Friday, November 1, 2013

Cerpen Shivers - Inilah Akhirnya



Cerpen dari shivers
INILAH AKHIRNYA

Oleh : Sonya Alfaliani Subekti
Twitter : @sonyalfaliany
--

Mentari pagi ini cukup menerangi kamar cantik seorang gadis bernama Ashilla. Shilla yg sedang tertidur merasa terganggu dengan sinarnya sang surya.


Perlahan, Shilla pun membuka matanya. Ia lalu terduduk di atas ranjang tidurnya. Matanya terarah pada jam yg tertempel di dindingnya. Waktu menunjukan pukul 06.30.


Mata Shilla membola. Ia pun langsung buru-buru turun dari ranjang, mengambil handuk dan masuk ke kamar mandinya.

***

Shilla telah sampai di Sekolah Menengah Atasnya. Tapi sayang, pagar sekolah telah ditutup. Padahal arloji Shilla menunjukan pukul 07.05. Itu artinya, Shilla hanya terlambat lima menit untuk sampai ke sekolahnya.

Mau tak mau, Shilla harus menunggu hingga upacara hari ini selesai. Dan ini adalah salah satu hal yg Shilla tak suka.Menunggu. Baginya, menunggu sangat-sangat membosankan.

Hampir 30 menit Shilla menunggu di luar pagar Sekolahnya. Ia pun melihat Pak Udin, sang satpam sekolahnya.

"Pak.. Pak Udin" panggil Shilla

Pak Udin menghampirinya "Eh.. Neng Shilla, pasti terlambat lagi ya?"

"Iya Pak, Pak tolong bukain pagernya ya Pak" Shilla

"Waduh.. Maaf neng, mulai hari ini siapapun yg terlambat tidak akan bisa masuk." Pak Udin

"Yah.. masa saya pulang lagi Pak? Ayolah Pak.. kali ini aja" Shilla

"Maaf neng, tidak bisa" Pak Udin pun pergi

"Yaudahlah.."

Shilla terpaksa pulang hari ini. Mau bilang apa dia pada orang tuanya,kalau baru datang kesekolah langsung pulang? Entahlah.. Shilla sudah pasrah.

Shilla melangkahkan kakinya.

terdengar suara pager dibuka "Eh..mau kemana? Cepetan masuk!"

Shilla heran "Hh?"

"Buruan!!" suruhnya

Shilla pun berlari kecil memasuki sekolahnya.

"Thank's Rio" Shilla tersenyum senang

Rio juga tersenyum.

"Lo emang sahabat terbaik gue" Shilla.

Deg!

'Sahabat? gak lebih?' batin Rio
Seketika Rio terlihat murung.

"Eh.. yo gimana caranya lo dapet kunci pager?" tanya Shilla.

"ah.. itu gampang. Udah lo ke kelas duluan sana gue mau balikin kuncinya ke Pak Udin" suruh Rio

"Okesipp. Thank's sekali lagi ya Rio"

Rio mengangguk dan tersenyum kecil.

Mereka pun berpisah. Shilla buru-buru masuk kelasnya. Untunglah.. guru belum datang. Shilla cukup lega.
Ia pun langsung duduk di samping sahabatnya Sivia.

***

Shilla, Sivia dan Rio kini sedang duduk di kantin. Dari awal hingga kini, Shilla terus saja membicarakan Alvin. Yah, Alvin. Sang kapten basket yg menurut Shilla sangat keren.

Sivia dan Rio mau tak mau, terus mendengarkn ocehan Shilla. Dilain sisi, Sivia juga merasa tak enak pada Rio karena ia tahu bahwa Rio sudah lama naksir Shilla. Dan Rio salah satu anggota Tim basket yg di ketuai Alvin.

"Oh iya, besok Tim basket kita tanding lawan SMA lain kan?" tanya Shilla

Rio dan Sivia mengangguk.

"Besok gue mau nonton deh. Gue mau liat....."

