Quotesshivers
mempersembahkan cerita berjudul:
WE
ARE CRASS
BAB
3
PENGINAPAN
103
Liburan yang mereka inginkan telah gagal sebelumnya.
Mimpi buruk seolah berlalu lalang didepan mereka.
Hujan deras dan jalan yang sepi membawa mereka ke
sebuah tempat
Tempat yang membuat mereka tidak akan melupakan
kejadian demi kejadian disitu.
Akankah mereka selamat seperti sebelumnya?
Atau bahkan mereka harus merelakan jika salah satu dari
mereka harus berpisah?
Atau salah satu dari mereka akan menjadi korban dari peristiwa
ini?
Malam
itu pukul 21.00 terdengar suara jeritan dari dalam kamar. Wanita itu terus
menjerit dan merintih seolah ia membutuhkan suatu pertolongan dari para
tetangganya. Namun jarak penginapannya sangatlah berjauhan dengan penginapan
yang lain. Seorang pria terlihat mengikat kaki wanita itu dengan sangat kencang,
namun wanita itu terus melawan sebisa mungkin. Habis sudah kesabaran pria itu
menghadapinya diambilnya meja yang terletak tidak jauh dari hadapannya
dipukulnya kepala wanita itu memakai meja itu. Hanya suara retakan kepala
terdengar sekilas. Darah mengalir di sekitar lantai tersebut. Lemah tak berdaya
kini gambaran kondisi si wanita itu. Wanita itu tetap melawan perlahan lahan ia
mulai bangkit namun si pria yang berada didekatnya sepertinya menyadari bahwa
wanita itu masih sadar dan berusaha memberikan perlawanan meskipun pria itu
tahu si wanita itu takkan sanggup untuk melawan pria itu dengan kondisinya yang
sangat memprihatinkan itu. Pria itu lalu mengambil sebuah kursi juga yang
letaknya tak jauh darinya. Digunakannya kaki kursi itu untuk memukul wajah si
wanita itu hingga wajah wanita itu hancur dan tak berbentuk lagi. Matanya sudah
lepas sebelah sehingga bisa terlihat kornea matanya dan darah terus mengalir.
Masalah
belum selesai juga nampaknya, tiba tiba munculah
dua anak kecil dari belakang rumah itu. Mereka melihat wajah wanita itu sudah
tak berbentuk, darah berada dimana mana. Dan pria itu kini menatap mereka. Pria
itu membawa satu dari mereka ke belakang rumah menuju kea rah sumur tua. Anak
kecil itu terus melawan dan anak kecil yang satunya ternyata mengikuti mereka
berdua berusaha untuk memukul kaki pria itu menggunakan tangan kecilnya nan
mungil dan anak kecil yang dibawa oleh si pria itu langsung menggigit tangan si
pria itu dengan keras. Pria itu berteriak kesakitan tak bisa dipungkiri bahwa
gigitan seorang anak kecil juga sangat menyakitkan. Pria itu tampaknya benar
benar habis kesabarannya. Ia menggunakan tangan kirinya untuk mencekik anak
yang satu yang terlihat lebih kecil daripada anak yang satu lagi. Sedangkan
anak yang tertua yang masih memegang sebuah boneka pun dicekik oleh pria itu
menggunakan tangan kanannya. Hingga membuat kedua anak itu menjadi tidak
bernyawa.
“Disini
senang disana senang dimana mana hatiku senang”
“Disini
senang disana senang dimana mana hatiku senang”
“Lalalala
lalalala”
“Lalalalala
lalala”
Quotesshivers
“Chelsea.. sadar chel.. “
“Chelsea..”
“Chelsea…”
Teriakan demi teriakan
terdengar. Chelsea membuka matanya perlahan. Ia mengatur nafasnya sebentar.
Wajahnya pucat dan banyak sekali mengeluarkan keringat. Shilla mencoba untuk
menyandarkan kepala Chelsea kembali ke tempat duduk. Cakka yang duduk dipaling
belakang bersama sivia ikut mengipas ngipas Chelsea agar ia tenang kembali.
Sepertinya AC mobil tidak terasa pada Chelsea sehingga Chelsea berkeringat
seperti itu. Setelah Chelsea sudah duduk kembali Shilla memberikan sebotol air
mineral pada Chelsea. Chelsea hanya bisa melihat keadaan sekitarnya dengan heran.
“Gue dimana nih?” Tanya
Chelsea sambil melihat orang orang disekitarnya
“Chel lo udah sadar?”
Tanya Alvin yang mengemudikan mobil sambil melihat keadaan adiknya itu dari
kaca mobil
“Iya”
Lirih Chelsea pelan
“Loe tadi kenapa chel? Kok
loe teriak teriak gitu? Udah gitu lo tidur gelisah banget lagi” Riopun mencoba
menanyakan keadaan adik Alvin tersebut
“Gak apa apa kok” Ucapnya
dengan pelan
“Loe bener elo nggak
kenapa napa?” Kini shilla menanyakannya dengan lembut. Chelsea hanya
menganggukan kepalanya pelan. Ia masih bingung dengan apa yang tadi ia
mimpikan. Pikirannya masih berkutak dengan mimpi yang tadi ia alami itu.
“Apa nggak sebaiknya kita
bawa Chelsea ke dokter dulu? Siapa tahu dia sakit?” Tanya cakka
“Nggak usah, gue nggak apa
apa kok” Ucapnya kembali. “Sebenernya kita mau kemana sih? Dan kenapa gue bisa
disini?” Tanyanya heran. Anak anak CRASS hanya bisa tersenyum senyum mendengar
pertanyaan Chelsea.
“Oh, maaf tadi kita bawa
elo pas lagi tidur pules. Abis tadi nyokap nyuruh gue bawa elo bareng kita
karena nyokap mau pergi ke luar negeri terus daripada elo ditinggal sendiri
dirumah mending sama kita aja. Tadi elo dibopong oleh cakka loh” Ucap Alvin
sambil melihat kearah cakka dan terlihat jempol cakka menunjuk kearah Alvin
“Ternyata elo berat juga
ya chel” Ketus Cakka pelan dan Chelsea melirik cakka sekilas dengan sinis
kembali. “Hehe bercanda”
“Kita mau kemana vin?”
