WE
ARE CRASS
BAB
5
TELAGA
HITAM
Part
1 “Awal Mula”
Konon, ada alkisah yang
menceritakan mengenai keberadaan telaga ini. Telaga ini sangat indah
pemandangannya, airnya yang bersih membuat banyak sekali orang terutama para
anak muda yang datang ketempat ini. Maka tempat ini pun diyakini sebagai tempat
untuk mereka mereka yang sedang pacaran atau sedang melakukan pendekatan agar
mereka bisa langgeng ataupun bisa jadian secepatnya dengan orang yang mereka
cintai. Bahkan ada mitos kuno yang mengatakan kalau kita mengucapkan permintaan
ataupun permohonan kita di telaga ini tepat pukul 24.00 maka permintaan kita
itu akan pasti akan dikabulkan.
Namun mitos hanyalah mitos
benar atau tidaknya belum ada yang mempercayainya mengenai permintaan atau
permohonan yang akan terkabul itu. Mereka hanya meyakini jika telaga ini hanya
digunakan untuk sarana berpacaran atau bagi mereka yang sedang melakukan
pendekatan kepada pujaan hatinya.
-quotesshivers-
Kring.. Kring…
“Halo, dengan keluarga
sindunata disini ada yang bisa dibantu?” Chelsea mengangkat telepon rumahnya
yang sedari tadi bordering. Dengan rasa kantuk ia melihat jam di dinding yang
menunjukkan pukul 02.00 subuh. Ia kemudian memfokuskan kembali dengan telepon
itu
“Chelsea ini gue sivia,
Alvin ada? “ Tanya sivia yang ternyata si penelepon itu
“Ha? Sivia? Ngapain sih
elo subuh subuh ngganggu tidur aja, lagian kenapa elo nggak telfon ke hpnya
Alvin sih” Gerutu Chelsea dengan nada sedikit kesal
“Itu dia, daritadi gue
telfonin nggak bisa masuk, plis bisa bangunin Alvin dong chel” bujuk sivia
“Nggak. Gue ngantuk gue
mau tidur.” Ketus Chelsea sambil meletakkan gagang teleponnya dan memutuskan
pembicaraannya dengan sivia.
“Halo halo, chel.. yah
diputus” Sivia mendengus kesal pada gagang telepon itu
“Dasar aneh, buat apa sih
ini cewek telfon jam segini” Ketus Chelsea sambil memperhatikan jam di
dindingnya lagi
“Mending gue tidur deh
daripada harus ngeladenin dia” Ucapnya sambil berjalan kembali ke kamarnya.
Sivia masih terdiam
ketakutan diatas tempat tidurnya, sebuah mimpi buruk telah mendatanginya. Peluh
keringat perlahan menetes dari wajahnya. Diambilnya remote AC kemudian
ditambahkannya suhu udara dikamarnya itu agar ia merasa tak kepanasan kembali.
Ia berusaha berbaring sambil memejamkan matanya namun usahanya itu tak berhasil
untuk membuat dirinya tertidur terlelap kembali. Ia pun hanya bisa kembali
duduk diatas kasurnya sambil mencoba mengingat mimpinya itu. Angin tiba tiba
berhembus kencang. Sivia bisa merasakan suara keras datang dari luar
jendelanya. Sivia menatap ke jendela itu. Suaranya semakin keras.
-quotesshivers-
Hari itu kelas semakin
ramai setelah tahu bahwa guru guru sedang ada rapat. Para murid sibuk dengan
kegiatannya sendiri untuk mengisi jam kosong pada saat itu. Sivia masih sibuk
dengan lamunannya. Ia tak sadar sedari tadi ia sedang sedang diperhatikan oleh
anggota CRASS yang lain.
“Wah, semalem gue nonton
The Conjuring jadi nggak berani ke kamar mandi deh malam malam” Ucap Shilla
sambil menatap kearah teman temannya itu
“The Conjuring? Apaan tuh?
Film romantis kah?” Balas Cakka
“Ya elah kka, masa elo
kagak tau The Conjuring. Ituloh film Korea yang romantis” Jawab Rio asal
“Ngaco lo yo, itu loh kka
film horror. Sumpah nyeremin abis. Kapan kapan kita nonton bareng deh” Ajak
Shilla yang membuat Rio dongkol padanya
“Oke oke, gampanglah itu
shill. Btw bantuin gue pedekate sama oik dong. Lo kan tau kemarin gue ngajakin
oik jalan eh malah ditolak” Ucap Cakka dengan tawanya
“Haha, kasian amat nasib
lo. Makanya kalo pedekate itu ya pelan pelan jangan langsung gitu.” Ucap Rio
“Ya gue mah udah pedekate
agak lama ke nih cewek, cuman belum waktunya kali” Balas cakka kembali
“Kali aja oik udah tau
belang lo jadi dia nggak mau deket deket sama elo” Timpal Alvin yang masih
terlihat membaca komik
“Haha, emang lu kira gue
zebra apa, banyak belangnya” Balas Cakka
“Sejak kapan zebra banyak
belangnya? Bukannya warna zebra itu cuman item sama putih?” Balas shilla heran
“Ya elu shill, sejak kapan
sih jadi kaya sivia gini” Balas Cakka sambil melihat kearah sivia yang sibuk
melamun sejak dari tadi
“Gue heran sama sivia,
lagi ngelamunin apa sih? Udah jelas cowok ganteng di sekolah ini itu gue. Masih
aja dipikirin” Celutuk Cakka yang membuat anak anak CRASS menyadari bahwa sivia
memang terlihat diam sejak ia berada dikelas dari jam pertama. Shilla pun
mendatangi meja sivia dan duduk diatas mejanya sambil mengayunkan tangannya
didepan wajah sivia.
