Friday, August 30, 2013

We Are Crass - Bab 1 - Ruang Theater yang Misterius


We Are CRASS
BAB 1
Ruang Theater Yang Misterius


Terlihat beberapa kerumunan anak yang terlihat sedang berdesak desakan untuk sekilas membaca atau melihat pengumuman yang tertera di papan majalah dinding sekolah tersebut. Terlihat pula Cakka sedang berada didalam kerumunan anak anak itu. Rio, Alvin serta Sivia hanya bisa tersenyum melihat tingkah cakka yang terlalu berlebihan. Beberapa minggu lalu telah diadakan sebuah casting untuk sebuah pementasan drama theater dan seluruh anak anak SMA Bakti Nusantara boleh mengikuti audisi untuk mendapatkan peran dalam pementasan tersebut. Yah mungkin pementasan theater didalam sekolah ini hanya dilakukan selama tiga tahun sekali dan itu merupakan suatu hal yang sangatlah istimewa apabila mereka dapat menjadi bintang dalam pementasan tersebut. Bahkan mungkin disinilah tingkat kepopuleran mereka akan bertambah karena mereka akan lebih dikenal lagi oleh para murid murid SMA Bakti Nusantara ini.
“Ah sial gue gak lolos dalam audisi kali ini” Cakka mengucapkannya dengan nada kecewa
“Udahlah kka, elo boleh terkenal dengan basket mungkin theater bukan hal yang bagus buat lo, lagian apa bagusnya menjadi bintang di theater” Sivia mencoba memberikan pendapatnya
“Yah benar kka, lagian apa pentingnya sih theater ini, udah deh lebih baik kita balik ke kelas” Ucap Alvin
“Ya tapi asal kalian tau pementasan theater di sekolah itu udah sekitar 12 tahun dibubarkan. Dan ini mungkin menjadi awal theater kembali. Yah suatu kebanggaan lah jika kita dapat berdiri disitu” Cakka menjelaskan apa yang ia tahu, sedangkan yang lain hanya mengangguk saja. Sepertinya mereka memang tidak tertarik dengan pementasan ini. Menurut mereka menonton pementasan theater adalah hal yang membosankan. Namun tidak bagi Cakka baginya jika ia bisa tampil di pementasan kali ini ia akan membuktikan pada semua orang di SMA Bakti Nusantara bahwa ia juga patut diperhitungkan karena ia tidak hanya berbakat pada basket saja namun pada drama seperti ini ia juga bisa melakukannya. Sayangnya kali ini ia hanya dapat gigit jari saja.
“Hey guys Maaf terlambat” Ucap shilla yang terlihat datang dengan tergesa gesa Nampak peluh keringat membasahi keningnya itu.
“Lo kok kaya abis lari aja sih?” Tanya Rio yang kali ini berbicara
“Iya tadi gue buru buru kesini, Oh iya gimana audisinya? Kka lo lolos gak?”  Tanya Shilla
“Enggak Shill” Cakka menjawab dengan pelan dan tertunduk. Shilla datang menghampirinya dan merangkulnya. Tiba tiba Rio merasa tidak suka melihat perlakuan Shilla tersebut. Ia segera memalingkan mukanya agar tidak ketahuan oleh yang lainnya.
“Thanks Shill” Ucap Cakka
“Iya kka”


Selang beberapa lama mereka memutuskan untuk kembali kekelas ditengah perjalanan mereka bertemu dengan Angel si gadis yang selalu terlihat sombong. Angel selalu menganggap bahwa dirinya adalah paling terbaik dari semua siswa. Hal itulah yang membuat Angel tidak terlalu disukai oleh siswa disini.
“Hai Yo, selamat Yaaa” Angel tiba tiba menyapa Rio dan memberikan ucapan selamat. Semua yang ada disitu menatap Angel dengan heran. Mereka bertanya Tanya pada Angel apa arti ucapannya itu.
“Maksud lo apa ngel?” Rio mencoba untuk bertanya pada Angel
“Ya elo kan terpilih jadi pemain utama dalam pementasan kali ini” Angel mulai menjelaskan
“Kalo kalian nggak percaya ya kalian boleh melihatnya kok”  Angel kemudian berjalan kembali dan ia menatap Shilla dengan sinis dan Shilla yang menyadari hal itu juga ikut memperhatikannya. Namun ia tak pernah mempedulikan Angel. Anak anak CRASS segera berlari menuju papan majalah dinding tersebut mereka kaget dengan apa yang mereka lihat. Terutama Rio, ia sangat kaget dengan apa yang tertulis disitu.