"Alvin" cetus Sivia

"hehe" Shilla

"Gue heran deh Shil, apasih yg lo arepin dari Alvin? coba lo pikirin deh, sikap dia ke lo itu menurut gue gak pantes! Dia gak pernah respon lo, dia cuma deketin cewek cewek tenar supaya dia ikut tenar" jelas Sivia panjang lebar.

"Itu kan persepsi lo aja" elak Shilla

"enggak ko. semua itu nyata. iyakan yo?" Sivia

"Emm.. ada benernya" jawab Rio

"ish.. ko loe belain via sih?" Shilla

"Enggak ngebelain, emang nyatanya begitu kan? Lo aja yg matanya udah ketutup ama si cinta!" cetus Rio

"Terserah!" Shilla pergi meninggalkan kedua sahabatnya dengan kesal.
Entah apa yg ada dipikirannya, ia hanya ingin menjauh sejenak dari kedua sahabatnya itu.

***

"Ayooo... Alvin.. semangat" Shilla terus memberi Alvin semangat.

yup, hari ini adalah hari dimana Tim Basket SMA Shilla melawan SMA lain. Ini biasa dilakukan setelah selesai ulangan akhir semester. Setiap cabang olahraga dilombakan. Dan untuk kali ini SMA Shilla menjadi tuan rumah.

Semua siswa berteriak untuk terus memberi semangat pada Tim jagoannya. Dan suara Shilla, semakin kencang karena Bola Basket masuk ke dalam ring lawan oleh Rio.

Sivia yg hampir bosan dengan teriakan Shilla, akhirnya angkat bicara.

"Shilla.. pelanin dikit bisa kan? Lagian lo ngapain coba neriakin si Alvin? Padahal kan jelas-jelas yg masukin bola ke ring dari tadi tuh Rio!" Sivia

"Iya. Tapi tanpa Alvin, Rio gak akan bisa begitu!" Shilla

Prittt...

suara peluit panjang menggema. Babak satu telah berhasil di lewati dengan skor tinggi yg dipimpin SMA Shilla.

Shilla langsung membeli minuman vitamin untuk Alvin. Tapi tepat dipinggir lapangan Shilla berdiri, ia melihat Alvin dengan seorang perempuan.

Hati Shilla terasa teriris. Rasanya ada sebuah cairan bening yg ingin keluar dari matanya, namun tak mungkin di tempat seperti ini.

Akhirnya Shilla, mengarahkan langkah kakinya kearah Rio yg sedang bersama Sivia. Shilla mencoba menenangkan dirinya dan mencoba kembali ceria seperti biasa.

"Hei Shill.." sapa Rio tepat saat Shilla sampai dihadapannya

"Hei juga. Nih buat lo yo. Biar seger" Shilla menyodorkan Rio sebuah minuman yg tadinya ia beli untuk Alvin.

"Thank's ya" Rio langsung membuka dan meminum, minuman dari Shilla

Shilla tersenyum namun terlihat dipaksakan.Walaupun Rio dapat tertipu senyum Shilla, Sivia malah berbalik dari Rio.

Pertandingan kembali dimulai. Rio dkk pun kembali turun ke lapangan.

Shilla tetap memberikan semangat, hanya saja kali ini lebih pelan dan tak menyebut nama Alvin.

"Ada masalah ya Shil?" tanya Sivia

Shilla menatap Sivia dengan senyumnya, namun matanya terlihat berkaca-kaca. Aneh memang, namun begitulah Shilla.

"Mau denger ceritanya?" Shilla

Sivia mengangguk "Kenapa enggak?"

Shilla langsung menarik tangan Sivia. Sivia hanya mengikuti. Ia tak ingin membuat sahabatnya kecewa dan semakin sedih.

Ternyata Shilla membawa Sivia ke taman belakang sekolah. Mereka duduk di sebuah kursi panjang. Shilla menumpahkan seluruh perasaan yg ia rasakan pada Sivia. Sivia sebagai sahabat mencoba membuat Shilla tenang.

Entah ini waktu yg tepat atau tidak, Sivia memberitahukan pada Shilla bahwa Rio menyimpan rasa pada Shilla. Shilla awalnya memang tak percaya, namun setelah Sivia cerita panjang lebar, sepertinya Shilla percaya. Dan merasa tak enak dengan sikapnya selama ini yg selalu membanggakan Alvin.

***

Seminggu telah berlalu. Sejak Shilla mengetahui Rio memilik perasaan padanya, Shilla selalu diam-diam mencari informasi tentang Alvin.

Dan Minggu Sore ini, Shilla berniat mengikuti Alvin secara diam-diam. Karena sore ini Alvin akan ke mall bersama pacarnya.

Drrrt.. Drrtt..

Handphone Shilla bergetar. Peaan singkat telah dikirim oleh orang lain.

'Shil, hari ini lo bisa ke bandara Soekarno-Hatta? Sore ini, jam 4 . Soalnya, Rio pergi ke AS'

"Hh?" Shilla heran

Shilla bingung, jam 4 ia sedang mengikuti Alvin, tapi dia juga harus datang ke bandara. Perpisahan dengan Sahabat sekaligus orang yg selama ini memiliki rasa diam-diam pada Shilla.

Bisa! Shilla yakin ia bisa melaksanakan keduanya.

***

Tepat jam 4 sore. Shilla masih di mall. Ia baru sadar harus kebandara pukul 04.05 sore. Shilla buru-buru naik taksi, hatinya gelisah. Ini hari terakhirnya bertemu Rio, masa tidak bisa.
Shilla harap-harap cemas, dalam taksi.

04.20
Shilla sampai di bandara.
Shilla tak menemukan siapapun. Tunggu! itu Sivia. Shilla menghampirinya.

"Via.. Rio?" Shilla

"Rio udah berangkat. Lo terlambat mulu deh. Kebiasaan di tolongin Rio kalo terlambat sekola sih, jadi ginikan?" Sivia

"Iya Iya sorry." Shilla

"Minta Maaf gak akan bikin Rio balik Shil" Sivia

Shilla tertunduk.

"Rio cuma nitip ini buat lo" Sivia menyerahksn sebuah boneka panda.

"kata Rio, lo bisa teken perutnya" lanjut Sivia

Shilla melihat kearah pandanya. Shilla menekan perutnya.

'Aku sayang kamu. Semoga kamu juga sayang aku'

Tes.. Tes.. Tes..

Pipi Shilla basah dengan jatuhnya air dari matanya. Seketika itu juga Sivia memeluk Shilla, berharap Shilla merasa tenang.

***

3 tahun kemudian.

"Shilla ayo cepet masuk" suruh Sivia

"Sabar donk Via.. Baru turun nih! baru pulang kuliah juga nih. Kan capek" Shilla pun berjalan kearah pintu rumah Sivia.
Ternyata, Shilla dipaksa untuk main kerumah Sivia.

Sivia membuka pintunya. Tampak seseorang yg tak asing untuknya, berdiri dihadapan Shilla dan Sivia.

"Hello.." ia melambaikan tangannya.

Sivia tersenyum.

Shilla? ia kembali menangis seperti saat tiga tahun lalu dibandara.

Lelaki di hadapannya tersenyum.

Shilla langsung berlari dan memeluknya "Rio.. lo kemana aja? gue kangen lo"

"Terus lo gak sayang sama gue gitu?" ledek Rio

"Ish.. Rio.." Shilla melepas pelukannya

"Kalo dia gak sayang lo y yo, gak mungkin dia kaya orang kelimpungan, lo pergi" Sivia

"Sivia buka aib deh" Shilla cemberut

"hahaha" Sivia dan Rio tertawa.

***

1 comment:

  1. Kak saya sudah mencari bukunya tapi kok tidak ada ? Bukunya ada di mana ?

    ReplyDelete