“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan”
Ini adalah part 1-10 yang kita rangkum dalam satu postingan! Diperuntukkan bagi mereka
yang kesusahan dalam membacanya secara acak. Happy reading Shivers! :)
1
Disaat orang lain bisa menikmati
kesenangan mereka dengan berbagai aktivitas diluar sana yang membuat perasaan
mereka jauh lebih nyaman, aku hanya bisa melihat mereka dari dalam jendela
kamarku ini. Banyak orang berlalu lalang didepan rumah, bercanda, bergandengan
tangan tentu saja untuk menikmati kesenangan mereka sendiri.
Malam
ini aku hanya bisa melihat serta memandang bintang dari dekat jendela kamar,
rasanya aku ingin sekali pergi mengambil bintang itu tetapi aku berharap bisa
menemukan seseorang yang memang ditakdirkan untuk bersamaku agar aku juga dapat
melihat bintang itu bersama dengan dia bersama sama selamanya.
“Ngelamun mulu, mikirin siapa sih? Gue yah?”
Shilla menoleh ke samar samar arah suara tersebut berasal. Terlihat Rio sedang
berjalan ke arah Shilla dan berdiri disampingnya serta ikut memandang langit
malam itu.
“Apaan sih kak mau tau aja lagian kan ini
urusan gue kak, lagi elo pede banget kak, kurang kerjaan banget gue mikirin elo,
mending gue mikirin kambing yang ada dipasar sana “ Ujarnya dengan ketus
“Hahaha,
iya adekku sayang gue tau kok perasaan elo saat ini, gue kan Cuma mau nanya
aja” Ujar Rio sambil mencubit pipi shilla
“Ih
apaan sih kak jangan asal cubit donk sakit tau, masa shilla nangis sih, aku kan
udah gede kak” Ujar si gadis berambut panjang itu sambil memegangi pipinya yang
merah karena bekas cubitan kakaknya itu.
“Nah
gitu donk kakak kan jadi seneng liat kamu udah gak murung lagi sekarang ayo
kita kedapur, kamu kan dari tadi pagi belom makan ntar sakit loh, kalo sakit
ntar siapa yang tanggung jawab coba? Biaya rumah sakit kan gak murah shill “
Ujar cowok itu sambil memandangi shilla dengan penuh perhatian layaknya seorang
kakak yang khawatir tentang adik satu satunya itu.
“Iya
kakak Rioku sayang kita makan yuk biar kakak seneng deh, hehe” Ucap shilla
dengan ceria sambil menggandeng tangan Rio untuk menuju ke dapur.
Mereka
pun pergi ke dapur untuk menyantap makan malam dengan berbagai obrolan yang
diselingi dengan tawa renyah yang menghiasi kesunyian malam mereka.
Yah
Shilla dan Rio adalah kakak beradik namun mereka bukan kakak adik kandung. Sejak kecil shilla sudah hidup di panti namun
ia tidak betah tinggal disana, baginya hidup dipanti itu seperti narapidana
yang selalu terpenjara hidupnya, tidak bisa merasakan betapa luasnya dunia ini
sehingga ia mencoba beberapa kali kabur dan setelah berkali kali gagal kabur
kini ia berhasil kabur dan akhirnya ia bertemu dengan Rio. Rio yang baru saja
ditinggal pergi oleh Ibunya. Ibunya meninggalkan Rio dengan mengatakan bahwa ia
akan membelikan Rio sebuah mainan yang besar agar Rio dapat bermain seperti
anak anak lainnya. Namun apa yang terjadi berhari hari Rio menunggu ibunya di
Terminal namun ibunya tidak kunjung datang. Dan akhirnya Rio memilih untuk
sadar bahwa ibunya takkan pernah datang lagi untuk menemuinya. Ia berusaha
setegar mungkin menghadapi kerasnya hidup di kota. Ketika itu ia masih seorang
bocah yang sedang terlihat berusaha menghidupi dirinya sendiri. Bekerja siang
dan malam, mengamen, mengemis, mencopet bahkan pernah ia lakukan demi
mendapatkan sesuap nasi. Ia tak pernah memikirkan bagaimana kehidupannya dimasa
mendatang. Entah apa cita citanya ia pun tak tahu. Sampai seseorang datang di
kehidupannya. Seseorang yang memberi ia sedikit harapan untuk lebih berubah
lebih baik lagi.