PENGUMUMAN HASIL AUDISI PEMENTASAN THETAER
PEMAIN UTAMA PRIA : MARIO STEVANO
PEMAIN UTAMA WANITA : ASHILLA ZAHRANTIARA
Dan pemain lainnya tertera disitu
. Namun pandangan mereka hanya tertuju pada dua nama yang dekat dengan mereka.
“APA?” Rio dan Shilla sontak mengeluarkan kata yang sama. Mereka berdua saling berpandangan kemudian mereka melihat Anggota CRASS yang lain dengan tatapan tak percaya.
“Tapi gue nggak bener bener serius dalam casting kemarin, saat mereka menyuruhku untuk memainkan peran orang gila aku hanya melakukannya dengan asal asalan. Tapi aku masih tidak percaya bahwa aku bisa lolos audisi?” Shilla hanya bisa bergerutu dikelas, Nampak Sivia memperhatikannya dari tadi sesekali ia juga memperhatikan anak anak CRASS yang lain. Sivia mungkin juga heran mereka tahu bahwa Shilla sama sekali tidak tertarik dengan audisi ini. Audisi ini memang wajib diikuti oleh seluruh siswa dan mungkin Shilla dan Rio yang paling tidak bersemangat dalam hal ini. Namun mereka sangat beruntung. Sivia memandang kea rah Cakka sekilas terlihat wajah murung ia berfikir bahwa cakka seharusnya yang pantas karena cakka selama ini telah berusaha berlatih bahkan ia yang nampaknya terlalu serius daripada yang lainnya.
“Ya udahlah Shill, lo nggak usah ngoceh lagi. Lagian mau siapapun yang menang kan gak masalah” Jelas Alvin
“Iya Shill, liat Rio aja nggak kaya lo kok, dia daritadi diam ajatuh” Sivia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan sedangkan yang lain terlihat untuk menatap Rio sekilas.
“Hah, berhenti liatin gue deh, gue sama kok sama shilla, gue nggak tahu apa apa” Rio mencoba menjawab pertanyaan yang ada dalam pikiran anak anak CRASS
“Yaudahlah Yo, Shill, selamat yah! Gue seneng kok temen gue yang menjadi pemain utama disitu. Kita semua pasti akan serius untuk nonton theater kali ini jadinya. Jadi jangan malu maluin yah” Cakka sekilas tersenyum kearah mereka ia berusaha untuk meredakan sedikit ketegangan diantara mereka. Namun ia masih kecewa tapi yang jelas ia sudah berusaha dalam audisi kemarin walaupun hasilnya tidak memuaskan.
Bel pulang sudah berbunyi semua siswa berhamburan untuk pergi dari tempat yang menurut sebagian siswa ini dianggap membosankan karena mereka hamper menghabiskan setengah harinya disini di meja dan hanya berkutik pada pelajaran. Sivia, Alvin dan Cakka berjalan pulang mereka hanya pulang bertiga karena Rio dan Shilla harus pergi ke ruang theater hari ini untuk melakukan latihan bersama mereka yang lolos audisi lainnya. Mereka pemain utama itu berarti mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk berlatih maksimal dalam pementasan yang akan dilaksanakan tiga minggu depan itu.
“Ah ke rumah gue yuk bosen nih” Ucap cakka sambil memindahkan tas ransel yang tadi ada dipundak kanannya kini bergantik ke pundak kirinya itu.
“Boleh lah, gue juga suntuk” Alvin menjawab cakka kemudian ia melirik Sivia yang daritadi sedikit terdiam. Melihat Alvin yang memandangi Sivia Cakka juga ikut memandang Sivia.