“Vi, hallo. Lo masih sadar
kan?” Ucap Shilla dengan suara yang sedikit keras
“Viaaaaa” Cakka
mengagetkan sivia dengan menepuk pundak sivia secara keras yang membuat sivia
terlihat sangat kaget.
“Cakka, lo kagetin gue
aja” Ketus sivia kesal dan kaget sambil memegangi dadanya
“Ya elah, sorry. Lagian
shilla dari tadi udah manggilin elo tapi elonya kagak nyaut tuh” Jelas Cakka
yang membuat sivia menoleh pada Shilla yang ada didepannya sambil tersenyum
padanya.
“Sorry ya shill, gue nggak
tau kalo elo manggil gue” Ucap sivia memelas
“Iya gapapa, lagian elo
ngelamunin apa sih daritadi. Kita perhatiin dari tadi lo masuk kelas sampai
sekarang loe itu diem terus. Loe lagi ada masalah yah?” Tanya shilla pelan
“Gimana ya shill, gue
bingung ngejelasin ke kalian semua” Ucap sivia yang membuat anak anak CRASS
kini menatapnya dengan serius.
“Ada apa vi?” Kini Rio
bertanya
“Gini, semalem gue itu
mimpi buruk. Masa gue dikejar kejar sama seorang cewek gitu. Gue jerit jerit
ketakutan di mimpi gue. Eh pas gue lagi lari gue itu terperosok ke tanah trus
nggak bisa bernafas lagi” Jelas sivia yang membuat wajah anak anak CRASS
sedikit heran dan mencoba untuk sedikit percaya
“Via, Mungkin elo kecapean
aja kali. Atau elo lagi keinget sama kejadian kejadian dulu yang kita alami.
Jadi kebawa di mimpi elo deh” Shilla kini datang dan duduk disamping sivia
sambil merangkulnya pelan dan menenangkan sivia yang terlihat sangat pucat.
“Iya vi, mungkin elo butuh
refreshing gitu. Supaya pikiran lo jadi lebih fresh lagi ” Balas Cakka
“Eh guys, Kita juga udah
lama nggak liburan kan? Gimana kalau akhir pekan ini kita berlibur lagi” Tanya
Rio pada anak anak CRASS
“Ah malas, paling ujung
ujungnya horror” Sahut Alvin
“Ya elah vin, elo jangan
negative dulu lah. Ya liburan kali ini kita harus mencari tahu sebanyak mungkin
informasi tempat yang akan kita kunjungi. Jangan sampai salah lagi” Jelas Rio
“Gue setuju sih, gue juga
udah bosen main game mulu dirumah” Balas Cakka.
“Gue juga” Shilla ikut
menjawab sambil tersenyum pada Rio yang membuat Rio sedikit salah tingkah.
“Elo harus ikut ya vi,
siapa tahu ntar abis liburan ini elo jadi seger kembali” Ucap shilla dibalas
anggukan oleh sivia
“Elo vin?” Tanya Rio
“Atur aja deh, lagian
nyokap gue akhir pekan juga mau pergi daripada gue suntuk dirumah sama Chelsea
gue ikut deh” Ketus Alvin
Saat mereka berbincang
bincang kembali Gabriel dari kelas sebelah terlihat berada di pintu kelas. Rio
yang melihatnya pun segera menyapanya.
“Eh yel, masuk aja. “
Tegur Rio pada Gabriel . Gabriel pun tersenyum dan masuk ke kelas mereka itu
dan menghampiri tempat duduk mereka
“Ada apa lo bro? Kangen
yah?” Timpal Rio sambil membuat toss dengan Gabriel
“Iyanih udah lama gue
nggak main sama kalian” Jawabnya
“Elo sibuk sih, elo kan
wakil ketua osis” Celutuk Cakka yang membuat Gabriel hanya tersenyum kemudian
memperhatikan kearah mereka terutama sivia yang terlihat diam saja.
“Elo kenapa vi? Sakit
gigi?” Tanya Gabriel, sivia pun menoleh ke arah Gabriel sambil menggeleng
“enggak kok gue nggak
kenapa napa” Ucapnya sambil tersenyum
“Oh, oh ya kalian lagi apa
nih. Kayaknya lagi ngomongin sesuatu” Ucap Gabriel
“Iyanih, kita lagi
diskusi” Celutuk Cakka
“Diskusi apa?”
