Saturday, October 19, 2013

We Are Crass - Bab 5 - Telaga Hitam - Part 1 - Awal Mula




WE ARE CRASS
BAB  5
TELAGA HITAM
Part 1 “Awal Mula”


Konon, ada alkisah yang menceritakan mengenai keberadaan telaga ini. Telaga ini sangat indah pemandangannya, airnya yang bersih membuat banyak sekali orang terutama para anak muda yang datang ketempat ini. Maka tempat ini pun diyakini sebagai tempat untuk mereka mereka yang sedang pacaran atau sedang melakukan pendekatan agar mereka bisa langgeng ataupun bisa jadian secepatnya dengan orang yang mereka cintai. Bahkan ada mitos kuno yang mengatakan kalau kita mengucapkan permintaan ataupun permohonan kita di telaga ini tepat pukul 24.00 maka permintaan kita itu akan pasti akan dikabulkan.
Namun mitos hanyalah mitos benar atau tidaknya belum ada yang mempercayainya mengenai permintaan atau permohonan yang akan terkabul itu. Mereka hanya meyakini jika telaga ini hanya digunakan untuk sarana berpacaran atau bagi mereka yang sedang melakukan pendekatan kepada pujaan hatinya.

-quotesshivers-
Kring.. Kring…
“Halo, dengan keluarga sindunata disini ada yang bisa dibantu?” Chelsea mengangkat telepon rumahnya yang sedari tadi bordering. Dengan rasa kantuk ia melihat jam di dinding yang menunjukkan pukul 02.00 subuh. Ia kemudian memfokuskan kembali dengan telepon itu
“Chelsea ini gue sivia, Alvin ada? “ Tanya sivia yang ternyata si penelepon itu
“Ha? Sivia? Ngapain sih elo subuh subuh ngganggu tidur aja, lagian kenapa elo nggak telfon ke hpnya Alvin sih” Gerutu Chelsea dengan nada sedikit kesal
“Itu dia, daritadi gue telfonin nggak bisa masuk, plis bisa bangunin Alvin dong chel” bujuk sivia
“Nggak. Gue ngantuk gue mau tidur.” Ketus Chelsea sambil meletakkan gagang teleponnya dan memutuskan pembicaraannya dengan sivia.
“Halo halo, chel.. yah diputus” Sivia mendengus kesal pada gagang telepon itu
“Dasar aneh, buat apa sih ini cewek telfon jam segini” Ketus Chelsea sambil memperhatikan jam di dindingnya lagi
“Mending gue tidur deh daripada harus ngeladenin dia” Ucapnya sambil berjalan kembali ke kamarnya.

Sivia masih terdiam ketakutan diatas tempat tidurnya, sebuah mimpi buruk telah mendatanginya. Peluh keringat perlahan menetes dari wajahnya. Diambilnya remote AC kemudian ditambahkannya suhu udara dikamarnya itu agar ia merasa tak kepanasan kembali. Ia berusaha berbaring sambil memejamkan matanya namun usahanya itu tak berhasil untuk membuat dirinya tertidur terlelap kembali. Ia pun hanya bisa kembali duduk diatas kasurnya sambil mencoba mengingat mimpinya itu. Angin tiba tiba berhembus kencang. Sivia bisa merasakan suara keras datang dari luar jendelanya. Sivia menatap ke jendela itu. Suaranya semakin keras.
-quotesshivers-