“Loe kenapa Vi? Lo sakit?” Tanya Alvin
“Enggak kok Vin” Jawab Sivia
“Trus kenapa?” Tanya Cakka
“Gue Cuma sedikit takut” Jawab sivia. Alvin dan cakka saling berpandangan tak mengerti ucapan Sivia
“Takut kenapa? Lo takut kerumah cakka? Tenang dia gak bakal ngapa ngapain elo kok” Jawab Alvin
“Bukan itu vin, bukan masalah itu” Ketus sivia
“Karena apa vi? Cerita donk” Cakka kemudian bertanya karena ia sedikit penasaran
“ Itu gue pernah dengar kalo ruangan theater itu penuh dengan mistis gitu deh” Ucap Sivia
“Maksud lo apa sih? Gue bener bener gak ngerti” Alvin mencoba untuk memutarkan otaknya dan serius pada ucapan Sivia kali ini
“Disitu angker vin, kka”
“HA?” Alvin dan cakka seolah tak percaya dengan ucapan sivia. Mereka tertawa mendengar ucapan sivia. Bagaimana mungkin gedung theater mereka itu penuh dengan hal gaib. Itu mustahil.
“Beneran gue gak bohong” Jelas sivia dengan berusaha meyakinkan teman temannya itu

Quotesshivers

“Asal lo tau yah dulu theater kita itu sempat mau dibongkar loh” Angel mulai berbicara pada anak anak yang terlihat sedang menunggu guru mereka itu.
“Maksud lo apa ngel?” Tanya seorang siswi lainnya
“Maksud gue…”
“Angel Piter tolong hentikan ucapan anda dan segera bergabung dengan lainnya” Tiba tiba Ms Winda datang dan memotong ucapan Angel. Sementara yang lain langsung berbaris untuk mendengar arahan dari guru mereka yang akan mendampingi mereka selama latihan itu
“Perkenalkan saya Ms Winda dan saya akan menjadi penanggung jawab dalam pementasan kali ini” Ucap wanita yang terlihat seperti berumur 25tahun namun ia masih terlihat cantik walaupun jika ia berbicara maka terlihat seperti wanita yang sedikit judes.
Mendengar perkenalan dari Ms Winda anak anak lain langsung mengangguk sepertinya mereka langsung menurut apa yang dikatakan oleh guru mereka itu.
“Siapa yang menjadi pemain utama disini?” Tanya Ms winda seketika pandangan anak anak disitu langsung kea rah Shilla dan Rio yang terlihat berada dibelakang para murid lainnya. Yah Rio dan Shilla masih tidak tertarik dengan apa yang akan mereka kerjakan untuk kedepan nanti.
“Saya bu” Ucap Rio dan Shilla bersamaan. Tidak sedikit murid yang terlihat menggoda mereka itu membuat Rio dan shilla menjadi salah tingkah.
“Okay Rio, Shilla ini tolong bagikan naskah ini kepada teman teman yang lain. Dan yang lainnya kalian harus benar benar serius dalam pementasan kali ini” Jelas Ms Winda kemudian memberikan setumpuk kertas tebal yang sudah dibagi dua itu kepada Rio dan separuh lagi kepada Shilla. Kemudian Shilla dan Rio membaca naskah itu dan mereka terlihat heran dengan apa yang mereka baca. Tidak hanya mereka berdua murid murid yang lain pun terlihat berbisik bisik dengan naskah drama yang telah mereka terima.
“Ms Winda kalo boleh tolong jelaskan kenapa Ms winda memilih tema ini untuk kita pertunjukan nanti” Shilla mencoba menanyakan hal itu ditengah keramaian yang terjadi seketika ruangan menjadi hening dan terfokus dengan apa yang akan dilontarkan oleh Ms Winda itu.
“Yah karena ini adalah drama yang harus kalian tampilkan. Terakhir kali sekitar 15tahun yang lalu ketika para angkatan kelas atas mementaskan pertunjukan mereka tidak ada yang berani mengambil tema ini karena mereka berfikir bahwa tema ini sangatlah tidak layak. Namun bagi saya ini layak layak saja” Jelas Ms winda kemudian ia pergi tapi sebelum pergi keluar ia berpesan pada kami.
“Tolong kalian baca dan pahami drama ini” Ucapnya kemudian pergi keluar ruang theater tersebut
Shilla kembali lagi menatap beberapa lembar kertas yang ada dihadapannya kemudian ia menatap Rio seakan ia ingin Rio mengatakan hal yang sama. Rio pun menatap Shilla dan mereka berdua mengamati kertas drama tersebut.
