Thursday, August 8, 2013

Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan Part 9


Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan
Part 9

Shilla berhenti didepan gerbang awan gelap mulai terlihat, rintik hujan mulai terdengar secara perlahan. Shilla memandang langit sesekali sambil menjulurkan tangan kedepan untuk merasakan rintik hujan tersebut. Alvin berjalan menuju gerbang. Langkahnya terhenti karena rintik hujan. Diurungkan niatnya untuk segera pulang. Dibukanya tasnya untuk menemukan sebuah paying kemudian ia membukanya.
“Belom pulang?”  Tanya Alvin yang berdiri disamping Shilla
“Belom” Jawab Shilla
“Kenapa?” Tanya Alvin kembali
“Hujan” ketus Shilla masih dengan menatap kedepan tanpa memperdulikan Alvin
“Ya udah gue mau pulang” Ucap Alvin sedangkan Shilla nampaknya tidak menggubris Alvin sama sekali. Ada perasaan kecewa Alvin melihat sikap Shilla terhadapnya itu. Alvin pun segera berjalan sambil berpayung ditengah rintik hujan yang terasa semakin jelas itu. Ia melihat kebelakang dilihatnya Shilla mengusap pipinya seolah mengatakan bahwa ia merasa kedinginan sambil menundukan dirinya. Alvin pun berfikir sejenak. Ada rasa tidak enak meninggalkan seorang gadis sendirian ditengah sekolah yang sepi itu.
“Gue anter loe pulang ya” Tegas Alvin yang ternyata ada didepan Shilla yang sekarang melihat kea rah Alvin
“Lo? Bukannya tadi udah pulang?” Tanya Shilla
“Gue gak tega ninggalin cewek sendirian kaya gini” Ucap Alvin kembali. Shilla hanya diam memandanginya kemudian ia menunduk kembali.
“Ayuk” Ucap Alvin sambil menarik tangan Shilla. Shilla hanya pasrah melihatnya.
Kini mereka berada dibawah satu paying bersama. Bersama menyusuri jalan. Hanya kesunyian yang menemani mereka disepanjang jalan tersebut tanpa ada sepatah katapun keluar dari bibir mereka tersebut. Hujan pun semakin deras kemudian mereka berdua memutuskan untuk berteduh didepan sebuah took. Hanya mereka berdua saja disitu tanpa melakukan pembicaraan. Diam itulah gambaran yang terjaadi pada mereka saat ini.

“Mau lo apa sih?” Shilla mencoba membuka pembicaraan. Ia tak suka apabila harus berdiam terus.
“Nggak ada ague cuman mau nganterin elo kok” Jelas Alvin
“Kenapa elo mau jalan? “ Tanya Shilla kembali
“Pengen ajasih” Jelas Alvin kembali
“Rumah loe dimana?” Tanya Alvin kemudian
“Loe yakin mau nganterin gue ?” Tanya Shila
“Iya gue udah nganterin loe sampai segini masa ia gak gue anter kerumah lo”
“Kenapa elo ngelakuin ini?” Tanya shilla
“Gak tau” Ketus Alvin
Shilla diam. Ia tidak tahu harus melakukan pembicaraan apalagi dengan pria yang berdiri disampingnya itu. Ia sebenarnya agak kesal melihat pria disampingnya itu. Namun ia sepertinya harus mengurangi rasa tidak sukanya pada pria itu.
 “Pake ini” Ucap Alvin sambil melepaskan jacket yang ia pake
“Nggak usah” tolak shilla ketus. Alvin hanya merasa kecewa. Ia kemudian memakai jacketnya kembali.
“Maaf” Lontar Alvin
“Buat apa?”
“Maaf gue selama ini ngejelekin elo”
“Nggak apa apa, udah biasa kok” Jelas shilla.
Alvin tertunduk lemas. Shilla hanya bisa diam. Mereka kembali melanjutkan aksi tanpa berbicara tersebut.

Cakka dan Ray hanya bisa melihat Ify yang dari tadi sibuk mondar mandir sambil sesekali mengutak ngatik ponselnya. Ia terlihat khawatir akan keadaan seseorang.
“Fy, udah deh mending lo tenang aja Alvin pasti nggak kenapa napa kok” Ucap Ray yang tidak tahan melihat Ify begitu gelisah
“Iya Fy, Alvin kan cowok ia udah gede pasti bisa jaga diri sendiri lah” Ucap Cakka
“Ya tapi daritadi gue hubungi dia tapi nggak ada balasannya, gue takut dia kenapa napa kka, ray” Jelas Ify dengan mimic sedih
“Yasudahlah terserah elo” Ucap Ray
Cakka hanya bisa memandang jendela disampingnya. Ia bingung dengan apa yang ada dipikirannya sejak kemarin. Pertemuan kemarin membawanya untuk selalu memikirkan gadis tersebut.


