Friday, September 20, 2013

We Are Crass - Bab 4 - Boneka Hantu


WE ARE CRASS
BAB 4
BONEKA HANTU


Ada sebuah kisah dimana sebuah boneka bisa berisi sebuah arwah. Entah itu arwah dari mana datangnya. Namun jika itu memang benar berhati hatilah jika tidak hidupmu akan benar benar terancam. Namun itu semua hanyalah sebuah mitos yang sering didengar tak tahu apa benar atau tidak.
Karena ingin buang air kecil itu membawanya tersesat ditengah hutan.
Ia menemukan sebuah boneka yang lucu, bentuknya lucu matanya bulat, warna rambutnya pirang.
Ia pun segera memasukkan benda itu kedalam tas ranselnya.
Ternyata boneka yang ia bawa itu memberinya sebuah terror yang beruntun.
Bagaimana nasibnya berikutnya?
Bagaimana teman temannya menyelamatkannya?
Akankah ia bisa lepas dalam masalah kali ini?

Siang itu para siswa kelas X- IPA 2 sedang melakukan penelitian disebuah hutan. Penelitian Biologi tentang tumbuhan membawa mereka untuk mengamati tumbuhan yang ada di hutan itu kemudian mencatatnya untuk dijadikan tugas akhir bulan. Anak anak pun terlihat sibuk kesana kemari untuk menemukan tumbuhan atau pepohonan yang mereka cari. Beberapa ada yang terlihat sibuk bermain sendiri , adapula yang terlihat hanya duduk bersantai ria. Anak anak CRASS terlihat ingin serius untuk kali ini. Mereka mengesampingkan untuk bermain main sejenak demi tugas akhir bulan ini. Walaupun  masih terlihat ulah Cakka yang terlihat mengganggu Rio, Alvin, Shilla dan Sivia mereka tetap ingin konsen untuk menyelesaikan tugas kali ini dengan baik.
“Shil..” Sivia menepuk pundah Shilla berkali kali, Shilla masih tetap sibuk dengan tumbuhan yang sedang ia amati.
“Shill, gue kebelet pipis nih” Ujar sivia sekali lagi sambil memasang muka memelas pada shilla
“Ya udah lo pipis aja sana lagian nanggung nih bentar lagi tugas gue juga mau selesai”  Ucap shilla masih dengan kesibukannya itu. Sivia menoleh kearah teman temannya yang lain, Namun disitu terlihat hanya ada dia, Shilla, Alvin, Rio serta Cakka. Hanya dirinya dan Shilla yang berjenis kelamin perempuan. Akhirnya ia pun melangkahkan kakinya pergi sendirian untuk mencari toilet. Tapi tunggu dulu apakah ada toilet ditengah hutan?
Quotesshivers

Sivia memandang kearah sekitarnya, ia melihat banyak sekali pohon pohon besar. Pohon besar itu seolah tidak terlihat perbedaannya, rasanya semua pohon yang ia lihat sama besarnya. Ia terus melangkahkan kakinya menyusuri tanah tanah kering dan banyak sekali daun daun yang berjatuhan disekitar tanah itu. Ia kembali melihat kearah sekitarnya namun tak ada apapun yang ia lihat selain pohon pohon besar serta kicauan burung yang berlintasan disekitarnya. Ia masih terus berjalan tanpa ia sadari bahwa ia sedang berjalan tanpa arah, bahkan ia sama sekali tak tahu darimana tadi ia memulai langkahnya hingga membawanya kesebuah pohon yang terlihat cukup besar dari pohon pohon yang ada disekitarnya.
Pohon ini berbeda dari pohon pohon lainnya yang ia lihat tadi. Ia menatap pohon itu dari jauh secara keseluruhan dilihatnya batang pohon itu yang sangat lebar, tingginya yang cukup panjang. Dan daun daunnya sangat lebat. Ia tak tahu pohon apa yg dilihatnya itu. Ia melihat ada pagar yang mengelilingi pohon itu. Ia berjalan ke pagar itu dan melihat sebuah tulisan yang ada disebuah kayu kecil yang sudah tua. Disitu tertulis “Jangan masuk! Berbahaya”.
Sivia mengrenyitkan dahinya ia memandang kearah pohon itu kembali. “Tak ada yang aneh sepertinya dengan pohon ini, lantas apa yang dimaksud dengan berbahaya?”
Kemudian karena ia sangat penasaran iapun bergegas untuk membukapintu  pagar itu dan langsung masuk kedalam kini ia bisa melihat ada banyak sekali boneka yang ada didalamnya. Ada beberapa boneka yang terlihat menyangkut di dahan dahan pohon. Ada boneka yang terletak dipinggiran pagar, ada juga yang asal tergeletak begitu saja dibawah pohon itu. Namun anehnya banyak boneka itu tak lengkap anggota badannya, misalnya tak ada tangannya atau sebagainya.
Sivia hanya melihat kesekelilingnya dengan heran. Satu persatu pertanyaan demi pertanyaan mulai terlintas dikepalanya.
“Kenapa banyak sekali boneka?”
 “Siapa yang menaruh boneka boneka ini kedalam hutan?”
 “Bahkan siapa juga yang menaruh boneka boneka ini dipohon ini?”
”Siapa pemiliknya?”
Tiba tiba ia mendengar ada suara misterius terdengar dari sekelilingnya. Suaranya sangat ribut seperti beberapa kelompok manusia yang sedang berbicara. Sivia menolehkan kepalanya dari satu sisi ke sisi lainnya dengan cepat namun ia tak melihat siapun sedang berbicara disitu. Hingga akhirnya ia melihat sebuah boneka yang menurutnya sangat lucu, berbeda dengan boneka lainnya yang sudah kusam boneka ini terlihat masih baru,bentuknya masih utuh. Sivia memandang boneka itu dan mendekati boneka itu. Ia menemukan boneka yang terlihat bentuknya lucu, matanya bulat serta rambutnya yang pirang. Ia tak sadar bahwa boneka itu terus mengamatinya sejak dari tadi.
Quotesshivers