“Singkat cerita ada Dua pasang remaja yang menjalani cinta. Pertemuan mereka berawal karena si gadis yang mahir bermain piano di theater dan akhirnya berhasil memikat hati pria itu. Namun sayang hubungan mereka sangat ditentang oleh keluarga si pria. Sehingga keluarga pria tersebut mencari cara agar melenyapakan gadis itu dan si pria mau dijodohkan dengan pilihan Ibu dari Pria itu. Ibu mereka bersekongkol dengan gadis yang akan dijodohkan oleh anaknya tersebut, diam diam mereka merencanakan pembunuhan diluar sekolah. Namun karena gadis itu terlalu melakukan banyak tingkah akhirnya Ibu gadis itu dan Gadis yang akan dijodohkan oleh anaknya itu membunuh gadis itu dan mengubur mayatnya di bawah lantai dasar sekolah yang terletak di bawah lantai theater ini. Mereka mengatakan bahwa gadis itu telah berselingkuh dengan pria lain dan akhirnya kabur maka  marahlah pria itu dan ia pun mau dijodohkan dengan gadis pilihan ibunya. Konon katanya arwah gadis ini masih terus bersemayam dan selalu muncul di theater ini. Dan katanya apabila mereka mendengar suara seperti alunan piano atau kerincingan koin mereka percaya bahwa gadis itu telah ada disini dan ia berusaha untuk menakuti para siswa yang ada disini agar membantunya memberi penjelasan pada pria itu“
“Drama ini terlalu menyeramkan bagaimana mungkin kita harus bersikap seperti ini?” Tanya Rio
“Entahlah apa mungkin gue bisa untuk menjadi sosok wanita ini?” Tanya Shilla kembali
“Entahlah gue tiba tiba sedikit merinding dengan keadaan sekitar sini shill, sebaiknya kita sebaiknya pulang saja, bukankah Ms Winda sudah keluar dan anak anak lain pun terlihat sudah lelah.” Ucap Rio
“Baiklah ada baiknya gue telfon sivia dulu dan kita akan akan kesana” Shilla berusaha memencet beberapa digit angka dari ponselnya itu.
Rio melihat kearah sekitar dan ia berfikir bahwa ruang ini sudah lama tidak terpakai maka terlihat seperti misterius dan udara yang ada didalam ruang ini terlihat lebih dingin daripada biasanya padahal ini masih sore tidak seharusnya hawanya seperti ini. Tiba tiba rio melihat sedikit bayangan yang melintas di depannya dan ketika ia melihat dengan seksama tak ada sama sekali orang. Ia kemudian mendengar seperti suara kerincingan uang. Entah apa yang dia dengarkan kali ini lalu ia menatap teman temannya yang lain dan ia tak menemukan teman temannya yang sedang terlihat memainkan beberapa koin uang logam. Mungkin Rio berfikir ini adalah halusinasinya karena ia terlalu serius dalam membaca drama tadi.
“Yo ayo pulang, gue udah ngomong sama sivia barusan katanya mereka lagi dirumah cakka, kita  nyusul kesana yah” Ucap shilla kemudian ia melirik kea rah Rio, Nampak Rio seperti kebingungan mencari sesuatu sepertnya apa yang shilla ucapkan tadi tak didengar oleh rio.
“Yo, lo liatin apaan sih?” Tanya shilla sambil menepuk pundak Rio, Rio langsung kaget karena shilla menepuk pundaknya ia lalu menoleh ke arah shilla dan sedikit tersenyum
“Gapapa kok shill, gimana tadi lo udah nelfon sivia? Dia bilang apa? “ Tanya Rio.
“Udah gue kira pasti dia nggak denger ucapan gue tadi” Batin shilla
“Oh iya kita disuruh ketempat cakka sekarang” Ujar shilla cepat dan kemudian mereka berdua berjalan pulang menuju gerbang sekolah.

Quotesshivers

“Shilla, Rio lama banget sih lo berdua? Ngapain aja sih lo disana? Kalian udah makan belom? Tadi kita beli pizza loh dan ini kita sisain buat lo lo berdua” Sivia yang langsung nyerocos begitu saja ketika melihat Shilla dan Rio yang berada didepan pintu rumah cakka. Sedangkan cakka dan Alvin hanya menggeleng geleng ulah sivia itu.