Alvin memegangi dadanya. Rasanya sesak. Ia tak bisa menahan rasa sesak yang ada didadanya itu. Mukanya pucat. Sesampainya mereka didepan rumah Shilla Alvin merasa lega.
“Ini rumah gue, thanks ya” Ucap shilla
“Iya” Jawab Alvin
“Loe pucat banget, lo sakit ya?” Tanya shilla yang melihat perubahan pada wajah serta diri Alvin
“Nggak kok” Jawab Alvin namun Shilla tetap meliatnya. Bukan tetapi terus memperhatikannya
“Gue pulang dulu yah” Jawab Alvin sambil membalikkan badannya. Shilla kemudian berjalan memasuki rumahnya namun ia seperti mendengar suara jatuh. Ia menoleh kebelakang dan ternyata Alvin telah pingsan di jalan dengan payungnya yang terpisah.
“Vin, elo kenapa vin” Shilla mencoba untuk menyadarkan Alvin namun hasilnya Alvin tetap tidak sadar. Bahkan ia semakin pucat dari sebelumnya.

Shilla masih terlihat menangis ia tidak menyangka dengan yang ia lihat tadi. Ia merasa bersalah. Ia merasa bahwa Alvin menjadi sakit karena Alvin mengantarnya ditengah hujan tersebut.
“Udahlah Shill, Alvin pasti nggak kenapa napa kok” Sivia mencoba menenangkan Shilla
“Vi, gue nggak tau kalo Alvin bakal pingsan kaya gitu apa nggak lebih baik kita bawa kerumah sakit daripada dirumah gue?”  Tanya Shilla
“Nggak, nggak apa apa ini hanya pingsan aja kok. Jangan terlalu negative gitu deh Shill” Ucap Sivia kembali
“Iya semoga vi” Jawab shilla
Rio keluar dari kamar. Ia telah memeriksa kondisi Alvin. Rio pernah membantu disebuah puskesmas jadi ia sedikit memahami mengenai keadaan orang sakit.
“Gimana kak?” Tanya Shilla dengan cepat
“Nggak apa apa kok, mungkin dia masuk angin” Jawab Rio. Shilla lega mendengar ucapan Rio tersebut.
“Dia udah agak siuman sana lo liat” Jelas Rio kembali. Shilla pun masuk kedalam kamar kakaknya tersebut ia melihat Alvin sedang memandangi kesekelilingnya dengan heran.
“Sory kalo kamarnya  gue kayak gini” Ucap Shilla
“Nggak apa apa kok, gue cuman heran aja gue ada dimana, oh iya yang gantiin baju gue siapa?” Tanya Alvin
“Kak Rio kakak gue” Jelas Shilla
“Oh bilangin makasih yah buat kakak lo” Jawab Alvin. Ia mencoba beranjak dari tempat tidur tersebut
“Loe mau kemana” Tanya Shilla
“Gue mau pulang dulu nggak enak ntar ngrepotin kalian, nggak apa apa kan?” Jelas Alvin yang kemudian dilanjutkan anggukan oleh Shilla
“Ya udah” Ucap Shilla
Alvin keluar dari kamar Rio dan melihat ada Rio dan Sivia sedang duduk didepan. Melihat Alvin disitu mereka segera beranjak untuk berdiri
“Lo udah baikan?” Ucap Sivia
“Iya makasih yah” Ucap Alvin sambil berlanjut kea rah Rio
“Makasih ya “ Ucap Alvin pada Rio. Rio hanya diam melihatnya, Kemudian Alvin berjalan menuju keluar rumah. Ternyata sudah ada sebuah mobil jemputan yang menunggu Alvin. Nampaknya Alvin sudah menyuruh supirnya untuk menjemputnya.
“Sekali lagi makasih banget ya” Ucap Alvin yang kemudian memasuki mobilnya itu.
Shilla, Rio dan Sivia hanya bisa mengantar sampai depan rumah saja kemudian melihat mobil tersebut sudah beranjak menjauhi mereka.
“Gue telah salah menilai mereka, Mereka baik, nggak seharusnya gue bersikap kaya kemarin ke mereka” Ucap Alvin sambil memandang kaca spion mobilnya itu.
Bersambung
Kritik & Saran -> @Quotesshivers

No comments:

Post a Comment