Friday, September 13, 2013

We Are Crass - Bab 3 - Penginapan 103


Quotesshivers mempersembahkan cerita berjudul:   
                                              
WE ARE CRASS
BAB 3
PENGINAPAN 103




Liburan yang mereka inginkan telah gagal sebelumnya.
Mimpi buruk seolah berlalu lalang didepan mereka.
Hujan deras dan jalan yang sepi membawa mereka ke sebuah tempat
Tempat yang membuat mereka tidak akan melupakan kejadian demi kejadian disitu.
Akankah mereka selamat seperti sebelumnya?
Atau bahkan mereka harus merelakan jika salah satu dari mereka harus  berpisah?
Atau salah satu dari mereka akan menjadi korban dari peristiwa ini?

Malam itu pukul 21.00 terdengar suara jeritan dari dalam kamar. Wanita itu terus menjerit dan merintih seolah ia membutuhkan suatu pertolongan dari para tetangganya. Namun jarak penginapannya sangatlah berjauhan dengan penginapan yang lain. Seorang pria terlihat mengikat kaki wanita itu dengan sangat kencang, namun wanita itu terus melawan sebisa mungkin. Habis sudah kesabaran pria itu menghadapinya diambilnya meja yang terletak tidak jauh dari hadapannya dipukulnya kepala wanita itu memakai meja itu. Hanya suara retakan kepala terdengar sekilas. Darah mengalir di sekitar lantai tersebut. Lemah tak berdaya kini gambaran kondisi si wanita itu. Wanita itu tetap melawan perlahan lahan ia mulai bangkit namun si pria yang berada didekatnya sepertinya menyadari bahwa wanita itu masih sadar dan berusaha memberikan perlawanan meskipun pria itu tahu si wanita itu takkan sanggup untuk melawan pria itu dengan kondisinya yang sangat memprihatinkan itu. Pria itu lalu mengambil sebuah kursi juga yang letaknya tak jauh darinya. Digunakannya kaki kursi itu untuk memukul wajah si wanita itu hingga wajah wanita itu hancur dan tak berbentuk lagi. Matanya sudah lepas sebelah sehingga bisa terlihat kornea matanya dan darah terus mengalir.
Masalah belum  selesai juga nampaknya, tiba tiba munculah dua anak kecil dari belakang rumah itu. Mereka melihat wajah wanita itu sudah tak berbentuk, darah berada dimana mana. Dan pria itu kini menatap mereka. Pria itu membawa satu dari mereka ke belakang rumah menuju kea rah sumur tua. Anak kecil itu terus melawan dan anak kecil yang satunya ternyata mengikuti mereka berdua berusaha untuk memukul kaki pria itu menggunakan tangan kecilnya nan mungil dan anak kecil yang dibawa oleh si pria itu langsung menggigit tangan si pria itu dengan keras. Pria itu berteriak kesakitan tak bisa dipungkiri bahwa gigitan seorang anak kecil juga sangat menyakitkan. Pria itu tampaknya benar benar habis kesabarannya. Ia menggunakan tangan kirinya untuk mencekik anak yang satu yang terlihat lebih kecil daripada anak yang satu lagi. Sedangkan anak yang tertua yang masih memegang sebuah boneka pun dicekik oleh pria itu menggunakan tangan kanannya. Hingga membuat kedua anak itu menjadi tidak bernyawa.
                                                                                         
“Disini senang disana senang dimana mana hatiku senang”
“Disini senang disana senang dimana mana hatiku senang”
“Lalalala lalalala”
“Lalalalala lalala”

Quotesshivers

 “Chelsea.. sadar chel.. “
“Chelsea..”
“Chelsea…”
Teriakan demi teriakan terdengar. Chelsea membuka matanya perlahan. Ia mengatur nafasnya sebentar. Wajahnya pucat dan banyak sekali mengeluarkan keringat. Shilla mencoba untuk menyandarkan kepala Chelsea kembali ke tempat duduk. Cakka yang duduk dipaling belakang bersama sivia ikut mengipas ngipas Chelsea agar ia tenang kembali. Sepertinya AC mobil tidak terasa pada Chelsea sehingga Chelsea berkeringat seperti itu. Setelah Chelsea sudah duduk kembali Shilla memberikan sebotol air mineral pada Chelsea. Chelsea hanya bisa melihat keadaan sekitarnya dengan  heran.
“Gue dimana nih?” Tanya Chelsea sambil melihat orang orang disekitarnya
“Chel lo udah sadar?” Tanya Alvin yang mengemudikan mobil sambil melihat keadaan adiknya itu dari kaca mobil
“Iya” Lirih Chelsea pelan                                                                                         
“Loe tadi kenapa chel? Kok loe teriak teriak gitu? Udah gitu lo tidur gelisah banget lagi” Riopun mencoba menanyakan keadaan adik Alvin tersebut
“Gak apa apa kok” Ucapnya dengan pelan
“Loe bener elo nggak kenapa napa?” Kini shilla menanyakannya dengan lembut. Chelsea hanya menganggukan kepalanya pelan. Ia masih bingung dengan apa yang tadi ia mimpikan. Pikirannya masih berkutak dengan mimpi yang tadi ia alami itu.
“Apa nggak sebaiknya kita bawa Chelsea ke dokter dulu? Siapa tahu dia sakit?” Tanya cakka
“Nggak usah, gue nggak apa apa kok” Ucapnya kembali. “Sebenernya kita mau kemana sih? Dan kenapa gue bisa disini?” Tanyanya heran. Anak anak CRASS hanya bisa tersenyum senyum mendengar pertanyaan Chelsea.
“Oh, maaf tadi kita bawa elo pas lagi tidur pules. Abis tadi nyokap nyuruh gue bawa elo bareng kita karena nyokap mau pergi ke luar negeri terus daripada elo ditinggal sendiri dirumah mending sama kita aja. Tadi elo dibopong oleh cakka loh” Ucap Alvin sambil melihat kearah cakka dan terlihat jempol cakka menunjuk kearah Alvin
“Ternyata elo berat juga ya chel” Ketus Cakka pelan dan Chelsea melirik cakka sekilas dengan sinis kembali. “Hehe bercanda”
“Kita mau kemana vin?” Tanya Chelsea kembali
“Kita mau ke puncak chel, biar refreshing dulu” Jelas Alvin
“Iya supaya kepala kita rada seger gitu dari kejadian kejadian aneh” Ujar Sivia
“Tenang aja kok Chelsea kamu pasti akan senang kok disana” Ucap shilla lembut.
Chelsea hanya diam. Ia tak banyak bicara ia hanya berfikir bahwa jika bepergian bersama teman teman kakaknya itu membuatnya ikut terbawa dalam suatu masalah.
Quotesshivers