“Vi, lo tuh yah kalau nanya satu satu dan pelan pelan kek” Ucap Shilla
“Haha iyadeh, yaudah loe semua masuk dulu sana” Ucap Sivia
Rio dan Shilla langsung bergerak menuju sofa yang terletak didepan mereka, Shilla segera mengambil posisi duduk disebelah Cakka dan cakka kemudian langsung menggeser tempat duduknya. Lagi lagi Rio hanya bisa berdengus kecil melihat mereka. Ia mengalah dan duduk di bawah yang sudah disediakan sebuah tikar empuk dan Rio langsung menyomot pizza yang ada di atas meja itu. Sivia kembali datang dan membawa minum untuk Rio dan Shilla.
“Thanks Vi” Ucap Rio yang terlihat sedikit tersendat dengan makanan yang ada dimulutnya
“Pelan pelan kali yo makannya, lo kaya setahun udah nggak makan aja” Canda Sivia
“Oh iya nih gara gara latihan tadi gue jadi lapar banget” Ucap Rio kembali
“Ngomong ngomong soal latihan gimana tadi? Trus temanya apa?” Alvin akhirnya membuka mulutnya
“Gini vin, masa yah kita disuruh pentas dengan tema ini” Ucap shilla sambil mengeluarkan kertas dramanya dari tasnya dan Alvin mengambilnya. Sivia dan Cakka kemudian mendekat kea rah Alvin namun Alvin menjadi salah tingkah karena Sivia terlalu dekat padanya.
“Ini shill?” Tanya Cakka
“Ngeri amat” Ucap Alvin
“Iyanih udah gitu daritadi gue merinding abis tau nggak itu kaya cerita beneran” Ucap Shilla sambil menyomot pizza satu bagian lagi. Sivia terlihat serius membaca kata demi kata yang ada di lembaran drama tersebut. Ia seperti tak menyangka apa yang ia baca.
“Shilla, Rio ini beneran” Tiba tiba suara sivia yang terasa sedikit keras memberikan keheningan lagi dan mereka semua kini saling berpandangan muka.
“Vi, lo jangan bercanda lagi deh, daritadi sejak loe pulang sampai sekarang lo masih aja bilang itu beneran” Ucap Cakka
“Maksud lo apa kka?” Tanya shilla heran
“Elo kenapa vi?” Tanya Rio saat mereka dalam perjalanan pulang kerumah
“Loe percaya kana ma gue Yo?” Tanya Sivia kembali
“Gimana yah, sebenernya gue nggak percaya” Rio merendahkan suaranya
“Udah gue duga loe kaya yang lain, tapi yo kata nyokap gue dulu emang ada gosip kaya gitu “ Jelas Sivia
“Yaudahlah Vi, itukan cuman gossip belom tentu juga itu bener kan?” Ucap Rio kembali. Sivia memalingkan mukanya dari Rio, sepertinya Rio mengerti akan perasaan Sivia ini.
“Tapi gue sedikit percaya tentang cerita itu” Rio kembali melontarkan kata katanya dan membuat sivi kaget dan menatapnya
“Kenapa?” Tanya Sivia
“Tadi gue lihat bayangan dia sekilas tapi gue nggak yakin itu dia, dan dia bener bener ada disitu?” Jelas Rio
“Yah mungkin kita tidak tahu tapi gue mohon loe sama shilla hati hati ya disitu” Ujar sivia kembali
“Loe tenang aja gue akan selalu jaga shilla kok” Ucap Rio dan diikuti senggolan oleh Sivia
“Cie, seneng banget pasti lo dapat tampil berdua lagi sama shilla” Terlihat sivia menggoda Rio yang membuat Rio semakin salah tingkah. Mereka terus bercerita sepanjang perjalanan sampai mereka sampai kerumah mereka masing masing.
Quotesshivers

Tolong Aku…
Shilla kaget dengan apa yang ia lihat ketika ia membuka locker miliknya yang terlihat di samping kelas ia menemukan sebuah tulisan yang berisi sangat menyeramkan tulisan itu bertuliskan dengan darah bau amis dari tulisan itu masih terasa. Teman teman yang lain ikut panic melihat kejadian itu. Alvin segera melapor kepada guru mengenai tulisan ini. Beberapa murid disitu terlihat seperti ikut ketakutan mungkin mereka beranggapan bahwa sekolah ini sudah menyeramkan. Sivia berusaha mencoba untuk menenangkan Shilla dan mengatakan bahwa itu adalah ulah iseng temen temen sekelasnya saja. Namun shilla masih terlihat shock. Cakka datang dan memberikan sedikit air mineral untuk menenangkan shilla sedkit. Rio masih terlihat sibuk mengacak ngacak locker shilla dan menemukan tulisan lain didalamnya .