Tanya Chelsea kembali
“Kita mau ke puncak chel,
biar refreshing dulu” Jelas Alvin
“Iya supaya kepala kita
rada seger gitu dari kejadian kejadian aneh” Ujar Sivia
“Tenang aja kok Chelsea
kamu pasti akan senang kok disana” Ucap shilla lembut.
Chelsea hanya diam. Ia tak
banyak bicara ia hanya berfikir bahwa jika bepergian bersama teman teman
kakaknya itu membuatnya ikut terbawa dalam suatu masalah.
Quotesshivers
“Chel, lo mau?” Ucap Cakka
sambil menyodornya keripik jagung kepada Chelsea namun Chelsea sepertinya tidak
menggubris cakka kembali.
“Mending buat gue aja”
Celutuk sivia sambil mengambil satu plastik yang cukup besar yang berisi
keripik jagung. “Hmm baunya enak”
“Enak aja, ntar kalo sama
elo langsung habis dalam dua menit” Ketus cakka
“Emang lo kira gue gajah apa
kka” Ketus sivia kembali
“Udah nggak usah mulai
lagi deh berantemnya” Shilla mencoba menengahi mereka berdua
“Diluar hujan sebaiknya
pelan pelan aja vin” Kata Rio sambil melihat ke samping kanannya. Rio melihat seperti ada anak kecil yang
berada disisi jalan pada saat itu.
“Berhenti vin” Ucap Rio
yang membuat mobil itu berhenti mendadak dan mengagetkan seisi mobil.
“Ada apa yo?” Tanya Alvin
“Tadi gue lihat ada anak
kecil, gue coba check dulu yah. Kasihan siapa tahu dia tersesat” Ucap Rio
“Anak kecil? Mana ada anak
kecil ditengah hujan lebat kaya gini. Yang bener aja lo yo” Sahut cakka dari
belakang. Namun Rio nampaknya bersikeras untuk melihat anak kecil itu.
Dibukanya pintu mobilnya dan ia segera membuka payung kemudian ia berjalan
menuju tempat yang tadi yang ia lihat ada anak kecil. Namun tak ada anak kecil
sama sekali disitu. Sepi. Hanya terdengar suara hujan yang semakin deras
mengguyur jalanan yang sepi itu. Rio berbalik dan ia kembali lagi kedalam
mobil.
“Gimana? Mana anak
kecilnya?” Tanya Alvin
“Nggak ada” Jawab Rio
“Tuh kan apa gue bilang
mana ada anak kecil berkeliaran ditengah hujan deras trus pas dijalan sepi kaya
gini lagi” Ujar Cakka sambil menggelengkan kepalanya.
“Lo butuh istirahat kali
yo” Shilla mencoba menenangkan Rio yang terlihat sedikit tegang. Rio hanya
tersenyum sekilas dan menganggukan kepala kepada Alvin. Mobil itu kembali
berjalan. Chelsea melihat bayangan anak kecil dari kaca spion mobil itu.
Chelsea hanya bisa membekam mulutnya saja untuk kali ini ia mencoba untuk tidak
panic sebisa mungkin.
Quotesshivers
Setelah berjam jam mereka
melewati jalanan yang licin dan hujan deras mengguyur kawasan itu, akhirnya
mereka sampai ke sebuah penginapan yang akan menjadi tempat bagi mereka untuk
menginap dan menikmati pemandangan di puncak.
“Okay guys udah sampe ini
dia penginapan kita” Suara Alvin yang lumayan keras membangunkan mereka dan
mereka melihat ke sekeliling mereka.
“Villa?” Ucap sivia
“Bukan ini seperti pondok
gitu disini dinamakan penginapan bukan villa” Jelas Alvin. Rio memberi aba aba
pada mereka agar keluar dari mobil. Hujan sudah mulai reda dan saatnya untuk
mereka beristirahat dan melepas lelah mereka.
“Bantuin gue dong kka”
Ucap sivia sambil membawa koper besar yang sangat berat. “Enak aja salah
sendiri elo bawa koper segede itu lo kira kita bakal disini selama satu bulan
apa?” Balas Cakka. Kemudian Cakka terlihat menghampiri Chelsea dan membantu
Chelsea membawa barang barangnya.
“Sini biar gue bantu”
Ternyata Alvin sudah berada disamping sivia. Alvin membantu sivia membawa tas
sivia walaupun ia tahu bahwa tas yang ia bawa juga cukup berat. Rio dan Shilla langsung
melihat lihat keadaan dilingkungan penginapan mereka. Tas mereka simple tak
memuat barang barang yang banyak jadi mereka tak terlihat kerepotan membawanya seperti
yang lainnya.
“Ini penginapan kok serem
gini ya yo” Ucap Shila sambil memandangi penginapan itu.
“Iya kaya gak keurus gitu”
Balas Rio
“Apa kita nggak salah
penginapan?” Tanya shilla sambil menghentikan langkahnya. Ia melihat ada anak
kecil yang berada disamping penginapan itu. Dilihatnya dua anak kecil yang lucu
sedang bermain main disitu. Mereka terlihat sangat senang bermain disitu.
Terpancar kegembiraan dari raut wajah mereka pada saat itu. Shilla jadi ikut
senyum melihat dua anak kecil yang sedang bermain itu. Rio melihat shilla
senyum sendiri dengan heran.
“Shill lo liat apa?” Tanya
Rio heran
“Itu yo, kok mereka masih
diluar yah padahal udah jam segini?” Tunjuk shilla ke anak kecil itu. Rio tak
melihat apapun dari apa yang ditunjuk oleh shilla.
“Siapa shill?” Tanya Rio
kembali
“Itu anak kecil itu”
Tunjuk shilla namun tak terlihat ada anak kecil lagi disitu. Mata shilla
membulat tak percaya.
“Perasaan tadi ada anak
kecil apa gue juga ikut halusinasi kaya elo ya yo?” Jawab shilla sambil
berjalan kembali ke penginapan mereka
“Yakali kita kan jodoh”
Batin Rio sambil tersenyum dan lanjut berjalan kembali menuju pintu penginapan
mereka.
