Antara
Cinta, Materi dan Pengorbanan
Teman memang dibutuhkan untuk
menemani kita. Untuk bertukar pikiran dengan kita. Untuk membantu memberikan
saran dan nasehat kepada kita. Namun apakah yang terjadi apabila kita tidak
memiliki teman. Pasti akan susah bagi kita untuk melewati hari demi hari. Hanya
kesendirian yang menemani kita. Hanya airmata yang selalu ada dalam diri kita.
Tak ada suka maupun canda yang terjadi.
“Hey Chelsea. Gue denger denger
bokap lo itu mantan narapidana yah?” Ucap seorang gadis sambil berjalan
mengelilingi badan Chelsea diikuti dengan dua rekannya
“Gue juga denger kalo nyokap lo
itu kabur dari rumah karena nggak tahan dengan perlakuan bokap loe ya?” Teman
si gadis itu ikut menambahkan suatu pernyataan
“Wow, gue nggak nyangka anak
mantan narapidana bisa masuk ke sekolah kita ini, harusnya elo ngga usah masuk
kesini. Sekolah ini nggak pantes nerima anak mantan seorang narapidana, iyakan
teman teman?” Tawa rekan gadis yang kedua tersebut.
Chelsea diam. Ia berusaha
menghindari ketiga gadis yang menghalangi mereka. Namun ketiga gadis it uterus
berusaha mengejek Chelsea. Chelsea tak berani melawan mereka ia hanya pasrah
menerima perlakuan mereka.
“Mau kalian apa?” Akhirnya
Chelsea membuka mulutnya
“Mau kita? Ya elo nggak denger apa
tadi kita bilang supaya elo nggak usah sekolah lagi disini” Gadis pertama
mengatakan dengan memegang kerah baju Chelsea
“Dan loe nggak usah sok polos
gitu deh. Gak usah sok alim. Kita semua udah tau lagi kalo lo itu anak mantan
narapidana yang baru keluar beberapa bulan lalu, Haha” Tawa gadis selanjutnya
itu terdengar memenuhi ruangan tersebut
“Oh iya gimana kalo kita member
kamu sedikit kenang kenangan, Gimana temen temen setuju kan?” Ucap gadis yang
berikutnya diikuti tawa dan anggukan oleh rekan rekannya
“Boleh donk, boleh banget malah”
“Okey sip deh” Ucap gadis itu
sambil mengeluarkan suatu benda dari dalam tasnya
“Apa apa yang akan kalian
lakukan” Chelsea berusaha memberontak namun tangan Chelsea sudah dipegang erat
oleh gadis itu
“Elo jangan bergerak kalo
bergerak nanti saus dan kecap ini akan tumpah iya kan temen temen?” Ucap gadis
itu sambil memegang sebotol kecap dan saus ditangannya dan bersiap siap
menumpahkan dari atas kepala chelsea
“Tolong jangan lakukan itu apa
salah gue” Chelsea berusaha membela diri namun sepertinya tak ada gunanya ia
membela dirinya sekarang. Tak ada yang membantunya sekarang. Ia hanya sendiri
sedangkan mereka bertiga.
“Apa yah salah lo, gue juga nggak
tau” Ucap gadis itu mengatakannya sambil menumpahkan kecap dan saus itu ke baju
Chelsea dari atas
“Uuupps. Sorry. Kita nggak
sengaja” Ucap gadis itu sambil memandang kea rah Chelsea kemudian kea rah dua
temannya yang sedang memegangi tangan Chelsea, kemudian mereka bertiga tertawa
keras. Keras sekali. Chelsea menangis melihat perbuatan mereka. Ia ingin sekali
menampar mereka karena ia tidak terima dengan perlakuan mereka. Namun Chelsea
sangat tak berdaya melawan mereka. Mereka masih sangat puas menertawakan
Chelsea yang sekarang sedang kotor berlumuran saus dan kecap diseluruh tubuhnya.