“Tolong”
“Bantu Aku”
“Aku mohon”
Yang paling mengagetkan Rio seemua tulisan itu ditulis oleh darah yang berbau amis. Baunya sangat menyegat banyak siswa yang tak tahan mencium aroma tersebut. Banyak siswa yang mual ketika mencium aroma itu. Entah apa maksud dari tulisan ini dan kenapa bisa ada di locker Shilla. Kini ini menjadi berita heboh dikalangan para siswa.
“Tolong jelaskan apa yang terjadi pada kamu shilla” Ucap Ms Winda yang juga menjadi ketua BK disitu juga ikut kaget mendengar apa yang terjadi hari ini. Seluruh siswa gempar dengan kejadian hari ini. Para guru meminta polisi untuk menyelidiki kasus ini. Terlihat beberapa anggota polisi sedang berada disekitar tempat locker itu.
“Tadi sewaktu saya mau mengambil buku yang ada di locker aku menemukan tulisan itu Ms Winda aku langsung kaget” Jelas Shilla secara perlahan dan suara yang masih lemas. Ms Winda menatap Shilla sejenak ia tak tahu apakah Shilla mengatakan hal yang benar atau sekedar omong kosong.
“Apa mungkin kamu punya musuh atau orang yang tak suka dengan kamu?” Ms Winda kembali bertanya pada Shilla. Shilla diam dan berpikir sejenak siapa orang yang tak suka padanya namun ia sedikit enggan untuk berbicara pada Ms Winda itu.
“Katakanlah siapa tau dia iseng berbuat seperti ini padamu” Ucap Ms Winda
Anggota CRASS lainnya juga berada disitu mereka juga akan dimintai keterangan karena mereka yang menemukan tulisan yang lainnya yang masih terselip di locker shilla.
Quotesshivers

“Angel..” Shilla mengucapkan dengan nada pelan namun Ms Winda mendengar suara Shilla itu kemudian ia mengambil gagang telephonnya dan seketika ia berbicara di telephone. Selang beberapa saat orang yang dimaksud Shilla itu telah berada disini.
“Permisi Ms Winda, Ada apa memanggil aku? Ada masalah?” Angel datang dan kemudian ia melihat kea rah Shilla dan anggota CRASS lainnya. Nampaknya ada tatapan marah di sudut sudut bola mata anggota CRASS itu. Namun Angel masih tak mengerti.
“Silahkan duduk Nona Pieters” Ucap Ms Winda kemudian Angel menurutinya kini ia duduk bersebelahan dengan Shilla, shilla masih enggan untuk menatap Angel.
“Ada apa Ms Winda?” Tanya Angel kembali
“Begini kita sering mendengar informasi kalau kamu itu tidak suka dengan Shilla bahkan beberapa kali kamu selalu berusaha menjatuhkannya. Yah seperti yang kita tahu kamu sangat berdebat dengannya pada saat rapat osis tempo lalu” Ucap Ms Winda yang membuat Angel diam
“Kamu tahu kan hari ini kita mendapat suatu kejadian buruk. Bagaimana mungkin ada sebuah tulisan seperti itu di locker shilla. Jadi apa kamu tahu menahu soal ini?” Tanya Ms Winda kembali
“Maksud Ms Winda apa? Apa Ms Winda menuduh aku yang melakukannya?” Angel tiba tiba berteriak dan sepertinya ia tidak terima dengan tuduhan itu
“Bukan begitu. Karena semua bukti mengatakan bahwa ada orang yang merencanakan ini semua. Dan seperti kita tahu tulisan ini ada di locker milik Shilla. Dan yang kita tahu juga bahwa orang yang tak terlihat menyukai shilla adalah kamu Angel” Jelas Ms Winda kembali dengan diakhiri pada penekanan diakhir kalimatnya itu.
