WE ARE
CRASS
BAB 4
BONEKA
HANTU
Ada sebuah kisah dimana sebuah
boneka bisa berisi sebuah arwah. Entah itu arwah dari mana datangnya. Namun
jika itu memang benar berhati hatilah jika tidak hidupmu akan benar benar
terancam. Namun itu semua hanyalah sebuah mitos yang sering didengar tak tahu
apa benar atau tidak.
Karena ingin buang air kecil itu
membawanya tersesat ditengah hutan.
Ia menemukan sebuah boneka yang
lucu, bentuknya lucu matanya bulat, warna rambutnya pirang.
Ia pun segera memasukkan benda
itu kedalam tas ranselnya.
Ternyata boneka yang ia bawa itu
memberinya sebuah terror yang beruntun.
Bagaimana nasibnya berikutnya?
Bagaimana teman temannya menyelamatkannya?
Akankah ia bisa lepas dalam masalah
kali ini?
Siang itu para siswa kelas X- IPA
2 sedang melakukan penelitian disebuah hutan. Penelitian Biologi tentang
tumbuhan membawa mereka untuk mengamati tumbuhan yang ada di hutan itu kemudian
mencatatnya untuk dijadikan tugas akhir bulan. Anak anak pun terlihat sibuk
kesana kemari untuk menemukan tumbuhan atau pepohonan yang mereka cari.
Beberapa ada yang terlihat sibuk bermain sendiri , adapula yang terlihat hanya
duduk bersantai ria. Anak anak CRASS terlihat ingin serius untuk kali ini.
Mereka mengesampingkan untuk bermain main sejenak demi tugas akhir bulan ini.
Walaupun masih terlihat ulah Cakka yang
terlihat mengganggu Rio, Alvin, Shilla dan Sivia mereka tetap ingin konsen
untuk menyelesaikan tugas kali ini dengan baik.
“Shil..” Sivia menepuk pundah
Shilla berkali kali, Shilla masih tetap sibuk dengan tumbuhan yang sedang ia
amati.
“Shill, gue kebelet pipis nih”
Ujar sivia sekali lagi sambil memasang muka memelas pada shilla
“Ya udah lo pipis aja sana lagian
nanggung nih bentar lagi tugas gue juga mau selesai” Ucap shilla masih dengan kesibukannya itu.
Sivia menoleh kearah teman temannya yang lain, Namun disitu terlihat hanya ada
dia, Shilla, Alvin, Rio serta Cakka. Hanya dirinya dan Shilla yang berjenis
kelamin perempuan. Akhirnya ia pun melangkahkan kakinya pergi sendirian untuk
mencari toilet. Tapi tunggu dulu apakah ada toilet ditengah hutan?
Quotesshivers
Sivia memandang kearah
sekitarnya, ia melihat banyak sekali pohon pohon besar. Pohon besar itu seolah
tidak terlihat perbedaannya, rasanya semua pohon yang ia lihat sama besarnya.
Ia terus melangkahkan kakinya menyusuri tanah tanah kering dan banyak sekali
daun daun yang berjatuhan disekitar tanah itu. Ia kembali melihat kearah
sekitarnya namun tak ada apapun yang ia lihat selain pohon pohon besar serta
kicauan burung yang berlintasan disekitarnya. Ia masih terus berjalan tanpa ia
sadari bahwa ia sedang berjalan tanpa arah, bahkan ia sama sekali tak tahu
darimana tadi ia memulai langkahnya hingga membawanya kesebuah pohon yang terlihat
cukup besar dari pohon pohon yang ada disekitarnya.
Pohon ini berbeda dari pohon
pohon lainnya yang ia lihat tadi. Ia menatap pohon itu dari jauh secara keseluruhan
dilihatnya batang pohon itu yang sangat lebar, tingginya yang cukup panjang.
Dan daun daunnya sangat lebat. Ia tak tahu pohon apa yg dilihatnya itu. Ia
melihat ada pagar yang mengelilingi pohon itu. Ia berjalan ke pagar itu dan melihat
sebuah tulisan yang ada disebuah kayu kecil yang sudah tua. Disitu tertulis
“Jangan masuk! Berbahaya”.
Sivia mengrenyitkan dahinya ia
memandang kearah pohon itu kembali. “Tak ada yang aneh sepertinya dengan pohon
ini, lantas apa yang dimaksud dengan berbahaya?”
Kemudian karena ia sangat
penasaran iapun bergegas untuk membukapintu pagar itu dan langsung masuk kedalam kini ia
bisa melihat ada banyak sekali boneka yang ada didalamnya. Ada beberapa boneka
yang terlihat menyangkut di dahan dahan pohon. Ada boneka yang terletak
dipinggiran pagar, ada juga yang asal tergeletak begitu saja dibawah pohon itu.
Namun anehnya banyak boneka itu tak lengkap anggota badannya, misalnya tak ada
tangannya atau sebagainya.
Sivia hanya melihat
kesekelilingnya dengan heran. Satu persatu pertanyaan demi pertanyaan mulai
terlintas dikepalanya.
“Kenapa banyak sekali boneka?”
“Siapa yang menaruh boneka boneka ini kedalam
hutan?”
“Bahkan siapa juga yang menaruh boneka boneka
ini dipohon ini?”
”Siapa pemiliknya?”
Tiba tiba ia mendengar ada suara
misterius terdengar dari sekelilingnya. Suaranya sangat ribut seperti beberapa
kelompok manusia yang sedang berbicara. Sivia menolehkan kepalanya dari satu
sisi ke sisi lainnya dengan cepat namun ia tak melihat siapun sedang berbicara
disitu. Hingga akhirnya ia melihat sebuah boneka yang menurutnya sangat lucu,
berbeda dengan boneka lainnya yang sudah kusam boneka ini terlihat masih
baru,bentuknya masih utuh. Sivia memandang boneka itu dan mendekati boneka itu.
Ia menemukan boneka yang terlihat bentuknya lucu, matanya bulat serta rambutnya
yang pirang. Ia tak sadar bahwa boneka itu terus mengamatinya sejak dari tadi.