“Shill, sivia mana?” Ucap Alvin yang heran ketika ia tidak melihat sivia sama sekali saat ia telah selesai menyelesaikan tugasnya
“Tadi katanya mau pipis paling bentar lagi juga balik” Balas Shilla sambil tersenyum pada Alvin. “Udah loe tenang aja”
“Eh, sekarang udah mau balik nih. Saatnya kembali ke Bus nih” Terlihat Rio mengucapkannya sambil melihat jam yang ada ditangannya itu
“Ayuk kita balik nih gue nggak mau ntar kita ditinggal lagi disini” Cakka segera mengambil tasnya kembali dan berdiri. Dari tadi ia yang paling terlihat yang tidak bisa fokus diantara anggota CRASS lainnya.
“Tunggu dulu, Sivia belum balik tadi katanya mau buang air kecil” Ucap Shilla sambil menatap ke arah Cakka serta Rio
“Ya elah shil, pipis dimana tuh anak? Mana ada toilet disini, jangan jangan ia nyasar lagi” Celutuk Cakka
“Cakka benar shill, Sivia kan belum tahu persis medan hutan ini jadi ada kemungkinan dia tersesat.”
“Lagian kenapa elo nggak nemenin dia?” Tanya Rio
“Ya maaf yo gue piker disini ada toilet gitu, gue kan gak tahu” Jawab shilla pelan. Rio hanya bisa menghela nafasnya. Ia kemudian melihat kearah Alvin dan seolah bertanya apa yang harus mereka lakukan sekarang.
“Yaudah kita cari sivia dulu aja, elo ijin dulu sana kka ke Mr Anwar bilang kita agak telat dikit. Suruh tungguin supaya kita nggak ditinggal disini” Alvin memberi masukan pada mereka
“Oke” Jawab Cakka sambil berjalan kearah Bis dan segera menemui Mr Anwar guru biologi mereka semua.
“Yaudah kita cari sivia sekarang, keburu sore nih” Ucap Alvin sambil diikuti oleh Shilla dan Rio.
Quotesshivers


Mereka bertiga terus berjalan ke tempat yang seperti Sivia tadi. Anehnya jalan disini seperti menunjuk pada satu jalan saja. Tak terlihat ada jalan jalan lain yang bisa mereka lewati mungkin karena jarak antara pohon yang satu dengan yang lainnya cukup dekat sehingga tak ada celah tersendiri untuk menemukan jalan jalan kecil. Mereka melihat kesekeliling mereka, pohon pohon yang ada disekitar mereka sama sekali tak ada bedanya. Bentuknya besar dan tinggi.  Hanya ada suara hembusan angin serta kicauan burung yang menemani langkah mereka. Suara teriakan mereka untuk memanggil Sivia seolah tak ada apa apanya. Hutan ini sangatlah luas dari yang mereka bayangkan sebelumnya.
Sebuah bayangan terlihat melintas dibelakang mereka bertiga. Bayangan hitam yang bergerak cepat dari arah belakang mereka itu membuat Shilla merasa sedikit gemetar. Shilla merasa tadi bahwa ia melihat ada bayangan namun setelah ia perhatikan kembali tak ada bayangan lagi. Ia pun kembali untuk mencari Sivia.
“Itu dia Sivia” Sontak Alvin berteriak saat ia melihat ada seorang gadis mirip sivia berada ditengah pohon yang cukup besar.
“Ngapain tuh anak disitu? Masih buang air kecil?” Ucap Rio sambil memandangi sivia
“Mending gue aja yang kesana” Ujar Shilla sambil berjalan ke pohon itu. Rio dan Alvin hanya menganggukan kepala mereka dan menunggu mereka berdua kembali. Shilla kembali mempercepat langkahnya dilihatnya pohon itu sangatlah besar. Ia melihat ada pagar dengan tinggi sedadanya yang terbuat dari kayu yang cukup tua. Sebelum ia membuka pintu pagar kayu tersebut ia melihat tulisan yang ada di sebuah papan kayu yang tua itu. Ia melihat kearah papan kayu itu kemudian membaca tulisan yang tertera disitu.
“Jangan masuk berbahaya”
Shilla menatap tulisan papan kayu itu dengan heran, kemudian ia melihat ada papan kayu yang kecil lagi dibelakang papan kayu tadi.
“Jika kamu menemukan sesuatu jangan diambil, jika tidak kamu akan dalam bahaya”
Shilla kemudian tersadar dengan bayangan hitam yang ia lihat sekilas tadi. Ia langsung masuk ke pohon itu dan ia langsung menghampiri sivia.
“Shilla, elo bikin kaget  gue aja” Sivia memegang dadanya, rasanya tadi ia sangat kaget ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya. Nafas sivia terasa sangat tidak beraturan kedengarannya.
“Sorry, Lagian elo ngapain disini? Kita udah mau balik. Elo mau disini terus apa?” Tanya shilla dengan nada sedikit marah.
“Iya sorry gue tahu gue salah tadi gue cuman nyasar sampai disini, gue nemuin tempat ginian lihat deh” Ucap sivia sambil menunjukkan sekelilingnya. Shilla kaget ia baru sadar bahwa disekelilingnya terlihat berbagai macam boneka yang aneh. Ada yang berdarah ada yang tak lengkap bagian badannya dan sebagainya. Shilla kemudian hanya bisa menahan nafasnya dan menutup mulutnya yang menganga kemudian ia langsung memegang tangannya sendiri. Ia merasakan ada hawa dingin sedang disekitarnya.
“Ayo kita pergi dari sini secepatnya” Ucap Shilla sambil menarik tangan Sivia. Dengan cepat Sivia langsung mengambil boneka yang ia lihat itu. Ia segera memasukkan boneka itu kedalam ranselnya dan ia langsung berjalan cepat mengikuti langkah kaki shilla sampai meninggalkan hutan itu.
Quotesshivers

Bis masih terus berjalan perjalanan dari hutan menuju kota masih sekitar 2 jam lagi. Karena lelah banyak yang tertidur di bis pada saat itu. Sivia yang masih memandangi kea rah jendela luar tiba tiba tersadar ia mengambil tasnya kemudian mengambil boneka yang ia bawa tadi dan memandangi boneka itu sambil tersenyum. Shilla yang duduk disebelahnya langsung kaget ketika melihat apa yang sedang dibawa oleh sivia tersebut. Ia lantas mengambil boneka itu dan melemparkannya ke lantai bus hingga membuat sivia marah.
“Via, ini boneka lo ambil dari hutan tadi kan?” Tanya shilla sambil menatap kea rah boneka itu.