“Chel, lo mau?” Ucap Cakka sambil menyodornya keripik jagung kepada Chelsea namun Chelsea sepertinya tidak menggubris cakka kembali.
“Mending buat gue aja” Celutuk sivia sambil mengambil satu plastik yang cukup besar yang berisi keripik jagung. “Hmm baunya enak”
“Enak aja, ntar kalo sama elo langsung habis dalam dua menit” Ketus cakka
“Emang lo kira gue gajah apa kka” Ketus sivia kembali
“Udah nggak usah mulai lagi deh berantemnya” Shilla mencoba menengahi mereka berdua
“Diluar hujan sebaiknya pelan pelan aja vin” Kata Rio sambil melihat ke samping kanannya.  Rio melihat seperti ada anak kecil yang berada disisi jalan pada saat itu.
“Berhenti vin” Ucap Rio yang membuat mobil itu berhenti mendadak dan mengagetkan seisi mobil.
“Ada apa yo?” Tanya Alvin
“Tadi gue lihat ada anak kecil, gue coba check dulu yah. Kasihan siapa tahu dia tersesat” Ucap Rio
“Anak kecil? Mana ada anak kecil ditengah hujan lebat kaya gini. Yang bener aja lo yo” Sahut cakka dari belakang. Namun Rio nampaknya bersikeras untuk melihat anak kecil itu. Dibukanya pintu mobilnya dan ia segera membuka payung kemudian ia berjalan menuju tempat yang tadi yang ia lihat ada anak kecil. Namun tak ada anak kecil sama sekali disitu. Sepi. Hanya terdengar suara hujan yang semakin deras mengguyur jalanan yang sepi itu. Rio berbalik dan ia kembali lagi kedalam mobil.
“Gimana? Mana anak kecilnya?” Tanya Alvin
“Nggak ada” Jawab Rio
“Tuh kan apa gue bilang mana ada anak kecil berkeliaran ditengah hujan deras trus pas dijalan sepi kaya gini lagi” Ujar Cakka sambil menggelengkan kepalanya.
“Lo butuh istirahat kali yo” Shilla mencoba menenangkan Rio yang terlihat sedikit tegang. Rio hanya tersenyum sekilas dan menganggukan kepala kepada Alvin. Mobil itu kembali berjalan. Chelsea melihat bayangan anak kecil dari kaca spion mobil itu. Chelsea hanya bisa membekam mulutnya saja untuk kali ini ia mencoba untuk tidak panic sebisa mungkin.
Quotesshivers

Setelah berjam jam mereka melewati jalanan yang licin dan hujan deras mengguyur kawasan itu, akhirnya mereka sampai ke sebuah penginapan yang akan menjadi tempat bagi mereka untuk menginap dan menikmati pemandangan di puncak.
“Okay guys udah sampe ini dia penginapan kita” Suara Alvin yang lumayan keras membangunkan mereka dan mereka melihat ke sekeliling mereka.
“Villa?” Ucap sivia
“Bukan ini seperti pondok gitu disini dinamakan penginapan bukan villa” Jelas Alvin. Rio memberi aba aba pada mereka agar keluar dari mobil. Hujan sudah mulai reda dan saatnya untuk mereka beristirahat dan melepas lelah mereka.
“Bantuin gue dong kka” Ucap sivia sambil membawa koper besar yang sangat berat. “Enak aja salah sendiri elo bawa koper segede itu lo kira kita bakal disini selama satu bulan apa?” Balas Cakka. Kemudian Cakka terlihat menghampiri Chelsea dan membantu Chelsea membawa barang barangnya.
“Sini biar gue bantu” Ternyata Alvin sudah berada disamping sivia. Alvin membantu sivia membawa tas sivia walaupun ia tahu bahwa tas yang ia bawa juga cukup berat. Rio dan Shilla langsung melihat lihat keadaan dilingkungan penginapan mereka. Tas mereka simple tak memuat barang barang yang banyak jadi mereka tak terlihat kerepotan membawanya seperti yang lainnya.
“Ini penginapan kok serem gini ya yo” Ucap Shila sambil memandangi penginapan itu.
“Iya kaya gak keurus gitu” Balas Rio
“Apa kita nggak salah penginapan?” Tanya shilla sambil menghentikan langkahnya. Ia melihat ada anak kecil yang berada disamping penginapan itu. Dilihatnya dua anak kecil yang lucu sedang bermain main disitu. Mereka terlihat sangat senang bermain disitu. Terpancar kegembiraan dari raut wajah mereka pada saat itu. Shilla jadi ikut senyum melihat dua anak kecil yang sedang bermain itu. Rio melihat shilla senyum sendiri dengan heran.
“Shill lo liat apa?” Tanya Rio heran
“Itu yo, kok mereka masih diluar yah padahal udah jam segini?” Tunjuk shilla ke anak kecil itu. Rio tak melihat apapun dari apa yang ditunjuk oleh shilla.
“Siapa shill?” Tanya Rio kembali
“Itu anak kecil itu” Tunjuk shilla namun tak terlihat ada anak kecil lagi disitu. Mata shilla membulat tak percaya.
“Perasaan tadi ada anak kecil apa gue juga ikut halusinasi kaya elo ya yo?” Jawab shilla sambil berjalan kembali ke penginapan mereka
“Yakali kita kan jodoh” Batin Rio sambil tersenyum dan lanjut berjalan kembali menuju pintu penginapan mereka.
Quotesshivers