Hari itu kelas semakin ramai setelah tahu bahwa guru guru sedang ada rapat. Para murid sibuk dengan kegiatannya sendiri untuk mengisi jam kosong pada saat itu. Sivia masih sibuk dengan lamunannya. Ia tak sadar sedari tadi ia sedang sedang diperhatikan oleh anggota CRASS yang lain.
“Wah, semalem gue nonton The Conjuring jadi nggak berani ke kamar mandi deh malam malam” Ucap Shilla sambil menatap kearah teman temannya itu
“The Conjuring? Apaan tuh? Film romantis kah?” Balas Cakka
“Ya elah kka, masa elo kagak tau The Conjuring. Ituloh film Korea yang romantis” Jawab Rio asal
“Ngaco lo yo, itu loh kka film horror. Sumpah nyeremin abis. Kapan kapan kita nonton bareng deh” Ajak Shilla yang membuat Rio dongkol padanya
“Oke oke, gampanglah itu shill. Btw bantuin gue pedekate sama oik dong. Lo kan tau kemarin gue ngajakin oik jalan eh malah ditolak” Ucap Cakka dengan tawanya
“Haha, kasian amat nasib lo. Makanya kalo pedekate itu ya pelan pelan jangan langsung gitu.” Ucap Rio
“Ya gue mah udah pedekate agak lama ke nih cewek, cuman belum waktunya kali” Balas cakka kembali
“Kali aja oik udah tau belang lo jadi dia nggak mau deket deket sama elo” Timpal Alvin yang masih terlihat membaca komik
“Haha, emang lu kira gue zebra apa, banyak belangnya” Balas Cakka
“Sejak kapan zebra banyak belangnya? Bukannya warna zebra itu cuman item sama putih?” Balas shilla heran
“Ya elu shill, sejak kapan sih jadi kaya sivia gini” Balas Cakka sambil melihat kearah sivia yang sibuk melamun sejak dari tadi
“Gue heran sama sivia, lagi ngelamunin apa sih? Udah jelas cowok ganteng di sekolah ini itu gue. Masih aja dipikirin” Celutuk Cakka yang membuat anak anak CRASS menyadari bahwa sivia memang terlihat diam sejak ia berada dikelas dari jam pertama. Shilla pun mendatangi meja sivia dan duduk diatas mejanya sambil mengayunkan tangannya didepan wajah sivia.
“Vi, hallo. Lo masih sadar kan?” Ucap Shilla dengan suara yang sedikit keras
“Viaaaaa” Cakka mengagetkan sivia dengan menepuk pundak sivia secara keras yang membuat sivia terlihat sangat kaget.
“Cakka, lo kagetin gue aja” Ketus sivia kesal dan kaget sambil memegangi dadanya
“Ya elah, sorry. Lagian shilla dari tadi udah manggilin elo tapi elonya kagak nyaut tuh” Jelas Cakka yang membuat sivia menoleh pada Shilla yang ada didepannya sambil tersenyum padanya.
“Sorry ya shill, gue nggak tau kalo elo manggil gue” Ucap sivia memelas
“Iya gapapa, lagian elo ngelamunin apa sih daritadi. Kita perhatiin dari tadi lo masuk kelas sampai sekarang loe itu diem terus. Loe lagi ada masalah yah?” Tanya shilla pelan
“Gimana ya shill, gue bingung ngejelasin ke kalian semua” Ucap sivia yang membuat anak anak CRASS kini menatapnya dengan serius.
“Ada apa vi?” Kini Rio bertanya
“Gini, semalem gue itu mimpi buruk. Masa gue dikejar kejar sama seorang cewek gitu. Gue jerit jerit ketakutan di mimpi gue. Eh pas gue lagi lari gue itu terperosok ke tanah trus nggak bisa bernafas lagi” Jelas sivia yang membuat wajah anak anak CRASS sedikit heran dan mencoba untuk sedikit percaya
“Via, Mungkin elo kecapean aja kali. Atau elo lagi keinget sama kejadian kejadian dulu yang kita alami. Jadi kebawa di mimpi elo deh” Shilla kini datang dan duduk disamping sivia sambil merangkulnya pelan dan menenangkan sivia yang terlihat sangat pucat.
“Iya vi, mungkin elo butuh refreshing gitu. Supaya pikiran lo jadi lebih fresh lagi ” Balas Cakka
“Eh guys, Kita juga udah lama nggak liburan kan? Gimana kalau akhir pekan ini kita berlibur lagi” Tanya Rio pada anak anak CRASS
“Ah malas, paling ujung ujungnya horror” Sahut Alvin
“Ya elah vin, elo jangan negative dulu lah. Ya liburan kali ini kita harus mencari tahu sebanyak mungkin informasi tempat yang akan kita kunjungi. Jangan sampai salah lagi” Jelas Rio
“Gue setuju sih, gue juga udah bosen main game mulu dirumah” Balas Cakka.
“Gue juga” Shilla ikut menjawab sambil tersenyum pada Rio yang membuat Rio sedikit salah tingkah.
“Elo harus ikut ya vi, siapa tahu ntar abis liburan ini elo jadi seger kembali” Ucap shilla dibalas anggukan oleh sivia
“Elo vin?” Tanya Rio
“Atur aja deh, lagian nyokap gue akhir pekan juga mau pergi daripada gue suntuk dirumah sama Chelsea gue ikut deh” Ketus Alvin
Saat mereka berbincang bincang kembali Gabriel dari kelas sebelah terlihat berada di pintu kelas. Rio yang melihatnya pun segera menyapanya.
“Eh yel, masuk aja. “ Tegur Rio pada Gabriel . Gabriel pun tersenyum dan masuk ke kelas mereka itu dan menghampiri tempat duduk mereka
“Ada apa lo bro? Kangen yah?” Timpal Rio sambil membuat toss dengan Gabriel
“Iyanih udah lama gue nggak main sama kalian” Jawabnya
“Elo sibuk sih, elo kan wakil ketua osis” Celutuk Cakka yang membuat Gabriel hanya tersenyum kemudian memperhatikan kearah mereka terutama sivia yang terlihat diam saja.
“Elo kenapa vi? Sakit gigi?” Tanya Gabriel, sivia pun menoleh ke arah Gabriel sambil menggeleng
“enggak kok gue nggak kenapa napa” Ucapnya sambil tersenyum
“Oh, oh ya kalian lagi apa nih. Kayaknya lagi ngomongin sesuatu” Ucap Gabriel
“Iyanih, kita lagi diskusi” Celutuk Cakka
“Diskusi apa?”
“Rencananya kita mau liburan akhir pecan ini. Mumpung libur tuh. Tapi kita lagi nggak ada ide mau liburan kemana yel.” Jelas Shilla
“Oh yah? Kalian emangnya mau pergi kemana? Maksud gue mau pergi ke yang berbau alam kaya kemah atau ke puncak gitu?” Tanya Gabriel kembali yang hanya mendapat gelengan kepala dari anak anak CRASS
“Em.. gue sih cuman mau kasih usul boleh?” Ucap Gabriel
“Boleh dong, lo ada usul apa?”  Ucap Rio
“Gini, gue kan pernah diajak liburan ke telaga gitu. Tapi gue nggak jadi ikut karena gue ada aktivitas lain. Nah gue jadi pengin ke telaga ini soalnya menurut rumor yang beredar telaga itu bagus banget deh. Terus hawanya pas sama kita juga untuk melepas lelah atau yang sedang berekreasi disitu” Jelas Gabriel
“Oh ya? Lokasinya jauh nggak?” Tanya Rio lagi
“Kayaknya sih lumayan yo. Sekitar 8 sampai 9 jam untuk sampai disana. Tapi sampai disana kalian nggak bakalan kecewa deh. Dijamin puas banget” Ucapnya meyakinkan
“Wah kayaknya seru tuh guys, gimana? Kalian setuju nggak?” Rio kini menatap anak anak CRASS yang terlihat sedang berfikir.
“Oh ya satu lagi katanya disana cocok untuk yang lagi pedekate atau yang lagi pacaran. Trus mitosnya kalau kita ngucapin permintaan kita di telaga jam 12 malam maka permintaan kita akan terkabul” Jelasnya kembali
“Nah, yang kaya gini nih gue demen banget. Gue ikut deh yo. Gue juga mau ajakin oik ah, kali aja oik jadi cewek gue nanti sepulang dari telaga” Jawab Cakka sambil tersenyum lebar
“Gue ikut deh yo, sivia juga ikut yo” Timpal shilla
“Okey, lo vin. Kayaknya lo memang harus ikut deh” Ucap Rio
“Supir men” Celutuk Cakka yang mebuat Alvin menatapnya tajam kemudian cakka hanya menunjukkan telunjuk serta jari tengahnya bersamaan sambil menyengir.
“Wah, kayaknya rame nih. Gue boleh ikut nggak?” Tanya Gabriel
“Ya iyalah yel elo kan yang ngusulin. Gimana sih” Jawab Cakka, Gabriel hanya tersenyum kemudian ia melihat kearah sivia kembali. Tanpa ia sadari Alvin mengamatinya yang sedari tadi menatap sivia terus.
-quotesshivers-