“Iya shill, tadi gue ambil soalnya bentuknya bagus, kan sayang masih bagus kaya gini harus dibuang. Yaudah gue ambil aja” Jawab sivia sambil mengelus elus bonekanya itu.
“Vi, lepasin tuh boneka lo nggak baca apa tulisan di  papan kayu itu? Itu bahaya vi” Ucap shilla sambil menatap ke sivia dengan tatapan yang serius
“Ah elo terlalu kepengaruh banget sih shill, siapa tau yang bikin tulisan itu cuman mau nakut nakutin kita aja, atau sebenernya dia juga ngincer ini boneka” Jawab sivia sambil menatap shilla kemudian memegang boneka itu dan seolah ia sedang berbicara  sebagai boneka itu. “Perkenalkan shilla nama aku  Sifa”
“Via”
Tiba tiba shilla langsung melemparkan boneka itu ke lantai bis, sivia menatap shilla dengan marah. Sivia marah karena kelakuan shilla yang tiba tiba aneh.
“Apa apaan sih elo shil, itukan boneka gue, kenapa lo asal ngelempar” Ucap sivia dengan nada marah sambil ia berdiri dan mengambil boneka itu kembali.
“Kan gue udah bilang itu bahaya” Ucap Shilla lagi.
“Udah deh shill, lama lama gue yang bahaya kalo terus dideket lo” Ucap sivia sambil mengambil tasnya, raut wajahnya masih terlihat marah ia kemudian berjalan ke tempat duduk Alvin dan Rio. Rio yang melihat Sivia datang langsung menepuk pundak Alvin yang Nampak sedang tertidur.
“Elo vi? Ada apa? Udah nyampe apa?” Tanya Alvin sambil mengucek ucek matanya ketika melihat sivia sambil membawa tas ranselnya itu.
“Enggak kok, gue cuman pengen pindah kesini, yo lo duduk sama shilla yah?” Pinta sivia pada Rio. Rio menatap sivia dengan heran. Ia melihat sivia memegang sebuah boneka. Ia merasa bahwa sivia tak membawa boneka tadi.
“Emang kenapa?Itu boneka lo? Kok gue baru tahu ya lo bawa boneka?” Tanya Rio
“Ceritanya panjang, mending lo sekarang pindah kesana deh, gue capek gue mau tidur” Ketus sivia dengan jutek. Rio memandang Alvin, Alvin hanya memberikan isyarat dengan anggukan, kemudian Rio pun pindah ke tempat duduk shilla. Rio melihat shilla termenung. Ia pun menepuk pundak shilla pelan.
“Eh elu yo, Ada apa?” Tanya shilla sambil celingukan mencari sivia
“Gue disuruh sivia pindah kesini” Balas Rio
“Emang kalian kenapa tadi? Ada masalah?” Tanya Rio kembali sambil ia bergegas duduk di tempat duduk sivia tadi
“Enggak kok, cuman salah paham” Jawab shilla kemudian shilla mencoba untuk tidur sesaat untuk menenangkan dirinya. “Mungkin itu cuman perasaan gue aja, gue cuman takut. Shilla positive thinking dong” Shilla mencoba untuk mengendalikan pikirannya yang daritadi tak beraturan itu.
Malamnya Shilla tak bisa tidur, ia terus terusan memikirnya boneka itu. Ia juga memikirkan sivia. Ia takut terjadi sesuatu pada sahabatnya itu. Ia tak tahu harus bagaimana lagi. Ia mengambil ponselnya kemudian tertera suatu nama. Nama yang selalu menjadi temannya berbagi cerita.
“Rio, semoga kali ini elo mau ngebantu gue” Batin shilla kemudian memencet tombol hijau
                                                                Quotesshivers

Sivia terbangun dari tidurnya ia menatap kesekelilingnya. Ia memegang keningnya dilihatnya keringat membasahi keningnya itu. Ia melihat kearah AC dikamarnya, tak terlihat AC itu mati. Bahkan terlihat suhunya masih sama seperti biasanya. Ia pun menatap kearah mejanya. Ia ingin memastikan bahwa bonekanya ada disitu namun tak ada boneka berada diatas mejanya itu. Sivia hanya bisa membulatkan matanya saat ia mendapati bonekanya tak ada disitu. Sivia kemudian bangkit dari kasurnya. Ia berusaha mencari bonekanya ke laci laci dibawah meja belajarnya itu namun tak ada hasilnya. Di kolong tempat tidurpun tak ada. Tiba tiba ada suara yang terdengar dari dalam lemarinya. Bunyinya semakin lama semakin keras. Sivia kaget. Ia sangat ketakutan pada saat itu. Ia mundur perlahan kemudian mengambil sebuah penggaris besi yang terletak diatas meja belajarnya itu. Ia berusaha berjalan mendekat ke arah lemari itu. Perlahan ia kemudian mendekati lemari itu. Ketika ia hendak membuka lemari itu tiba tiba lemari itu terbuka sendiri. Sivia menutup matanya dan langsung berteriak keras dengan rasa ketakutan.
“Via, kamu kenapa?” Mama sivia langsung datang ke kamar sivia ketika mendengar teriakan putrinya itu.
“Ma, itu tadi lemarinya buka sendiri” Jawab sivia yang menunjuk lemarinya itu. Mama Sivia kemudian berjalan kea rah lemari itu. Namun ia hanya melihat ada sebuah boneka yang tergeletak dilantai itu.
“Ini hanya sebuah boneka vi, kamu hanya terlalu berlebihan” Ucap Mama sivia sambil menyerahkan boneka itu pada Sivia. Sivia kemudian hanya memandang boneka itu dengan terkejut. Ia berfikir bagaimana mungkin boneka yang ia taruh diatas meja bisa tiba tiba bisa pindah ke dalam lemari. Ia pun menoleh kea rah mamanya itu.
“Mama yang pindahin boneka sivia kedalam lemari yah?” Tanya sivia pelan
“Mana mungkin sayang, mama aja baru tahu kamu punya boneka kaya gini, lagian dari tadi siang mama kan diluar jadi belum masuk ke kamar kamu” Ucap mama sivia lembut. Kemudian sivia menghampiri mamanya dan memeluk mamanya sambil menangis. Mama Sivia hanya membelai rambut anaknya itu dengan lembut.
“Ma, via takut” Desihnya pelan
“Udah sayang, mungkin kamu terbawa dengan kejadian sebelumnya yang pernah kamu alami. Kamu jadi takut seperti ini. Kamu tenang aja sayang ada mama disini” Ucap mama sivia sambil membelai rambut anaknya itu dengan lembut dan menemaninya tidur malam itu. Sebelum tidur sivia kembali melihat boneka yang sudah terletak diatas meja belajarnya itu tiba tiba ia langsung merasa merinding. Ia langsung memeluk mamanya kembali dan berusaha untuk tidur malam itu dengan perasaan yang sangat was was.
Quotesshivers