“Rencananya kita mau
liburan akhir pecan ini. Mumpung libur tuh. Tapi kita lagi nggak ada ide mau
liburan kemana yel.” Jelas Shilla
“Oh yah? Kalian emangnya
mau pergi kemana? Maksud gue mau pergi ke yang berbau alam kaya kemah atau ke
puncak gitu?” Tanya Gabriel kembali yang hanya mendapat gelengan kepala dari
anak anak CRASS
“Em.. gue sih cuman mau
kasih usul boleh?” Ucap Gabriel
“Boleh dong, lo ada usul apa?” Ucap Rio
“Gini, gue kan pernah
diajak liburan ke telaga gitu. Tapi gue nggak jadi ikut karena gue ada aktivitas
lain. Nah gue jadi pengin ke telaga ini soalnya menurut rumor yang beredar
telaga itu bagus banget deh. Terus hawanya pas sama kita juga untuk melepas
lelah atau yang sedang berekreasi disitu” Jelas Gabriel
“Oh ya? Lokasinya jauh
nggak?” Tanya Rio lagi
“Kayaknya sih lumayan yo. Sekitar
8 sampai 9 jam untuk sampai disana. Tapi sampai disana kalian nggak bakalan
kecewa deh. Dijamin puas banget” Ucapnya meyakinkan
“Wah kayaknya seru tuh
guys, gimana? Kalian setuju nggak?” Rio kini menatap anak anak CRASS yang
terlihat sedang berfikir.
“Oh ya satu lagi katanya
disana cocok untuk yang lagi pedekate atau yang lagi pacaran. Trus mitosnya
kalau kita ngucapin permintaan kita di telaga jam 12 malam maka permintaan kita
akan terkabul” Jelasnya kembali
“Nah, yang kaya gini nih
gue demen banget. Gue ikut deh yo. Gue juga mau ajakin oik ah, kali aja oik
jadi cewek gue nanti sepulang dari telaga” Jawab Cakka sambil tersenyum lebar
“Gue ikut deh yo, sivia
juga ikut yo” Timpal shilla
“Okey, lo vin. Kayaknya lo
memang harus ikut deh” Ucap Rio
“Supir men” Celutuk Cakka
yang mebuat Alvin menatapnya tajam kemudian cakka hanya menunjukkan telunjuk
serta jari tengahnya bersamaan sambil menyengir.
“Wah, kayaknya rame nih.
Gue boleh ikut nggak?” Tanya Gabriel
“Ya iyalah yel elo kan
yang ngusulin. Gimana sih” Jawab Cakka, Gabriel hanya tersenyum kemudian ia
melihat kearah sivia kembali. Tanpa ia sadari Alvin mengamatinya yang sedari
tadi menatap sivia terus.
-quotesshivers-
“Ya elah Ma, ngapain sih
harus ajak Chelsea. Ini kan liburan Alvin ma” Ketus Alvin pada mamanya ketika
ia menjelaskan bahwa akhir pekan ini ia akan berlibur bersama teman segengnya
kembali
“Ya kamu kan tahu vin,
mama mau pergi akhir pekan ini. Kalo kamu juga pergi terus Chelsea sama siapa
dirumah?” Ucap mamanya pelan
“Ya dia kan udah gede.
Masa nggak bisa jaga dirinya. Lagian ada simbok juga dirumah” Ketus Alvin
“Enggak pokoknya Chelsea
harus ikut. Kamu kan tahu Chelsea lagi masa pengobatan mentalnya jadi jika ia
dibiarkan sendirian lagi maka akan kembali kaya dulu. Lagian dia kan adek kamu.
Masa kamu tega ninggalin dia dalam kondisi yang seperti ini” Jelas Mamanya
sambil memegang wajah Alvin dengan lembut. Alvin hanya menatap mamanya tak tega
kemudian hanya mendengus kesal.
“Kok gue sih yang ngajak
oik? Harusnya elo, kan elo yang mau pedekate sama dia?” Shilla berteriak dengan
sedikit kesal saat ia bertelepon dengan Cakka. Samar samar suara Cakka
terdengar terus memohon padanya sedari tadi
“Ayolah Shill, kalau gue
yang ngajak dia, pasti dia bakalan nolak deh. Plis shill. Sekali ini aja” Pinta
Cakka
“Hello cakka ini bukan
sekali doang, ini udah berkali kali lagi elo selalu minta gue buat nolongin
elo” Jawab Shilla kesal
“Hehe, Maaf deh shill. Kan
elo tahu gue cuman punya temen curhat ya elo. Kalo gue ada apa apa gue juga
cerita ke elo. Ayolah shill. Elo kan tahu gue udah lama ngejar si oik. Mungkin
inilah waktu yang tepat shill. Jadi plis bantuin gue yah” Mohon Cakka pelan
“Hm, gimana yah. Tapi abis
kita pulang elo traktir gue, gimana?” Tanya shilla
“Kalau itu sih gampang elo
mau makan sepuasnya silahkan deh. Jadi beneran elo mau bantuin kan shill?”