Malam
itu ia melihat ada gadis kecil yang menangis di depan emperan sebuah toko.
“Hiksss..Hikksss…Shilla
ada dimana ini? Shilla mau pulang.. Hiks,.. “ Tangis si gadis polos itu
“Adek
yang cantik kamu ngapain malam malam sendirian disini? Mama papa kamu dimana?”
Ucap Rio yang masih polos saat itu
“Mama
papa Shilla udah gada, Aku kabur dari panti asuhan sekarang aku gatau ada
dimana Hikksss hiksss..” Ujar shilla sambil menangis
“Oh
yaudah kalo gitu kita sama donk, mama kakak juga ninggalin kakak di situ” Ujar
Rio sambil menunjuk kea rah bangku yang ada di terminal tersebut.
Shilla
memandang Rio dengan seksama. Ia tak tahu harus berkata apalagi. Ia sekarang
merasa bersalah karena membuat orang lain merasa bersedih
“Oh
gitu ya kak, ya udah kakak jangan ikut sedih donk, kan Shilla jadi gak enak”
“
Hahaha kamu lucu deh pede banget sih aku sedih karena hal kaya gini” Ucapnya
dengan nada perlahan
“Ya
udah sekarang kamu tinggal sama kakak aja, ya walaupun rumah kakak tidak
sebesar rumah rumah yang disana” Ucap Rio sambil menunjuk ke sebuah pemukiman
rumah yang cukup bagus rumahnya.
“Mau
kok kak, Aku mau tinggal sama kakak. Tapi kak…”
“Tapi
apa?”
“Shilla
gak punya uang untuk bayar sewa tinggal dirumah kakak, uang shilla tinggal
segini” Ujar shilla sambil menunjukkan uang selembar lima ribuan pada rio dan
bermaksud menyerahkannya pada Rio
“Hahahah
kamu lucu banget deh, siapa juga yang mau minta uang sewa dari kamu. Pokoknya
gratis deh. Biaya makannya juga gratis deh. Asal…” Ucap Rio sambil tertawa
melihat kepolosan Shilla
“Asal
apa kakkk?” Ucap shilla penasaran
“Asal
kamu mau bantu bantu beresin rumah, hehehe” Ucap rio sambil meringis
“Oke
deh kakkk! Makasih ya kakkk! Pokoknya pekerjaan rumah pasti beres deh ntar sama
shilla, kalo bisa sampe rumah kakak kinclong semua deh,hehe” Ucap Shilla sambil
memeluk Rio dengan senang.
Semenjak
kejadian itu Rio sudah menganggap Shilla seperti adiknya sendiri. Begitu juga
dengan Shilla. Rio yang sangat perhatian padanya sehingga Shilla menganggap Rio
sebagai kakaknya sekaligus pengganti orang tuanya. Karena hanya Riolah yang
dimiliki shilla satu satunya sebelum akhirnya ia menemukan seseorang cowok yang
berhasil meluluhkan hatinya, namun ternyata hati tidak sesuai dan tidak
berpihak pada kenyataan yang akan terjadi”
∞QuotesShivers∞
“Kak
kok tumben udah bangun? Biasanya jam segini masih pules tuh kaya kebo, lebih
parah dari kebo malah” Ucap Shilla yang melihat kakaknya Rio sudah terlihat
rapi dengan memakai jas lengkap seperti orang yang ingin melamar kerja.
“Iya
nih Shill, hari ini kakak mau ngelamar pekerjaan, doain kakak yah supaya kakak
diterima trus hidup kita berubah gak kaya gini mulu” Ucap rio sambil
membenarkan dasi yang ia pakai
“Tapi
kan kakak juga kuliah? Terus kuliah kakak gimana?” Ucap Shilla dengan nada
cemas
“Itumah
gampang soal kuliah kakak udah ijin shill, sekarang masalah kamu lebih penting
sekarang kamu kan udah mau masuk SMA jadi pengeluaran kita pasti akan lebih
banyak lagian kasian kamunya daripada nanti berhenti ditengah jalan karena kita
sudah kehabisan biaya gimana? “ Ucap Rio dengan pelan dibagian akhirnya
“Tapi
kan kak Shilla gak mau kalo kakak harus ngorbanin kuliah kakak hanya karena
ini, Shilla gak mau nanti impian kakak terputus hanya karena kakak putus
kuliah, pokoknya shilla gak mau kakak berhenti kuliah” Ujar shilla dengan
setengah emosi, air mata sudah terlihat membendung dan mengalir begitu saja.
Kemudian
mereka diam seketika. Hening. Rio bingung harus menjawab apa. Begitu juga
dengan Shilla yang sepertinya masih kaget dengan keputusan yang hendak diambil
oleh Rio. Ia tidak ingin melihat kakaknya putus kuliah hanya karena dirinya.
∞QuotesShivers∞
“
Itu dia shill, impian kakak itu hanya satu kakak hanya ingin membahagiakan kamu
saja, kakak gak mau kamu sedih shill, kakak hanya ingin melihat kamu tersenyum
tanpa ada beban apapun terlintas dipikiran kamu, soal kuliah pasti kakak akan
melanjutkannya kok, cuman yah untuk sekarang ekonomi kita memang lagi buruk
shill, kakak nggak mau ngeliat kamu juga jadi terbebani oleh semua ini” Ucap
rio sambil mengelus pipi shilla dan mengusap air mata shilla.
“Kakak
hanya ingin melakukan yang terbaik untuk kamu Shill, karena kamu cuman satu
satunya harta benda kakak yang kakak miliki. Kita udah bersama selama 10 tahun.
Kakak udah anggep kamu kaya adek kandung kakak sendiri. Maka dari itu kakak
juga ingin memberikan yang terbaik buat kamu. ” Ucap rio dengan perlahan agar
shilla memahami perkataan Rio dengan baik.
“Biarkan
kali ini kakak yang memilih apa yang terbaik untuk kakak dan kamu saat ini ya?
Kakak cuman pengin hidup kita maju tidak terus menerus seperti ini” Ucap Rio
sambil memandang Shilla untuk melihat apa jawaban dari Shilla.
Namun
Shilla tetap diam, Rio sudah tertunduk lemas. Ia masih bingung harus bagaimana
lagi ia akan meyakinkan adiknya itu.
“Tapi
jangan lama lama ya kak berhenti kuliahnya?” Ujar shilla mengulas senyum di
bibirnya itu sambil menatap mata rio
“Iya
janji deh” Ujar rio sambil tersenyum dan mengacak acak rambut adiknya itu.
“Udah
mandi sana, bau iler lo shill, udah gede kok masih ngences sih, haha” Ujar rio
sambil tertawa lepas.
“Ih
nyebelin deh, enak aja aku dibilang bau iler kakak kali yang gitu” Ujar shilla
membalas perkataan Rio
“
Yeee, enak aja masa seorang Rio yang tampan kaya gini ileran? Mau ditaruh
dimana tuh muka gue? “Ujar Rio sambil bercanda
“Ditaruh
dikolong tempat tidur, weeks” Ujar Shilla sambil menjulurkan lidah kearah Rio
sambil tertawa dan kemudian ia berlari kecil menuju kamar mandi. Rio yang melihat
hal itu hanya bisa menggeleng gelenggkan kepalanya. Tidak terasa gadis yang
bersamanya selama 10 tahun itu kini sudah menjadi gadis yang dewasa cantik.
Laksana seperti bunga desa yang sudah mekar dan membuat banyak orang
meliriknya. Namun ada kegundahan yang terjadi di hati Rio juga saat itu.