Friday, August 9, 2013

Antara Cinta, Materi & Pengorbanan Part 10


Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan
Part 10
Teman memang dibutuhkan untuk menemani kita. Untuk bertukar pikiran dengan kita. Untuk membantu memberikan saran dan nasehat kepada kita. Namun apakah yang terjadi apabila kita tidak memiliki teman. Pasti akan susah bagi kita untuk melewati hari demi hari. Hanya kesendirian yang menemani kita. Hanya airmata yang selalu ada dalam diri kita. Tak ada suka maupun canda yang terjadi.
“Hey Chelsea. Gue denger denger bokap lo itu mantan narapidana yah?” Ucap seorang gadis sambil berjalan mengelilingi badan Chelsea diikuti dengan dua rekannya
“Gue juga denger kalo nyokap lo itu kabur dari rumah karena nggak tahan dengan perlakuan bokap loe ya?” Teman si gadis itu ikut menambahkan suatu pernyataan
“Wow, gue nggak nyangka anak mantan narapidana bisa masuk ke sekolah kita ini, harusnya elo ngga usah masuk kesini. Sekolah ini nggak pantes nerima anak mantan seorang narapidana, iyakan teman teman?” Tawa rekan gadis yang kedua tersebut.
Chelsea diam. Ia berusaha menghindari ketiga gadis yang menghalangi mereka. Namun ketiga gadis it uterus berusaha mengejek Chelsea. Chelsea tak berani melawan mereka ia hanya pasrah menerima perlakuan mereka.
“Mau kalian apa?” Akhirnya Chelsea membuka mulutnya
“Mau kita? Ya elo nggak denger apa tadi kita bilang supaya elo nggak usah sekolah lagi disini” Gadis pertama mengatakan dengan memegang kerah baju Chelsea
“Dan loe nggak usah sok polos gitu deh. Gak usah sok alim. Kita semua udah tau lagi kalo lo itu anak mantan narapidana yang baru keluar beberapa bulan lalu, Haha” Tawa gadis selanjutnya itu terdengar memenuhi ruangan tersebut
“Oh iya gimana kalo kita member kamu sedikit kenang kenangan, Gimana temen temen setuju kan?” Ucap gadis yang berikutnya diikuti tawa dan anggukan oleh rekan rekannya
“Boleh donk, boleh banget malah”
“Okey sip deh” Ucap gadis itu sambil mengeluarkan suatu benda dari dalam tasnya
“Apa apa yang akan kalian lakukan” Chelsea berusaha memberontak namun tangan Chelsea sudah dipegang erat oleh gadis itu

“Elo jangan bergerak kalo bergerak nanti saus dan kecap ini akan tumpah iya kan temen temen?” Ucap gadis itu sambil memegang sebotol kecap dan saus ditangannya dan bersiap siap menumpahkan dari atas kepala chelsea
“Tolong jangan lakukan itu apa salah gue” Chelsea berusaha membela diri namun sepertinya tak ada gunanya ia membela dirinya sekarang. Tak ada yang membantunya sekarang. Ia hanya sendiri sedangkan mereka bertiga.
“Apa yah salah lo, gue juga nggak tau” Ucap gadis itu mengatakannya sambil menumpahkan kecap dan saus itu ke baju Chelsea dari atas
“Uuupps. Sorry. Kita nggak sengaja” Ucap gadis itu sambil memandang kea rah Chelsea kemudian kea rah dua temannya yang sedang memegangi tangan Chelsea, kemudian mereka bertiga tertawa keras. Keras sekali. Chelsea menangis melihat perbuatan mereka. Ia ingin sekali menampar mereka karena ia tidak terima dengan perlakuan mereka. Namun Chelsea sangat tak berdaya melawan mereka. Mereka masih sangat puas menertawakan Chelsea yang sekarang sedang kotor berlumuran saus dan kecap diseluruh tubuhnya.
“Apa yang kalian lakukan?” Tiba tiba terdengar dua orang cowok datang dari belakang. Rupanya ia melihat apa yang mereka bertiga lakukan terhadap Chelsea
“Ray? Alvin? Sejak kapan kalian ada disitu?” Ucap gadis pertama
“Kita nggak ngapa ngapain kita cuman main main, iyakan Chelsea?” Ucap gadis yang kedua sambil melepaskan tangannya yang terlihat sedang menahan tangan Chelsea diikuti gadis ketiga
“Iya, kita mau kenalan sama Chelsea aja kok” Ucap gadis ketiga sambil berusaha menutupi botol saus  dan kecap yang tadi mereka gunakan untuk melancarkan aksinya pada Chelsea. Ray dan Alvin langsung menuju ke Chelsea, Ray mengambil sapu tangan miliknya dan membantu untuk membersihkan seragam Chelsea. Sedangkan Alvin ia menatap ketiga gadis itu. Ia Nampak marah.
“Sekarang kalian ikut gue. Kita butuh penjelasan kalian diruang BP nanti” Ucap Alvin pada mereka bertiga dan segera membantu Ray untuk menopang badan Chelsea yang terlihat lemas.  Ketiga gadis tersebut hanya menuruti perkataan Alvin dan mengikuti arah mereka. Gadis itu masih melihat Chelsea dengan muka marah. Seperti sedang berkata bahwa ia akan membalas nya lagi.
-Quotesshivers-
“Alvin sama Ray lama banget sih dari toiletnya” Gerutu Ify sambil kembali menyeruput Es jeruk yang ada dihadapannya itu
“Mungkin mereka lagi setor kali Fy” Cakka membalas ucapan Ify dengan cengengesan dan dibalas oleh pelototan Ify.
“Bercanda” Ucap cakka kembali
Shilla hanya melihat perbincangan mereka. Ia tak tahu apa yang harus ia katakana untuk memulai mengobrol dengan mereka. Seandainya Ify tidak memohon pada Shilla agar Shilla ikut menemani Ify di kantin pastinya Shilla lebih baik untuk berada diperpustakaan daripada harus menghabiskan waktunya di kantin.
“Ngomong donk Shill” Ucap Ify pada Shilla yang daritadi terlihat diam. Shilla hanya menatap ify dengan tersenyum. Seolah ia mengatakan pada ify apa yang harus ia obrolkan.
“Shill, elo kan pinter kapan kapan ajari gue yah?” Cakkapun berusaha untuk berbicara pada Shilla kembali
“Ajari apa?” Tanya Shilla
“Ajari aku tuk bisa…” Ucapan Cakka terpotong karena Ify yang berdehem sangat keras membuatnya menghentikan ucapannya itu
“Ehem ehem, kayaknya ada yang mau pedekate nih Shill” Ucap Ify sambil menatap Cakka dengan tersenyum
“Apa apaan sih lo Fy, gue kan Cuma mau minta Shilla ngajarin gue, elo kan tau gue nggak terlalu mahir dalam pelajaran” Cakka berusaha membela dirinya namun Ify masih berusaha menggoda Cakka,
“Uda Fy, Gapapa kok” Shilla memberikan jawabannya
“Gapapa gimana Shill?” Tanya Ify
“Iya gapapa kali kali aku bantuin Cakka” Jelas Shilla kemudian diikuti dengan senyuman dari Cakka.
Ify yang melihat hal tersebut hanya menggeleng gelengkan kepalanya kemudian ia melanjutkan kembali melahap makanan yang ada didepannya itu. Cakka masih terlihat memandangi Shilla. Sedangkan Shilla ia terlihat memandang kea rah lain. Shilla sepertinya sedikit sadar cakka memandanginya sehingga ia memilih mengalihkan pandangannya kea rah lain saja.
Gabriel terus memandang gadis yang ada dihadapannya itu. Sudah berapa menit ia melihat sivia terlihat sibuk mengecek ponselnya. Ingin rasanya ia menegur Sivia namun ia mengurungkan niatnya karena ia malah melihat sivia semakin melihat kea rah layar ponselnya dengan terus menerus.
“Vi, elo lagi ngapain sih?” Gabrielpun akhirnya bertanya pada Sivia
“Oh, gak yel, gapapa” Balas Sivia
“Oh”
“Yel temenin gue ke kantin yuk” Ucap Sivia sambil melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah
“Baiklah” Jawab Gabriel yang kemudian berjalan disamping Sivia.
-Quotesshivers-