Tanya Cakka kembali
“Iya kka” Balas Shilla
kemudian ia menutup telinganya saat mendengar suara kegirangan dari Cakka
“Thankyou shill, elo emang
temen sekaligus mantan gue yang paling baik. Muah muah” Terdengar suara Cakka
yang sangat bersemangat
“Apaan sih lo, udah sana
lo persiapin diri buat nembak oik. Awas kalau lo sampe ditolak oik. Gue bakal
ngakak sekerasnya deh” Balas shilla
“Okay okay. Thanks banget
ya shill. Muah” Balas Cakka kemudian ia menutup telponnya itu. Cakka merasa
lega. Ia berlari ke arah lemari dan segera mempersiapkan pakaian serta
peralatan yang akan ia bawa besok dengan semangat.
Sivia lemas saat ia
mempersiapkan perlengkapannya. Ia melipat pakaian dan memasukkan ketasnya
secara pelan. Ia bingung apakah ia akan berlibur besok. Ia bingung apakah mimpi
itu suatu pertanda. Pikirannya masih terlihat kacau untuk saat ini.
-quotesshivers-
Hari yang telah mereka
nantikan telah tiba. Kini liburan telah ada didepan mata. Anak anak CRASS
berkumpul didepan rumah Alvin. Alvin kemudian keluar diikuti Chelsea dari
belakang. Kemudian ia terdengar menyampaikan pesan pada pembantunya itu. Cakka
makin merasa senang karena Oik datang juga, walau oik terlihat malu malu
mungkin ia belum terbiasa berlibur bersama anak anak CRASS
“Vin, Chelsea ikut juga?”
Tanya Rio yang melihat Chelsea didepan pintu dengan jutek
“Iya, kalo bukan nyokap
gue yang nyuruh gue juga nggak bakalan mau ngajak dia” Jawab Alvin
“Yaudahlah anggep aja
makin ngeramein suasana” Balas Rio
“Okay guys sudah siap?
Sekarang kita ke mobil dan masukkin barang barang kalian ke bagasi yah. Inget
jangan sampai ada yang tertinggal” Ucap Rio memberi arahan. Anak anak CRASS
serta oik dan Gabriel pun menurutinya. Mereka satu persatu memasukkan barang
barang ke bagasi kemudian masuk kedalam mobil.
“Kayaknya Yel lo di depan
deh, kan elo yang tahu lokasinya” Ucap Rio pada Gabriel yang hendak duduk
dibelakang sendiri bersama Cakka serta Sivia.
“Aduh yo, gue gak bisa
duduk didepan. Gue malah pusing kalo didepan” Ucap gabriel
“Aneh deh lo yel, dimana
mana orang mabok kalau duduk dibelakang ini elonya malah didepan” Ucap Cakka
“Hehe, itulah gue juga
nggak tahu” Balas Gabriel sambil tertawa sekilas
“Yaudah tapi elo juga
kasih tau kita dari belakang yah” Ucap Rio
“Sip” Balas Gabriel
Mereka pun masuk ke mobil
secara satu persatu. Sivia merasa dirinya sedang tidak enak badan. Tadinya ia
ingin sekali tidak ikut namun ia takut kalau teman temannya akan kecewa
padanya.
“Lo kenapa vi? Pucet
banget?” Tanya Shilla
“Cuman nggak enak badan
doank kok shill, ntar dipakein minyak kayu putih juga sembuh” Ucapnya
“Yakin lo? Apa elo mending
dirumah aja? Ntar lo kenapa napa gimana?” Kini Alvin terlihat panik akan
keadaan sivia
“Nggak kok vin, beneran
deh. Shill gue duduk didepan yah.” Pinta Sivia
“Iya gue tahu kok, kalau
lo dibelakang keadaan lo bukannya membaik malah makin memburuk karna ada Cakka”
Timpal Shilla tersenyum
“Lagi lagi gue deh yang
kena” Celutuk cakka pelan
“Ya uda yuk masuk, kita
langsung berangkat supaya disana nyampainya nggak terlalu malem” Ucap Rio
“Yo, disana kita nginep
dimana?” Tanya Oik pelan
“Tenang ik, kita udah
nyewa penginapan kok, dekat sama telaganya” Jelas Rio
“ Udah lo tenang aja
disana aman kok” Sahut Gabriel kembali
Mereka pun masuk satu
persatu kedalam mobil. Karena kali ini mereka berlibur dengan jumlah yang cukup
banyak mereka pun merasa bahwa liburan kali ini akan lebih ramai dari liburan
mereka sebelumnya.
Sejak dari tadi Rio terus
memperhatikan Shilla yang terlihat asyik bercanda dengan Cakka dibelakang.
Sedangkan Gabriel ia malah sibuk memperhatikan pemandangan disamping jalan.
Sivia malah terlihat tidur pulas bersama oik. Chelsea sama seperti Gabriel ia
sibuk mengamati pemandangan disekitar jalan itu.
“Dari tadi dilihatin mulu,
kagak bakal ilang tuh anak” Ucap Alvin yang mengamati Rio yang terus
memperhatikan shilla dari kaca spion
“Abis mereka mesra gitu”
Ungkap Rio
“Ya elah, wajarlah dulu
mereka sempat pacaran terus sekarang jadi temen curhat gini. Jadi wajar kalau
mereka sudah hafal dengan sifat satu sama lain” Jelas Alvin sambil mengamati
jalan didepannya
“Iyasih, tapi gue takut
kalau mereka balikan lagi” Lirih Rio pelan
“Percaya deh enggak bakal.