Quotesshivers
“Penginapan 103”
Cat yang terlihat dari
luar penginapan itu sudah kusam. Warna putih yang seharusnya menjadi warna
penginapan itu nampak usang. Tumbuhan lumut mewarnai sekitar tembok tembok itu.
Cahaya lampu luar itu tak cukup untuk menerangi ke enam remaja yang sedang
berdiri didepan pintu itu. Ada sebuah ayunan berada disisi penginapan diapit
oleh dua pohon besar yang terlihat sudah tua. Ayunan itu terlihat seperti
bergerak sendiri sekilas namun mereka berfikir mungkin ada angin yang membuat
ayunan itu bergerak. Suasana disekitar penginapan itu sangatlah sepi. Tak ada
orang ataupun penginapan terlihat didekat mereka pada saat itu. Angin malam seolah
sedang menemani mereka disitu.Tak terdengar suara jangkrik dimana mana. Angin
terus berhembus kencang yang membuat badan mereka terus menggil kedinginan
diluar.
“Cepetan dong vin, buka
pintu aja nggak bisa” Ketus cakka sambil memegangi pipinya yang sudah
kedinginan karena berada diluar.
“Bentar agak susah nih.
Nah sudah bisa” Alvin membuka pintu itu. Hawa dingin menyambut kedatangan
mereka. Rio segera menghidupkan lampu saklar yang letaknya ada disamping pintu
itu. Aroma dari rumah ini sangatlah tak enak . Bahkan shilla terlihat sedikit
tak nyaman dengan aromanya. Sivia menjerit kecil saat beberapa kecoba terlihat
berlari dihadapannya. Ruangan ini memang rapi sekilas namun aromanya tak sesuai
dengan keadaan ruangan ini. Suram dan sedikit terkesan dingin begitulah
gambaran ruangan ini. Anak anak CRASS beserta Chelsea segera menaiki tangga
menuju ke kamar tempat peristirahatan mereka.
“Nah disini kamar yang
cowok, disitu yang cewek.” Ucap Alvin sambil menunjukkan ruangan kamar yang
jaraknya agak berjauhan dengan kamar yang akan ia tempati. “Kita berpisah
disini ya guys! Kalian istirahat besok kita akan lihat lihat puncak” Ucap Alvin
kembali dan menyerahkan tas sivia pada sivia. Anak perempuan sepertinya menurut
saja toh jaraknya tak terlalu jauh cukup beberapa langkah saja kamar mereka
akan segera sampai tapi sepertinya sangat lama untuk menuju ke kamar mereka
itu.
Quotesshivers
Shilla, Sivia dan Chelsea
hanya bisa pasrah sepertinya para lelaki itu mungkin karena mereka juga sudah lelah
dan ingin segera beristirat mereka tak banyak berdebat dengan para lelaki itu.
Mereka pun masuk ke kamar mereka. Hanya ada dua tempat tidur disitu. Shilla dan
Sivia saling berhadapan dan Chelsea sepertinya tahu maksud mereka.
“Akhirnya kita tidur”
Teriak sivia
“Selamat tidur” Ucap
shilla sambil memejamkan matanya. Chelsea tak terlihat bisa tidur. Ia terus
gelisah. Ia tidak bisa tidur sama sekali. Berapa kali ia terlihat berganti
ganti posisi tidur. Kadang posisinya menghadap ke kanan setelah beberapa detik
posisinya menghadap kekiri. Saat ia memejamkan matanya lagi ia mendengar suara
barang jatuh dari bawah. Matanya kembali terbuka. Ia sebenarnya penasaran namun
ia tak begitu berani untuk melihat situasi di lantai bawah itu. Ia mencoba
memejamkan mata kembali.
“Vin, lo denger suara yang
tadi nggak” Cakka membuka matanya. Ia menyenggol bahu Alvin yang ada
disampingnya. Alvin tak menggubrisnya
sama sekali. Ia terlihat sangat lelah sehingga ia memutuskan untuk tidur saja
tanpa menggubris cakka.
“Yo, lo denger nggak?”
Cakka menoleh ke tempat tidur Rio. Terlihat Rio masih membuka matanya. Rio
menoleh kea rah Cakka.
“Kka? Menurut lo shilla
itu suka cowok kaya apa sih? “ Tanya Rio yang membuat cakka geram
“Ye elo, gue Tanya apa elo
jawab apa. Elo mikirin shilla mulu sih. Kesel gue ah” Ucap Cakka beranjak dari
tempat tidurnya.
“Elo mau kemana?” Tanya
Rio kembali
“Mau ke kamarnya shilla”
Balas Cakka yang membuat Rio malah senyam senyum.
“Weh shilla atau Chelsea?”
Ucapnya kembali
“Tau ah” Cakka kemudian
berjalan keluar kamar.
Quotesshivers
Setelah ditutupnya pintu
kamar kembali ia merasa haus. Ia memutuskan untuk ke dapur untuk mencari sebuah
air untuk diminum. Saat ia berjalan menuruni tangga ia merasa bahwa ada
seseorang yang mengikutinya. Ia menuruni tangga kembali lagi namun dengan
pelan.
Kemudian ia berbalik untuk
memastikan siapa yang mengikutinya. Namun tak ada apa apa yang dilihatnya. Ia
menganggap mungkin ia hanya berhalusinasi sesaat karena ia lelah. Ia kemudian
menuju dapur. Tak dilihatnya apapun disitu, dinyalakannya keran air yang ada
disitu.
Airpun menyala biasa
kemudian air dan membasahi tangannya. Air itu tak berwarna seperti air namun
warnanya tiba tiba menjadi warna merah. Seperti warna darah atau bahkan itu
benar benar darah sungguhan dan baunya juga sangat tak sedap. Cakka terbelalak
kaget. Ia berlari meninggalkan dapur namun ia dikagetkan kembali ia merasa seperti
ada tangan yang menahan kakinya.