Quotesshivers
“Shill, sivia mana?” Ucap Alvin yang
heran ketika ia tidak melihat sivia sama sekali saat ia telah selesai
menyelesaikan tugasnya
“Tadi katanya mau pipis paling
bentar lagi juga balik” Balas Shilla sambil tersenyum pada Alvin. “Udah loe
tenang aja”
“Eh, sekarang udah mau balik nih.
Saatnya kembali ke Bus nih” Terlihat Rio mengucapkannya sambil melihat jam yang
ada ditangannya itu
“Ayuk kita balik nih gue nggak
mau ntar kita ditinggal lagi disini” Cakka segera mengambil tasnya kembali dan
berdiri. Dari tadi ia yang paling terlihat yang tidak bisa fokus diantara
anggota CRASS lainnya.
“Tunggu dulu, Sivia belum balik
tadi katanya mau buang air kecil” Ucap Shilla sambil menatap ke arah Cakka serta
Rio
“Ya elah shil, pipis dimana tuh
anak? Mana ada toilet disini, jangan jangan ia nyasar lagi” Celutuk Cakka
“Cakka benar shill, Sivia kan
belum tahu persis medan hutan ini jadi ada kemungkinan dia tersesat.”
“Lagian kenapa elo nggak nemenin
dia?” Tanya Rio
“Ya maaf yo gue piker disini ada
toilet gitu, gue kan gak tahu” Jawab shilla pelan. Rio hanya bisa menghela nafasnya.
Ia kemudian melihat kearah Alvin dan seolah bertanya apa yang harus mereka
lakukan sekarang.
“Yaudah kita cari sivia dulu aja,
elo ijin dulu sana kka ke Mr Anwar bilang kita agak telat dikit. Suruh tungguin
supaya kita nggak ditinggal disini” Alvin memberi masukan pada mereka
“Oke” Jawab Cakka sambil berjalan
kearah Bis dan segera menemui Mr Anwar guru biologi mereka semua.
“Yaudah kita cari sivia sekarang,
keburu sore nih” Ucap Alvin sambil diikuti oleh Shilla dan Rio.
Quotesshivers
Mereka bertiga terus berjalan ke
tempat yang seperti Sivia tadi. Anehnya jalan disini seperti menunjuk pada satu
jalan saja. Tak terlihat ada jalan jalan lain yang bisa mereka lewati mungkin
karena jarak antara pohon yang satu dengan yang lainnya cukup dekat sehingga
tak ada celah tersendiri untuk menemukan jalan jalan kecil. Mereka melihat
kesekeliling mereka, pohon pohon yang ada disekitar mereka sama sekali tak ada
bedanya. Bentuknya besar dan tinggi.
Hanya ada suara hembusan angin serta kicauan burung yang menemani
langkah mereka. Suara teriakan mereka untuk memanggil Sivia seolah tak ada apa
apanya. Hutan ini sangatlah luas dari yang mereka bayangkan sebelumnya.
Sebuah bayangan terlihat melintas
dibelakang mereka bertiga. Bayangan hitam yang bergerak cepat dari arah
belakang mereka itu membuat Shilla merasa sedikit gemetar. Shilla merasa tadi
bahwa ia melihat ada bayangan namun setelah ia perhatikan kembali tak ada
bayangan lagi. Ia pun kembali untuk mencari Sivia.
“Itu dia Sivia” Sontak Alvin
berteriak saat ia melihat ada seorang gadis mirip sivia berada ditengah pohon
yang cukup besar.
“Ngapain tuh anak disitu? Masih
buang air kecil?” Ucap Rio sambil memandangi sivia
“Mending gue aja yang kesana”
Ujar Shilla sambil berjalan ke pohon itu. Rio dan Alvin hanya menganggukan
kepala mereka dan menunggu mereka berdua kembali. Shilla kembali mempercepat
langkahnya dilihatnya pohon itu sangatlah besar. Ia melihat ada pagar dengan
tinggi sedadanya yang terbuat dari kayu yang cukup tua. Sebelum ia membuka
pintu pagar kayu tersebut ia melihat tulisan yang ada di sebuah papan kayu yang
tua itu. Ia melihat kearah papan kayu itu kemudian membaca tulisan yang tertera
disitu.
“Jangan masuk berbahaya”
Shilla menatap tulisan papan kayu
itu dengan heran, kemudian ia melihat ada papan kayu yang kecil lagi dibelakang
papan kayu tadi.
“Jika kamu menemukan sesuatu
jangan diambil, jika tidak kamu akan dalam bahaya”
Shilla kemudian tersadar dengan
bayangan hitam yang ia lihat sekilas tadi. Ia langsung masuk ke pohon itu dan
ia langsung menghampiri sivia.
“Shilla, elo bikin kaget gue aja” Sivia memegang dadanya, rasanya tadi
ia sangat kaget ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya. Nafas sivia terasa
sangat tidak beraturan kedengarannya.
“Sorry, Lagian elo ngapain
disini? Kita udah mau balik. Elo mau disini terus apa?” Tanya shilla dengan
nada sedikit marah.
“Iya sorry gue tahu gue salah
tadi gue cuman nyasar sampai disini, gue nemuin tempat ginian lihat deh” Ucap
sivia sambil menunjukkan sekelilingnya. Shilla kaget ia baru sadar bahwa
disekelilingnya terlihat berbagai macam boneka yang aneh. Ada yang berdarah ada
yang tak lengkap bagian badannya dan sebagainya. Shilla kemudian hanya bisa
menahan nafasnya dan menutup mulutnya yang menganga kemudian ia langsung memegang
tangannya sendiri. Ia merasakan ada hawa dingin sedang disekitarnya.
“Ayo kita pergi dari sini
secepatnya” Ucap Shilla sambil menarik tangan Sivia. Dengan cepat Sivia
langsung mengambil boneka yang ia lihat itu. Ia segera memasukkan boneka itu
kedalam ranselnya dan ia langsung berjalan cepat mengikuti langkah kaki shilla
sampai meninggalkan hutan itu.