“Ya elah Ma, ngapain sih harus ajak Chelsea. Ini kan liburan Alvin ma” Ketus Alvin pada mamanya ketika ia menjelaskan bahwa akhir pekan ini ia akan berlibur bersama teman segengnya kembali
“Ya kamu kan tahu vin, mama mau pergi akhir pekan ini. Kalo kamu juga pergi terus Chelsea sama siapa dirumah?” Ucap mamanya pelan
“Ya dia kan udah gede. Masa nggak bisa jaga dirinya. Lagian ada simbok juga dirumah” Ketus Alvin
“Enggak pokoknya Chelsea harus ikut. Kamu kan tahu Chelsea lagi masa pengobatan mentalnya jadi jika ia dibiarkan sendirian lagi maka akan kembali kaya dulu. Lagian dia kan adek kamu. Masa kamu tega ninggalin dia dalam kondisi yang seperti ini” Jelas Mamanya sambil memegang wajah Alvin dengan lembut. Alvin hanya menatap mamanya tak tega kemudian hanya mendengus kesal.

“Kok gue sih yang ngajak oik? Harusnya elo, kan elo yang mau pedekate sama dia?” Shilla berteriak dengan sedikit kesal saat ia bertelepon dengan Cakka. Samar samar suara Cakka terdengar terus memohon padanya sedari tadi
“Ayolah Shill, kalau gue yang ngajak dia, pasti dia bakalan nolak deh. Plis shill. Sekali ini aja” Pinta Cakka
“Hello cakka ini bukan sekali doang, ini udah berkali kali lagi elo selalu minta gue buat nolongin elo” Jawab Shilla kesal
“Hehe, Maaf deh shill. Kan elo tahu gue cuman punya temen curhat ya elo. Kalo gue ada apa apa gue juga cerita ke elo. Ayolah shill. Elo kan tahu gue udah lama ngejar si oik. Mungkin inilah waktu yang tepat shill. Jadi plis bantuin gue yah” Mohon Cakka pelan
“Hm, gimana yah. Tapi abis kita pulang elo traktir gue, gimana?” Tanya shilla
“Kalau itu sih gampang elo mau makan sepuasnya silahkan deh. Jadi beneran elo mau bantuin kan shill?” Tanya Cakka kembali
“Iya kka” Balas Shilla kemudian ia menutup telinganya saat mendengar suara kegirangan dari Cakka
“Thankyou shill, elo emang temen sekaligus mantan gue yang paling baik. Muah muah” Terdengar suara Cakka yang sangat bersemangat
“Apaan sih lo, udah sana lo persiapin diri buat nembak oik. Awas kalau lo sampe ditolak oik. Gue bakal ngakak sekerasnya deh” Balas shilla
“Okay okay. Thanks banget ya shill. Muah” Balas Cakka kemudian ia menutup telponnya itu. Cakka merasa lega. Ia berlari ke arah lemari dan segera mempersiapkan pakaian serta peralatan yang akan ia bawa besok dengan semangat.
Sivia lemas saat ia mempersiapkan perlengkapannya. Ia melipat pakaian dan memasukkan ketasnya secara pelan. Ia bingung apakah ia akan berlibur besok. Ia bingung apakah mimpi itu suatu pertanda. Pikirannya masih terlihat kacau untuk saat ini.
-quotesshivers-