Setahu gue Shilla pernah cerita mungkin Cakka itu hanya dianggapnya sebagai
teman aja nggak akan lebih lagi. Jadi lebih baik elo yang mulai lebih dekat
lagi pedekate lo. Ya supaya elo nggak keduluan sama orang orang yang diluar
sana yang naksir sama shilla” Terang Alvin panjang lebar
“Thanks ya vin, gue rasa
yang lo bilang itu ada benernya. Semoga aja deh” Balas Rio. Alvin juga terlihat
melihat sivia yang tertidur pulas dari kaca dan hanya tersenyum melihatnya.
“Elo juga sama aja kayak
gue” Ledek Rio pada Alvin yang membuat Alvin menggarukkan kepalanya sambil ikut
tertawa kecil bersama Rio.
Setelah menunggu beberapa
jam akhirnya mereka telah sampai pada tempat yang mereka nantikan. Pemandangan
indah dengan pohon pohon besar serta semak belukar terlihat berada disepanjang
jalan itu. Walaupun hari sudah terlihat sore namun mereka senang bisa sampai
disitu tidak terlalu malam.
Setelah Telaga terlihat
Alvin segera memberhentikan mobilnya tepat didepan penginapan mereka dan telaga
itu letaknya dibelakang penginapan. Tidak jauh jika harus berjalan sekitar 5
menit maka akan sampai di telaga itu.
“Guys kita udah sampai,
ini penginapan kita dan telaganya ada dibelakang penginapan ini, Nggak jauh kok
dari sini paling lima menit juga udah nyampe” Ucap Rio. Anak anak CRASS yang
lain serta oik dan Gabriel menatap penginapan mereka. Setelah itu mereka satu
persatu keluar dari mobil secara bergantian.
“Wah indah banget
pemandangannya” Teriak Shilla sambil memutar mutarkan badannya merasakan hawa
sore nan sejuk ditempat itu
“Sumpah ini keren banget
yel” Timpal Cakka
“Kalau ke telaganya
sekarang masih sempat nggak yo?”Shilla menoleh kea rah Rio, kemudian Rio
melihat jam di tangannya dan menggeleng.
“Udah jam 6 shill, besok
pagi pagi aja kita jalan jalan pagi di telaga” Jawab Rio
“Yah, yaudah deh” Shilla
memasang wajah sedikit kecewa
“kalau gitu kita masuk ke penginapan aja yah.
Gue udah capek nih” Celutuk Chelsea
“Yaudah kita ke penginapan
dulu guys” Ucap Rio dan mereka segera masuk ke penginapan mereka.
Hanya sederhana, itulah
gambaran yang tepat dipenginapan ini. Tidak ada barang mewah. Hanya kursi kayu
serta meja kayu yang ada diruangan itu. Tak ada TV sama sekali untuk menjadi
hiburan disini.
“Yo, cuman ada dua kamar?”
Tanya Shilla setelah ia melihat lihat seisi rumah
“Kayaknya gitu deh shill,
gini aja itu kamar kalian pakai buat anak cewek. Biar yang cowok tidur diluar
aja” Ungkap Rio
“Ogah ah dingin tau yo,
yang ada ntar gue masuk angin” Ketus Cakka
“Ya udah kka, terserah elo
deh elo mau nyempil sama anak cewek juga nggak apa apa asal lo nggak macem
macem aja” Ucap Alvin
“Hehee” Cakka hanya
menyengir mendengar ucapan Alvin
“Yaudah gue sama Chelsea
dan Oik sama Sivia. Gimana?” Tanya Shilla pada Oik, Sivia dan Chelsea. Sivia
dan Oik hanya mengangguk saja. Begitupula dengan Chelsea yang nampaknya tidak
berkomentar. Setelah itu mereka langsung bersiap siap untuk tidur.
“Kalau malam cuacanya
dingin, kamu pake selimut dong” Ucap
Shilla yang terlihat melebarkan selimut kemudian menyelimuti Chelsea, Chelsea
hanya diam melihat perlakuan Shilla yang sangat keibuan itu.
“Kak” Ucap Chelsea pelan
“Elo manggil gue kakak?
Gue nggak salah denger kan?” Shilla bertanya kembali
“Enggak kok, coba gue
punya kakak yang perhatian kayak elo. Pasti gue bakalan seneng bisa curhat tiap
hari, shoping bareng, belanja bareng. Nggak kaya sekarang” Ketus Chelsea
“Chelsea, harusnya kamu
itu bersyukur punya kakak. Lagian Alvin sebenernya baik kok cuman dia kan
sering gengsi. Kamu tahu sendirilah. Kalau Alvin nggak perhatian mana mungkin
kamu diajak setiap kali dia berlibur” Shilla mencoba member saran dan membelai
rambut Chelsea
“Tapi ini juga karena nyokap
gue yang nyuruh” Ungkap Chelsea
“Biarpun gitu kamu tetap
adik Alvin. Alvin akan selalu berusaha ngejaga kamu. Jadi kamu nggak boleh
berfikiran seperti ini lagi yah” Jelas shilla kembali sambil tersenyum pada Chelsea,
Chelsea hanya diam saja sambil berbaring ditempat tidur.