Quotesshivers
Bis masih terus berjalan
perjalanan dari hutan menuju kota masih sekitar 2 jam lagi. Karena lelah banyak
yang tertidur di bis pada saat itu. Sivia yang masih memandangi kea rah jendela
luar tiba tiba tersadar ia mengambil tasnya kemudian mengambil boneka yang ia
bawa tadi dan memandangi boneka itu sambil tersenyum. Shilla yang duduk
disebelahnya langsung kaget ketika melihat apa yang sedang dibawa oleh sivia
tersebut. Ia lantas mengambil boneka itu dan melemparkannya ke lantai bus
hingga membuat sivia marah.
“Via, ini boneka lo ambil dari
hutan tadi kan?” Tanya shilla sambil menatap kea rah boneka itu.
“Iya shill, tadi gue ambil
soalnya bentuknya bagus, kan sayang masih bagus kaya gini harus dibuang. Yaudah
gue ambil aja” Jawab sivia sambil mengelus elus bonekanya itu.
“Vi, lepasin tuh boneka lo nggak
baca apa tulisan di papan kayu itu? Itu
bahaya vi” Ucap shilla sambil menatap ke sivia dengan tatapan yang serius
“Ah elo terlalu kepengaruh banget
sih shill, siapa tau yang bikin tulisan itu cuman mau nakut nakutin kita aja,
atau sebenernya dia juga ngincer ini boneka” Jawab sivia sambil menatap shilla
kemudian memegang boneka itu dan seolah ia sedang berbicara sebagai boneka itu. “Perkenalkan shilla nama
aku Sifa”
“Via”
Tiba tiba shilla langsung
melemparkan boneka itu ke lantai bis, sivia menatap shilla dengan marah. Sivia
marah karena kelakuan shilla yang tiba tiba aneh.
“Apa apaan sih elo shil, itukan
boneka gue, kenapa lo asal ngelempar” Ucap sivia dengan nada marah sambil ia
berdiri dan mengambil boneka itu kembali.
“Kan gue udah bilang itu bahaya”
Ucap Shilla lagi.
“Udah deh shill, lama lama gue
yang bahaya kalo terus dideket lo” Ucap sivia sambil mengambil tasnya, raut
wajahnya masih terlihat marah ia kemudian berjalan ke tempat duduk Alvin dan
Rio. Rio yang melihat Sivia datang langsung menepuk pundak Alvin yang Nampak
sedang tertidur.
“Elo vi? Ada apa? Udah nyampe
apa?” Tanya Alvin sambil mengucek ucek matanya ketika melihat sivia sambil
membawa tas ranselnya itu.
“Enggak kok, gue cuman pengen
pindah kesini, yo lo duduk sama shilla yah?” Pinta sivia pada Rio. Rio menatap
sivia dengan heran. Ia melihat sivia memegang sebuah boneka. Ia merasa bahwa
sivia tak membawa boneka tadi.
“Emang kenapa?Itu boneka lo? Kok
gue baru tahu ya lo bawa boneka?” Tanya Rio
“Ceritanya panjang, mending lo
sekarang pindah kesana deh, gue capek gue mau tidur” Ketus sivia dengan jutek.
Rio memandang Alvin, Alvin hanya memberikan isyarat dengan anggukan, kemudian
Rio pun pindah ke tempat duduk shilla. Rio melihat shilla termenung. Ia pun
menepuk pundak shilla pelan.
“Eh elu yo, Ada apa?” Tanya
shilla sambil celingukan mencari sivia
“Gue disuruh sivia pindah kesini”
Balas Rio
“Emang kalian kenapa tadi? Ada
masalah?” Tanya Rio kembali sambil ia bergegas duduk di tempat duduk sivia tadi
“Enggak kok, cuman salah paham”
Jawab shilla kemudian shilla mencoba untuk tidur sesaat untuk menenangkan
dirinya. “Mungkin itu cuman perasaan gue aja, gue cuman takut. Shilla positive
thinking dong” Shilla mencoba untuk mengendalikan pikirannya yang daritadi tak
beraturan itu.
Malamnya Shilla tak bisa tidur,
ia terus terusan memikirnya boneka itu. Ia juga memikirkan sivia. Ia takut
terjadi sesuatu pada sahabatnya itu. Ia tak tahu harus bagaimana lagi. Ia
mengambil ponselnya kemudian tertera suatu nama. Nama yang selalu menjadi
temannya berbagi cerita.
“Rio, semoga kali ini elo mau
ngebantu gue” Batin shilla kemudian memencet tombol hijau
Quotesshivers
Sivia terbangun dari tidurnya ia
menatap kesekelilingnya. Ia memegang keningnya dilihatnya keringat membasahi
keningnya itu. Ia melihat kearah AC dikamarnya, tak terlihat AC itu mati.
Bahkan terlihat suhunya masih sama seperti biasanya. Ia pun menatap kearah
mejanya. Ia ingin memastikan bahwa bonekanya ada disitu namun tak ada boneka
berada diatas mejanya itu. Sivia hanya bisa membulatkan matanya saat ia
mendapati bonekanya tak ada disitu. Sivia kemudian bangkit dari kasurnya. Ia
berusaha mencari bonekanya ke laci laci dibawah meja belajarnya itu namun tak
ada hasilnya. Di kolong tempat tidurpun tak ada. Tiba tiba ada suara yang
terdengar dari dalam lemarinya. Bunyinya semakin lama semakin keras. Sivia
kaget. Ia sangat ketakutan pada saat itu. Ia mundur perlahan kemudian mengambil
sebuah penggaris besi yang terletak diatas meja belajarnya itu. Ia berusaha
berjalan mendekat ke arah lemari itu. Perlahan ia kemudian mendekati lemari
itu. Ketika ia hendak membuka lemari itu tiba tiba lemari itu terbuka sendiri.
Sivia menutup matanya dan langsung berteriak keras dengan rasa ketakutan.
“Via, kamu kenapa?” Mama sivia
langsung datang ke kamar sivia ketika mendengar teriakan putrinya itu.
“Ma, itu tadi lemarinya buka
sendiri” Jawab sivia yang menunjuk lemarinya itu. Mama Sivia kemudian berjalan
kea rah lemari itu. Namun ia hanya melihat ada sebuah boneka yang tergeletak
dilantai itu.
“Ini hanya sebuah boneka vi, kamu
hanya terlalu berlebihan” Ucap Mama sivia sambil menyerahkan boneka itu pada
Sivia. Sivia kemudian hanya memandang boneka itu dengan terkejut. Ia berfikir bagaimana
mungkin boneka yang ia taruh diatas meja bisa tiba tiba bisa pindah ke dalam
lemari. Ia pun menoleh kea rah mamanya itu.