Hari yang telah mereka nantikan telah tiba. Kini liburan telah ada didepan mata. Anak anak CRASS berkumpul didepan rumah Alvin. Alvin kemudian keluar diikuti Chelsea dari belakang. Kemudian ia terdengar menyampaikan pesan pada pembantunya itu. Cakka makin merasa senang karena Oik datang juga, walau oik terlihat malu malu mungkin ia belum terbiasa berlibur bersama anak anak CRASS
“Vin, Chelsea ikut juga?” Tanya Rio yang melihat Chelsea didepan pintu dengan jutek
“Iya, kalo bukan nyokap gue yang nyuruh gue juga nggak bakalan mau ngajak dia” Jawab Alvin
“Yaudahlah anggep aja makin ngeramein suasana” Balas Rio
“Okay guys sudah siap? Sekarang kita ke mobil dan masukkin barang barang kalian ke bagasi yah. Inget jangan sampai ada yang tertinggal” Ucap Rio memberi arahan. Anak anak CRASS serta oik dan Gabriel pun menurutinya. Mereka satu persatu memasukkan barang barang ke bagasi kemudian masuk kedalam mobil.
“Kayaknya Yel lo di depan deh, kan elo yang tahu lokasinya” Ucap Rio pada Gabriel yang hendak duduk dibelakang sendiri bersama Cakka serta Sivia.
“Aduh yo, gue gak bisa duduk didepan. Gue malah pusing kalo didepan” Ucap gabriel
“Aneh deh lo yel, dimana mana orang mabok kalau duduk dibelakang ini elonya malah didepan” Ucap Cakka
“Hehe, itulah gue juga nggak tahu” Balas Gabriel sambil tertawa sekilas
“Yaudah tapi elo juga kasih tau kita dari belakang yah” Ucap Rio
“Sip” Balas Gabriel
Mereka pun masuk ke mobil secara satu persatu. Sivia merasa dirinya sedang tidak enak badan. Tadinya ia ingin sekali tidak ikut namun ia takut kalau teman temannya akan kecewa padanya.
“Lo kenapa vi? Pucet banget?” Tanya Shilla
“Cuman nggak enak badan doank kok shill, ntar dipakein minyak kayu putih juga sembuh” Ucapnya
“Yakin lo? Apa elo mending dirumah aja? Ntar lo kenapa napa gimana?” Kini Alvin terlihat panik akan keadaan sivia
“Nggak kok vin, beneran deh. Shill gue duduk didepan yah.” Pinta Sivia
“Iya gue tahu kok, kalau lo dibelakang keadaan lo bukannya membaik malah makin memburuk karna ada Cakka” Timpal Shilla tersenyum
“Lagi lagi gue deh yang kena” Celutuk cakka pelan
“Ya uda yuk masuk, kita langsung berangkat supaya disana nyampainya nggak terlalu malem” Ucap Rio
“Yo, disana kita nginep dimana?” Tanya Oik pelan
“Tenang ik, kita udah nyewa penginapan kok, dekat sama telaganya” Jelas Rio
“ Udah lo tenang aja disana aman kok”  Sahut Gabriel kembali
Mereka pun masuk satu persatu kedalam mobil. Karena kali ini mereka berlibur dengan jumlah yang cukup banyak mereka pun merasa bahwa liburan kali ini akan lebih ramai dari liburan mereka sebelumnya.
Sejak dari tadi Rio terus memperhatikan Shilla yang terlihat asyik bercanda dengan Cakka dibelakang. Sedangkan Gabriel ia malah sibuk memperhatikan pemandangan disamping jalan. Sivia malah terlihat tidur pulas bersama oik. Chelsea sama seperti Gabriel ia sibuk mengamati pemandangan disekitar jalan itu.
“Dari tadi dilihatin mulu, kagak bakal ilang tuh anak” Ucap Alvin yang mengamati Rio yang terus memperhatikan shilla dari kaca spion
“Abis mereka mesra gitu” Ungkap Rio
“Ya elah, wajarlah dulu mereka sempat pacaran terus sekarang jadi temen curhat gini. Jadi wajar kalau mereka sudah hafal dengan sifat satu sama lain” Jelas Alvin sambil mengamati jalan didepannya
“Iyasih, tapi gue takut kalau mereka balikan lagi” Lirih Rio pelan
“Percaya deh enggak bakal. Setahu gue Shilla pernah cerita mungkin Cakka itu hanya dianggapnya sebagai teman aja nggak akan lebih lagi. Jadi lebih baik elo yang mulai lebih dekat lagi pedekate lo. Ya supaya elo nggak keduluan sama orang orang yang diluar sana yang naksir sama shilla” Terang Alvin panjang lebar
“Thanks ya vin, gue rasa yang lo bilang itu ada benernya. Semoga aja deh” Balas Rio. Alvin juga terlihat melihat sivia yang tertidur pulas dari kaca dan hanya tersenyum melihatnya.
“Elo juga sama aja kayak gue” Ledek Rio pada Alvin yang membuat Alvin menggarukkan kepalanya sambil ikut tertawa kecil bersama Rio.
Setelah menunggu beberapa jam akhirnya mereka telah sampai pada tempat yang mereka nantikan. Pemandangan indah dengan pohon pohon besar serta semak belukar terlihat berada disepanjang jalan itu. Walaupun hari sudah terlihat sore namun mereka senang bisa sampai disitu tidak terlalu malam.
Setelah Telaga terlihat Alvin segera memberhentikan mobilnya tepat didepan penginapan mereka dan telaga itu letaknya dibelakang penginapan. Tidak jauh jika harus berjalan sekitar 5 menit maka akan sampai di telaga itu.
“Guys kita udah sampai, ini penginapan kita dan telaganya ada dibelakang penginapan ini, Nggak jauh kok dari sini paling lima menit juga udah nyampe” Ucap Rio. Anak anak CRASS yang lain serta oik dan Gabriel menatap penginapan mereka. Setelah itu mereka satu persatu keluar dari mobil secara bergantian.
“Wah indah banget pemandangannya” Teriak Shilla sambil memutar mutarkan badannya merasakan hawa sore nan sejuk ditempat itu
“Sumpah ini keren banget yel” Timpal Cakka
“Kalau ke telaganya sekarang masih sempat nggak yo?”Shilla menoleh kea rah Rio, kemudian Rio melihat jam di tangannya dan menggeleng.
“Udah jam 6 shill, besok pagi pagi aja kita jalan jalan pagi di telaga” Jawab Rio
“Yah, yaudah deh” Shilla memasang wajah sedikit kecewa
 “kalau gitu kita masuk ke penginapan aja yah. Gue udah capek nih” Celutuk Chelsea
“Yaudah kita ke penginapan dulu guys” Ucap Rio dan mereka segera masuk ke penginapan mereka.
Hanya sederhana, itulah gambaran yang tepat dipenginapan ini. Tidak ada barang mewah. Hanya kursi kayu serta meja kayu yang ada diruangan itu. Tak ada TV sama sekali untuk menjadi hiburan disini.
“Yo, cuman ada dua kamar?” Tanya Shilla setelah ia melihat lihat seisi rumah
“Kayaknya gitu deh shill, gini aja itu kamar kalian pakai buat anak cewek. Biar yang cowok tidur diluar aja” Ungkap Rio
“Ogah ah dingin tau yo, yang ada ntar gue masuk angin” Ketus Cakka
“Ya udah kka, terserah elo deh elo mau nyempil sama anak cewek juga nggak apa apa asal lo nggak macem macem aja” Ucap Alvin
“Hehee” Cakka hanya menyengir mendengar ucapan Alvin
“Yaudah gue sama Chelsea dan Oik sama Sivia. Gimana?” Tanya Shilla pada Oik, Sivia dan Chelsea. Sivia dan Oik hanya mengangguk saja. Begitupula dengan Chelsea yang nampaknya tidak berkomentar. Setelah itu mereka langsung bersiap siap untuk tidur.
“Kalau malam cuacanya dingin, kamu pake selimut dong”  Ucap Shilla yang terlihat melebarkan selimut kemudian menyelimuti Chelsea, Chelsea hanya diam melihat perlakuan Shilla yang sangat keibuan itu.
“Kak” Ucap Chelsea pelan
“Elo manggil gue kakak? Gue nggak salah denger kan?” Shilla bertanya kembali
“Enggak kok, coba gue punya kakak yang perhatian kayak elo. Pasti gue bakalan seneng bisa curhat tiap hari, shoping bareng, belanja bareng. Nggak kaya sekarang” Ketus Chelsea
“Chelsea, harusnya kamu itu bersyukur punya kakak. Lagian Alvin sebenernya baik kok cuman dia kan sering gengsi. Kamu tahu sendirilah. Kalau Alvin nggak perhatian mana mungkin kamu diajak setiap kali dia berlibur” Shilla mencoba member saran dan membelai rambut Chelsea
“Tapi ini juga karena nyokap gue yang nyuruh” Ungkap Chelsea
“Biarpun gitu kamu tetap adik Alvin. Alvin akan selalu berusaha ngejaga kamu. Jadi kamu nggak boleh berfikiran seperti ini lagi yah” Jelas shilla kembali sambil tersenyum pada Chelsea, Chelsea hanya diam saja sambil berbaring ditempat tidur.
-quotesshivers-