-quotesshivers-
Matahari
belum terlihat menampakkan sinarnya lebih terang. Butiran embun terlihat di
daun daun. Suasana segar sangatlah terasa ditempat ini. Mereka terlihat bangun
lebih pagi untuk melihat keindahan telaga itu pada pagi sekali. Suasana dingin
membuat mereka harus beberapa kali menggosok gosokkan kedua telapak tangan
mereka itu.
Jacket
tebal sepertinya tidak cukup untuk membuat mereka hangat. Namun mereka tetap
memaksakan diri untuk melihat keindahan danau itu. Tak butuh waktu lama untuk
sampai ke telaga. Akhirnya penat perjalanan mereka kemarin terbayar sudah
melihat keindahan telaga itu. Indah bahkan sangatlah indah. Terdengar suara
burung yang terlihat beterbangan dilangit itu. Suasana semakin ramai karena
mereka yang sibuk untuk mereka melihat lihat keindahan telaga itu sendiri.
“Fotoin
gue dong vi” Ucap Shilla sambil menyerahkan kamera digital yang ia bawa pada
sivia. Sivia kemudian memfoto shilla dengan pose narsisnya itu.
“Thanks
ya vi, gimana lo udah agak baikan belum?” Tanya shilla sambil melihat lihat
hasil foto foto tadi
“Udah
lumayan kok shill, oh ya ternyata Oik anaknya cerewet ya, semalam dia yang
pijet gue tau nggak jadinya badan gue agak mendingan gini” Jelasnya
“Oh
yah? Hahaha calon pacar cakka ternyata tukang pijet juga yah” Ucap Shilla yang
membuat sivia langsung tertawa
“Eh
kesitu yuk, kayaknya bagus buat videoin pemandangan deh” Ucap sivia menunjukkan
tempat yang ia tuju
“Ya
udah lo kesana dulu aja, entar gue nyusul deh vi, nanggung nih nih”
“Okeh
gue tungguin lo disana yah. Cepetan nyusul loh” Ucap sivia
“Okesipppp”
Balas shilla tersenyum kemudian mengarahkan kameranya untuk memotret kembali
pemandangan disekitar situ.
Chelsea
berjalan sendirian dengan kesal, tadinya ia berniat untuk bersama shilla. Namun
saat ia melihat sivia bersamanya ia menyimpan niatnya dan memutuskan untuk
berjalan sendiri. Ia mengamati keadaan disekelilingnya. Ia mengakui kalau
telaga ini sangat indah namun ia merasakan suatu yang janggal pada tempat ini.
Sivia
menoleh kebelakang dengan tersenyum ketika ia merasa pundaknya ditepuk. Namun
ia tak melihat siapapun berada didekatnya. Mata sivia kembali mencari cari
sosok atau bayangan shilla yang ia rasa sedang bersembunyi disekitar situ.
“Shill,
Shilla” Teriaknya keras
“Aneh
nggak ada siapapun, perasaan tadi ada yang nepuk bahu gue deh”
Sivia
kembali lagi mengarahkan kameranya untuk merekam pemandangan disitu, namun ia
merasa ia melihat seorang wanita yang berada didekat telaga. Ia sadar bahwa
wanita itu kini menoleh ke arahnya. Sivia terperanjak kaget. Ia mundur perlahan
dan memutuskan untuk berlari secepatnya
“Dor”
Shilla datang mengagetkan sivia yang terlihat ingin meninggalkan tempat itu
dengan buru buru
“Shill,
loe tuh ya sama aja kaya cakka bikin kaget orang tau” Ucap sivia kesal
“Ya
maaf deh vi, kan tadi lo yang nyuruh gue kesini secepatnya. Ini gue udah datang
eh elo malah mau pergi. Elo kenapa sih? Kok gelisah mulu daritadi?” Tanya
shilla saat ia menyadari bahwa sivia sedari tadi tak mendengarkan ucapannya
sivia malah terlihat sibuk memandang ke telaga lagi.
“Enggak
apa apa kok shill. Cari anak anak yang lain yuk shill” Ajak sivia
“Nanti
aja deh vi, gue kan belom foto foto tempat ini vi” Jawab shilla sambil
mengamati sekitarnya dan mengeluarkan kameranya
“Ya
udah tapi jangan lama lama yah” Bujuk sivia
“Iya
via” Balas shilla kemudian shilla langsung memfokuskan menangkap pemandangan
disekitarnya menggunakan kameranya.
-quotesshivers-
Cakka mendekati oik yang
sedang berdiri melihat telaga. Muka oik biarpun terlihat dari samping tetap
saja membuatnya merasa berdebar. Oik kaget melihat cakka yang sudah ada
disebelahnya. Ia hanya tertunduk malu kemudian ia bergegas meninggalkan cakka.