Esoknya saat istirahat terlihat anak anak CRASS berada di meja kantin bersama kembali. Hanya ada suara dari Cakka yang sibuk menunjukan bbmnya pada anak anak CRASS lain dengan gadis yang ia taksir sebelumnya. Sedangkan Alvin seolah hanya sedang mengiyakan apa yang diucapkan Cakka sedangkan matanya hanya tertuju pada Sivia yang dari tadi masih berada pada dunia lamunannya itu. Sedangkan Shilla ia masih rapat dengan anggota osis lainnya. Rio hanya sibuk berkutak dengan ponselnya itu. Entah apa yang sedang ia lakukan pada saat itu.
“Vi, lo kok dari tadi diem aja, lagi mikirin apa sih?” Celutuk Cakka tiba tiba saat melihat Sivia yang biasanya terlihat paling bawel dari antara teman teman CRASS lainnya kini hanya terdiam dengan lamunannya.
“Enggak apa apa kok kka, bingung aja mau ngomong apa, hehe” Balas Sivia seolah ingin bersikap seperti biasanya.
“Elo masih marahan sama shilla yah?” Tanya Alvin
“Marahan? Emang kenapa? Kalian berdua ngerebutin apa sampai marahan? Ngerebutin gue? Hahaha” Canda Cakka pada saat itu yang membuat satu polesan sukses mendarat dikepalanya itu.
“Enak aja, ngapain cob ague ngarepin cowok kaya elu.” Balas Sivia
“Terus elo ngarepin cowok kaya apa? Kaya Alvin?” Ledek Cakka yang berhasil membuat muka sivia memerah. “Haha bener kan?”
“Apaan sih, rese lu kka” Ketus sivia kembali
“Udah nggak usah ledek ledekan gini, kita udah gede ih” Tegur Rio
“Tau tuh” Balas Alvin, Cakka hanya menggoda goda sivia kembali
Terlihat Shilla sedang berjalan kea rah mereka, ia membawa snack yang cukup banyak dengan muka yang terlihat senang ia menghampiri ke empat sahabatnya itu. Dan memberikan pada sahabatnya itu
“Abis mborong ya mbak?” Ucap cakka sambil memilih milih snack yang akan ia makan pertama
“Enggak kok, kebetulan tadi osis lagi borong snack eh lebih banyak jadi gue bawa deh, hehe”
“Lain kali banyak banyakin bawa ginian yah” Ucap Cakka sambil mengambil satu snack kembali
“Enak di elu kali kka” Balas Rio. Shilla kemudian memandang ke arah sivia kembali. Namun sivia masih tak mau memandang kea rah dirinya. Ia hanya bisa mendengus pasrah kemudian berjalan kea rah sivia.
“Vi, elo masih marah yah?” Tanya sivia. Sivia kemudian membelakangi arah Shilla. Shilla kemudian bergerak kea rah sivia kembali.
“Maafin gue ya vi, plis gue kemarin cuman kesel aja” Pinta shilla kali ini. Sivia kembali membelakangi shilla. Kemudian shilla bergerak mengikuti sivia kembali.
“Vi, kalo lo maafin gue ntar gue traktir coklat deh” Ucap shilla kembali dengan tersenyum. Namun Sivia membelakanginya. Shilla terlihat kehabisan ide kemudian ia duduk lemas disamping Sivia. Anggota CRASS lainnya hanya diam melihat ulah sivia itu sepertinya mereka mengetahui maksud sivia. Dilihatnya senyum sivia mengembang kemudian mebalikkan tubuhnya dan mencubit pipi shilla. Shilla menatap muka sivia kemudian mereka berdua berpelukan kembali.
“Via, lo tuh ya ngeselin” Ujar Shilla sambil menepuk bahu sivia
“Iya maaf deh shill, gue udah maafin elo kok. Hehe” Sivia kembali tersenyum pada shilla. Sebenarnya salah satu hal yang membuat sivia seperti ini karena boneka itu.  Sivia jadi percaya sedikit pada ucapan shilla kemarin.
Pulang sekolah karena Mama sivia sedang bepergian keluar kota, Sivia meminta anak anak CRASS untuk menginap dirumahnya dan membawa baju ganti mereka.
“Ntar jangan lupa datang kerumah gue yah, awas kalo nggak dateng” Jelas sivia sambil keluar dari mobil Alvin.
“Iya nanti kita datang kok, lo hati hati ya dirumah” Ucap Shilla sambil menatap kea rah sivia
“Ok, kalian hati hati juga yah” Ucap Sivia
“Bye vi” Ucap anak anak CRASS dari dalam mobil Alvin.
                                                                Quotesshivers