“Tapi Ms Winda bukan gue yang ngelakuin ini semua. Shill, lo percaya kalo gue yang ngelakuin hal itu ke gue? Shill, lo gak percaya kan?” Terlihat mata angel sudah mulai berkaca kaca namun Shilla tak bisa mengeluarkan kalimat apapun ia bingung apakah ia harus percaya atau tidak.
“Ngel, kita semua juga tahu kok waktu lomba ipa kemarin lo berusaha bikin shilla kalah kan? Ya kita percaya lah pasti lo juga udah ngerencanain ini” Ucap cakka memberikan sedikit opini
“Kenapa kenapa kalian mencurigai aku seperti ini. Itukan yang dulu gue gak pernah berulah lagi dengan nya saat ini” Angel berusaha untuk membantah pendapat dari cakka, suaranya terdengar seperti sedikit bergetar bahkan ia sudah terlihat menitikkan sedikit air mata.
“Yah mungkin lo saat ini iri sama shilla, secara shilla dapat pemain utama di pementasan kali ini sedangkan elo, elo cuman sebagai pemain figuran yang akan menggantikan shilla. Jadi dengan demikian elo ngerencanain ini supaya elo bisa main kan dan shilla depresi dengan kejadian tadi, loe tau kan shilla itu takut dengan darah yah mungkin ini alas an elo ngelakuin ini” Jelas sivia panjang lebar yang membuat shilla mendongakkan kepalanya kea rah Angel. Shilla tak percaya apabila Angel sampai tega melakukan hal seperti itu. Ms Winda sepertinya semakin yakin bahwa Angel adalah pelakunya. Angel masih terdiam isak tangisnya yang hanya terdengar dari mulutnya itu.
Quotesshivers

Suasana didalam ruang theater saat ini terlihat dingin hamper seluruh siswa tak ada yang bercanda mereka terlihat begitu serius dalam menghafal satu demi satu kata kata yang akan mereka ucapkan dalam pementasan itu.
“Jadi apakah Angel yang melakukannya?” Tanya seorang siswi disitu rupanya gossip tentang Angel yang dicurigai sebagai pelaku itupun sudah tersebar. Bahkan mereka tidaklah kaget mendengarnya karena mereka tahu Shilla dan Angel tak pernah terlihat akrab bahkan Angel selalu ingin terlihat mengalahkan Shilla disetiap kesempatan. Rio hanya bisa menarik nafas ia melihat Shilla sejenak tadi setelah dari ruang BK ia disuruh oleh Ms Winda untuk beristirahat namun Shilla menolak secara halus ia mengatakan bahwa pementasan tinggal tiga minggu lagi dan itu bukan waktu yang lama. Jika ia terus berdiam diri maka ia tidak akan bisa melupakan kejadian tadi jadi ia memutuskan untuk tetap mengikuti latihan seperti biasanya. Rio melihat Shilla terlihat sibuk dengan kertas yang ada ditangannya itu. Tiba tiba Ms Winda datang dan mengumumkan sedikit pemberitahuan tentang pementasan itu.
“Baiklah semua kita akan memulai latihan pementasan kembali Shilla kamu yang akan menjadi gadis hantu itu sudah siap?” Tanya Ms Winda dan diikuti oleh anggukan Shilla dan sedikit senyum terlihat dari wajahnya kembali. Rio senang melihat senyum shilla kembali ia merasa nyaman dan tenang kembali. Disaat mereka sedang serius dalam berlatih terlihat ada darah dibawah sebuah piano yang terletak diujung theater tersebut. Sontak para murid yang berada disitu langsung berteriak histeris bahkan lampu didalam ruangan  itupun ikut mati. Bagaimana mereka tidak ketakutan sekali?
“Tenang tenang lampunya sudah menyala kembali” Ucap Ms Winda yang terlihat mencoba menenangkan beberapa murid yang menjerit tadi.
“Lihat darahnya sudah tak ada lagi” Ucap seorang siswa yang sadar bahwa darah yang tadi mengalir sudah tak ada lagi.
Ms Winda dibantu oleh Rio dan para siswa lainnya ikut membantu melihat ke sekeliling piano namun hasilnya nihil. Tak ada tanda tanda bahwa ada bercak atau noda darah sedikitpun semua lantai dan pinggir pinggr  kaki piano tersebut bersih. Kini suasana kembali ricuh terlihat Ms Winda memegangi kepalanya sepertinya ia ikut pusing dengan apa yang dialaminya. Ia tak percaya apakah tadi itu beneran atau hanya halusinasi dia bahkan seluruh murid yang ada didalam ruangan theater tersebut.