Cakka hanya bisa menatap oik yang selalu menghindarinya itu. Tanpa Cakka sadari
ada sesuatu yang ikut melihat dirinya sedari tadi.
“Vin, yang lain mana ya?”
Tegur Gabriel sambil melihat kesekitarnya
“Mana gue tahu” Ketus Alvin dengan cuek . Gabriel
menatap Alvin kesal. Sikap Alvin terkesan selalu dingin padanya. Riopun hanya
menepuk pelan pundak Gabriel, Gabriel mengangguk seolah mengerti maksud Rio.
“Itu Oik dan itu cakka
dibelakangnya” Teriak Rio ketika melihat Oik dan Cakka berjalan dari arah
telaga. Ia pun langsung melambaikan tangannya kepada mereka berdua.
“Dari mana aja sih lo kka?
Abis pacaran ya sama oik” Tegur Rio ketika Cakka sudah berjalan didekatnya
“Niatnya sih gitu yo,
cuman dianya masih malu malu gitu deh” Balas Cakka pelan
“Sabar aja mungkin dia
masih ragu sama elo kali” Celutuk Rio yang membuat Cakka menoleh kea rah Oik
pelan yang sedang berjalan dibelakang Alvin dan Gabriel.
“Shill, mana sih yang lain
udah sore nih?” Teriak Sivia sambil menoleh kearah Shilla yang ada disampingnya
“Enggak tau nih, perasaan
tadi gue lihat mereka diarah sini deh. Nah itu mereka” Tunjuk Shilla pada Alvin
dkk yang berjalan kearah mereka
“Kalian darimana sih?
Dicariin kemana mana malah disini” Ucap Alvin, matanya terlihat mencemaskan
Sivia
“Kita dari tadi juga
nyariin kalian kok. Kaliannya aja yang nggak kelihatan” Ucap Shilla
“Udah nggak usah ribut
sekarang kan udah ketemu, nah kita balik ke penginapan yah, udah sore nih
bentar lagi udah gelap” Rio mengatakan itu sambil melihat kearah langit yang
sudah tidak cerah kembali. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali lagi ke
penginapan.
Sesampainya dipenginapan
mereka kembali lagi melepaskan lelahnya, anak perempuan lebih memilih untuk
berada dikamar agar bisa beristirahat total karena besok mereka akan kembali
lagi kerumah mereka.
“Eh, kalian lihat Chelsea
nggak? Gue mau pinjem charger nih” Celutuk Shilla pada anak anak lelaki yang
terlihat masih mengobrol diruang tengah. Seketika mereka menggeleng. Mendengar
ucapan shilla itu Alvin langsung bangkit dari duduknya dan segera mencarinya ke
kamar yang dipakai shilla dan Chelsea. Begitu juga yang lain.
“Ada apa sih?” Tanya Sivia
dan Oik yang heran ketika mendengar keributan dari luar kamar mereka
“Kalian lihat Chelsea
nggak?” Tanya Rio
“Ha? Chelsea? Nggak tuh”
Jawab Sivia “Emang Chelsea kenapa?”
“Chelsea nggak ada woi, gue
sama cakka udah nyariin ke semua ruangan dirumah ini tapi dianya nggak ada”
Teriak Gabriel yang membuat semuanya menjadi kaget.
“Chelsea Hilang?”
-quotesshivers-
Alvin panik benar benar
panik, kini wajahnya benar benar menunjukkan raut wajah kekhawatiran. Sedangkan
yang lain juga ikut khawatir dengan Chelsea.
“Kita balik lagi ke telaga
guys, siapa tahu Chelsea tertinggal disana” Saran Rio
“Ini udah malem lagian
jarak telaga juga dekat dengan penginapan kita, kalau Chelsea tertinggal ia
pasti juga udah bisa balik sendiri” Balas Cakka yang membuat suasana diantara
mereka semakin beragam
“Gue mau nyari Chelsea”
Alvin bergerak dari tempatnya kemudian ia berjalan menuju pintu.
“Tunggu vin, gue ikut” Rio
juga berjalan mengikutinya dan diikuti oleh semuanya yang ada disitu.
Kaki Chelsea nampaknya
sudah kelelahan berjalan, ia tak menyangka penjelajahannya sendiri disini
membuatnya semakin menjauh dari yang lainnya. Chelsea menatap kesekitarnya.
Sunyi dan Dingin. Ia masih terus berjalan kedepan namun ia seperti mendengar
samar samar suara yang aneh. Ia kembali lagi menatap sekitarnya. Tak ada siapa
siapa disitu.
“Siapa disitu?”
“Kak Alvin?”
“Kak Shilla?”
“Itu Kak Alvin, kakak
dimana?”
“Apa itu Kak Shilla?”
Teriakan Chelsea nampaknya
tak berarti sama sekali. Ia tetap berjalan sendirian sambil mencoba berteriak
meminta tolong. Tenggorokannya rasanya semakin sakit. Ia menyadari teriakannya
sedari tadi membuat suaranya semakin parau. Samar samar suara yang tadi ia
dengar kembali lagi terdengar. Kini ia tak hanya mendengarkan satu kali saja
namun menjadi berkali kali suara itu seolah berada didekat Chelsea dan seolah
suara suara itu semakin keras. Chelsea semakin ketakutan. Ia berusaha terus
berlari mencari jalan keluar.