Sivia kembali memasuki rumahnya. Sepi tak terdengar suara apapun dari rumahnya itu. Tiba tiba ia merasa merinding. Sebelumnya ia tak pernah merasakan ketakutan seperti ini. Ia berjalan menuju tangga ke kamarnya. Saat berada dikamar ia mendengar seperti suara keributan didapur. Iapun bergegas menuju dapur kemudian mencari tahu darimana asal suara itu. Ia tak menemukan sesuatu yang aneh di dapur. Ia pun bergegas kembali. Namun pada saat ia membalikkan badannya ia kaget saat mendapati bonekanya berada dibawah lantai tepat didepan kakinya. Tubuh sivia serasa lemas sekali melihatnya. Kemudian ia mencoba menenangkan dirinya kembali kemudian ia mengambil boneka itu selang beberapa saat terdengar suara bunyi bel dari pintu rumah. Ia langsung meletakkan boneka itu tepat diatas kulkas yang berada didekatnya itu. Kemudian ia segera berjalan menuju pintu depan untuk membukakan pintu.
“TARAAAA” Teriak Shilla diikuti dengan Cakka, Alvin dan Rio
“Kalian cepet banget datengnya? Kalian belum makan pasti?” Tanya sivia
“Wah kok lo tau sih, iya kita langsung kesini. Habisnya kita…” Ucapan Cakka terpotong karena Shilla menginjak kaki Cakka seolah mengisyaratkan Cakka agar tidak melanjutkan ucapannya
“Habisnya kita kenapa kka? Ada apa?” Tanya Sivia dengan nada sedikit curiga
“Kita lapar vi, kita mau makan dirumah lo, kan masakan mama lo enak” Ucap Rio ngasal sambil cengengesan
“Yo, kita kesini kan karena mau nemenin sivia, kan mama sivia pergi keluar kota” Bisik Shilla
“Oh iya gue lupa” Jawab Rio
“Yaudah tapi gue belum masak, shil bantuin gue masak yuk” Sivia pun mengajak Shilla untuk membantunya menyiapkan makan siang. Shilla mengiyakan ajakan Sivia dan bergegas menuju dapur.
Sedangkan Cakka, Alvin  dan Rio langsung duduk di kursi tamu. Alvin dan Rio hanya memandang kea rah Cakka. Cakka yang merasa bahwa ia sedang diperhatikan pun hanya melebarkan senyumannya dan mengacungkan jari telunjuk serta jari tengahnya. Alvin dan Rio hanya diam saja dan tak mempedulikannya. Alvin masih kepikiran soal pembicaraan mereka tadi didalam mobil setelah mereka selesai mengantar sivia pulang.
Quotesshivers

“Guys, gue punya info penting” Rio tiba tiba memandang wajah mereka satu Satu. Mobil pun tiba tiba berhenti sejenak dan mereka seolah ingin focus dengan apa yang akan dikatakan oleh Rio.
“Kalian tau kan boneka yang dibawa sama sivia semalam?” Tanya Rio kembali
“Boneka yang dari hutan itu? Yang ia pamerin waktu di bi situ?” Jawab Cakka
“Emang kenapa Yo?” Tanya Alvin
“Tadi siang gue searching gitu diinternet nyari tahu soal hutan yang kemarin kita kunjungi. Dan katanya disitu memang ada pohon keramat. Dan mitosnya disitu terdapat banyak boneka hantu” Jelas Rio
“Jadi maksud lo yo?” Kini shilla yang bertanya sambil menatap Rio dengan serius
“Gue rasa apa yang lo certain semalam itu emang ada benernya shil” Balas Rio sambil memandang Shilla juga
“Gue nggak ngerti deh, maksudnya apa? Kalian cerita apa sih? Apa yg sebenernya terjadi?” Alvin hanya memandang kea rah Shilla serta Rio secara bergantian.
“Boneka yang dibawa sivia adalah boneka hantu”  Jelas Rio singkat yang membuat ekspresi kaget pada Alvin serta Cakka.
“Apa? Kalian lagi nggak bercanda kan?” Tanya Cakka
“Buat apa kita bercanda kka, ini serius, sivia sekarang dalam bahaya. Kita harus segera menolongnya” Jelas Shilla
“Sebaiknya kita bergegas menuju rumah sivia kembali perasaan gue nggak enak” Ujar Alvin dan segera memutar balikkan mobilnya menuju rumah sivia kembali.
Quotesshivers

Alvin, Cakka serta Rio kaget mendengar teriakan dari dapur. Mereka bertiga langsung berlari menuju dapur. Mereka kaget melihat dapur yang begitu berantakan. Terlihat shilla serta sivia hanya duduk lemas. Bahkan sivia sampai menangis.
“Ada apa ini kenapa berantakan begini?” Tanya Alvin
“Tadi kita lihat itu boneka lagi didepan kulkas ia terlihat sambil memakan makanan yang ada dikulkas itu” Jelas Shilla sambil menunjuk makanan yang tergeletak didepan kulkas. Dan terlihat ada sebuah boneka berada ditengah tengah makanan yang berjatuhan itu.
“Tapi bagaimana mungkin sebuah boneka bisa membuka kulkas dan memakan makanan itu?” Tanya Cakka sambil berjalan kea rah boneka itu
“Udah kalian berdua tenang aja dulu” Ucap Rio sambil memberikan dua buah gelas berisi air putih pada mereka
“Ini boneka lo vi” Cakka kemudian menyodorkan boneka yang ia ambil tadi kepada Sivia. Sivia hanya memandangi boneka itu dengan cepat ia berdiri.
“Kita harus kembali ke hutan, kita harus mengembalikan boneka ini” Teriaknya segera. Kemudian anak anak CRASS lain pun langsung bergegas menuju mobil dengan segera. Dengan boneka yang masih ditangan sivia, sivia masih terus merasa was was. Perasaannya makin tidak karuan. Ia sangat sangat ketakutan. Shilla terlihat tidak ingin duduk bersama sivia karena sivia membawa boneka itu. Ia duduk dibelakang bersama dengan Cakka. Alvin segera mengemudikan mobilnya dengan laju yang cepat. Jujur ia juga merasa cemas. Ia takut akan ada kejadian buruk setelah ini.
Quotesshivers

