Monday, September 16, 2013

Siblings Relationship (part 2)


“Aku atau Dia”

Lapangan Basket….

            “Aku ijin dulu ya gak bisa ke kantor.” Ijin Kiara pada rekan redaksinya, Sefi. “Kenapa emang? Kantor gak ada yang jaga nih.” Jawab Stefi. “Kenny lagi pertandingan, aku mau kesana lihat dia.” Kata Kiara. “Ya ampun, kamu lebih mentingin Kenny dari pada impianmu? Kamu ingat kan hari ini ada Redaksi Majalah Remaja Keren mau dateng. Seharusnya kan kamu yang menjamu dia, Ki? Inget, ini kerjasama lho.” jelas Sefi. “Ya ampun! Aku lupa.” Kiara menepuk jidatnya. “Oke aku ijin sebentar deh.” Katanya sambil pergi meninggalkan Sefi mematung sendirian.
“Kenny… Kenny… Kenny” suara riuh siswa-siswi menyebut nama kapten basket SMA Tunas Bangsa. Sore ini ada pertandingan antar SMA Tunas Bangsa dengan SMA Pelita Jaya. Kiara berlari dengan cepat menuju lapangan basket, karena dia tidak ingin ketinggalan momen terpenting Kenny, pacarnya. Kiara akhirnya menerobos siswa-siswi yang sedang asyik menonton pertandingan. Melihat pacarnya, Kiara sangat semangat. “Ayo sayang, semangat.” Teriak Kiara. Kenny mendengar suara Kiara, dia hanya menoleh tanpa senyum. Wajah Kiara yang tadinya bersemangat menjadi muram. Kenny kenapa ya? “Kasihan banget sih di cuekin.” Timpal Venue. Venue adalah cewek yang mengincar Kenny dari SMP tapi sayang pacarnya itu lebih memilih Kiara. Kiara menghiraukan omongan Venue, ia hanya memikirkan sikap yang diberikan oleh Kenny. Suara riuh kebahagiaan terdengar dari siswa dan siswi SMA Tunas Bangsa. “Hore…. Hore… SMA Tunas Bangsa emang keren!” teriak teman-teman. Kiara tersadar dari lamunannya ketika bahunya ditertabrak oleh teman-temannya. Ponsel Kiara bergetar, lalu dia membaca  satu pesan dari Sefi “Ki, Pimpinan Redaksi Majalah Remaja Keren sudah pulang. Dia gak punya banyak waktu untuk nungguin kamu, dan kerjasama dibatalin.” Mimpinya hilang seketika. Sedih, itu yang dirasakan oleh Kiara saat ini, dia harus kerjasama dengan pimpinan redaksi majalah mana lagi untuk membawa nama baik majalah SMA Tunas Bangsa. Ah pikirkan nanti saja, Lalu dia mencari pacarnya, Kenny. Dimana ya Kenny. “Kamu lihat Kenny?” tanya Kiara pada temannya. “Itu dia.” Sambil menunjuk kearah Kenny yang sedang asyik duduk. “Thank you.” Kata Kiara pada temannya, dan dia hanya membalas anggukan kepala. Entah mengapa, ketika ia berjalan menuju kearah Kenny, tiba-tiba terhenti. Ia melihat Venue mencium pipi Kenny, dan orang yang dicium membalasnya penuh mesra. Rasanya sakit melihat adegan ini, tapi Kiara tetap meneruskan langkahannya. “Wow… asyik ya, Ken. Dicium pipinya sama Venue.” Sindir Kiara. Kenny menghiraukan apa yang dikatakan oleh Kiara. “Ken, aku lagi ngomong sama kamu..” suara lirih Kiara mulai terdengar. Kenny mulai menatap Kiara dengan tajam “Udah ngomongnya? Aku mau pulang.” Balasnya dingin. “Kamu egois ya.” Suara Kiara seperti menahan tangis. “Egois kamu bilang?!” tanya Kenny marah. “Iya, kamu gak menghargai kehadiran aku disini. Aku dateng kesini untuk mendukung kamu, tapi apa balasan yang kamu kasih ke aku? Kamu sama sekali gak ngerespon dukungan aku. Kamu malah buat aku kecewa.” Kiara kembali menahan tangisnya, suaranya terdengar mulai berat. “Aku gak butuh dukungan kamu.” Jawaban Kenny seperti petir untuk Kiara. Kali ini ia tidak bisa menahan tangisnya. “Oh gitu ya. Asal kamu tahu ya, aku kehilangan kerjasama dengan majalah Remaja Keren cuma untuk melihat pertandingan kamu doang. Tapi apa balasan dari kamu, aku gak nyangka ya. Makasih buat jawabannya.”  Tangis Kiara meninggalkan Kenny mematung sendiri di lapangan. 

No comments:

Post a Comment