-quotesshivers-
“Chelsea”
“Chel, lo dimana”
“Chelseeeaa”
Teriakan demi teriakan
bergema disekitar telaga. Namun tak ada tanda tanda Chelsea membalas suara
teriakan tersebut. Mereka akhirnya memutuskan untuk berpencar mencari Chelsea.
“Okay, lebih baik kita
berpencar aja untuk mempermudah mencari Chelsea” Ucap Rio sambil menatap kearah
teman temannya.
“Okay, Gue sama Alvin akan
nyari kearah sana, shill elo sama gabriel dan sivia nyari kearah kiri, elo kka
sama oik ka kanan yah” Perintah Rio kemudian mereka berpencar sesuai dengan
yang dikatakan Rio.
Alvin terus berjalan
mencari Chelsea sambil meratapi perbuatannya. Ia menyesal tak mematuhi ucapan
dari Mamanya yang mengatakan bahwa ia seharusnya menjaga Chelsea. Kini Chelsea
hilang entah kemana dan ia menyesali perbuatannya sendiri.
“Vin, Chelsea pasti ketemu
kok. Lo tenang aja” Kata Rio. Alvin hanya bisa tersenyum kecut kearah Rio
kemudian bergegas mencari adiknya kembali.
“Ik, bisa pelan nggak sih
jalannya” Gerutu Cakka yang merasa kelelahan mengikuti langkah kaki oik
“Cak, denger yah kita
sekarang lagi nyari Chelsea” Balas Oik
“Ya gue tahu, kita semua
juga disini nyari Chelsea tapi jangan cepat cepat gini. Gimana kita mau nemuin
Chelsea kalo elo terus jalan tanpa melihat kesekeliling elo” Oik diam mendengar perkataan Cakka. Ia merasa
bahwa dirinya sangat malu karena harus bersama Cakka sehingga ia selalu
mempercepat langkahnya itu.
“Maaf” Ucap Oik pelan,
Cakka hanya tersenyum padanya.
Oik kaget melihat semak
semak yang ada didekatnya bergerak, ia bersembunyi dibelakang Cakka, seolah
meminta perlindungan. Sebenarnya Cakka tak berani mendekat kearah semak semak
itu. Tapi ia merasa aneh lagi saat melihat semak semak itu bergerak cepat.
Cakka melangkahkan kakinya perlahan ke arah semak semak itu. Ia meneguk
ludahnya sebentar kemudian mengatur nafasnya kembali. Perlahan ia membuka semak
semak itu.
“Maa.. maa.. maaa.. yat…”
Teriak Cakka keras yang membuat oik terkejut. Cakka dan Oik pun langsung
berlari meninggalkan tempat itu. Tanpa sadar Oik terus memegang tangan cakka
dengan ketakutan.
“Kok bisa sih Chelsea
menghilang, emang tadi dia sama siapa di telaga?” Tanya Sivia memecah
keheningan mereka sambil terus berjalan mencari Chelsea.
“Gue nggak tahu vi, tadi
gue kan sama Alvin dan Rio. Gue kira dia sama elo shill, tadi gue lihat dia
berjalan di belakang elo” Ucap Gabriel
“Ya tadi dia bilang juga
mau bareng gue, eh tahu tahu udah nggak ada lagi. Gue kira dia pengen jalan
sendiri gitu” Balas Shilla
“Apa mungkin itu gara gara
gue shill?” Sivia menghentikan langkahnya kemudian menatap Shilla
“Maksud lo apa vi?”
“Tadi kan pas gue ketemu
sama elo dia langsung pergi kan? Berarti karena ada gue dong. Ini salah gue
berarti” Sivia menundukkan kepalanya
“Vi, lo ngomong apa sih,
bisa jadi si Chelsea itu emang pengen sendiri. Bukan karena elo. Elo jangan
negative gitu vi” Ucap shilla sambil merangkul temannya itu.
“Shilla bener vi, mungkin
Chelsea…” Ucapan Gabriel terpotong karena tiba tiba burung burung kelelawar
berterbangan diatas mereka. Jumlahnya yang banyak membuat mereka bertiga
mencari tempat yang aman untuk bersembunyi dari burung burung itu.
“Itu tadi nakutin banget”
Ucap Shilla yang masih terlihat ketakutan sambil melihat kearah burung burung
yang sudah agak menjauh dari keberadaan mereka.
“Gue jadi merinding” Ucap
Gabriel pelan. Sivia dan Shilla menoleh kearah Gabriel dan hanya membulatkan
matanya saat melihat sesuatu berada dibelakang Gabriel kemudian berteriak
keras.
“Setannn!!!!!”
-Bersambung-
Tunggu WE ARE CRASS Bab 5
– Telaga Hitam - Part 2 besok yah! J
Kritik & Saran mention
@Quotesshivers Thankyouu J
Lanjuttt!!!
ReplyDeleteLanjutttttttttttt...!!!
ReplyDelete