Selang beberapa jam mereka telah kembali ke hutan, kini malam telah datang suasana hutan jadi terasa menyeramkan. Hening tak terdengar suara kicauan burung disitu. Hanya terdengar suara jangkrik sesekali yang menemani langkah mereka berjalan ke tengah hutan itu.
“Ahhhh”  Sivia kembali berteriak. Anak anak CRASS yang lain langsung menghampirinya dilihatnya tangan sivia berdarah. Ia melihat kea rah boneka itu. Betapa terkejutnya mereka saat mendapati bahwa mulut boneka itu berdarah dan tiba tiba saja senyum keluar dari wajah boneka itu. Matanya kemudian berkedip kendip sendiri. Badannya langsung melayang kea rah anak anak CRASS. Anak anak CRASS langsung panic. Mereka berusaha berlari sekencang mungkin. Mereka berlari secara terpisah satu sama lain. Mereka berusaha untuk berlari cepat agar lolos dari kejaran boneka itu.
Quotesshivers

Cakka terus berlari nafasnya terengah engah, ia berhenti sejenak kemudian ia melihat kembali ke belakang. Tak ada siapapun dibelakangnya. Ia merasa sedikit lega ia memutuskan untuk kembali berlari. Namun jantungnya kaget ketika melihat boneka itu tersenyum dihadapannya. Cakka tak tahan melihatnya kemudian ia berusaha berteriak sekeras mungkin dan langsung berlari menghindar dari boneka itu.
Shilla seperti mendengar suara teriakan cakka. Namun ia masih bingung apa yang harus ia lakukan sekarang ia tak tahu lagi. Ia berhenti sejenak kemudian berusaha mengendalikan pikirannya kembali. Ia kembali menenangkan nafasnya yang tak karuan itu. Dilihatnya sekelilingnya seperti sama semua. Tak terlihat bayangan teman temannya. Tiba tiba ia berhenti ia mendapati seorang wanita disitu. Wanita it uterus memandang Shilla, Shilla membulatkan matanya dengan kaget. Wanita it uterus berjalan ke arahnya shilla langsung menutup matanya segera.
Sivia terus berlari. Boneka itu dari tadi terus mengejarnya. Ia lupa dimana pohon itu berada seingat dia ia terus berjalan kea rah jalan ini namun tak terlihat pohon itu sama sekali. “Aneh” Pikir sivia. Ia kembali lagi berlari tak menentu, sekuat tenaga ia berusaha melarikan diri namun boneka itu terus menerus mengejarnya.
Rio berteriak memanggil teman temannya kembali. Namun tak ada balasan suara dari teman temannya itu. Tiba tiba ia melihat ada seorang wanita mendekat kea rah Shilla, ia melihat shilla sedang duduk sambil menutup matanya. Rio langsung berlari secepat mungkin untuk menolong Shilla.
Quotesshivers

“Siapa Anda” Ucap Rio yang kini berada didepan Shilla , Shilla yang mendengar suara Rio langsung membuka matanya dan berdiri dan berada dibelakang Rio segera. Ia terlihat memegangi baju Rio.
“Saya Mak Juminten” Ucap wanita paruh baya itu
“Mak Juminten? Siapa anda?” Tanya Rio kembali sambil berputar putar mengelilingi mak juminten itu dan diikuti oleh Shilla yang terus menerus berada dibelakang Rio
“Saya penjaga Hutan ini” Jelasnya
“Penjaga Hutan? Hantu maksud anda?” Tanya Rio kembali
“Bukan nak, saya hanya menjaga hutan ini agar tidak ada yang terkena bahaya” Jelas Mak Juminten
“Maksud anda bahaya apa?” Tanya Rio kembali
“Maksud saya ya seperti kalian ini, ngapain kalian disini malam malam begini, apa yang akan kalian lakukan? Bahaya berada disini malam malam seperti ini” Jelas Mak Juminten kembali
“Kita disini mau mengembalikan boneka yang dibawa oleh teman kita” Jelas Rio kembali
“Boneka? Teman kalian mengambil boneka itu?” Kini Mak Juminten yang bertanya kembali
“Iya tapi dia tidak sengaja membawanya, ia tidak tahu bahwa boneka itu akan membawa masalah seperti ini” Kini Shilla berusaha member penjelasan pada Mak Juminten
“Cepat kalian segera mengembalikan boneka itu, jika tidak teman kalian dalam bahaya. Dimana teman kalian itu sekarang?” Tanya Mak Juminten
“Kita semua berpencar karena boneka itu tiba tiba hidup ia bergerak seperti mengejar ngejar kami” Ucap Rio
“Dia marah karena dia telah dipisahkan oleh boneka lainnya” Jawab Mak Juminten
“Marah maksudnya apa?” Tanya Rio dan Shilla heran dan menatap Mak Juminten
“Jadi begini….”
Alvin terus berlari ia tak tahu kenapa boneka itu juga mengejarnya. Ia terus berlari sebisa mungkin sampai ia menabrak seseorang. Karena saking takutnya ia berteriak dan orang yang ia tabrak juga ikut berteriak sekeras mungkin. Alvin kemudian tersadar sepertinya ia mengenali suara itu. Dipandanginya dengan jelas orang yang ia tabrak itu.
“Cakka” Ucapnya sambil berjalan kea rah Cakka dan membantunya untuk berdiri
“Alvin, vin, kita harus cepet cepet pergi dari sini kalo tidak kita dalam bahaya” Jelas Cakka
“Iya gue tahu kok, sekarang kita harus nyari yang lainnya” Balas Alvin, kemudian mereka berdua bergegas mencari keberadaan teman teman mereka yang lain.
Quotesshivers