Matahari belum terlihat menampakkan sinarnya lebih terang. Butiran embun terlihat di daun daun. Suasana segar sangatlah terasa ditempat ini. Mereka terlihat bangun lebih pagi untuk melihat keindahan telaga itu pada pagi sekali. Suasana dingin membuat mereka harus beberapa kali menggosok gosokkan kedua telapak tangan mereka itu.
Jacket tebal sepertinya tidak cukup untuk membuat mereka hangat. Namun mereka tetap memaksakan diri untuk melihat keindahan danau itu. Tak butuh waktu lama untuk sampai ke telaga. Akhirnya penat perjalanan mereka kemarin terbayar sudah melihat keindahan telaga itu. Indah bahkan sangatlah indah. Terdengar suara burung yang terlihat beterbangan dilangit itu. Suasana semakin ramai karena mereka yang sibuk untuk mereka melihat lihat keindahan telaga itu sendiri.
“Fotoin gue dong vi” Ucap Shilla sambil menyerahkan kamera digital yang ia bawa pada sivia. Sivia kemudian memfoto shilla dengan pose narsisnya itu.
“Thanks ya vi, gimana lo udah agak baikan belum?” Tanya shilla sambil melihat lihat hasil foto foto tadi
“Udah lumayan kok shill, oh ya ternyata Oik anaknya cerewet ya, semalam dia yang pijet gue tau nggak jadinya badan gue agak mendingan gini” Jelasnya
“Oh yah? Hahaha calon pacar cakka ternyata tukang pijet juga yah” Ucap Shilla yang membuat sivia langsung tertawa
“Eh kesitu yuk, kayaknya bagus buat videoin pemandangan deh” Ucap sivia menunjukkan tempat yang ia tuju
“Ya udah lo kesana dulu aja, entar gue nyusul deh vi, nanggung nih nih”
“Okeh gue tungguin lo disana yah. Cepetan nyusul loh” Ucap sivia
“Okesipppp” Balas shilla tersenyum kemudian mengarahkan kameranya untuk memotret kembali pemandangan disekitar situ.
Chelsea berjalan sendirian dengan kesal, tadinya ia berniat untuk bersama shilla. Namun saat ia melihat sivia bersamanya ia menyimpan niatnya dan memutuskan untuk berjalan sendiri. Ia mengamati keadaan disekelilingnya. Ia mengakui kalau telaga ini sangat indah namun ia merasakan suatu yang janggal pada tempat ini.
Sivia menoleh kebelakang dengan tersenyum ketika ia merasa pundaknya ditepuk. Namun ia tak melihat siapapun berada didekatnya. Mata sivia kembali mencari cari sosok atau bayangan shilla yang ia rasa sedang bersembunyi disekitar situ.
“Shill, Shilla” Teriaknya keras
“Aneh nggak ada siapapun, perasaan tadi ada yang nepuk bahu gue deh”
Sivia kembali lagi mengarahkan kameranya untuk merekam pemandangan disitu, namun ia merasa ia melihat seorang wanita yang berada didekat telaga. Ia sadar bahwa wanita itu kini menoleh ke arahnya. Sivia terperanjak kaget. Ia mundur perlahan dan memutuskan untuk berlari secepatnya
“Dor” Shilla datang mengagetkan sivia yang terlihat ingin meninggalkan tempat itu dengan buru buru
“Shill, loe tuh ya sama aja kaya cakka bikin kaget orang tau” Ucap sivia kesal
“Ya maaf deh vi, kan tadi lo yang nyuruh gue kesini secepatnya. Ini gue udah datang eh elo malah mau pergi. Elo kenapa sih? Kok gelisah mulu daritadi?” Tanya shilla saat ia menyadari bahwa sivia sedari tadi tak mendengarkan ucapannya sivia malah terlihat sibuk memandang ke telaga lagi.
“Enggak apa apa kok shill. Cari anak anak yang lain yuk shill” Ajak  sivia
“Nanti aja deh vi, gue kan belom foto foto tempat ini vi” Jawab shilla sambil mengamati sekitarnya dan mengeluarkan kameranya
“Ya udah tapi jangan lama lama yah” Bujuk sivia
“Iya via” Balas shilla kemudian shilla langsung memfokuskan menangkap pemandangan disekitarnya menggunakan kameranya.
-quotesshivers-