“Mama yang pindahin boneka sivia
kedalam lemari yah?” Tanya sivia pelan
“Mana mungkin sayang, mama aja
baru tahu kamu punya boneka kaya gini, lagian dari tadi siang mama kan diluar
jadi belum masuk ke kamar kamu” Ucap mama sivia lembut. Kemudian sivia
menghampiri mamanya dan memeluk mamanya sambil menangis. Mama Sivia hanya
membelai rambut anaknya itu dengan lembut.
“Ma, via takut” Desihnya pelan
“Udah sayang, mungkin kamu
terbawa dengan kejadian sebelumnya yang pernah kamu alami. Kamu jadi takut
seperti ini. Kamu tenang aja sayang ada mama disini” Ucap mama sivia sambil
membelai rambut anaknya itu dengan lembut dan menemaninya tidur malam itu.
Sebelum tidur sivia kembali melihat boneka yang sudah terletak diatas meja
belajarnya itu tiba tiba ia langsung merasa merinding. Ia langsung memeluk
mamanya kembali dan berusaha untuk tidur malam itu dengan perasaan yang sangat was
was.
Quotesshivers
Esoknya saat istirahat terlihat
anak anak CRASS berada di meja kantin bersama kembali. Hanya ada suara dari
Cakka yang sibuk menunjukan bbmnya pada anak anak CRASS lain dengan gadis yang
ia taksir sebelumnya. Sedangkan Alvin seolah hanya sedang mengiyakan apa yang
diucapkan Cakka sedangkan matanya hanya tertuju pada Sivia yang dari tadi masih
berada pada dunia lamunannya itu. Sedangkan Shilla ia masih rapat dengan
anggota osis lainnya. Rio hanya sibuk berkutak dengan ponselnya itu. Entah apa
yang sedang ia lakukan pada saat itu.
“Vi, lo kok dari tadi diem aja,
lagi mikirin apa sih?” Celutuk Cakka tiba tiba saat melihat Sivia yang biasanya
terlihat paling bawel dari antara teman teman CRASS lainnya kini hanya terdiam
dengan lamunannya.
“Enggak apa apa kok kka, bingung
aja mau ngomong apa, hehe” Balas Sivia seolah ingin bersikap seperti biasanya.
“Elo masih marahan sama shilla
yah?” Tanya Alvin
“Marahan? Emang kenapa? Kalian
berdua ngerebutin apa sampai marahan? Ngerebutin gue? Hahaha” Canda Cakka pada
saat itu yang membuat satu polesan sukses mendarat dikepalanya itu.
“Enak aja, ngapain cob ague
ngarepin cowok kaya elu.” Balas Sivia
“Terus elo ngarepin cowok kaya
apa? Kaya Alvin?” Ledek Cakka yang berhasil membuat muka sivia memerah. “Haha
bener kan?”
“Apaan sih, rese lu kka” Ketus
sivia kembali
“Udah nggak usah ledek ledekan
gini, kita udah gede ih” Tegur Rio
“Tau tuh” Balas Alvin, Cakka
hanya menggoda goda sivia kembali
Terlihat Shilla sedang berjalan
kea rah mereka, ia membawa snack yang cukup banyak dengan muka yang terlihat
senang ia menghampiri ke empat sahabatnya itu. Dan memberikan pada sahabatnya
itu
“Abis mborong ya mbak?” Ucap
cakka sambil memilih milih snack yang akan ia makan pertama
“Enggak kok, kebetulan tadi osis
lagi borong snack eh lebih banyak jadi gue bawa deh, hehe”
“Lain kali banyak banyakin bawa
ginian yah” Ucap Cakka sambil mengambil satu snack kembali
“Enak di elu kali kka” Balas Rio.
Shilla kemudian memandang ke arah sivia kembali. Namun sivia masih tak mau
memandang kea rah dirinya. Ia hanya bisa mendengus pasrah kemudian berjalan kea
rah sivia.
“Vi, elo masih marah yah?” Tanya
sivia. Sivia kemudian membelakangi arah Shilla. Shilla kemudian bergerak kea
rah sivia kembali.
“Maafin gue ya vi, plis gue
kemarin cuman kesel aja” Pinta shilla kali ini. Sivia kembali membelakangi
shilla. Kemudian shilla bergerak mengikuti sivia kembali.
“Vi, kalo lo maafin gue ntar gue
traktir coklat deh” Ucap shilla kembali dengan tersenyum. Namun Sivia
membelakanginya. Shilla terlihat kehabisan ide kemudian ia duduk lemas
disamping Sivia. Anggota CRASS lainnya hanya diam melihat ulah sivia itu
sepertinya mereka mengetahui maksud sivia. Dilihatnya senyum sivia mengembang
kemudian mebalikkan tubuhnya dan mencubit pipi shilla. Shilla menatap muka
sivia kemudian mereka berdua berpelukan kembali.
“Via, lo tuh ya ngeselin” Ujar
Shilla sambil menepuk bahu sivia
“Iya maaf deh shill, gue udah
maafin elo kok. Hehe” Sivia kembali tersenyum pada shilla. Sebenarnya salah
satu hal yang membuat sivia seperti ini karena boneka itu. Sivia jadi percaya sedikit pada ucapan shilla
kemarin.
Pulang sekolah karena Mama sivia
sedang bepergian keluar kota, Sivia meminta anak anak CRASS untuk menginap
dirumahnya dan membawa baju ganti mereka.
“Ntar jangan lupa datang kerumah
gue yah, awas kalo nggak dateng” Jelas sivia sambil keluar dari mobil Alvin.
“Iya nanti kita datang kok, lo
hati hati ya dirumah” Ucap Shilla sambil menatap kea rah sivia
“Ok, kalian hati hati juga yah”
Ucap Sivia
“Bye vi” Ucap anak anak CRASS
dari dalam mobil Alvin.
Quotesshivers
Sivia kembali memasuki rumahnya.