Sivia masih terus berlari nafasnya makin tak terkontrol, tiba tiba ia melihat pohon besar itu dengan cepat ia segera masuk kedalamnya. Dan langsung meletakkan boneka itu ke tempat ia mengambilnya, Kemudian ia segera berlari keluar dari situ. Namun ada sosok bocah kecil kini berada didepannya. Anak kecil perempuan memakai baju putih dengan rambut panjang dan muka yang pucat berada didepannya. Mata anak it uterus menatap Sivia, Sivia merasa bahwa sekarang ia merasa sekelilingnya berwarna putih.
“Nah ini rumah baru kamu, mulai sekarang kamu akan tinggal sama om dan tante disini” Ucap seorang pria berumur 40 tahun itu. Gadis yang berumur 5 tahun itu hanya menatap kedua orang didepannya dengan heran dan tak bisa berkata kata apapun.
“Kamu anggap aja ini seperti rumah kamu, mulai sekarang kita yang akan ngurus kamu, kamu bisa anggep kita sebagai pengganti kedua orang tua kamu” Kini wanita yang bersama pria itu berlutut dan menghadap ke depan muka anak itu dengan tersenyum.
Selang beberapa tahun kemudian, sikap mereka yang dulu baik pada gadis itu tiba tiba berubah. Sikap mereka berubah karena mereka sering mendengar desas desus dari para tetangga sekitar rumah mereka yang mengatakan bahwa keponakan mereka itu mengalami gangguan kejiwaan.
“Agnes lebih baik kamu bergaul dengan teman teman sebaya kamu, kamu sudah 14 tahun masa kamu masih main sama boneka sih” Tegur Tante dari anak yang bernama Agnes itu
“Tanpi tante temen temen Agnes kan mereka, mereka yang selalu ada buat Agnes” Ucap Agnes sambil seolah menunjukkan pada tantenya boneka boneka yang berada didekatnya. Kini jumlah boneka agnes sebanyak 25buah. Banyak kan? Dan itu pun diberikan Agnes nama satu persatu dan Agnes seolah berkomunikasi dengan mereka semua secara teratur tiap hari.
Quotesshivers

Hal inilah yang membuat khawatir Om serta tantenya itu. Mereka beranggapan jika memang Agnes mempunyai gangguan kejiwaan itu berarti akan mempermalukan mereka. Bagaimana tidak Om Agnes adalah orang yang terpandang didesanya. Bagaimana mungkin jika warga desa mengetahui bahwa Agnes itu gila, ia tak mau bergaul dengan teman sebayanya dan ia sering terlihat mengobrol dengan boneka bonekanya. Dan ia sring terlihat tertawa dengan boneka bonekanya itu.
“Seharusnya kita tak memberinya boneka sebanyak itu” Ucap Om Agnes ketika melihat Agnes kembali lagi menyisir rambut boneka bonekanya itu. Sesekali ia terlihat seperti seorang tukang salon yang terlihat sedang menanyai pelanggannya. Apakah pelanggannya merasa puas atau kecewa dengan apa yang sudah ia lakukan. Terkadang Om Agnes juga melihat Agnes seolah oleh sedang menina bobokan para boneka bonekanya itu sebelum ia tidur. Bahkan Tante Agnes sering melihat Agnes seolah olah sedang asyik mengobrol bahkan sampai tertawa dengan boneka bonekanya itu. Padahal ketika Tante Agnes melihat kearah boneka itu tak ada sama sekali kehidupan atau apa yang aneh dari mereka. Tante Agnes hanya melihat boneka itu diam saja dan Agneslah yang benar benar aneh. Maka Tante Agnes pun tidak tahan melihat keponakannya itu, belum lagi saat ibu ibu arisan membicarakan tentang Agnes yang semakin gila. Maka Tante Agnes seolah merasa sangat malu, iapun mengadu kepada suaminya dan akhirnya suaminya pun sependapat dengan istrinya itu.
“Agnes, sampai kapan kamu akan bermain dengan boneka boneka kusam ini?” Tanya Om Agnes itu dengan suara yang cukup keras
“Sampai selamanya Om” Ucap Agnes sambil tersenyum
“Cukup Agnes mulai sekarang Om nggak mau lihat kamu bermain lagi dengan boneka boneka ini” Ucap Om Agnes sambil mengambil boneka boneka yang berbetuk seperti boneka Barbie itu. Satu persatu bonekanya dihancurkan Om Agnes itu, Agnes hanya bisa menangis dan memohon pada Om nya agar melepaskan boneka bonekanya itu. Kemudian Tante Agnes datang ia membawa tempat sampah dan menyerahkannya pada suaminya itu. Tangis Agnes semakin kuat dan keras, ia berusaha untuk menahan kaki Om nya itu agar tidak membuang semua boneka bonekanya ketempat sampah. Namun apa daya Om Agnes itupun mengelak ia berusaha membuat Agnes menjauh dari kakinya namun sayangnya saat ia menghentakkan kakinya berusaha melepaskan tangan Agnes, justru Agnes malah terlepas dari terjatuh dari atas tangganya. Hidung serta kepalanya mengeluarkan darah terus menerus. Om serta Tante Agnes pun kaget melihat itu. Mereka tidak menyangka bahka akan terjadi hal seperti ini. Hal yang sama sekali tidak mereka inginkan sebelumnya. Mereka pun memeriksa kondisi agnes tak ada denyut nadi yang terdengar, tak ada suara hembusan nafas. Mereka berdua pun hanya bisa larut dalam kesedihan.
Quotesshivers