“Penginapan 103”
Cat yang terlihat dari luar penginapan itu sudah kusam. Warna putih yang seharusnya menjadi warna penginapan itu nampak usang. Tumbuhan lumut mewarnai sekitar tembok tembok itu. Cahaya lampu luar itu tak cukup untuk menerangi ke enam remaja yang sedang berdiri didepan pintu itu. Ada sebuah ayunan berada disisi penginapan diapit oleh dua pohon besar yang terlihat sudah tua. Ayunan itu terlihat seperti bergerak sendiri sekilas namun mereka berfikir mungkin ada angin yang membuat ayunan itu bergerak. Suasana disekitar penginapan itu sangatlah sepi. Tak ada orang ataupun penginapan terlihat didekat mereka pada saat itu. Angin malam seolah sedang menemani mereka disitu.Tak terdengar suara jangkrik dimana mana. Angin terus berhembus kencang yang membuat badan mereka terus menggil kedinginan diluar.
“Cepetan dong vin, buka pintu aja nggak bisa” Ketus cakka sambil memegangi pipinya yang sudah kedinginan karena berada diluar.
“Bentar agak susah nih. Nah sudah bisa” Alvin membuka pintu itu. Hawa dingin menyambut kedatangan mereka. Rio segera menghidupkan lampu saklar yang letaknya ada disamping pintu itu. Aroma dari rumah ini sangatlah tak enak . Bahkan shilla terlihat sedikit tak nyaman dengan aromanya. Sivia menjerit kecil saat beberapa kecoba terlihat berlari dihadapannya. Ruangan ini memang rapi sekilas namun aromanya tak sesuai dengan keadaan ruangan ini. Suram dan sedikit terkesan dingin begitulah gambaran ruangan ini. Anak anak CRASS beserta Chelsea segera menaiki tangga menuju ke kamar  tempat peristirahatan mereka.
“Nah disini kamar yang cowok, disitu yang cewek.” Ucap Alvin sambil menunjukkan ruangan kamar yang jaraknya agak berjauhan dengan kamar yang akan ia tempati. “Kita berpisah disini ya guys! Kalian istirahat besok kita akan lihat lihat puncak” Ucap Alvin kembali dan menyerahkan tas sivia pada sivia. Anak perempuan sepertinya menurut saja toh jaraknya tak terlalu jauh cukup beberapa langkah saja kamar mereka akan segera sampai tapi sepertinya sangat lama untuk menuju ke kamar mereka itu.
Quotesshivers

Shilla, Sivia dan Chelsea hanya bisa pasrah sepertinya para lelaki itu mungkin karena mereka juga sudah lelah dan ingin segera beristirat mereka tak banyak berdebat dengan para lelaki itu. Mereka pun masuk ke kamar mereka. Hanya ada dua tempat tidur disitu. Shilla dan Sivia saling berhadapan dan Chelsea sepertinya tahu maksud mereka.
“Akhirnya kita tidur” Teriak sivia
“Selamat tidur” Ucap shilla sambil memejamkan matanya. Chelsea tak terlihat bisa tidur. Ia terus gelisah. Ia tidak bisa tidur sama sekali. Berapa kali ia terlihat berganti ganti posisi tidur. Kadang posisinya menghadap ke kanan setelah beberapa detik posisinya menghadap kekiri. Saat ia memejamkan matanya lagi ia mendengar suara barang jatuh dari bawah. Matanya kembali terbuka. Ia sebenarnya penasaran namun ia tak begitu berani untuk melihat situasi di lantai bawah itu. Ia mencoba memejamkan mata kembali.
“Vin, lo denger suara yang tadi nggak” Cakka membuka matanya. Ia menyenggol bahu Alvin yang ada disampingnya.  Alvin tak menggubrisnya sama sekali. Ia terlihat sangat lelah sehingga ia memutuskan untuk tidur saja tanpa menggubris cakka.
“Yo, lo denger nggak?” Cakka menoleh ke tempat tidur Rio. Terlihat Rio masih membuka matanya. Rio menoleh kea rah Cakka.
“Kka? Menurut lo shilla itu suka cowok kaya apa sih? “ Tanya Rio yang membuat cakka geram
“Ye elo, gue Tanya apa elo jawab apa. Elo mikirin shilla mulu sih. Kesel gue ah” Ucap Cakka beranjak dari tempat tidurnya.
“Elo mau kemana?” Tanya Rio kembali
“Mau ke kamarnya shilla” Balas Cakka yang membuat Rio malah senyam senyum.
“Weh shilla atau Chelsea?” Ucapnya kembali
“Tau ah” Cakka kemudian berjalan keluar kamar.
Quotesshivers

Setelah ditutupnya pintu kamar kembali ia merasa haus. Ia memutuskan untuk ke dapur untuk mencari sebuah air untuk diminum. Saat ia berjalan menuruni tangga ia merasa bahwa ada seseorang yang mengikutinya. Ia menuruni tangga kembali lagi namun dengan pelan.
Kemudian ia berbalik untuk memastikan siapa yang mengikutinya. Namun tak ada apa apa yang dilihatnya. Ia menganggap mungkin ia hanya berhalusinasi sesaat karena ia lelah. Ia kemudian menuju dapur. Tak dilihatnya apapun disitu, dinyalakannya keran air yang ada disitu.
Airpun menyala biasa kemudian air dan membasahi tangannya. Air itu tak berwarna seperti air namun warnanya tiba tiba menjadi warna merah. Seperti warna darah atau bahkan itu benar benar darah sungguhan dan baunya juga sangat tak sedap. Cakka terbelalak kaget. Ia berlari meninggalkan dapur namun ia dikagetkan kembali ia merasa seperti ada tangan yang menahan kakinya.
Ia melihat kearah kakinya dan benar ada tangan yang menahan kakinya yang kanan ketika Cakka berusaha melepaskan kakinya yang kananitu menggunakan tangannya kini kaki kirinya pun dipegang oleh tangan lain tangan yang bercucuran dengan darah banyak dan kuku kuku yang sangat tajam.
Ia berusaha sebisa mungkin untuk berteriak tak ada suara yang keluar dari mulutnya. Tiba tiba lampu didapur mati dan Cakka menjadi sangat ketakutan. Ia terus berusaha melepaskan diri dari tangan yang menariknya itu. Ia berusaha untuk berteriak sampai ia berkeringat.
Quotesshivers