Sepi tak terdengar suara apapun dari rumahnya itu. Tiba tiba ia merasa
merinding. Sebelumnya ia tak pernah merasakan ketakutan seperti ini. Ia berjalan
menuju tangga ke kamarnya. Saat berada dikamar ia mendengar seperti suara
keributan didapur. Iapun bergegas menuju dapur kemudian mencari tahu darimana
asal suara itu. Ia tak menemukan sesuatu yang aneh di dapur. Ia pun bergegas
kembali. Namun pada saat ia membalikkan badannya ia kaget saat mendapati
bonekanya berada dibawah lantai tepat didepan kakinya. Tubuh sivia serasa lemas
sekali melihatnya. Kemudian ia mencoba menenangkan dirinya kembali kemudian ia
mengambil boneka itu selang beberapa saat terdengar suara bunyi bel dari pintu
rumah. Ia langsung meletakkan boneka itu tepat diatas kulkas yang berada didekatnya itu. Kemudian ia segera berjalan
menuju pintu depan untuk membukakan pintu.
“TARAAAA” Teriak Shilla diikuti
dengan Cakka, Alvin dan Rio
“Kalian cepet banget datengnya?
Kalian belum makan pasti?” Tanya sivia
“Wah kok lo tau sih, iya kita
langsung kesini. Habisnya kita…” Ucapan Cakka terpotong karena Shilla menginjak
kaki Cakka seolah mengisyaratkan Cakka agar tidak melanjutkan ucapannya
“Habisnya kita kenapa kka? Ada
apa?” Tanya Sivia dengan nada sedikit curiga
“Kita lapar vi, kita mau makan
dirumah lo, kan masakan mama lo enak” Ucap Rio ngasal sambil cengengesan
“Yo, kita kesini kan karena mau
nemenin sivia, kan mama sivia pergi keluar kota” Bisik Shilla
“Oh iya gue lupa” Jawab Rio
“Yaudah tapi gue belum masak,
shil bantuin gue masak yuk” Sivia pun mengajak Shilla untuk membantunya
menyiapkan makan siang. Shilla mengiyakan ajakan Sivia dan bergegas menuju
dapur.
Sedangkan Cakka, Alvin dan Rio langsung duduk di kursi tamu. Alvin
dan Rio hanya memandang kea rah Cakka. Cakka yang merasa bahwa ia sedang
diperhatikan pun hanya melebarkan senyumannya dan mengacungkan jari telunjuk
serta jari tengahnya. Alvin dan Rio hanya diam saja dan tak mempedulikannya.
Alvin masih kepikiran soal pembicaraan mereka tadi didalam mobil setelah mereka
selesai mengantar sivia pulang.
Quotesshivers
“Guys, gue punya info penting”
Rio tiba tiba memandang wajah mereka satu Satu. Mobil pun tiba tiba berhenti
sejenak dan mereka seolah ingin focus dengan apa yang akan dikatakan oleh Rio.
“Kalian tau kan boneka yang
dibawa sama sivia semalam?” Tanya Rio kembali
“Boneka yang dari hutan itu? Yang
ia pamerin waktu di bi situ?” Jawab Cakka
“Emang kenapa Yo?” Tanya Alvin
“Tadi siang gue searching gitu
diinternet nyari tahu soal hutan yang kemarin kita kunjungi. Dan katanya disitu
memang ada pohon keramat. Dan mitosnya disitu terdapat banyak boneka hantu”
Jelas Rio
“Jadi maksud lo yo?” Kini shilla
yang bertanya sambil menatap Rio dengan serius
“Gue rasa apa yang lo certain
semalam itu emang ada benernya shil” Balas Rio sambil memandang Shilla juga
“Gue nggak ngerti deh, maksudnya
apa? Kalian cerita apa sih? Apa yg sebenernya terjadi?” Alvin hanya memandang
kea rah Shilla serta Rio secara bergantian.
“Boneka yang dibawa sivia adalah
boneka hantu” Jelas Rio singkat yang
membuat ekspresi kaget pada Alvin serta Cakka.
“Apa? Kalian lagi nggak bercanda
kan?” Tanya Cakka
“Buat apa kita bercanda kka, ini
serius, sivia sekarang dalam bahaya. Kita harus segera menolongnya” Jelas
Shilla
“Sebaiknya kita bergegas menuju
rumah sivia kembali perasaan gue nggak enak” Ujar Alvin dan segera memutar
balikkan mobilnya menuju rumah sivia kembali.
Quotesshivers
Alvin, Cakka serta Rio kaget
mendengar teriakan dari dapur. Mereka bertiga langsung berlari menuju dapur.
Mereka kaget melihat dapur yang begitu berantakan. Terlihat shilla serta sivia
hanya duduk lemas. Bahkan sivia sampai menangis.
“Ada apa ini kenapa berantakan
begini?” Tanya Alvin
“Tadi kita lihat itu boneka lagi
didepan kulkas ia terlihat sambil memakan makanan yang ada dikulkas itu” Jelas
Shilla sambil menunjuk makanan yang tergeletak didepan kulkas. Dan terlihat ada
sebuah boneka berada ditengah tengah makanan yang berjatuhan itu.
“Tapi bagaimana mungkin sebuah
boneka bisa membuka kulkas dan memakan makanan itu?” Tanya Cakka sambil
berjalan kea rah boneka itu
“Udah kalian berdua tenang aja
dulu” Ucap Rio sambil memberikan dua buah gelas berisi air putih pada mereka
“Ini boneka lo vi” Cakka kemudian
menyodorkan boneka yang ia ambil tadi kepada Sivia. Sivia hanya memandangi
boneka itu dengan cepat ia berdiri.
“Kita harus kembali ke hutan,
kita harus mengembalikan boneka ini” Teriaknya segera. Kemudian anak anak CRASS
lain pun langsung bergegas menuju mobil dengan segera. Dengan boneka yang masih
ditangan sivia, sivia masih terus merasa was was. Perasaannya makin tidak
karuan. Ia sangat sangat ketakutan. Shilla terlihat tidak ingin duduk bersama
sivia karena sivia membawa boneka itu. Ia duduk dibelakang bersama dengan
Cakka. Alvin segera mengemudikan mobilnya dengan laju yang cepat. Jujur ia juga
merasa cemas. Ia takut akan ada kejadian buruk setelah ini.