Tak berpikir panjang lagi karena mereka takut dicap sebagai pembunuh merekapun membawa mayat Agnes ketengah hutan, mereka mencari cari sesuatu agar bisa menyembunyikan Agnes. Akhirnya mereka menemukan sebuah pohon besar. Om Agnes mengeluarkan cangkul yang sudah ia persiapkan sebelumnya, kemudian ia mulai menggali tanah itu. Sedangkan tante Agnes ia merasa cukup sedih ia mengambil boneka baru yang hendak ia berikan pada agnes pada saat ulang tahunnya.
Tepat pukul 12.05 tanah sudah digali dan Om Agnes langsung memasukkan mayat Agnes yang sudah ia selimuti dengan selimut. Kemudian menutup galiannya kembali. Tante Agnes kemudian menangis dan ia mengucapkan sesuatu pada saat itu.
“Selamat Ulang Tahun Agnes, Selamat Jalan” Tangis tante Agnes itu sambil meletakkan boneka yang ia beli beberapa hari lalu dan menaruhnya diatas tanah itu. Setelah itu mereka pun bergegas kembali lagi kerumah, mereka segera membersihkan rumah dengan cepat. Agar para warga desa tidak curiga terlalu jauh mereka pun memutuskan untuk pindah ke kota lain agar keberadaan mereka tak diketahui oleh warga desa.
Sampai suatu saat pada saat anak anak dari warga desa tengah bermain main disitu mereka melihat boneka boneka itu. Kemudian mereka berebutan untuk mengambilnya. Namun naas, mereka justru malah celaka. Para warga berpendapat bahwa boneka itulah yang membuat anak anak desa menjadi celaka. Maka warga desa segera menutup pohon serta menaruh boneka boneka itu kembali serta member peringatan pada siapa saja yang kebetulan melintasi daerah ini agar tidak sembarangan mengambil benda yang mereka lihat. Namun yah peringatan tak membuat banyak orang menjadi takut malah membuat beberapa orang semakin penasaran karena rasa penasaran itulah yang membuat mereka harus kehilangan nyawa mereka. Dan percuma boneka yang mereka ambil sebelumnya akan kembali lagi ketempat asal dimana mereka mengambilnya pada awalnya.
Quotesshivers

Sivia kembali membuka matanya dilihatnya gadis itu didepannya kini gadis itu membawa sebuah pisau seolah ia akan menancapkan pisau itu. Pisau itu segera melayang tepat didepan sivia. Sivia langsung menutup matanya. Setelah beberapa saat ia membuka kembali matanya. Ia melihat tubuhnya tidak apa apa. Kemudian ia melihat kea rah gadis itu. Gadis itu hanya tersenyum pada sivia.
Sivia merasa heran dengan gadis itu. Kemudian gadis itu menunjukkan ternyata ada sebuah ular yang ada didekat sivia tadi dan gadis itu berniat untuk menolongnya ternyata. Bukan untuk mencelakakannya. Sivia pun merasa heran dengan apa yang dilakukan gadis itu. Ketika ia mendengar teman temannya berteriak sivia segera menoleh kearah teman temannya itu. Dan segera berteriak sekeras mungkin, kemudian ia menoleh lagi kea rah gadis itu.
Gadis itu masih terlihat disitu. Sampai Rio, Cakka, Alvin dan Shilla serta tidak ketinggalan Mak Juminten terlihat bersama mereka. Sivia langsung berlari dan memeluk shilla, shilla kemudian memeluk sivia berusaha untuk menenangkannya.
Mak Juminten pun kini berada didepan anak anak CRASS ia sekarang sedang berjalan dan berada didepan gadis itu. Anak anak CRASS hanya bisa menyaksikan apa yang mereka lihat dengan heran.
“Pergilah, kembalilah ketempatmu” Ucap Mak Juminten dengan halus. Dan gadis itu pun perlahan lahan langung memudar kemudian ia menghilang. Mak Juminten pun menatap anak anak CRASS dengan tersenyum.
“Dia sudah pergi, sekarang kalian pulanglah, biar Ma kantar kalian keluar” Ucap Mak Juminten dan diikuti anggukan oleh mereka semua
“Mak, kenapa gadis itu tadi tak mau pergi waktu kita semua datang?” Tanya Rio pada Mak Juminten ditengah perjalanan mereka itu.
“Karena sebenarnya ia ingin berterima kasih pada dia” Ucap Mak Juminten sambil menatap ke arah Sivia
“Ke gue? Emang gue kenapa mak?” Tanya Sivia heran
“Yang saya lihat ia terlihat senang pada saat bersamamu, bahkan ketika kamu membawanya kamu terus tersenyum padanya. Mungkin ia menganggap kamu adalah orang yang benar benar tulus” Jelas Mak Juminten
“Tulus maksudnya apa Mak?” Kini Cakka mulai bertanya karena rasa penasarannya itu
“Tulus ya berbeda dengan anak anak yang ia lihat mungkin” Jelas Mak Juminten
“Sudah sampai itu mobil kalian kan?” Tanya Mak Juminten
“Iya mak, sekali lagi terimakasih yah, karena Mak Juminten mau nolongin kita” Ucap Rio
“Tidak apa apa itu memang sudah tugasku sekarang kalian pulanglah kerumah kalian masing masing” Jelas Mak Juminten itu dengan tersenyum.
Setelah mereka masuk kedalam mobil mereka pun berharap mereka bisa tenang kembali. Tak ada masalah apapun yang terjadi pada mereka selanjutnya dan mereka segera pulang kerumah masing masing. Shilla memutuskan untuk masih menemani sivia dirumahnya pada malam itu sampai mama sivia pulang kembali.
Quotesshivers

Esoknya matahari bersinar terang, tirai jendela mulai terbuka, sivia merasa ada seseorang yang menepuk pundaknya berkali kali. Saat ia membuka matanya ia melihat wajah mamanya dengan tersenyum dan ia langsung bangun dan duduk ditempat tidurnya sambil menatap wajah mamanya itu sambil tersenyum lebar.
“Tebak mama bawa oleh oleh buat kamu” Ucap Mama Sivia
“Oleh oleh apa ma? Mau donk?” Pinta Sivia sambil tersenyum lebar
“Ini diaaa! “ Ucap mama sivia sambil menunjukan sebuah boneka barbie, bermata bulat dan berambut pirang. Melihat boneka itu badan sivia kembali lagi merinding, ia mengelus tangannya serta lehernya itu kemudian melihat bayangan agnes sekilas yang membuat sivia kembali pingsan ditempat tidur lagi.
--------
Tunggu Bab selanjutnya yah Shivers!
Ditunggu kritik dan sarannya. @quotesshivers
*)Apabila kita menerima banyak tanggapan dari kalian maka semakin cepat kami akan memposting cerita cerita kami, jika tidak kami bisa mempostingnya sampai berminggu bahkan sebulan.
Terimakasih J

No comments:

Post a Comment