“Apa yang kalian lakukan?” Tiba
tiba terdengar dua orang cowok datang dari belakang. Rupanya ia melihat apa
yang mereka bertiga lakukan terhadap Chelsea
“Ray? Alvin? Sejak kapan kalian
ada disitu?” Ucap gadis pertama
“Kita nggak ngapa ngapain kita
cuman main main, iyakan Chelsea?” Ucap gadis yang kedua sambil melepaskan
tangannya yang terlihat sedang menahan tangan Chelsea diikuti gadis ketiga
“Iya, kita mau kenalan sama
Chelsea aja kok” Ucap gadis ketiga sambil berusaha menutupi botol saus dan kecap yang tadi mereka gunakan untuk
melancarkan aksinya pada Chelsea. Ray dan Alvin langsung menuju ke Chelsea, Ray
mengambil sapu tangan miliknya dan membantu untuk membersihkan seragam Chelsea.
Sedangkan Alvin ia menatap ketiga gadis itu. Ia Nampak marah.
“Sekarang kalian ikut gue. Kita
butuh penjelasan kalian diruang BP nanti” Ucap Alvin pada mereka bertiga dan
segera membantu Ray untuk menopang badan Chelsea yang terlihat lemas. Ketiga gadis tersebut hanya menuruti
perkataan Alvin dan mengikuti arah mereka. Gadis itu masih melihat Chelsea
dengan muka marah. Seperti sedang berkata bahwa ia akan membalas nya lagi.
-Quotesshivers-
“Alvin sama Ray lama banget sih
dari toiletnya” Gerutu Ify sambil kembali menyeruput Es jeruk yang ada
dihadapannya itu
“Mungkin mereka lagi setor kali
Fy” Cakka membalas ucapan Ify dengan cengengesan dan dibalas oleh pelototan
Ify.
“Bercanda” Ucap cakka kembali
Shilla hanya melihat perbincangan
mereka. Ia tak tahu apa yang harus ia katakana untuk memulai mengobrol dengan
mereka. Seandainya Ify tidak memohon pada Shilla agar Shilla ikut menemani Ify
di kantin pastinya Shilla lebih baik untuk berada diperpustakaan daripada harus
menghabiskan waktunya di kantin.
“Ngomong donk Shill” Ucap Ify
pada Shilla yang daritadi terlihat diam. Shilla hanya menatap ify dengan
tersenyum. Seolah ia mengatakan pada ify apa yang harus ia obrolkan.
“Shill, elo kan pinter kapan
kapan ajari gue yah?” Cakkapun berusaha untuk berbicara pada Shilla kembali
“Ajari apa?” Tanya Shilla
“Ajari aku tuk bisa…” Ucapan
Cakka terpotong karena Ify yang berdehem sangat keras membuatnya menghentikan
ucapannya itu
“Ehem ehem, kayaknya ada yang mau
pedekate nih Shill” Ucap Ify sambil menatap Cakka dengan tersenyum
“Apa apaan sih lo Fy, gue kan
Cuma mau minta Shilla ngajarin gue, elo kan tau gue nggak terlalu mahir dalam
pelajaran” Cakka berusaha membela dirinya namun Ify masih berusaha menggoda
Cakka,
“Uda Fy, Gapapa kok” Shilla
memberikan jawabannya
“Gapapa gimana Shill?” Tanya Ify
“Iya gapapa kali kali aku bantuin
Cakka” Jelas Shilla kemudian diikuti dengan senyuman dari Cakka.
Ify yang melihat hal tersebut
hanya menggeleng gelengkan kepalanya kemudian ia melanjutkan kembali melahap
makanan yang ada didepannya itu. Cakka masih terlihat memandangi Shilla.
Sedangkan Shilla ia terlihat memandang kea rah lain. Shilla sepertinya sedikit
sadar cakka memandanginya sehingga ia memilih mengalihkan pandangannya kea rah
lain saja.
Gabriel terus memandang gadis
yang ada dihadapannya itu. Sudah berapa menit ia melihat sivia terlihat sibuk
mengecek ponselnya. Ingin rasanya ia menegur Sivia namun ia mengurungkan
niatnya karena ia malah melihat sivia semakin melihat kea rah layar ponselnya
dengan terus menerus.
“Vi, elo lagi ngapain sih?”
Gabrielpun akhirnya bertanya pada Sivia
“Oh, gak yel, gapapa” Balas Sivia
“Oh”
“Yel temenin gue ke kantin yuk”
Ucap Sivia sambil melangkahkan kakinya menuju kantin sekolah
“Baiklah” Jawab Gabriel yang
kemudian berjalan disamping Sivia.
-Quotesshivers-
“Darimana aja sih lo Ray, Vin?”
Tanya Ify ketika melihat Alvin dan Ray berjalan mengikuti kearah mereka diikuti
dengan seorang gadis yang terlihat berdiri bersembunyi dibelakang Ray dan
Alvin. Ia terlihat berusaha menutupi diri.
“Sorry ya tadi kita abis
nganterin dia keruang BP dia abis dikerjain sama anak anak” Ray mencoba
menjawab Ify
“Beneran Vin? Dia siapa?” Ucap
Cakka
“Oh iya,dia Chelsea anak kelas
10-2” Jawab Alvin
“Hai Chelsea gue Ify, ini Shilla
dan itu Cakka” Ify mencoba memperkenalkan dirinya dan teman temannya
“Oh iya gue aja belom
memperkenalkan diri gue, gue Ray itu Alvin” Ucap Ray. Sedangkan Chelsea hanya
menatap mereka sekilas kemudian menundukkan kepalanya kembali. Shilla yang
melihat sikap Chelsea pun beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri
Chelsea.
“Udah lo gak usah takut, kita
beneran mau berteman sama elo kok” Jelas shilla berusaha menatap Chelsea dan
meyakinkan Chelsea. Chelsea memandang muka Shilla kemudian Shilla menatapnya
dengan tersenyum. Sedangkan yang lain hanya melihat mereka berdua kemudian
mereka pun kembali keruang kelas masing masing bersama dengan Chelsea tentunya.
Teman baru mereka. Namun Chelsea masih terlihat diam. Ia tak berkata apapun.
Hanya langkahnya saja yang terdengar. Mereka mencoba memahami bahwa Chelsea
mungkin sedang berusaha beradaptasi ke mereka.
“Shilla” Teriak Sivia ketika
melihat Shilla dan yang lainnya berjalan dikoridor sekolah
“Sivia, elo mau kemana?” Tanya
Shilla
“Gue mau ke Kantin, oh iya
kenalin ini Gabriel” Jelas Sivia
“Hai semua gue Gabriel panggil
aja iyel atau yel yah asal jangan yel yel hehe. salam kenal” Gabriel mencoba
memperkenalkan namanya sambil tersenyum
“Oh, iya yel, gue Shilla. Ini
temen temen gue. Ini Ify, Ray, Cakka, Alvin dan itu Chelsea” Terang Shilla yang
diikuti senyuman perkenalan oleh yang lainnya.
“Hai yel. Salam kenal” Ray
mencoba untuk menyapa Gabriel
“Iya Ray” Jawab Gabriel
“ Yaudah Shill, gue sama Gabriel
ke kantin dulu yah” Ucap Sivia kemudian berjalan dan terlihat menggandeng
tangan Gabriel.Shilla menatap itu dengan heran.
“Mereka pacaran ya Shill?” Tanya
Ify yang masih melihat Gabriel dan Sivia berjalan
“Enggak kok” Jawab Sivia
“Tapi gue sering liat mereka
berduaan loh” Ray mencoba memberikan sesuatu yang ia tahu
“Oh ya? Elo salah lihat kali Ray”
Ucap Shilla
“Yaudah kita mending balik
kekelas aja yuk” Cakka mencoba menyela pembicaraan mereka dan mereka pun
berjalan kembali menuju kelasnya masing masing.
Shilla masih memikirkan hal tadi.
Ia tidak ingin memberikan kesan negative pada Sivia.
“Mereka temenan pasti” Shilla
mencoba meyakinkan dirinya. Tiba tiba ia teringat wajah kakaknya tersebut.
“Bagaimana jika mereka sudah
berpacaran? Bagaimana dengan ka Rio?” Shilla kembali menanyakan hal itu pada
dirinya sendiri. Ia sedikit takut. Ia takut kalo kakaknya akan bertepuk sebelah
tangan. Dan yang melakukan itu tidak lain adalah sahabatnya sendiri. Shilla
hanya kembali pada lamunannya itu. Dan berharap semuanya akan baik baik saja.
BERSAMBUNG
Kritik & Saran mention ->
@Quotesshivers
No comments:
Post a Comment