Friday, November 1, 2013

Siblings Relationship (part 3)

"Aku atau Dia"


Balkon.....

Kiara menatap setiap butiran air hujan yang jatuh ke rumput rumahnya, ingin rasanya ia menari-nari bersama dengan hujan, menghapus luka yang diberikan oleh Kenny. Kiara sangat kesal dengan sikap Kenny yang tidak menghargai usahanya. Dilihat layar ponsel miliknya, namun sama sekali tidak ada satu pun yang menunjukkan sms atau telepon dari Kenny. Kiara sangat kecewa, dengan sikap Kenny. Kekecewaan yang ia rasakan hanya bisa menjadi sebuah tangisan, ia tidak tahu harus cerita pada siapa. Ingin rasanya cerita pada Sefi, tetapi ia tahu apa respon yang dikatakan oleh temannya itu, pasti dia akan menyalahi sikapnya, dan ia tahu saat ini Sefi sedang kesal dengan Kiara, karena kerja sama majalah batal karena Kiara lebih mementingkan Kenny. Ya, hari ini Kiara membuat kesalahan yang fatal dan semua ini tidak mungkin terulang kembali. Kesempatan ini hancur, dan ia mengecewakan teman-temannya. Pikiran Kiara semakin kacau dan tidak tahu apa yang harus ia lakukan. 


Taman sekolah....

Sefi memanggil Kiara dengan lantang, sementara yang dipanggil justru asyik dengan dunia khayalan dan imajinasinya sambil mengetik kata-kata dalam laptopnya. Sefi mendekati Kiara dan menepuk pundak temannya dengan menghentikan imajinasi Kiara. Kiara menoleh dan langsung menutup laptopnya. "Ki, kamu dicariin Ibu Nuri." hati Kiara merasa tidak karuan, Ibu Nuri adalah pembimbing ekstrakulikuler majalah sekolah. Kiara tahu maksud dari panggilan beliau, pasti beliau akan mengintrogasi Kiara tentang pembatalan kerjasama dengan Redaksi Majalah Remaja Keren. "Pasti masalah kemarin ya?" tanya Kiara pada Sefi.
"Duh, aku kurang tahu Ki. Coba keruangan ibu aja ya." jawab Sefi. "Baiklah." Kiara segera membereskan laptopnya dan menjijing tas laptop kemudian beranjak dari taman, diikuti oleh Sefi. 
Dalam perjalanan menuju ruangan Ibu Nuri, Sefi melihat Kenny, "Ki, itu Kenny kan?" tanya Sefi sambil menyenggol lengan Kiara. Kiara mencari batang hidung Kenny, dan dia melihat Kenny sedang menggandeng dan merangkul pinggang Venue, si cewek yang selalu membuat Kiara kesal. Hati Kiara semakin memanas, dan menghampiri pacarnya dengan berjalan cepat, Sefi mengikutinya dari belakang. 
"Maksudmu apa?" tanya Kiara. Lawan bicaranya, Kenny, justru tidak mengerti pertanyaan dari Kiara. Seperti anak polos yang tidak tahu apa-apa. Kenny justru nanya kembali "Maksudnya?" 
"Udahlah Kiara, Kenny itu udah bosen sama lo. Dia bosen dengan dunia khayalan lo yang gak jelas itu.  Hidup lo sekarang ini di dunia nyata, bukan dunia khayalan. Hahahhaa mengkhayal terus lo kerjaannya." ejek Venue.
"Bener yang dibilang Venue?" tanya Kiara pada Kenny. Namun, yang diajak bicara justru terdiam tanpa kata. "Jawab Ken!" bentak Kiara. 
"Kamu jahat ya!" kata Kiara sambil memukul dada Kenny dengan tangannya yang lemas, lalu berlari dengan cepat meninggalkan Kenny, Venue, dan Sefi.

Jco, Ambarukmo Plaza......

Jco adalah tempat yang cocok untuk melepas penat masalah yang ada dalam pikiran Kiara, ia memesan Jcool Single dengan satu toping favoritenya yaitu almond. Setelah memesan, Kiara segera mencari tempat duduk yang masih kosong, ternyata siang ini Jco penuh dengan manusia yang asyik dengan laptopnya, hampir semua menggunakan laptop dan sibuk dengan laptopnya masing-masing. Hanya ada satu tempat duduk yang kosong tetapi disana terlihat ada seorang cowok yang juga asyik memainkan laptopnya. Kiara menghampiri cowok tesebut "Maaf, boleh gabung?" tanya Kiara. Lalu cowok yang dari tadi asyik dengan laptopnya menoleh dan menatap cewek yang ada di depannya. "Kiara." panggilnya. Kiara terkejut. "Eh, Kevin." balasnya. "Silakan.... Silakan... du..duk" jawab Kevin gugup mempersilakan Kiara untuk duduk. Kiara duduk, dan teringat dengan kejadian beberapa waktu lalu, ketika Kevin hendak mencium bibirnya. Kevin juga mengingat kejadian yang sama, ia merasa tidak enak dengan kejadian beberapa waktu lalu itu. Kevin ingin sekali meminta maaf pada Kiara, tetapi waktunya tidak tepat. Kevin melihat raut wajah Kiara tidak menunjukkan kebahagiaan. "Are you okay?" tanya Kevin. Kiara hanya tersenyum, tidka menjawab iya atau tidak. "Hm... Sorry." katanya. "Don't be." jawab Kiara singkat. "Kalau kamu butuh temen cerita, telingaku siap kok untuk dengerin ceritamu." kata Kevin menatapnya. "Terima kasih, tapi kelihatannya kamu lagi sibuk." Jawabnya sambil menikmati Jcool dengan toping almond. "Oh, enggak kok. Ini cuma iseng-iseng aja." jawabnya basa-basi.
Memang saat ini Kiara sangat butuh teman cerita, tapi entah kenapa dorongannya untuk bercerita sangat kuat sekali. Akhirnya Kiara menceritakan masalahnya pada Kevin. Kevin sangat mendengarkan setiap cerita yang keluar dari mulut Kiara. Kiara sangat berani menceritakan masalahnya ini pada orang yang baru ia kenal. Luapan emosinya yang ia keluarkan hanyalah sebuah tangisan, namun Kevin tidak memberikan tisue atau menepuk pundaknya. Kevin membiarkan Kiara menangis, dan meluapkan segala emosinya. Kiara sangat nyaman cerita dengan Kevin, entah mengapa ia merasakan sesuatu yang beda. Dia pendengar yang baik menurut Kiara. "Ini tisue untuk kamu." Kevin memberikan tisue pada Kiara. Lalu Kiara tersipu malu karena tidak menyadari bahwa ia akan menangisi masalahnya bersama dengan Kevin, orang yang baru ia kenal beberapa hari lalu. "Tetapkan prioritasmu, dan tersenyumlah mulai dari sekarang." kata Kevin membuat Kiara tenang.

No comments:

Post a Comment