Cakka mendekati oik yang sedang berdiri melihat telaga. Muka oik biarpun terlihat dari samping tetap saja membuatnya merasa berdebar. Oik kaget melihat cakka yang sudah ada disebelahnya. Ia hanya tertunduk malu kemudian ia bergegas meninggalkan cakka. Cakka hanya bisa menatap oik yang selalu menghindarinya itu. Tanpa Cakka sadari ada sesuatu yang ikut melihat dirinya sedari tadi.
“Vin, yang lain mana ya?” Tegur Gabriel sambil melihat kesekitarnya
“Mana  gue tahu” Ketus Alvin dengan cuek . Gabriel menatap Alvin kesal. Sikap Alvin terkesan selalu dingin padanya. Riopun hanya menepuk pelan pundak Gabriel, Gabriel mengangguk seolah mengerti maksud Rio.
“Itu Oik dan itu cakka dibelakangnya” Teriak Rio ketika melihat Oik dan Cakka berjalan dari arah telaga. Ia pun langsung melambaikan tangannya kepada mereka berdua.
“Dari mana aja sih lo kka? Abis pacaran ya sama oik” Tegur Rio ketika Cakka sudah berjalan didekatnya
“Niatnya sih gitu yo, cuman dianya masih malu malu gitu deh” Balas Cakka pelan
“Sabar aja mungkin dia masih ragu sama elo kali” Celutuk Rio yang membuat Cakka menoleh kea rah Oik pelan yang sedang berjalan dibelakang Alvin dan Gabriel.