“Darimana aja sih lo Ray, Vin?” Tanya Ify ketika melihat Alvin dan Ray berjalan mengikuti kearah mereka diikuti dengan seorang gadis yang terlihat berdiri bersembunyi dibelakang Ray dan Alvin. Ia terlihat berusaha menutupi diri.
“Sorry ya tadi kita abis nganterin dia keruang BP dia abis dikerjain sama anak anak” Ray mencoba menjawab Ify
“Beneran Vin? Dia siapa?” Ucap Cakka
“Oh iya,dia Chelsea anak kelas 10-2” Jawab Alvin
“Hai Chelsea gue Ify, ini Shilla dan itu Cakka” Ify mencoba memperkenalkan dirinya dan teman temannya
“Oh iya gue aja belom memperkenalkan diri gue, gue Ray itu Alvin” Ucap Ray. Sedangkan Chelsea hanya menatap mereka sekilas kemudian menundukkan kepalanya kembali. Shilla yang melihat sikap Chelsea pun beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Chelsea.
“Udah lo gak usah takut, kita beneran mau berteman sama elo kok” Jelas shilla berusaha menatap Chelsea dan meyakinkan Chelsea. Chelsea memandang muka Shilla kemudian Shilla menatapnya dengan tersenyum. Sedangkan yang lain hanya melihat mereka berdua kemudian mereka pun kembali keruang kelas masing masing bersama dengan Chelsea tentunya. Teman baru mereka. Namun Chelsea masih terlihat diam. Ia tak berkata apapun. Hanya langkahnya saja yang terdengar. Mereka mencoba memahami bahwa Chelsea mungkin sedang berusaha beradaptasi ke mereka.
“Shilla” Teriak Sivia ketika melihat Shilla dan yang lainnya berjalan dikoridor sekolah
“Sivia, elo mau kemana?” Tanya Shilla
“Gue mau ke Kantin, oh iya kenalin ini Gabriel” Jelas Sivia
“Hai semua gue Gabriel panggil aja iyel atau yel yah asal jangan yel yel hehe. salam kenal” Gabriel mencoba memperkenalkan namanya sambil tersenyum
“Oh, iya yel, gue Shilla. Ini temen temen gue. Ini Ify, Ray, Cakka, Alvin dan itu Chelsea” Terang Shilla yang diikuti senyuman perkenalan oleh yang lainnya.
“Hai yel. Salam kenal” Ray mencoba untuk menyapa Gabriel
“Iya Ray” Jawab Gabriel
“ Yaudah Shill, gue sama Gabriel ke kantin dulu yah” Ucap Sivia kemudian berjalan dan terlihat menggandeng tangan Gabriel.Shilla menatap itu dengan heran.
“Mereka pacaran ya Shill?” Tanya Ify yang masih melihat Gabriel dan Sivia berjalan
“Enggak kok” Jawab Sivia
“Tapi gue sering liat mereka berduaan loh” Ray mencoba memberikan sesuatu yang ia tahu
“Oh ya? Elo salah lihat kali Ray” Ucap Shilla
“Yaudah kita mending balik kekelas aja yuk” Cakka mencoba menyela pembicaraan mereka dan mereka pun berjalan kembali menuju kelasnya masing masing.
Shilla masih memikirkan hal tadi. Ia tidak ingin memberikan kesan negative pada Sivia.
“Mereka temenan pasti” Shilla mencoba meyakinkan dirinya. Tiba tiba ia teringat wajah kakaknya tersebut.
“Bagaimana jika mereka sudah berpacaran? Bagaimana dengan ka Rio?” Shilla kembali menanyakan hal itu pada dirinya sendiri. Ia sedikit takut. Ia takut kalo kakaknya akan bertepuk sebelah tangan. Dan yang melakukan itu tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Shilla hanya kembali pada lamunannya itu. Dan berharap semuanya akan baik baik saja.

BERSAMBUNG
Kritik & Saran mention -> @Quotesshivers


No comments:

Post a Comment