“Klek”
Terlihat lampu menyala. Ternyata ada Chelsea disitu. Cakka menghembuskan nafasnya dengan lega. Setidaknya ia berfikir ada Chelsea yang akan menyelamatkannya pada saat ini.
“Chelsea” Ucap cakka masih dengan nafas yang tak beraturan dan keringat yang terlihat membasahi wajahnya itu.
“Lo ngapain duduk disitu?” Tanya Chelsea sambil menatap cakka dengan heran.
“Hah? Tadi gue” Saat cakka ingin menjelaskan ia melihat tangannya tak ada darah sama sekali yang terlihat hanyalah air yang membasahi tangan cakka tak ada warna merah seperti darah melainkan air biasa tak berwarna. Cakka kembali melihat ke arah lantai tadi. Tak ada tangan yang menariknya seperti tadi. Cakka hanya diam membisu kemudian ia melihat kearah Chelsea kembali.
“Sampai kapan lo mau disitu? Elo mau tidur disitu aja? “ Tanya Chelsea kemudian membantu cakka untuk berdiri.  Setelah itu Chelsea berjalan kembali kekamarnya. Cakka mengikutinya dari belakang Chelsea.
“Ada yang aneh disini” Celutuk Cakka dari belakang pundak chelsea
“Elo yang aneh” Balas Chelsea dan Cakka hanya bisa memanyunkan bibirnya. Ia melihat ke belakang kembali tak ada apa apa. Ia melihat Chelsea sudah berjalan ke kamarnya dan kini ia berpikir saatnya ia harus beristirahat. Benar benar harus beristirahat.
Quotesshivers

Esoknya pagi telah datang. Matahari telah bersinar. Hawa luar menyelimuti mereka.
“Wah pasti seru donk kalo kita tinggal dilingkungan kaya gini, bebas polusi. Udaranya segar banget” Ucap sivia sambil melihat kea rah sekitar. Anak anak CRASS hanya duduk duduk saja diteras penginapan itu sambil menikmati cemilan yang mereka bawa.
“Guys, tadi gue ke dapur ternyata didapur nggak ada apa apa yang bisa dimasak. Terus kita makan apa dong?” Tanya Shilla kemudian duduk kembali disamping cakka. Dan terlihat Chelsea yang baru bergabung dengan mereka langsung duduk disamping kakaknya itu sambil mengambil makanan kakaknya itu.
“Yaudah kita makan cemilan ini aja lumayan untuk mengganjal perut” Kata Rio sambil menyodornya cemilannya kea rah shilla. Shilla mengambilnya dan kemudian ia menatap cakka sekilas.
“Lo kenapa kka? Sakit?” Tanya shilla yang melihat raut wajah cakka yang agak aneh
“Tau tuh dari tadi tu anak aneh banget. Abis ngelihat setan kali didalam” Ucap Rio yang membuat jantung Cakka kembali kaget. Ucapan Rio tadi membuatnya menjadi sedikit merinding kembali. Alvin hanya tertawa melihat ulah Rio. Chelsea tak berkomentar apapun ia hanya melihat ada yang aneh pada sivia yang masih berada dihalaman depan.
“Lihat tuh cewek inceran lo, kaya orang gila” Bisik Chelsea di telinga Alvin. Alvin membelalak kaget mendengar ucapan Chelsea. Ia menatap Chelsea sinis.
“Siapa yang lo bilang gila? Elo kali yang gila” Balas Alvin kembali sambil melihat kearah dimana Chelsea melihat siapa yang dimaksud olehnya itu. Alvin tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sivia terlihat sedang berbicara namun tak ada siapapun disitu. Bahkan ia melihat sivia tertawa sendiri seolah ia sedang tertawa dengan seseorang.
“Adik kecil nama kamu siapa?” Kamu lucu banget deh” Sivia mencubit anak laki laki kecil yang dilihatnya. Anak itu hanya diam menatap sivia kemudian ia tersenyum sekilas.
“Nama aku Dani kak, Nama kakak siapa?” Tanya anak kecil itu polos
“Nama kakak sivia, eh itu yang ngumpet dibalik pohon siapa dani?” Tanya sivia sambil menatap seorang anak perempuan kecil yang bersembunyi dibalik pohon.
“Itu kakak aku kak, namanya kak dini” Ucap dani polos. Sivia menoleh kearah dini sambil tersenyum.
“Dini sini main deh” Ucap sivia sambil member isyarat agar gadis kecil itu kearahnya. Namun gadis kecil itu hanya diam dan mendekat ke arahnya lalu menggandeng tangan adiknya dini agar mengikutinya.
“Maaf adik aku emang nakal” Ucap dini dengan polos raut wajahnya tak sama seperti adinya dani yang murah senyum itu. Ia lebih terlihat pendiam bahkan tak terlihat banyak ekspresi di wajahnya.
“Ayo pergi” Ucap dini pada adiknya itu kemudian adiknya hanya bisa pasrah mengikutinya kemudian ia tersenyum ke arah sivia.
“Kalian mau kemana? Rumah kalian dimana?” Tanya sivia kembali. Namun tak ada jawaban dari kedua anak kecil itu. Dani hanya menoleh kearah Sivia kembali kemudian ia mengikuti kakaknya itu dan meninggalkan sivia. Sivia hanya bisa menatap mereka dengan heran.
Quotesshivers