“Shill, mana sih yang lain udah sore nih?” Teriak Sivia sambil menoleh kearah Shilla yang ada disampingnya
“Enggak tau nih, perasaan tadi gue lihat mereka diarah sini deh. Nah itu mereka” Tunjuk Shilla pada Alvin dkk yang berjalan kearah mereka
“Kalian darimana sih? Dicariin kemana mana malah disini” Ucap Alvin, matanya terlihat mencemaskan Sivia
“Kita dari tadi juga nyariin kalian kok. Kaliannya aja yang nggak kelihatan” Ucap Shilla
“Udah nggak usah ribut sekarang kan udah ketemu, nah kita balik ke penginapan yah, udah sore nih bentar lagi udah gelap” Rio mengatakan itu sambil melihat kearah langit yang sudah tidak cerah kembali. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali lagi ke penginapan.
Sesampainya dipenginapan mereka kembali lagi melepaskan lelahnya, anak perempuan lebih memilih untuk berada dikamar agar bisa beristirahat total karena besok mereka akan kembali lagi kerumah mereka.
“Eh, kalian lihat Chelsea nggak? Gue mau pinjem charger nih” Celutuk Shilla pada anak anak lelaki yang terlihat masih mengobrol diruang tengah. Seketika mereka menggeleng. Mendengar ucapan shilla itu Alvin langsung bangkit dari duduknya dan segera mencarinya ke kamar yang dipakai shilla dan Chelsea. Begitu juga yang lain.
“Ada apa sih?” Tanya Sivia dan Oik yang heran ketika mendengar keributan dari luar kamar mereka
“Kalian lihat Chelsea nggak?” Tanya Rio
“Ha? Chelsea? Nggak tuh” Jawab Sivia “Emang Chelsea kenapa?”
“Chelsea nggak ada woi, gue sama cakka udah nyariin ke semua ruangan dirumah ini tapi dianya nggak ada” Teriak Gabriel yang membuat semuanya menjadi kaget.
“Chelsea Hilang?”
-quotesshivers-

Alvin panik benar benar panik, kini wajahnya benar benar menunjukkan raut wajah kekhawatiran. Sedangkan yang lain juga ikut khawatir dengan Chelsea.
“Kita balik lagi ke telaga guys, siapa tahu Chelsea tertinggal disana” Saran Rio
“Ini udah malem lagian jarak telaga juga dekat dengan penginapan kita, kalau Chelsea tertinggal ia pasti juga udah bisa balik sendiri” Balas Cakka yang membuat suasana diantara mereka semakin beragam
“Gue mau nyari Chelsea” Alvin bergerak dari tempatnya kemudian ia berjalan menuju pintu.
“Tunggu vin, gue ikut” Rio juga berjalan mengikutinya dan diikuti oleh semuanya yang ada disitu.

Kaki Chelsea nampaknya sudah kelelahan berjalan, ia tak menyangka penjelajahannya sendiri disini membuatnya semakin menjauh dari yang lainnya. Chelsea menatap kesekitarnya. Sunyi dan Dingin. Ia masih terus berjalan kedepan namun ia seperti mendengar samar samar suara yang aneh. Ia kembali lagi menatap sekitarnya. Tak ada siapa siapa disitu.
“Siapa disitu?”
“Kak Alvin?”
“Kak Shilla?”
“Itu Kak Alvin, kakak dimana?”
“Apa itu Kak Shilla?”
Teriakan Chelsea nampaknya tak berarti sama sekali. Ia tetap berjalan sendirian sambil mencoba berteriak meminta tolong. Tenggorokannya rasanya semakin sakit. Ia menyadari teriakannya sedari tadi membuat suaranya semakin parau. Samar samar suara yang tadi ia dengar kembali lagi terdengar. Kini ia tak hanya mendengarkan satu kali saja namun menjadi berkali kali suara itu seolah berada didekat Chelsea dan seolah suara suara itu semakin keras. Chelsea semakin ketakutan. Ia berusaha terus berlari mencari jalan keluar.
-quotesshivers-