Ia melihat kearah kakinya
dan benar ada tangan yang menahan kakinya yang kanan ketika Cakka berusaha
melepaskan kakinya yang kananitu menggunakan tangannya kini kaki kirinya pun
dipegang oleh tangan lain tangan yang bercucuran dengan darah banyak dan kuku
kuku yang sangat tajam.
Ia berusaha sebisa mungkin
untuk berteriak tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Tiba tiba lampu
didapur mati dan Cakka menjadi sangat ketakutan. Ia terus berusaha melepaskan
diri dari tangan yang menariknya itu. Ia berusaha untuk berteriak sampai ia
berkeringat.
Quotesshivers
“Klek”
Terlihat lampu menyala.
Ternyata ada Chelsea disitu. Cakka menghembuskan nafasnya dengan lega.
Setidaknya ia berfikir ada Chelsea yang akan menyelamatkannya pada saat ini.
“Chelsea” Ucap cakka masih
dengan nafas yang tak beraturan dan keringat yang terlihat membasahi wajahnya
itu.
“Lo ngapain duduk disitu?”
Tanya Chelsea sambil menatap cakka dengan heran.
“Hah? Tadi gue” Saat cakka
ingin menjelaskan ia melihat tangannya tak ada darah sama sekali yang terlihat hanyalah
air yang membasahi tangan cakka tak ada warna merah seperti darah melainkan air
biasa tak berwarna. Cakka kembali melihat ke arah lantai tadi. Tak ada tangan
yang menariknya seperti tadi. Cakka hanya diam membisu kemudian ia melihat kearah
Chelsea kembali.
“Sampai kapan lo mau disitu?
Elo mau tidur disitu aja? “ Tanya Chelsea kemudian membantu cakka untuk
berdiri. Setelah itu Chelsea berjalan
kembali kekamarnya. Cakka mengikutinya dari belakang Chelsea.
“Ada yang aneh disini”
Celutuk Cakka dari belakang pundak chelsea
“Elo yang aneh” Balas Chelsea
dan Cakka hanya bisa memanyunkan bibirnya. Ia melihat ke belakang kembali tak
ada apa apa. Ia melihat Chelsea sudah berjalan ke kamarnya dan kini ia berpikir
saatnya ia harus beristirahat. Benar benar harus beristirahat.
Quotesshivers
Esoknya pagi telah datang.
Matahari telah bersinar. Hawa luar menyelimuti mereka.
“Wah pasti seru donk kalo
kita tinggal dilingkungan kaya gini, bebas polusi. Udaranya segar banget” Ucap
sivia sambil melihat kea rah sekitar. Anak anak CRASS hanya duduk duduk saja
diteras penginapan itu sambil menikmati cemilan yang mereka bawa.
“Guys, tadi gue ke dapur
ternyata didapur nggak ada apa apa yang bisa dimasak. Terus kita makan apa
dong?” Tanya Shilla kemudian duduk kembali disamping cakka. Dan terlihat
Chelsea yang baru bergabung dengan mereka langsung duduk disamping kakaknya itu
sambil mengambil makanan kakaknya itu.
“Yaudah kita makan cemilan
ini aja lumayan untuk mengganjal perut” Kata Rio sambil menyodornya cemilannya
kea rah shilla. Shilla mengambilnya dan kemudian ia menatap cakka sekilas.
“Lo kenapa kka? Sakit?”
Tanya shilla yang melihat raut wajah cakka yang agak aneh
“Tau tuh dari tadi tu anak
aneh banget. Abis ngelihat setan kali didalam” Ucap Rio yang membuat jantung
Cakka kembali kaget. Ucapan Rio tadi membuatnya menjadi sedikit merinding
kembali. Alvin hanya tertawa melihat ulah Rio. Chelsea tak berkomentar apapun
ia hanya melihat ada yang aneh pada sivia yang masih berada dihalaman depan.
“Lihat tuh cewek inceran
lo, kaya orang gila” Bisik Chelsea di telinga Alvin. Alvin membelalak kaget
mendengar ucapan Chelsea. Ia menatap Chelsea sinis.
“Siapa yang lo bilang
gila? Elo kali yang gila” Balas Alvin kembali sambil melihat kearah dimana
Chelsea melihat siapa yang dimaksud olehnya itu. Alvin tak percaya dengan apa
yang dilihatnya. Sivia terlihat sedang berbicara namun tak ada siapapun disitu.
Bahkan ia melihat sivia tertawa sendiri seolah ia sedang tertawa dengan
seseorang.
“Adik kecil nama kamu
siapa?” Kamu lucu banget deh” Sivia mencubit anak laki laki kecil yang dilihatnya.
Anak itu hanya diam menatap sivia kemudian ia tersenyum sekilas.
“Nama aku Dani kak, Nama
kakak siapa?” Tanya anak kecil itu polos
“Nama kakak sivia, eh itu
yang ngumpet dibalik pohon siapa dani?” Tanya sivia sambil menatap seorang anak
perempuan kecil yang bersembunyi dibalik pohon.
“Itu kakak aku kak,
namanya kak dini” Ucap dani polos. Sivia menoleh kearah dini sambil tersenyum.
“Dini sini main deh” Ucap
sivia sambil member isyarat agar gadis kecil itu kearahnya. Namun gadis kecil
itu hanya diam dan mendekat ke arahnya lalu menggandeng tangan adiknya dini
agar mengikutinya.
“Maaf adik aku emang
nakal” Ucap dini dengan polos raut wajahnya tak sama seperti adinya dani yang
murah senyum itu. Ia lebih terlihat pendiam bahkan tak terlihat banyak ekspresi
di wajahnya.
“Ayo pergi” Ucap dini pada
adiknya itu kemudian adiknya hanya bisa pasrah mengikutinya kemudian ia
tersenyum ke arah sivia.
“Kalian mau kemana? Rumah
kalian dimana?” Tanya sivia kembali. Namun tak ada jawaban dari kedua anak kecil
itu. Dani hanya menoleh kearah Sivia kembali kemudian ia mengikuti kakaknya itu
dan meninggalkan sivia. Sivia hanya bisa menatap mereka dengan heran.
Quotesshivers
Sekarang sivia mendekati
anak anak CRASS yang lain mukanya terlihat agak berbeda. Ia tak terlihat ceria
lagi seperti sebelumnya. Ia mendengus kesal saat ia sudah duduk disamping
shilla.
“Lo kenapa vi?” Tanya
shilla sambil menatap wajah sahabatnya itu
“Lo juga ikut sakit kaya
cakka?” Rio kembali memberikan pertanyaannya
“Itu tadi ada anak kecil
kaya gak suka gue main sama adiknya gitu. Masa tadi pas gue lagi main sama
adiknya eh kakaknya datang trus ngajak adiknya pergi padahal kan aku masih mau
main dulu sama adiknya itu. Kakaknya maksa gitu jadi gak enak lihatnya. Padahal
dia masih anak kecil tapi tampangnya lumayan serem pas marah” Jelas sivia panjang
lebar sambil mengambil roti yang ada didepannya itu.
“Anak kecil? Anak kecil
yang mana?” Tanya Rio sambil melihat ke halaman depan
“Perasaan tadi nggak ada
siapa siapa disitu deh” Guman Rio kembali.
“Ada kok tadi, namanya adeknya
dani dan nama kakaknya dini. Umur mereka sekitar 5 dan 4 tahun gitu deh masa
kalian nggak lihat? Tadi gue juga ngomong sama mereka kok disitu. Kalian bener
bener nggak tahu apa lagi bercanda nih?” Sekarang sivia yang bertanya namun
mereka hanya menggeleng pelan.
“Dari tadi lo ngomong
sendiri vi” Ucap Alvin pelan dan membuat sivia kaget. Anak anak CRASS lain pun
ikut memandang Alvin kemudian sivia. Cakka pun hanya bisa heran melihat situasi
ini. Ia menjadi semakin takut dengan keadaan disini.
Chelsea melihat kearah
ayunanyang ada disamping penginapan ini kemudian ia berdiri dan berjalan ke
arahnya. Namun saat ia hendak menduduki ayunan itu. Tiba tiba muncul sosok
wanita yang berada didekatnya. Chelsea kaget tak percaya bahwa ada sosok yang
menampakan diri padanya kemudian ia menghadap kearah lain dilihatnya ada dua
anak kecil yang mungkin dimaksud sivia tadi. Mereka menatap Chelsea dengan
tatapan kosong. Chelsea pun menatap mereka juga dengan tatapan yang heran namun
bertanya Tanya dalam dirinya.
Quotesshivers
“Chelsea lo ngapain
sendirian disitu?” Tanya Cakka yang ternyata mengikuti Chelsea. Chelsea menoleh
kearah Cakka kemudian ia menoleh lagi kearah wanita dan dua anak kecil tadi
namun sudah tidak ada lagi satupun dari mereka disitu.
“Pergi kalian”
“pergi kalian”
“Pergi”
Suara itu tiba tiba
terdengar dan terus terdengar kembali di telinga Chelsea. Chelsea berusaha
mencari cari arah suara itu namun suara itu semakin keras seakan akan berteriak
tepat di kedua telinga Chelsea. Chelsea pun menutup kedua telinganya dan
memejamkan matanya. Cakka yang melihat tindakan Chelsea yang mulai aneh berusaha
menyadarkan Chelsea.
“Chel.. lo kenapa? Chel..”
Cakka berusaha untuk melepaskan tangan yang terlihat menutup telinga Chelsea.
Ditatapnya wajah Chelsea pelan. Chelsea pun membukakan matanya. Ia melihat
wajah cakka didepannya.
“Lo kenapa?” Ujar cakka
masih dengan menatap Chelsea.
“Kita harus pergi dari
sini kka. Kita harus ngasih tahu ke yang lain” Chelsea mencoba berkata kata,
dengan perasaan gemetar dan takut ia kembali melihat kearah sekelilingnya.
Cakka kembali menatapnya kemudian melihat kearah sekelilingnya juga.Ia
mengangguk sepertinya ia merasa bahwa ia sependapat dengan Chelsea kali ini.
Quotesshivers
“Pergi? Kita kan baru sampe
kemarin, masa langsung pergi?” Ucap Alvin dengan nada tak suka dengan
pernyataan yang dibuat oleh cakka
“Iya kita harus pergi kalo
enggak kita akan bahaya disini” Balas Chelsea kembali
“Lo tuh udah mulai
terpengaruh sama cakka, chel. Percaya deh kita nggak akan kena bahaya disini”
Jawab Alvin kembali.
“Iya Chel, kita kan baru
semalam masa iya kita langsung pulang” Sahut Rio
Chelsea dan Cakka hanya
bisa pasrah. Percuma mereka mengatakan kembali sepertinya Rio, Alvin, Shilla
maupun Sivia tak peduli dengan apa yang mereka katakan.
Quotesshivers
Suasana malam kini
menghampiri kembali. Hawa dingin kali ini benar benar sangat berbeda dari
kemarin malam saat mereka datang. Kini tak ada terdengar suara jangkrik lagi,
namun mereka seperti merasa bahwa malam ini benar benar berbeda dari kemarin.
“Krek..Krek.. Krek..”
“Shill, tutup pintu
jendelanya dong” Ucap sivia sambil
membolak balikkan halaman majalah yang sedang ia baca. Shilla menoleh ke arah
jendela dan berjalan menuju jendela itu. Chelsea hanya melihat shilla kemudian
ia kembali lagi menggunting kuku kukunya itu.
“Vi, perasaan jendelanya
udah ketutup deh. Lihat ini kalo nggak percaya” Shilla membuka tirai jendela
itu dan tak terlihat bahwa jendela itu terbuka. Sivia menghampiri shilla
mencoba untuk memastikan kembali apakah jendela itu memang terkunci. Saat ia
menoleh keluar jendela sivia melihat ada sosok wanita berambut panjang berbaju
putih berlumuran darah berada dibawah penginapan itu.
“Shill, lihat deh” Tunjuk
sivia. Kemudian Shilla mendongak dan berusaha untuk menutup mulutnya agar tak
mengeluarkan suara. Kemudian ia melihat kearah sivia.
“Duk.. Duk.. Dukk”
Chelsea membulatkan
matanya. Ia mendengar seperti ada suara dari dalam lemari itu. Chelsea kemudian
berlari menghampiri shilla dan sivia. Shilla dan Sivia juga terlihat takut,
shilla berusaha untuk berjalan kedepan lemari itu dan berusaha untuk membukakan
pintu lemari itu. Sivia menahan shilla dan menggeleng gelengkan kepalanya agar
shilla tak membuka lemari itu. Chelsea pun
berdiri didepan mereka dan kini ia bersiap untuk membuka lemari itu.
“Ahhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
Jerit ketiga gadis itu.
Mereka melihat ada tangan
didalam lemari itu. Tangan itu berlumuran darah dan ketika mereka ingin meninggalkan
tempat itu ada tangan lagi yang datang dari bawah lantai dan menjerat kaki kaki
mereka sehingga mereka tak bisa berlari. Tangan yang tadi didalam lemari kini
berada didepan mereka dan berusaha mencekik mereka bertiga.
Quotesshivers
“Yo lo ngerasa ada yang
aneh nggak sih disini?” Alvin membuka pembicaraan pada saat ia hanya bersama
dengan rio itu
“Sedikit sih, gue rasa
juga ada yang aneh disini” Jawab Rio kembali
“Tadi gue habis mandi gue
denger ada suara wanita lagi nangis gitu” Ucap Alvin pelan
“Gue malah lihat ada
bayangan wanita dikaca saat gue lagi cuci muka” Ucap rio pelan
“Jadi kalian udah
percaya?” Cakka tiba tiba muncul dari belakang dan dia melihat kea rah rio dan
Alvin.
“Ahhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“Suara apa itu?” Tanya Rio
“Itu suara dari kamar anak
perempuan” Jawab Alvin yang langsung berlari keluar kamar diikuti oleh Rio dan
Cakka berlari dibelakangnya.
Quotesshivers
“Plak”
Terdengar suara pecahan
kaca yang memukul tangan itu. Ternyata ada Rio, Alvin dan Cakka yang mendengar
teriakan mereka. Setelah mendengar teriakan mereka langsung berlari dan melihat
ini. Wajah mereka juga Nampak ketakutan.
“Cepetan kalian kesini”
Teriak Alvin keras. Rio dan Cakka pun menarik tangan shilla dan Chelsea.
Setelah itu mereka menarik tangan sivia. Kemudian setelah mereka lepas mereka
berlari menuruni tangga namun sebelum mereka menuruni tangga muncul didepan
mereka sosok anak kecil yang berlumuran darah dan memegang boneka.
Nampak mata boneka itu
sudah tidak ada dan tubuh gadis yang memegang boneka itu sangat menyeramkan.
Tangannya berlumuran darah. Dari lehernya bercucurah darah dan ada sosok anak
laki laki kecil berada dibelakang gadis itu. Kondisinya pun sama berlumuran
darah namun ia lebih parah lagi terlihat mata kirinya seperti hendak keluar dan
ada darah mengalir dari dalam mata tersebut.
Anak anak CRASS beserta
Chelsea sangat panic. Mereka tak tahu harus bagaimana. Saat mereka mencoba
berbalik arah kini wanita seram sedang menunggu mreka. Sosok wanita yang mukanya sangat hancur.
Badannya berlumuran darah juga, tangannya banyak sekali sobekan sobekan
sehingga membuat badannya pun terlihat hancur. Dia memandangi anak anak CRASS
dan kedua anak itupun memandangi mereka berenam mereka terlihat marah.
“Kalian lari dulu biar gue
sama Alvin yang urus ini dulu” Teriak Rio
“Tapi yo” Ucap shilla
“Cepat kka, lo bawa
mereka” Teriak Alvin kembali. Cakka menuruti ucapannya dan ia segera menyeret
tangan shilla, kemudian sivia dan Chelsea mengikuti mereka. Mereka langsung
berlari namun tak semudah yang mereka bayangkan untuk lari dan meninggalkan
tempat itu.
“Vin, saatnya” Ucap Rio
“Sekarang” Teriak Alvin
kemudian mereka berdua bergegas berlari. Namun pada saat mereka menuruni tangan
tiba tiba ada sesuatu yang menghalangi kaki Alvin sehingga ia kehilangan
keseimbangan yang mengakibatkan tubuhnya terguling dari atas.
“Alvinn!” Rio berteriak
sebisa mungkin saat ia mau menolong alvin wanita itu berada dibelakangnya. Kini
tangan wanita itu berada dileher Rio dan hendak mencekik leher Rio. Rio seperti
tak bisa bernafas lagi.
Quotesshivers
“Dani Dini” Ucap Sivia
sambil berlari memeluk dino anak kecil yang dilihatnya tadi di halaman depan.
“Via jangannn!” Teriak
Chelsea namun tak bisa dihindarkan kini Sivia sedang memeluk dani. Saat ia
melihat wajah dani kembali wajah itu telah berubah dan kini berubah menjadi
sosok yang menyeramkan yang seakan hendak menerkam sivia.
“Ah..” Ucap sivia sambil
memegangi tangan kirinya rupanya ia dicakar oleh gadis cilik yang berada
dibelakangnya itu. Kini darah mengalir ditangan sivia. Anak anak yang lain panik.
Tiba tiba muncul Rio yang sedang menggotong Alvin dari belakang. Rio kaget
melihat tangan Sivia yang berlumuran darah. Cakka kemudian berusaha membukakan
pintu itu namun sepertinya tidak bisa. Chelsea membantu Cakka kembali. Tiba
tiba ia melihat wanita itu berada didepannya sehingga membuatnya menjerit kaget,
Rio pun hanya bisa pasrah, shilla membuka matanya dan melihat wanita itu
kemudian ia berusaha menjauhkan Chelsea dari hadapan wanita itu.
“Pergi kalian jika tidak
kalian akan mati” Ucap wanita itu
“Iyaaaa kita akan pergi”
Ucap Shilla kembali sambil memandangi wanita itu
“Boneka aku…”Ucap seorang
gadis kecil itu kepada Chelsea.
“Ha?” Ternyata Chelsea
memegang boneka gadis itu. Kemudian Chelsea pun melihat boneka itu dan ia
melihat kembali kearah mata wanita itu dan ia melihat suatu peristiwa dimasa
lampau sedang terjadi.
Quotesshivers
“Disini senang disana
senang dimana mana hatiku senang”
“Disini senang disana
senang dimana mana hatiku senang”
“Lalalalalalaaaaaaa”
“Lalalalaaaaaaaaaaa”
Hari itu hari yang
harusnya aku habiskan untuk bersenang senang bersama kedua anakku namun rasa
senang itu harus berakhir saat aku melihat suamiku sendiri berselingkuh dikamar
bersama gadis lain. Aku segera menutup kedua mata anak anakku agar mereka tak
melihat perbuatan bejat ayahnya. Ayah yang selama ini aku dan kedua anakku
banggakan ternyata hanya manis didepanku saja. Mungkin ia tak menyangka jika
aku dan kedua anaknya akan menyusulnya ke penginapan ini.
Setelah kejadian itu dia
terus meminta maaf namun aku tak bisa memaafkannya bagaimana mungkin orang yang
selama ini menjadi suamiku dan harusnya hanya menjalin hubungan denganku harus
menjadi suami orang juga.
Dan tak tanggung tanggung
aku melihat anak hasil hubungan gelapnya juga disitu. Saat itu aku pergi untuk
mengusir istri sirihnya itu. Setelah suamiku mendengar aku mengusir istri dan
anak hasil pernikahan sirinya itu ia tiba tiba menjadi marah. Ia terus mencaci
maki aku.
Aku tak tahan kemudian aku melemparkan botol
minuman kaca kepada suamiku. Maka kemarahannya pun bertambah beberapa kali
lipat bahkan ia melihatku dengan tatapan yang seolah olah ia akan membunuhku.
Sepertinya apa yang aku
pikir itu benar benar akan menjadi kenyataan. Kenyataan terpahit yang akan
kukenang bahwa selain ia adalah suamiku ia adalah pembunuhku dan pembunuh kedua
anak anakku.
Quotesshivers
(Deskripsi
cerita sebelumnya sudah ada diopening cerita ini)
“Tolong lepaskan….” Rintih
wanita itu yang sudah terlihat sangat sangat kehabisan nafas
“Kau akan terima
akibatnya. Aku sudah muak denganmu. Hidup bersamamu tidak memberiku kepuasan.
Aku muak” Laki laki itu menggali sebuah kuburan sambil sesekali melihat kearah
wanita itu.
“Lebih baik kau mati saja
bersama kedua anakmu itu.” Ucapnya sambil tersenyum
“Anakku? Kau membunuh
mereka?” Wanita itu berusaha untuk berteriak ia menangis mendengar apa yang
dikatakan oleh lelaki itu.
“Yah aku mencekik mereka
dan membuang mayat mereka ke dalam lubang ini. Tadinya aku berniat untuk
membuangnya ke sumur namun aku sadar sumur itu sedang tidak ada airnya dan akan
mudah untuk menemukan mereka disitu. Sekarang aku harus menguburmu juga agar
kau bisa bersama mereka. Hahaha” Teriak lelaki itu sambil tertawa puas dengan
keras sekali. Wanita itu menatap si lelaki dengan tatapan tajam. “Kau benar
benar lelaki tak tahu diri” “Apa yang kau inginkan?”
“Aku hanya ingin
menginginkan hartamu saja. Aku tidak benar benar mencintaimu setelah kamu mati
semuanya akan menjadi milikku. Semuanya” Tawa lelaki itu kini menghiasi ruangan
itu. “Laki laki biadab” Ketus wanita itu yang membuat laki laki itu kembali
menatapnya.
“Rasakan ini” Sekali lagi
lelaki itu menampar muka wanita itu yang sudah tak beraturan. Wanita itu
meringis pelan kemudian ia tak sadarkan diri. Lelaki itu menumpuk mayat mereka
menjadi satu didalam lubang itu. Esoknya ia terlihat memasang sebuah ayunan
yang terletak diatas tempat mereka dikuburkan.
Quotesshivers
Chelsea membulatkan
matanya kini ia sadar kenapa pada saat di ayunan itu ia mendengar suara suara
itu dan melihat wanita serta kedua anaknya berada disitu menatapnya. Chelsea
kemudian menatap kembali wanita itu. Wanita itu hanya menatapnya dan
mengucapkan sebuah kata.
“Pergilah dan jangan
pernah kembali lagi kesini” Lirih wanita itu
“Kalian sudah mengganggu
kami” Ujar anak kecil itu
Chelsea hanya bisa
membulatkan matanya ia terlihat tak bisa mengatur nafasnya sendiri. Hingga ia
melihat keadaan sekelilingnya gelap gulita. Ia hanya mendengar suara suara yang
meneriakan namanya.
Setelah mereka berhasil
keluar dari rumah itu mereka bersiap siap untuk meninggalkan penginapan itu.
Sivia kembali lagi melihat kedua anak kecil itu. Tatapan mereka kosong.
Kemudian sivia segera masuk ke dalam mobil. Ia masih memegangi lukanya itu.
Cakka masih menggotong
Chelsea yang pingsan. Rio membantu memapah Alvin yang masih terluka karena
jatuh dari tangga dan Shilla pun langsung membukakan pintu mobil kemudian
mereka langsung memasuki mobil dan segera keluar dari penginapan itu. Rio kini
menyetir mobil dengan shilla yang berada disampingnya.
Cakka terlihat mengusapkan
minyak kayu putih di hidung Chelsea agar ia segera siuman sedangkan Sivia ia
hanya bisa memandangi Alvin yang sangat lemah dan memandangi lukanya. Setelah
mobil siap mereka segera meninggalkan penginapan itu dengan cepat.
Shilla hanya bisa melihat
penginapan itu dari kaca spionnya dan melihat wanita itu serta kedua anaknya
dengan muka mengerikan.
“Guys gue dapat sms dari
kepala penginapan” Alvin berteriak setengah lelah dari belakang se mereka
berjalan cukup jauh dari penginapan tadi
“Apa kata kepala
penginapannya vin?” Teriak shilla juga
“Katanya kenapa kita belum
datang, penginapan kita nomor 130 dan tadi itu bukannya nomor 103. Berarti kita
salah penginapan” Lirihnya pelan
Kini wajah mereka benar
benarpucat. Penginapan yang mereka datangi adalah penginapan yang salah dan karena
kesalahan itu lagi lagi membawa mereka ke sebuah masalah.
Sivia terus menangis ia
masih memegangi lukanya mungkin cakaran dari gadis itu sangat menyakitkan dan
Alvin ia masih merasakan bahwa badannya masih belum fit karena terjatuh dari
tangga tadi selain ia kaget mendengar kabar ini ia juga harus menerima
kondisinya yang sangat lemah.
Rio ia masih juga memegang
lehernya yang terluka, Shilla menatap Rio terus menerus dan terlihat bahwa ia
sangat khawatir dengannya. Cakka pun terlihat khawatir melihat Chelsea tetap
tak sadarkan diri ia takut Chelsea kenapa napa.
“Kita kerumah sakit”
Teriak Cakka
“Disini gak ada rumah
sakit kka” Teriak shilla yang juga ikut panik. Bagaimana mungkin ia tidak panik
ia melihat Rio seperti sudah kelelahan.
“Kka, lo pegang kendali
mobil Rio udah gak kuat kka” Teriak Shilla dan diangguki oleh cakka. Kini
pikirannya kosong bahkan Cakka pun terlihat seperti tak berdaya lagi. Ia hanya
berusaha agar bisa focus untuk menyetir. Ternyata bukan cuman mereka berdua
namun seisi mobil juga satu pikiran dengan mereka.
“Itu puskesmas” Teriak
Cakka
Shilla menoleh ke arah
depan dan menatap cakka heran.
“Disitu nggak ada apa apa,
cepat pergi kita sedang berada didaerah terlarang” Teriak Chelsea ketika ia
sadar. Cakka terus mengemudikan mobilnya dan ia tak peduli dengan apa yang ia
lihat disekelilingnya. Begitu juga dengan shilla mereka masih heran dengan ini
semua.
Quotesshivers
Setelah beberapa jam
perjalanan mereka kini mereka berada disebuah penginapan yang benar benar
penginapan mereka.
“Penginapan 130”
“Ruangannya benar benar
berbeda. Ini baru yang dinamakan penginapan” Ketus Rio masih memegangi luka
dilehernya
“Bagaimana keadaan
kalian?” Ucap kepala penginapan yang ternyata ada disitu
“Beginilah. Terimakasih
atas obatnya pak” Jawab shilla dengan tersenyum
“Sama sama, harusnya
kalian tak memasuki daerah terlarang itu apa kalian tidak melihat sebuah
pamphlet yang melarang kalian untuk masuk ke daerah terlarang?” Tanya kepala
penginapan itu
“Tidak, tidak ada pamphlet
apapun disitu” Jawab Alvin
“Yah kalian masih
bersyukur karena kalian masih bisa lolos, kalian harus lebih berhati hati jika
tidak tahu arah” Kepala penginapan itu member nasihat kembali kepada mereka
“Iya terimakasih pak,
Boleh kami bertanya tentang penginapan 103 yang salah kami tempati itu?” Tanya
Rio kembali. Kini anak anak CRASS memandang kepala penginapan itu berharap
mereka mendapat suatu jawaban pasti.
“Itu penginapan sudah
30tahun lalu tidak ditempati, dulu ada satu keluarga yang menginap disitu.
Ternyata mereka adalah suami istri hasil perkawinan siri. Istri sahnya datang
bersama anak anaknya dan mendapati bahwa suaminya telah mempunyai istri siri bahkan
mempunyai anak dari istri sirihnya itu. Maka marahlah istri sahnya itu dan
mengusir istri sirinya. Yah seperti yang kalian lihat akibat percekcokan
mengakibatkan seperti ini. Konon katanya siapapun tidak boleh masuk ke
penginapan itu katanya itu akan mengganggu ketentraman mereka. Mereka tidak
ingin diganggu oleh siapapun. Maka dari itu mereka tak suka jika ada orang yang
masuk ke penginapan mereka.” Jelas kepala penginapan itu
“Lantas kenapa penginapan
itu ada didaerah terlarang?” Dan kenapa dinamakan daerah terlarang?” Kini sivia
bertanya kepada kepala penginapan itu.
“Apakah kalian tidak
melihat bahwa ada puskesmas mayat atau pasar mayat disitu? Atau jika kalian
memutuskan untuk singgah disitu konon katanya kalian tak akan bisa pulang
kembali” Jelas kepala penginapan itu
“Berarti yang gue lihat
kemarin itu puskesmas mayat?” Tanya Cakka kepada kepala penginapan itu. Dan
dianggukin oleh kepala penginapan itu.
Quotesshivers
Mereka kembali duduk di
depan penginapan itu. Kini disamping kiri dan kanan mereka adalah penginapan
dan ini benar benar sebuah penginapan yang nyaman.
“Kak, mau main boneka
nggak sama aku?” Ucap seorang gadis cilik pada Chelsea. Chelsea kemudian senyum
dan menoleh padanya. Namun pada saat ia melihat wajah gadis cilik itu senyuman
Chelsea kemudian pudar jantungnya berdetak tak beraturan nafasnya kembali lagi
tak baik. Chelsea menatap gadis cilik itu dan gadis cilik itu pun menatap
Chelsea dengan tersenyum pahit.
“Dini………”
Tunggu Bab selanjutnya yah
Shivers!
Ditunggu kritik dan sarannya.
@quotesshivers
*)Apabila kita menerima
banyak tanggapan dari kalian maka semakin cepat kami akan memposting cerita
cerita kami, jika tidak kami bisa mempostingnya sampai berminggu bahkan
sebulan.
Terimakasih :)
Bagi Shivers yang mau membaca lagi di laptop/komputer bisa didownload cerita ini dalam bentuk file pdf klik dibawah ini:
Bagi yang mau baca di hp bisa download di bawah ini:
No comments:
Post a Comment