Sekarang sivia mendekati anak anak CRASS yang lain mukanya terlihat agak berbeda. Ia tak terlihat ceria lagi seperti sebelumnya. Ia mendengus kesal saat ia sudah duduk disamping shilla.
“Lo kenapa vi?” Tanya shilla sambil menatap wajah sahabatnya itu
“Lo juga ikut sakit kaya cakka?” Rio kembali memberikan pertanyaannya
“Itu tadi ada anak kecil kaya gak suka gue main sama adiknya gitu. Masa tadi pas gue lagi main sama adiknya eh kakaknya datang trus ngajak adiknya pergi padahal kan aku masih mau main dulu sama adiknya itu. Kakaknya maksa gitu jadi gak enak lihatnya. Padahal dia masih anak kecil tapi tampangnya lumayan serem pas marah” Jelas sivia panjang lebar sambil mengambil roti yang ada didepannya itu.
“Anak kecil? Anak kecil yang mana?” Tanya Rio sambil melihat ke halaman depan
“Perasaan tadi nggak ada siapa siapa disitu deh” Guman Rio kembali.
“Ada kok tadi, namanya adeknya dani dan nama kakaknya dini. Umur mereka sekitar 5 dan 4 tahun gitu deh masa kalian nggak lihat? Tadi gue juga ngomong sama mereka kok disitu. Kalian bener bener nggak tahu apa lagi bercanda nih?” Sekarang sivia yang bertanya namun mereka hanya menggeleng pelan.
“Dari tadi lo ngomong sendiri vi” Ucap Alvin pelan dan membuat sivia kaget. Anak anak CRASS lain pun ikut memandang Alvin kemudian sivia. Cakka pun hanya bisa heran melihat situasi ini. Ia menjadi semakin takut dengan keadaan disini.
Chelsea melihat kearah ayunanyang ada disamping penginapan ini kemudian ia berdiri dan berjalan ke arahnya. Namun saat ia hendak menduduki ayunan itu. Tiba tiba muncul sosok wanita yang berada didekatnya. Chelsea kaget tak percaya bahwa ada sosok yang menampakan diri padanya kemudian ia menghadap kearah lain dilihatnya ada dua anak kecil yang mungkin dimaksud sivia tadi. Mereka menatap Chelsea dengan tatapan kosong. Chelsea pun menatap mereka juga dengan tatapan yang heran namun bertanya Tanya dalam dirinya.
Quotesshivers

“Chelsea lo ngapain sendirian disitu?” Tanya Cakka yang ternyata mengikuti Chelsea. Chelsea menoleh kearah Cakka kemudian ia menoleh lagi kearah wanita dan dua anak kecil tadi namun sudah tidak ada lagi satupun dari mereka disitu.
“Pergi kalian”
“pergi kalian”
“Pergi”
Suara itu tiba tiba terdengar dan terus terdengar kembali di telinga Chelsea. Chelsea berusaha mencari cari arah suara itu namun suara itu semakin keras seakan akan berteriak tepat di kedua telinga Chelsea. Chelsea pun menutup kedua telinganya dan memejamkan matanya. Cakka yang melihat tindakan Chelsea yang mulai aneh berusaha menyadarkan Chelsea.
“Chel.. lo kenapa? Chel..” Cakka berusaha untuk melepaskan tangan yang terlihat menutup telinga Chelsea. Ditatapnya wajah Chelsea pelan. Chelsea pun membukakan matanya. Ia melihat wajah cakka didepannya.
“Lo kenapa?” Ujar cakka masih dengan menatap Chelsea.
“Kita harus pergi dari sini kka. Kita harus ngasih tahu ke yang lain” Chelsea mencoba berkata kata, dengan perasaan gemetar dan takut ia kembali melihat kearah sekelilingnya. Cakka kembali menatapnya kemudian melihat kearah sekelilingnya juga.Ia mengangguk sepertinya ia merasa bahwa ia sependapat dengan Chelsea kali ini.
Quotesshivers

“Pergi? Kita kan baru sampe kemarin, masa langsung pergi?” Ucap Alvin dengan nada tak suka dengan pernyataan yang dibuat oleh cakka
“Iya kita harus pergi kalo enggak kita akan bahaya disini” Balas Chelsea kembali
“Lo tuh udah mulai terpengaruh sama cakka, chel. Percaya deh kita nggak akan kena bahaya disini” Jawab Alvin kembali.
“Iya Chel, kita kan baru semalam masa iya kita langsung pulang” Sahut Rio
Chelsea dan Cakka hanya bisa pasrah. Percuma mereka mengatakan kembali sepertinya Rio, Alvin, Shilla maupun Sivia tak peduli dengan apa yang mereka katakan.
Quotesshivers

Suasana malam kini menghampiri kembali. Hawa dingin kali ini benar benar sangat berbeda dari kemarin malam saat mereka datang. Kini tak ada terdengar suara jangkrik lagi, namun mereka seperti merasa bahwa malam ini benar benar berbeda dari kemarin.
“Krek..Krek.. Krek..”
“Shill, tutup pintu jendelanya dong”  Ucap sivia sambil membolak balikkan halaman majalah yang sedang ia baca. Shilla menoleh ke arah jendela dan berjalan menuju jendela itu. Chelsea hanya melihat shilla kemudian ia kembali lagi menggunting kuku kukunya itu.
“Vi, perasaan jendelanya udah ketutup deh. Lihat ini kalo nggak percaya” Shilla membuka tirai jendela itu dan tak terlihat bahwa jendela itu terbuka. Sivia menghampiri shilla mencoba untuk memastikan kembali apakah jendela itu memang terkunci. Saat ia menoleh keluar jendela sivia melihat ada sosok wanita berambut panjang berbaju putih berlumuran darah berada dibawah penginapan itu.
“Shill, lihat deh” Tunjuk sivia. Kemudian Shilla mendongak dan berusaha untuk menutup mulutnya agar tak mengeluarkan suara. Kemudian ia melihat kearah sivia.
“Duk.. Duk.. Dukk”
Chelsea membulatkan matanya. Ia mendengar seperti ada suara dari dalam lemari itu. Chelsea kemudian berlari menghampiri shilla dan sivia. Shilla dan Sivia juga terlihat takut, shilla berusaha untuk berjalan kedepan lemari itu dan berusaha untuk membukakan pintu lemari itu. Sivia menahan shilla dan menggeleng gelengkan kepalanya agar shilla tak membuka lemari itu. Chelsea pun  berdiri didepan mereka dan kini ia bersiap untuk membuka lemari itu.
“Ahhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Jerit ketiga gadis itu.
Mereka melihat ada tangan didalam lemari itu. Tangan itu berlumuran darah dan ketika mereka ingin meninggalkan tempat itu ada tangan lagi yang datang dari bawah lantai dan menjerat kaki kaki mereka sehingga mereka tak bisa berlari. Tangan yang tadi didalam lemari kini berada didepan mereka dan berusaha mencekik mereka bertiga.
Quotesshivers