“Chelsea”
“Chel, lo dimana”
“Chelseeeaa”
Teriakan demi teriakan bergema disekitar telaga. Namun tak ada tanda tanda Chelsea membalas suara teriakan tersebut. Mereka akhirnya memutuskan untuk berpencar mencari Chelsea.
“Okay, lebih baik kita berpencar aja untuk mempermudah mencari Chelsea” Ucap Rio sambil menatap kearah teman temannya.
“Okay, Gue sama Alvin akan nyari kearah sana, shill elo sama gabriel dan sivia nyari kearah kiri, elo kka sama oik ka kanan yah” Perintah Rio kemudian mereka berpencar sesuai dengan yang dikatakan Rio.
Alvin terus berjalan mencari Chelsea sambil meratapi perbuatannya. Ia menyesal tak mematuhi ucapan dari Mamanya yang mengatakan bahwa ia seharusnya menjaga Chelsea. Kini Chelsea hilang entah kemana dan ia menyesali perbuatannya sendiri.
“Vin, Chelsea pasti ketemu kok. Lo tenang aja” Kata Rio. Alvin hanya bisa tersenyum kecut kearah Rio kemudian bergegas mencari adiknya kembali.

“Ik, bisa pelan nggak sih jalannya” Gerutu Cakka yang merasa kelelahan mengikuti langkah kaki oik
“Cak, denger yah kita sekarang lagi nyari Chelsea” Balas Oik
“Ya gue tahu, kita semua juga disini nyari Chelsea tapi jangan cepat cepat gini. Gimana kita mau nemuin Chelsea kalo elo terus jalan tanpa melihat kesekeliling elo”  Oik diam mendengar perkataan Cakka. Ia merasa bahwa dirinya sangat malu karena harus bersama Cakka sehingga ia selalu mempercepat langkahnya itu.
“Maaf” Ucap Oik pelan, Cakka hanya tersenyum padanya.
Oik kaget melihat semak semak yang ada didekatnya bergerak, ia bersembunyi dibelakang Cakka, seolah meminta perlindungan. Sebenarnya Cakka tak berani mendekat kearah semak semak itu. Tapi ia merasa aneh lagi saat melihat semak semak itu bergerak cepat. Cakka melangkahkan kakinya perlahan ke arah semak semak itu. Ia meneguk ludahnya sebentar kemudian mengatur nafasnya kembali. Perlahan ia membuka semak semak itu.
“Maa.. maa.. maaa.. yat…” Teriak Cakka keras yang membuat oik terkejut. Cakka dan Oik pun langsung berlari meninggalkan tempat itu. Tanpa sadar Oik terus memegang tangan cakka dengan ketakutan.

“Kok bisa sih Chelsea menghilang, emang tadi dia sama siapa di telaga?” Tanya Sivia memecah keheningan mereka sambil terus berjalan mencari Chelsea.
“Gue nggak tahu vi, tadi gue kan sama Alvin dan Rio. Gue kira dia sama elo shill, tadi gue lihat dia berjalan di belakang elo” Ucap Gabriel
“Ya tadi dia bilang juga mau bareng gue, eh tahu tahu udah nggak ada lagi. Gue kira dia pengen jalan sendiri gitu” Balas Shilla
“Apa mungkin itu gara gara gue shill?” Sivia menghentikan langkahnya kemudian menatap Shilla
“Maksud lo apa vi?”
“Tadi kan pas gue ketemu sama elo dia langsung pergi kan? Berarti karena ada gue dong. Ini salah gue berarti” Sivia menundukkan kepalanya
“Vi, lo ngomong apa sih, bisa jadi si Chelsea itu emang pengen sendiri. Bukan karena elo. Elo jangan negative gitu vi” Ucap shilla sambil merangkul temannya itu.
“Shilla bener vi, mungkin Chelsea…” Ucapan Gabriel terpotong karena tiba tiba burung burung kelelawar berterbangan diatas mereka. Jumlahnya yang banyak membuat mereka bertiga mencari tempat yang aman untuk bersembunyi dari burung burung itu.
“Itu tadi nakutin banget” Ucap Shilla yang masih terlihat ketakutan sambil melihat kearah burung burung yang sudah agak menjauh dari keberadaan mereka.
“Gue jadi merinding” Ucap Gabriel pelan. Sivia dan Shilla menoleh kearah Gabriel dan hanya membulatkan matanya saat melihat sesuatu berada dibelakang Gabriel kemudian berteriak keras.
“Setannn!!!!!”

-Bersambung-
Tunggu WE ARE CRASS Bab 5 – Telaga Hitam - Part 2 besok yah! J
Kritik & Saran mention @Quotesshivers Thankyouu J

2 comments: