Antara
Cinta, Materi dan Pengorbanan
Part 9
Shilla berhenti didepan gerbang
awan gelap mulai terlihat, rintik hujan mulai terdengar secara perlahan. Shilla
memandang langit sesekali sambil menjulurkan tangan kedepan untuk merasakan
rintik hujan tersebut. Alvin berjalan menuju gerbang. Langkahnya terhenti
karena rintik hujan. Diurungkan niatnya untuk segera pulang. Dibukanya tasnya
untuk menemukan sebuah paying kemudian ia membukanya.
“Belom pulang?” Tanya Alvin yang berdiri disamping Shilla
“Belom” Jawab Shilla
“Kenapa?” Tanya Alvin kembali
“Hujan” ketus Shilla masih dengan
menatap kedepan tanpa memperdulikan Alvin
“Ya udah gue mau pulang” Ucap
Alvin sedangkan Shilla nampaknya tidak menggubris Alvin sama sekali. Ada
perasaan kecewa Alvin melihat sikap Shilla terhadapnya itu. Alvin pun segera
berjalan sambil berpayung ditengah rintik hujan yang terasa semakin jelas itu.
Ia melihat kebelakang dilihatnya Shilla mengusap pipinya seolah mengatakan
bahwa ia merasa kedinginan sambil menundukan dirinya. Alvin pun berfikir
sejenak. Ada rasa tidak enak meninggalkan seorang gadis sendirian ditengah
sekolah yang sepi itu.
“Gue anter loe pulang ya” Tegas
Alvin yang ternyata ada didepan Shilla yang sekarang melihat kea rah Alvin
“Lo? Bukannya tadi udah pulang?”
Tanya Shilla
“Gue gak tega ninggalin cewek
sendirian kaya gini” Ucap Alvin kembali. Shilla hanya diam memandanginya
kemudian ia menunduk kembali.
“Ayuk” Ucap Alvin sambil menarik
tangan Shilla. Shilla hanya pasrah melihatnya.
Kini mereka berada dibawah satu
paying bersama. Bersama menyusuri jalan. Hanya kesunyian yang menemani mereka
disepanjang jalan tersebut tanpa ada sepatah katapun keluar dari bibir mereka
tersebut. Hujan pun semakin deras kemudian mereka berdua memutuskan untuk
berteduh didepan sebuah took. Hanya mereka berdua saja disitu tanpa melakukan
pembicaraan. Diam itulah gambaran yang terjaadi pada mereka saat ini.
“Mau lo apa sih?” Shilla mencoba
membuka pembicaraan. Ia tak suka apabila harus berdiam terus.
“Nggak ada ague cuman mau
nganterin elo kok” Jelas Alvin
“Kenapa elo mau jalan? “ Tanya
Shilla kembali
“Pengen ajasih” Jelas Alvin
kembali
“Rumah loe dimana?” Tanya Alvin
kemudian
“Loe yakin mau nganterin gue ?”
Tanya Shila
“Iya gue udah nganterin loe
sampai segini masa ia gak gue anter kerumah lo”
“Kenapa elo ngelakuin ini?” Tanya
shilla
“Gak tau” Ketus Alvin
Shilla diam. Ia tidak tahu harus
melakukan pembicaraan apalagi dengan pria yang berdiri disampingnya itu. Ia
sebenarnya agak kesal melihat pria disampingnya itu. Namun ia sepertinya harus
mengurangi rasa tidak sukanya pada pria itu.
“Pake ini” Ucap Alvin sambil melepaskan jacket
yang ia pake
“Nggak
usah” tolak shilla ketus. Alvin hanya merasa kecewa. Ia kemudian memakai
jacketnya kembali.
“Maaf”
Lontar Alvin
“Buat
apa?”
“Maaf gue
selama ini ngejelekin elo”
“Nggak
apa apa, udah biasa kok” Jelas shilla.
Alvin
tertunduk lemas. Shilla hanya bisa diam. Mereka kembali melanjutkan aksi tanpa
berbicara tersebut.
Cakka dan
Ray hanya bisa melihat Ify yang dari tadi sibuk mondar mandir sambil sesekali
mengutak ngatik ponselnya. Ia terlihat khawatir akan keadaan seseorang.
“Fy, udah
deh mending lo tenang aja Alvin pasti nggak kenapa napa kok” Ucap Ray yang
tidak tahan melihat Ify begitu gelisah
“Iya Fy,
Alvin kan cowok ia udah gede pasti bisa jaga diri sendiri lah” Ucap Cakka
“Ya tapi
daritadi gue hubungi dia tapi nggak ada balasannya, gue takut dia kenapa napa
kka, ray” Jelas Ify dengan mimic sedih
“Yasudahlah
terserah elo” Ucap Ray
Cakka
hanya bisa memandang jendela disampingnya. Ia bingung dengan apa yang ada
dipikirannya sejak kemarin. Pertemuan kemarin membawanya untuk selalu
memikirkan gadis tersebut.
Alvin
memegangi dadanya. Rasanya sesak. Ia tak bisa menahan rasa sesak yang ada
didadanya itu. Mukanya pucat. Sesampainya mereka didepan rumah Shilla Alvin
merasa lega.
“Ini
rumah gue, thanks ya” Ucap shilla
“Iya”
Jawab Alvin
“Loe
pucat banget, lo sakit ya?” Tanya shilla yang melihat perubahan pada wajah
serta diri Alvin
“Nggak
kok” Jawab Alvin namun Shilla tetap meliatnya. Bukan tetapi terus memperhatikannya
“Gue
pulang dulu yah” Jawab Alvin sambil membalikkan badannya. Shilla kemudian
berjalan memasuki rumahnya namun ia seperti mendengar suara jatuh. Ia menoleh
kebelakang dan ternyata Alvin telah pingsan di jalan dengan payungnya yang
terpisah.
“Vin, elo
kenapa vin” Shilla mencoba untuk menyadarkan Alvin namun hasilnya Alvin tetap
tidak sadar. Bahkan ia semakin pucat dari sebelumnya.
Shilla
masih terlihat menangis ia tidak menyangka dengan yang ia lihat tadi. Ia merasa
bersalah. Ia merasa bahwa Alvin menjadi sakit karena Alvin mengantarnya
ditengah hujan tersebut.
“Udahlah
Shill, Alvin pasti nggak kenapa napa kok” Sivia mencoba menenangkan Shilla
“Vi, gue
nggak tau kalo Alvin bakal pingsan kaya gitu apa nggak lebih baik kita bawa
kerumah sakit daripada dirumah gue?”
Tanya Shilla
“Nggak,
nggak apa apa ini hanya pingsan aja kok. Jangan terlalu negative gitu deh
Shill” Ucap Sivia kembali
“Iya
semoga vi” Jawab shilla
Rio
keluar dari kamar. Ia telah memeriksa kondisi Alvin. Rio pernah membantu
disebuah puskesmas jadi ia sedikit memahami mengenai keadaan orang sakit.
“Gimana
kak?” Tanya Shilla dengan cepat
“Nggak
apa apa kok, mungkin dia masuk angin” Jawab Rio. Shilla lega mendengar ucapan
Rio tersebut.
“Dia udah
agak siuman sana lo liat” Jelas Rio kembali. Shilla pun masuk kedalam kamar
kakaknya tersebut ia melihat Alvin sedang memandangi kesekelilingnya dengan
heran.
“Sory
kalo kamarnya gue kayak gini” Ucap
Shilla
“Nggak
apa apa kok, gue cuman heran aja gue ada dimana, oh iya yang gantiin baju gue
siapa?” Tanya Alvin
“Kak Rio
kakak gue” Jelas Shilla
“Oh
bilangin makasih yah buat kakak lo” Jawab Alvin. Ia mencoba beranjak dari
tempat tidur tersebut
“Loe mau
kemana” Tanya Shilla
“Gue mau
pulang dulu nggak enak ntar ngrepotin kalian, nggak apa apa kan?” Jelas Alvin
yang kemudian dilanjutkan anggukan oleh Shilla
“Ya udah”
Ucap Shilla
Alvin
keluar dari kamar Rio dan melihat ada Rio dan Sivia sedang duduk didepan.
Melihat Alvin disitu mereka segera beranjak untuk berdiri
“Lo udah
baikan?” Ucap Sivia
“Iya makasih
yah” Ucap Alvin sambil berlanjut kea rah Rio
“Makasih
ya “ Ucap Alvin pada Rio. Rio hanya diam melihatnya, Kemudian Alvin berjalan
menuju keluar rumah. Ternyata sudah ada sebuah mobil jemputan yang menunggu
Alvin. Nampaknya Alvin sudah menyuruh supirnya untuk menjemputnya.
“Sekali
lagi makasih banget ya” Ucap Alvin yang kemudian memasuki mobilnya itu.
Shilla,
Rio dan Sivia hanya bisa mengantar sampai depan rumah saja kemudian melihat
mobil tersebut sudah beranjak menjauhi mereka.
“Gue
telah salah menilai mereka, Mereka baik, nggak seharusnya gue bersikap kaya
kemarin ke mereka” Ucap Alvin sambil memandang kaca spion mobilnya itu.
Bersambung
Kritik
& Saran -> @Quotesshivers
No comments:
Post a Comment