ke tembok itu. Chelsea pun mengerang kesakitan.
“Ahhh! Sakit kakkk” Erang Chelsea
“Kak sakitt” Erang Chelsea lebih keras lagi
Setelah mendengar suara teriakan dari kamar ibu Nada langsung berlari menuju kamar anaknya itu. Ibunya pun kini telah berdiri didepan pintu dan melihat kelakuan anaknya itu
“Githa, sudah hentikan! Apa yang kamu lakukan” Teriak Ibu itu sambil menarik Chelsea kebelakangnya. Chelsea hanya menangis dibelakang ibunya itu. Githa kakak Chelsea pun kembali menarik tangan Chelsea namun ibunya terlanjur menamparnya dengan keras.
“Kenapa sih ibu selalu ngebela Chelsea?” Teriak Githa dengan keras sambil menatap mata ibunya itu dengan pandangan tajam
“Ibu nggak ngebela Chelsea ataupun kamu, kamu sudah gila ya bagaimana kalau Chelsea nanti kenapa napa, apa kamu mau dipenjara dan membayar semua pengobatannya” Bentak Ibu Nada dengan keras lagi. Githa tak menjawab ia terlihat sangat emosi, ia lalu berjalan ke lemari dan mengambil tasnya kemudian ia terlihat memasukkan beberapa baju kedalam tasnya itu, kemudian ia berjalan melewati ibu Nada itu.
“Githa kamu mau kemana lagi” Teriak Ibu nada
“Itu bukan urusan ibu, sekarang githa bukan anak kecil lagi yang harus diatur, Githa juga punya urusan sendiri” Teriak Githa
“Githa kembali Githa” Teriak Ibu Nada
“Yang jelas Githa nggak sudi lama lama tinggal ditempat kumuh seperti ini” Teriak Githa kemudian ia langsung pergi meninggalkan tempat itu. Kini hanya Ibu nada dan Chelsea yang tertinggal berdua disitu. Chelsea masik terisak. Kemudian Ibu Nada kembali memandangnya dengan tajam
“Kamu lihat kakak kamu sudah pergi dan harusnya kamu juga pergi dari sini, kalian semua sungguh merepotkan” Teriak Ibu Nada itu dengan kasar dan segera meninggalkan Chelsea ditengah kesendiriannya itu.
“Ibuuu…” Rintih Chelsea pelan dengan diringi isak tangisnya.
Bersambung..
Kritik & Saran mention @Quotesshivers
ThankYouuuuu!!

No comments:

Post a Comment