Quotesshivers
Selang beberapa jam mereka telah
kembali ke hutan, kini malam telah datang suasana hutan jadi terasa
menyeramkan. Hening tak terdengar suara kicauan burung disitu. Hanya terdengar
suara jangkrik sesekali yang menemani langkah mereka berjalan ke tengah hutan
itu.
“Ahhhh” Sivia kembali berteriak. Anak anak CRASS yang
lain langsung menghampirinya dilihatnya tangan sivia berdarah. Ia melihat kea
rah boneka itu. Betapa terkejutnya mereka saat mendapati bahwa mulut boneka itu
berdarah dan tiba tiba saja senyum keluar dari wajah boneka itu. Matanya
kemudian berkedip kendip sendiri. Badannya langsung melayang kea rah anak anak
CRASS. Anak anak CRASS langsung panic. Mereka berusaha berlari sekencang
mungkin. Mereka berlari secara terpisah satu sama lain. Mereka berusaha untuk
berlari cepat agar lolos dari kejaran boneka itu.
Quotesshivers
Cakka terus berlari nafasnya
terengah engah, ia berhenti sejenak kemudian ia melihat kembali ke belakang.
Tak ada siapapun dibelakangnya. Ia merasa sedikit lega ia memutuskan untuk
kembali berlari. Namun jantungnya kaget ketika melihat boneka itu tersenyum
dihadapannya. Cakka tak tahan melihatnya kemudian ia berusaha berteriak sekeras
mungkin dan langsung berlari menghindar dari boneka itu.
Shilla seperti mendengar suara
teriakan cakka. Namun ia masih bingung apa yang harus ia lakukan sekarang ia
tak tahu lagi. Ia berhenti sejenak kemudian berusaha mengendalikan pikirannya
kembali. Ia kembali menenangkan nafasnya yang tak karuan itu. Dilihatnya
sekelilingnya seperti sama semua. Tak terlihat bayangan teman temannya. Tiba
tiba ia berhenti ia mendapati seorang wanita disitu. Wanita it uterus memandang
Shilla, Shilla membulatkan matanya dengan kaget. Wanita it uterus berjalan ke
arahnya shilla langsung menutup matanya segera.
Sivia terus berlari. Boneka itu
dari tadi terus mengejarnya. Ia lupa dimana pohon itu berada seingat dia ia
terus berjalan kea rah jalan ini namun tak terlihat pohon itu sama sekali.
“Aneh” Pikir sivia. Ia kembali lagi berlari tak menentu, sekuat tenaga ia
berusaha melarikan diri namun boneka itu terus menerus mengejarnya.
Rio berteriak memanggil teman
temannya kembali. Namun tak ada balasan suara dari teman temannya itu. Tiba
tiba ia melihat ada seorang wanita mendekat kea rah Shilla, ia melihat shilla
sedang duduk sambil menutup matanya. Rio langsung berlari secepat mungkin untuk
menolong Shilla.
Quotesshivers
“Siapa Anda” Ucap Rio yang kini
berada didepan Shilla , Shilla yang mendengar suara Rio langsung membuka
matanya dan berdiri dan berada dibelakang Rio segera. Ia terlihat memegangi
baju Rio.
“Saya Mak Juminten” Ucap wanita
paruh baya itu
“Mak Juminten? Siapa anda?” Tanya
Rio kembali sambil berputar putar mengelilingi mak juminten itu dan diikuti
oleh Shilla yang terus menerus berada dibelakang Rio
“Saya penjaga Hutan ini” Jelasnya
“Penjaga Hutan? Hantu maksud
anda?” Tanya Rio kembali
“Bukan nak, saya hanya menjaga
hutan ini agar tidak ada yang terkena bahaya” Jelas Mak Juminten
“Maksud anda bahaya apa?” Tanya
Rio kembali
“Maksud saya ya seperti kalian
ini, ngapain kalian disini malam malam begini, apa yang akan kalian lakukan?
Bahaya berada disini malam malam seperti ini” Jelas Mak Juminten kembali
“Kita disini mau mengembalikan
boneka yang dibawa oleh teman kita” Jelas Rio kembali
“Boneka? Teman kalian mengambil
boneka itu?” Kini Mak Juminten yang bertanya kembali
“Iya tapi dia tidak sengaja
membawanya, ia tidak tahu bahwa boneka itu akan membawa masalah seperti ini”
Kini Shilla berusaha member penjelasan pada Mak Juminten
“Cepat kalian segera
mengembalikan boneka itu, jika tidak teman kalian dalam bahaya. Dimana teman
kalian itu sekarang?” Tanya Mak Juminten
“Kita semua berpencar karena
boneka itu tiba tiba hidup ia bergerak seperti mengejar ngejar kami” Ucap Rio
“Dia marah karena dia telah
dipisahkan oleh boneka lainnya” Jawab Mak Juminten
“Marah maksudnya apa?” Tanya Rio
dan Shilla heran dan menatap Mak Juminten
“Jadi begini….”
Alvin terus berlari ia tak tahu
kenapa boneka itu juga mengejarnya. Ia terus berlari sebisa mungkin sampai ia
menabrak seseorang. Karena saking takutnya ia berteriak dan orang yang ia
tabrak juga ikut berteriak sekeras mungkin. Alvin kemudian tersadar sepertinya
ia mengenali suara itu. Dipandanginya dengan jelas orang yang ia tabrak itu.
“Cakka” Ucapnya sambil berjalan
kea rah Cakka dan membantunya untuk berdiri
“Alvin, vin, kita harus cepet
cepet pergi dari sini kalo tidak kita dalam bahaya” Jelas Cakka
“Iya gue tahu kok, sekarang kita
harus nyari yang lainnya” Balas Alvin, kemudian mereka berdua bergegas mencari
keberadaan teman teman mereka yang lain.
Quotesshivers
Sivia masih terus berlari
nafasnya makin tak terkontrol, tiba tiba ia melihat pohon besar itu dengan
cepat ia segera masuk kedalamnya. Dan langsung meletakkan boneka itu ke tempat
ia mengambilnya, Kemudian ia segera berlari keluar dari situ. Namun ada sosok
bocah kecil kini berada didepannya. Anak kecil perempuan memakai baju putih
dengan rambut panjang dan muka yang pucat berada didepannya. Mata anak it
uterus menatap Sivia, Sivia merasa bahwa sekarang ia merasa sekelilingnya
berwarna putih.
“Nah ini rumah baru kamu, mulai
sekarang kamu akan tinggal sama om dan tante disini” Ucap seorang pria berumur
40 tahun itu. Gadis yang berumur 5 tahun itu hanya menatap kedua orang
didepannya dengan heran dan tak bisa berkata kata apapun.
“Kamu anggap aja ini seperti rumah
kamu, mulai sekarang kita yang akan ngurus kamu, kamu bisa anggep kita sebagai
pengganti kedua orang tua kamu” Kini wanita yang bersama pria itu berlutut dan
menghadap ke depan muka anak itu dengan tersenyum.
Selang beberapa tahun kemudian,
sikap mereka yang dulu baik pada gadis itu tiba tiba berubah. Sikap mereka
berubah karena mereka sering mendengar desas desus dari para tetangga sekitar
rumah mereka yang mengatakan bahwa keponakan mereka itu mengalami gangguan
kejiwaan.
“Agnes lebih baik kamu bergaul
dengan teman teman sebaya kamu, kamu sudah 14 tahun masa kamu masih main sama
boneka sih” Tegur Tante dari anak yang bernama Agnes itu
“Tanpi tante temen temen Agnes
kan mereka, mereka yang selalu ada buat Agnes” Ucap Agnes sambil seolah
menunjukkan pada tantenya boneka boneka yang berada didekatnya. Kini jumlah
boneka agnes sebanyak 25buah. Banyak kan? Dan itu pun diberikan Agnes nama satu
persatu dan Agnes seolah berkomunikasi dengan mereka semua secara teratur tiap
hari.
Quotesshivers
Hal inilah yang membuat khawatir
Om serta tantenya itu. Mereka beranggapan jika memang Agnes mempunyai gangguan
kejiwaan itu berarti akan mempermalukan mereka. Bagaimana tidak Om Agnes adalah
orang yang terpandang didesanya. Bagaimana mungkin jika warga desa mengetahui bahwa
Agnes itu gila, ia tak mau bergaul dengan teman sebayanya dan ia sering
terlihat mengobrol dengan boneka bonekanya. Dan ia sring terlihat tertawa
dengan boneka bonekanya itu.
“Seharusnya kita tak memberinya
boneka sebanyak itu” Ucap Om Agnes ketika melihat Agnes kembali lagi menyisir
rambut boneka bonekanya itu. Sesekali ia terlihat seperti seorang tukang salon
yang terlihat sedang menanyai pelanggannya. Apakah pelanggannya merasa puas
atau kecewa dengan apa yang sudah ia lakukan. Terkadang Om Agnes juga melihat
Agnes seolah oleh sedang menina bobokan para boneka bonekanya itu sebelum ia
tidur. Bahkan Tante Agnes sering melihat Agnes seolah olah sedang asyik
mengobrol bahkan sampai tertawa dengan boneka bonekanya itu. Padahal ketika
Tante Agnes melihat kearah boneka itu tak ada sama sekali kehidupan atau apa
yang aneh dari mereka. Tante Agnes hanya melihat boneka itu diam saja dan
Agneslah yang benar benar aneh. Maka Tante Agnes pun tidak tahan melihat
keponakannya itu, belum lagi saat ibu ibu arisan membicarakan tentang Agnes
yang semakin gila. Maka Tante Agnes seolah merasa sangat malu, iapun mengadu
kepada suaminya dan akhirnya suaminya pun sependapat dengan istrinya itu.
“Agnes, sampai kapan kamu akan
bermain dengan boneka boneka kusam ini?” Tanya Om Agnes itu dengan suara yang
cukup keras
“Sampai selamanya Om” Ucap Agnes
sambil tersenyum
“Cukup Agnes mulai sekarang Om
nggak mau lihat kamu bermain lagi dengan boneka boneka ini” Ucap Om Agnes
sambil mengambil boneka boneka yang berbetuk seperti boneka Barbie itu. Satu
persatu bonekanya dihancurkan Om Agnes itu, Agnes hanya bisa menangis dan
memohon pada Om nya agar melepaskan boneka bonekanya itu. Kemudian Tante Agnes
datang ia membawa tempat sampah dan menyerahkannya pada suaminya itu. Tangis
Agnes semakin kuat dan keras, ia berusaha untuk menahan kaki Om nya itu agar
tidak membuang semua boneka bonekanya ketempat sampah. Namun apa daya Om Agnes
itupun mengelak ia berusaha membuat Agnes menjauh dari kakinya namun sayangnya
saat ia menghentakkan kakinya berusaha melepaskan tangan Agnes, justru Agnes
malah terlepas dari terjatuh dari atas tangganya. Hidung serta kepalanya
mengeluarkan darah terus menerus. Om serta Tante Agnes pun kaget melihat itu.
Mereka tidak menyangka bahka akan terjadi hal seperti ini. Hal yang sama sekali
tidak mereka inginkan sebelumnya. Mereka pun memeriksa kondisi agnes tak ada
denyut nadi yang terdengar, tak ada suara hembusan nafas. Mereka berdua pun
hanya bisa larut dalam kesedihan.
Quotesshivers
Tak berpikir panjang lagi karena
mereka takut dicap sebagai pembunuh merekapun membawa mayat Agnes ketengah
hutan, mereka mencari cari sesuatu agar bisa menyembunyikan Agnes. Akhirnya
mereka menemukan sebuah pohon besar. Om Agnes mengeluarkan cangkul yang sudah
ia persiapkan sebelumnya, kemudian ia mulai menggali tanah itu. Sedangkan tante
Agnes ia merasa cukup sedih ia mengambil boneka baru yang hendak ia berikan
pada agnes pada saat ulang tahunnya.
Tepat pukul 12.05 tanah sudah
digali dan Om Agnes langsung memasukkan mayat Agnes yang sudah ia selimuti
dengan selimut. Kemudian menutup galiannya kembali. Tante Agnes kemudian
menangis dan ia mengucapkan sesuatu pada saat itu.