“Yo lo ngerasa ada yang aneh nggak sih disini?” Alvin membuka pembicaraan pada saat ia hanya bersama dengan rio itu
“Sedikit sih, gue rasa juga ada yang aneh disini” Jawab Rio kembali
“Tadi gue habis mandi gue denger ada suara wanita lagi nangis gitu” Ucap Alvin pelan
“Gue malah lihat ada bayangan wanita dikaca saat gue lagi cuci muka” Ucap rio pelan
“Jadi kalian udah percaya?” Cakka tiba tiba muncul dari belakang dan dia melihat kea rah rio dan Alvin.
“Ahhhh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”
“Suara apa itu?” Tanya Rio
“Itu suara dari kamar anak perempuan” Jawab Alvin yang langsung berlari keluar kamar diikuti oleh Rio dan Cakka berlari dibelakangnya.
Quotesshivers

“Plak”
Terdengar suara pecahan kaca yang memukul tangan itu. Ternyata ada Rio, Alvin dan Cakka yang mendengar teriakan mereka. Setelah mendengar teriakan mereka langsung berlari dan melihat ini. Wajah mereka juga Nampak ketakutan.
“Cepetan kalian kesini” Teriak Alvin keras. Rio dan Cakka pun menarik tangan shilla dan Chelsea. Setelah itu mereka menarik tangan sivia. Kemudian setelah mereka lepas mereka berlari menuruni tangga namun sebelum mereka menuruni tangga muncul didepan mereka sosok anak kecil yang berlumuran darah dan memegang boneka.
Nampak mata boneka itu sudah tidak ada dan tubuh gadis yang memegang boneka itu sangat menyeramkan. Tangannya berlumuran darah. Dari lehernya bercucurah darah dan ada sosok anak laki laki kecil berada dibelakang gadis itu. Kondisinya pun sama berlumuran darah namun ia lebih parah lagi terlihat mata kirinya seperti hendak keluar dan ada darah mengalir dari dalam mata tersebut.
Anak anak CRASS beserta Chelsea sangat panic. Mereka tak tahu harus bagaimana. Saat mereka mencoba berbalik arah kini wanita seram sedang menunggu mreka.  Sosok wanita yang mukanya sangat hancur. Badannya berlumuran darah juga, tangannya banyak sekali sobekan sobekan sehingga membuat badannya pun terlihat hancur. Dia memandangi anak anak CRASS dan kedua anak itupun memandangi mereka berenam mereka terlihat marah.
“Kalian lari dulu biar gue sama Alvin yang urus ini dulu” Teriak Rio
“Tapi yo” Ucap shilla
“Cepat kka, lo bawa mereka” Teriak Alvin kembali. Cakka menuruti ucapannya dan ia segera menyeret tangan shilla, kemudian sivia dan Chelsea mengikuti mereka. Mereka langsung berlari namun tak semudah yang mereka bayangkan untuk lari dan meninggalkan tempat itu.
“Vin, saatnya” Ucap Rio
“Sekarang” Teriak Alvin kemudian mereka berdua bergegas berlari. Namun pada saat mereka menuruni tangan tiba tiba ada sesuatu yang menghalangi kaki Alvin sehingga ia kehilangan keseimbangan yang mengakibatkan tubuhnya terguling dari atas.
“Alvinn!” Rio berteriak sebisa mungkin saat ia mau menolong alvin wanita itu berada dibelakangnya. Kini tangan wanita itu berada dileher Rio dan hendak mencekik leher Rio. Rio seperti tak bisa bernafas lagi.
Quotesshivers

“Dani Dini” Ucap Sivia sambil berlari memeluk dino anak kecil yang dilihatnya tadi di halaman depan.
“Via jangannn!” Teriak Chelsea namun tak bisa dihindarkan kini Sivia sedang memeluk dani. Saat ia melihat wajah dani kembali wajah itu telah berubah dan kini berubah menjadi sosok yang menyeramkan yang seakan hendak menerkam sivia.
“Ah..” Ucap sivia sambil memegangi tangan kirinya rupanya ia dicakar oleh gadis cilik yang berada dibelakangnya itu. Kini darah mengalir ditangan sivia. Anak anak yang lain panik. Tiba tiba muncul Rio yang sedang menggotong Alvin dari belakang. Rio kaget melihat tangan Sivia yang berlumuran darah. Cakka kemudian berusaha membukakan pintu itu namun sepertinya tidak bisa. Chelsea membantu Cakka kembali. Tiba tiba ia melihat wanita itu berada didepannya sehingga membuatnya menjerit kaget, Rio pun hanya bisa pasrah, shilla membuka matanya dan melihat wanita itu kemudian ia berusaha menjauhkan Chelsea dari hadapan wanita itu.
“Pergi kalian jika tidak kalian akan mati” Ucap wanita itu
“Iyaaaa kita akan pergi” Ucap Shilla kembali sambil memandangi wanita itu
“Boneka aku…”Ucap seorang gadis kecil itu kepada Chelsea.
“Ha?” Ternyata Chelsea memegang boneka gadis itu. Kemudian Chelsea pun melihat boneka itu dan ia melihat kembali kearah mata wanita itu dan ia melihat suatu peristiwa dimasa lampau sedang terjadi.
Quotesshivers

“Disini senang disana senang dimana mana hatiku senang”
“Disini senang disana senang dimana mana hatiku senang”
“Lalalalalalaaaaaaa”
“Lalalalaaaaaaaaaaa”

Hari itu hari yang harusnya aku habiskan untuk bersenang senang bersama kedua anakku namun rasa senang itu harus berakhir saat aku melihat suamiku sendiri berselingkuh dikamar bersama gadis lain. Aku segera menutup kedua mata anak anakku agar mereka tak melihat perbuatan bejat ayahnya. Ayah yang selama ini aku dan kedua anakku banggakan ternyata hanya manis didepanku saja. Mungkin ia tak menyangka jika aku dan kedua anaknya akan menyusulnya ke penginapan ini.
Setelah kejadian itu dia terus meminta maaf namun aku tak bisa memaafkannya bagaimana mungkin orang yang selama ini menjadi suamiku dan harusnya hanya menjalin hubungan denganku harus menjadi suami orang juga.
Dan tak tanggung tanggung aku melihat anak hasil hubungan gelapnya juga disitu. Saat itu aku pergi untuk mengusir istri sirihnya itu. Setelah suamiku mendengar aku mengusir istri dan anak hasil pernikahan sirinya itu ia tiba tiba menjadi marah. Ia terus mencaci maki aku.
 Aku tak tahan kemudian aku melemparkan botol minuman kaca kepada suamiku. Maka kemarahannya pun bertambah beberapa kali lipat bahkan ia melihatku dengan tatapan yang seolah olah ia akan membunuhku.
Sepertinya apa yang aku pikir itu benar benar akan menjadi kenyataan. Kenyataan terpahit yang akan kukenang bahwa selain ia adalah suamiku ia adalah pembunuhku dan pembunuh kedua anak anakku.
Quotesshivers
(Deskripsi cerita sebelumnya sudah ada diopening cerita ini)
“Tolong lepaskan….” Rintih wanita itu yang sudah terlihat sangat sangat kehabisan nafas
“Kau akan terima akibatnya. Aku sudah muak denganmu. Hidup bersamamu tidak memberiku kepuasan. Aku muak” Laki laki itu menggali sebuah kuburan sambil sesekali melihat kearah wanita itu.
“Lebih baik kau mati saja bersama kedua anakmu itu.” Ucapnya sambil tersenyum
“Anakku? Kau membunuh mereka?” Wanita itu berusaha untuk berteriak ia menangis mendengar apa yang dikatakan oleh lelaki itu.
“Yah aku mencekik mereka dan membuang mayat mereka ke dalam lubang ini. Tadinya aku berniat untuk membuangnya ke sumur namun aku sadar sumur itu sedang tidak ada airnya dan akan mudah untuk menemukan mereka disitu. Sekarang aku harus menguburmu juga agar kau bisa bersama mereka. Hahaha” Teriak lelaki itu sambil tertawa puas dengan keras sekali. Wanita itu menatap si lelaki dengan tatapan tajam. “Kau benar benar lelaki tak tahu diri” “Apa yang kau inginkan?”
“Aku hanya ingin menginginkan hartamu saja. Aku tidak benar benar mencintaimu setelah kamu mati semuanya akan menjadi milikku. Semuanya” Tawa lelaki itu kini menghiasi ruangan itu. “Laki laki biadab” Ketus wanita itu yang membuat laki laki itu kembali menatapnya.
“Rasakan ini” Sekali lagi lelaki itu menampar muka wanita itu yang sudah tak beraturan. Wanita itu meringis pelan kemudian ia tak sadarkan diri. Lelaki itu menumpuk mayat mereka menjadi satu didalam lubang itu. Esoknya ia terlihat memasang sebuah ayunan yang terletak diatas tempat mereka dikuburkan.
Quotesshivers

Chelsea membulatkan matanya kini ia sadar kenapa pada saat di ayunan itu ia mendengar suara suara itu dan melihat wanita serta kedua anaknya berada disitu menatapnya. Chelsea kemudian menatap kembali wanita itu. Wanita itu hanya menatapnya dan mengucapkan sebuah kata.
“Pergilah dan jangan pernah kembali lagi kesini” Lirih wanita itu
“Kalian sudah mengganggu kami” Ujar anak kecil itu
Chelsea hanya bisa membulatkan matanya ia terlihat tak bisa mengatur nafasnya sendiri. Hingga ia melihat keadaan sekelilingnya gelap gulita. Ia hanya mendengar suara suara yang meneriakan namanya.
Setelah mereka berhasil keluar dari rumah itu mereka bersiap siap untuk meninggalkan penginapan itu. Sivia kembali lagi melihat kedua anak kecil itu. Tatapan mereka kosong. Kemudian sivia segera masuk ke dalam mobil. Ia masih memegangi lukanya itu.
Cakka masih menggotong Chelsea yang pingsan. Rio membantu memapah Alvin yang masih terluka karena jatuh dari tangga dan Shilla pun langsung membukakan pintu mobil kemudian mereka langsung memasuki mobil dan segera keluar dari penginapan itu. Rio kini menyetir mobil dengan shilla yang berada disampingnya.
Cakka terlihat mengusapkan minyak kayu putih di hidung Chelsea agar ia segera siuman sedangkan Sivia ia hanya bisa memandangi Alvin yang sangat lemah dan memandangi lukanya. Setelah mobil siap mereka segera meninggalkan penginapan itu dengan cepat.
Shilla hanya bisa melihat penginapan itu dari kaca spionnya dan melihat wanita itu serta kedua anaknya dengan muka mengerikan.
“Guys gue dapat sms dari kepala penginapan” Alvin berteriak setengah lelah dari belakang se mereka berjalan cukup jauh dari penginapan tadi
“Apa kata kepala penginapannya vin?” Teriak shilla juga
“Katanya kenapa kita belum datang, penginapan kita nomor 130 dan tadi itu bukannya nomor 103. Berarti kita salah penginapan” Lirihnya pelan
Kini wajah mereka benar benarpucat. Penginapan yang mereka datangi adalah penginapan yang salah dan karena kesalahan itu lagi lagi membawa mereka ke sebuah masalah. 
Sivia terus menangis ia masih memegangi lukanya mungkin cakaran dari gadis itu sangat menyakitkan dan Alvin ia masih merasakan bahwa badannya masih belum fit karena terjatuh dari tangga tadi selain ia kaget mendengar kabar ini ia juga harus menerima kondisinya yang sangat lemah.
Rio ia masih juga memegang lehernya yang terluka, Shilla menatap Rio terus menerus dan terlihat bahwa ia sangat khawatir dengannya. Cakka pun terlihat khawatir melihat Chelsea tetap tak sadarkan diri ia takut Chelsea kenapa napa.
“Kita kerumah sakit” Teriak Cakka
“Disini gak ada rumah sakit kka” Teriak shilla yang juga ikut panik. Bagaimana mungkin ia tidak panik ia melihat Rio seperti sudah kelelahan.
“Kka, lo pegang kendali mobil Rio udah gak kuat kka” Teriak Shilla dan diangguki oleh cakka. Kini pikirannya kosong bahkan Cakka pun terlihat seperti tak berdaya lagi. Ia hanya berusaha agar bisa focus untuk menyetir. Ternyata bukan cuman mereka berdua namun seisi mobil juga satu pikiran dengan mereka.
“Itu puskesmas” Teriak Cakka
Shilla menoleh ke arah depan dan menatap cakka heran.
“Disitu nggak ada apa apa, cepat pergi kita sedang berada didaerah terlarang” Teriak Chelsea ketika ia sadar. Cakka terus mengemudikan mobilnya dan ia tak peduli dengan apa yang ia lihat disekelilingnya. Begitu juga dengan shilla mereka masih heran dengan ini semua.
Quotesshivers

Setelah beberapa jam perjalanan mereka kini mereka berada disebuah penginapan yang benar benar penginapan mereka.

“Penginapan 130”
“Ruangannya benar benar berbeda. Ini baru yang dinamakan penginapan” Ketus Rio masih memegangi luka dilehernya
“Bagaimana keadaan kalian?” Ucap kepala penginapan yang ternyata ada disitu
“Beginilah. Terimakasih atas obatnya pak” Jawab shilla dengan tersenyum
“Sama sama, harusnya kalian tak memasuki daerah terlarang itu apa kalian tidak melihat sebuah pamphlet yang melarang kalian untuk masuk ke daerah terlarang?” Tanya kepala penginapan itu
“Tidak, tidak ada pamphlet apapun disitu” Jawab Alvin
“Yah kalian masih bersyukur karena kalian masih bisa lolos, kalian harus lebih berhati hati jika tidak tahu arah” Kepala penginapan itu member nasihat kembali kepada mereka
“Iya terimakasih pak, Boleh kami bertanya tentang penginapan 103 yang salah kami tempati itu?” Tanya Rio kembali. Kini anak anak CRASS memandang kepala penginapan itu berharap mereka mendapat suatu jawaban pasti.
“Itu penginapan sudah 30tahun lalu tidak ditempati, dulu ada satu keluarga yang menginap disitu. Ternyata mereka adalah suami istri hasil perkawinan siri. Istri sahnya datang bersama anak anaknya dan mendapati bahwa suaminya telah mempunyai istri siri bahkan mempunyai anak dari istri sirihnya itu. Maka marahlah istri sahnya itu dan mengusir istri sirinya. Yah seperti yang kalian lihat akibat percekcokan mengakibatkan seperti ini. Konon katanya siapapun tidak boleh masuk ke penginapan itu katanya itu akan mengganggu ketentraman mereka. Mereka tidak ingin diganggu oleh siapapun. Maka dari itu mereka tak suka jika ada orang yang masuk ke penginapan mereka.” Jelas kepala penginapan itu
“Lantas kenapa penginapan itu ada didaerah terlarang?” Dan kenapa dinamakan daerah terlarang?” Kini sivia bertanya kepada kepala penginapan itu.
“Apakah kalian tidak melihat bahwa ada puskesmas mayat atau pasar mayat disitu? Atau jika kalian memutuskan untuk singgah disitu konon katanya kalian tak akan bisa pulang kembali” Jelas kepala penginapan itu
“Berarti yang gue lihat kemarin itu puskesmas mayat?” Tanya Cakka kepada kepala penginapan itu. Dan dianggukin oleh kepala penginapan itu.
Quotesshivers

Mereka kembali duduk di depan penginapan itu. Kini disamping kiri dan kanan mereka adalah penginapan dan ini benar benar sebuah penginapan yang nyaman.
“Kak, mau main boneka nggak sama aku?” Ucap seorang gadis cilik pada Chelsea. Chelsea kemudian senyum dan menoleh padanya. Namun pada saat ia melihat wajah gadis cilik itu senyuman Chelsea kemudian pudar jantungnya berdetak tak beraturan nafasnya kembali lagi tak baik. Chelsea menatap gadis cilik itu dan gadis cilik itu pun menatap Chelsea dengan tersenyum pahit.
“Dini………”

Tunggu Bab selanjutnya yah Shivers!
Ditunggu kritik dan sarannya. @quotesshivers
*)Apabila kita menerima banyak tanggapan dari kalian maka semakin cepat kami akan memposting cerita cerita kami, jika tidak kami bisa mempostingnya sampai berminggu bahkan sebulan.
Terimakasih :)

Bagi Shivers yang mau membaca lagi di laptop/komputer bisa didownload cerita ini dalam bentuk file pdf klik dibawah ini:

Bagi yang mau baca di hp bisa download di bawah ini:

No comments:

Post a Comment