“Selamat Ulang Tahun Agnes,
Selamat Jalan” Tangis tante Agnes itu sambil meletakkan boneka yang ia beli
beberapa hari lalu dan menaruhnya diatas tanah itu. Setelah itu mereka pun
bergegas kembali lagi kerumah, mereka segera membersihkan rumah dengan cepat.
Agar para warga desa tidak curiga terlalu jauh mereka pun memutuskan untuk
pindah ke kota lain agar keberadaan mereka tak diketahui oleh warga desa.
Sampai suatu saat pada saat anak
anak dari warga desa tengah bermain main disitu mereka melihat boneka boneka
itu. Kemudian mereka berebutan untuk mengambilnya. Namun naas, mereka justru
malah celaka. Para warga berpendapat bahwa boneka itulah yang membuat anak anak
desa menjadi celaka. Maka warga desa segera menutup pohon serta menaruh boneka
boneka itu kembali serta member peringatan pada siapa saja yang kebetulan
melintasi daerah ini agar tidak sembarangan mengambil benda yang mereka lihat.
Namun yah peringatan tak membuat banyak orang menjadi takut malah membuat
beberapa orang semakin penasaran karena rasa penasaran itulah yang membuat
mereka harus kehilangan nyawa mereka. Dan percuma boneka yang mereka ambil sebelumnya
akan kembali lagi ketempat asal dimana mereka mengambilnya pada awalnya.
Quotesshivers
Sivia kembali membuka matanya
dilihatnya gadis itu didepannya kini gadis itu membawa sebuah pisau seolah ia
akan menancapkan pisau itu. Pisau itu segera melayang tepat didepan sivia.
Sivia langsung menutup matanya. Setelah beberapa saat ia membuka kembali
matanya. Ia melihat tubuhnya tidak apa apa. Kemudian ia melihat kea rah gadis
itu. Gadis itu hanya tersenyum pada sivia.
Sivia merasa heran dengan gadis
itu. Kemudian gadis itu menunjukkan ternyata ada sebuah ular yang ada didekat
sivia tadi dan gadis itu berniat untuk menolongnya ternyata. Bukan untuk
mencelakakannya. Sivia pun merasa heran dengan apa yang dilakukan gadis itu.
Ketika ia mendengar teman temannya berteriak sivia segera menoleh kearah teman
temannya itu. Dan segera berteriak sekeras mungkin, kemudian ia menoleh lagi
kea rah gadis itu.
Gadis itu masih terlihat disitu.
Sampai Rio, Cakka, Alvin dan Shilla serta tidak ketinggalan Mak Juminten terlihat
bersama mereka. Sivia langsung berlari dan memeluk shilla, shilla kemudian
memeluk sivia berusaha untuk menenangkannya.
Mak Juminten pun kini berada
didepan anak anak CRASS ia sekarang sedang berjalan dan berada didepan gadis
itu. Anak anak CRASS hanya bisa menyaksikan apa yang mereka lihat dengan heran.
“Pergilah, kembalilah ketempatmu”
Ucap Mak Juminten dengan halus. Dan gadis itu pun perlahan lahan langung
memudar kemudian ia menghilang. Mak Juminten pun menatap anak anak CRASS dengan
tersenyum.
“Dia sudah pergi, sekarang kalian
pulanglah, biar Ma kantar kalian keluar” Ucap Mak Juminten dan diikuti anggukan
oleh mereka semua
“Mak, kenapa gadis itu tadi tak
mau pergi waktu kita semua datang?” Tanya Rio pada Mak Juminten ditengah
perjalanan mereka itu.
“Karena sebenarnya ia ingin
berterima kasih pada dia” Ucap Mak Juminten sambil menatap ke arah Sivia
“Ke gue? Emang gue kenapa mak?”
Tanya Sivia heran
“Yang saya lihat ia terlihat
senang pada saat bersamamu, bahkan ketika kamu membawanya kamu terus tersenyum
padanya. Mungkin ia menganggap kamu adalah orang yang benar benar tulus” Jelas
Mak Juminten
“Tulus maksudnya apa Mak?” Kini
Cakka mulai bertanya karena rasa penasarannya itu
“Tulus ya berbeda dengan anak
anak yang ia lihat mungkin” Jelas Mak Juminten
“Sudah sampai itu mobil kalian
kan?” Tanya Mak Juminten
“Iya mak, sekali lagi terimakasih
yah, karena Mak Juminten mau nolongin kita” Ucap Rio
“Tidak apa apa itu memang sudah
tugasku sekarang kalian pulanglah kerumah kalian masing masing” Jelas Mak Juminten
itu dengan tersenyum.
Setelah mereka masuk kedalam
mobil mereka pun berharap mereka bisa tenang kembali. Tak ada masalah apapun
yang terjadi pada mereka selanjutnya dan mereka segera pulang kerumah masing
masing. Shilla memutuskan untuk masih menemani sivia dirumahnya pada malam itu
sampai mama sivia pulang kembali.
Quotesshivers
Esoknya matahari bersinar terang,
tirai jendela mulai terbuka, sivia merasa ada seseorang yang menepuk pundaknya
berkali kali. Saat ia membuka matanya ia melihat wajah mamanya dengan tersenyum
dan ia langsung bangun dan duduk ditempat tidurnya sambil menatap wajah mamanya
itu sambil tersenyum lebar.
“Tebak mama bawa oleh oleh buat
kamu” Ucap Mama Sivia
“Oleh oleh apa ma? Mau donk?”
Pinta Sivia sambil tersenyum lebar
“Ini diaaa! “ Ucap mama sivia
sambil menunjukan sebuah boneka barbie, bermata bulat dan berambut pirang.
Melihat boneka itu badan sivia kembali lagi merinding, ia mengelus tangannya
serta lehernya itu kemudian melihat bayangan agnes sekilas yang membuat sivia
kembali pingsan ditempat tidur lagi.
--------
Tunggu Bab selanjutnya yah
Shivers!
Ditunggu kritik dan sarannya.
@quotesshivers
*)Apabila kita menerima banyak
tanggapan dari kalian maka semakin cepat kami akan memposting cerita cerita
kami, jika tidak kami bisa mempostingnya sampai berminggu bahkan sebulan.
Terimakasih J
No comments:
Post a Comment