“Shilla, sudah jam berapa sekarang?” Tanya Ms Winda kembali
“Jam 7 malam Miss” Ucap shilla
“Baiklah semua hari ini kita akhiri latihan kita disini besok kita akan berlatih seperti biasanya dan kamu Ify kamu yang akan menggantikan posisi Angel sementara” Ucap Ms Winda
“Baik Miss” Ucap Ify lantang
Seluruh siswa Nampak senang ketika mereka disuruh pulang. Shilla langsung berjalan disamping Rio. Rio heran dengan ulah Shilla namun ia tak berani bertanya pada saat itu dan akhirnya Rio memberanikan diri bertanya pada shilla saat dalam perjalanan pulang.
“Lo kenapa shill?” Tanya Rio heran
“Oh Yo, gue tadi ngeliat ada cewek dideket piano itu” Ucap Shilla spontan, Rio kaget mendengar Shilla langsung mengatakannya
“Maksud lo cewek yang rambutnya panjang?” Ucap Rio
“Iya yo, kaya gitu, lo pernah liat juga?” Kini shilla mencoba bertanya pada Rio
“Iya, kemarin” Ucap Rio datar
“Kenapa lo gak cerita sama gue yo.” Shilla menepis jawaban Rio
“Karena gue gak mau bikin loe takut shill” Ucap Rio kemudian ia berhenti dan ia menaruh kedua tangannya di punggung shilla
“Tapi Yo”
“Udah lo tenang aja gue akan selalu ngejaga lo kok” Rio mengucapkan kata kata yang begitu menusuk Shilla. Shilla terdiam dan ia tak mampu berbicara. Ia dan Rio kini hanya saling memandang.
Quotesshivers

Shilla terbangun dari tidurnya ia mendengar suara telephone tengah malam kemudian ia memberanikan diri berjalan keruang bawah untuk mengangkat telephon itu. Tadinya Shilla berniat untuk tidak mau mengangkat telephone itu namun karena telephone itu berulang kali bordering membuatnya merasa tidak nyaman. Ia lantas melangkahkan kakinya ke bawah dan mengangkat telephone itu.
Kring… Kring… Kring..
“Hallooo…?”
“Halloooo””
Untuk ketiga kalinya telephone itu bordering dan membuat shilla merasa marah. Ia merasa bahwa ia sedang dikerjain ia tak merasa dirinya saat ini sedang berulang tahun lantas apa yang membuat orang lain begitu usil ditengah malam seperti ini.
Kringg.. Kring…
“Hallooo”
Tak ada suara terdengar sedikitpun dari situ hanya ada suara hembusan angin yang terdengar yang membuat shilla menjadi merinding.
“Halloo, kalo loe nggak mau berbicara gue tutup telfonya.” Ucap shilla saat ia ingin menutup telfonnya tiba tiba ada samar samar suara gadis. Suara rintih gadis itu terdengar pelan dan dingin
“Tolong.. Tolong Aku..”
Muka Shilla pucat ia langsung meletakkan gagang telponya begitu saja. Kini ia merasa ada sesuatu yang aneh sesuatu yang mengganjal lantas ia hanya bisa melihat depannya berubah menjadi samar samar dan tak terlihat apapun.
- Quotesshivers
-
“Shill, lo sadar donk shill” Sivia berusaha membangunkan Shilla. Suara batuk dari kerongkongan shilla terdengar sivia langsung memeluk shilla dengan erat yang membuat shilla agak kesusahan sedikit bernafas.
“Vi, lepasin gue. Gue kenapa?” Tanya shilla
“Loe pingsan tadi Shill tadi pagi aku telfon kamu gak diangkat aku kan khawatir kamu nggak masuk sekolah nggak ngabar ngabarin sih” Jelas Ify.
“Shill, loe udah gimana?” Tanya Alvin yang datang bersama Cakka dan diikuti Rio
“Sory agak telat ya jalanan macet” Jelas Cakka sambil nyengir. Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka.
“Loe kenapa sih sampai pingsan semalam?” Tanya Rio. Shilla memandang Rio dan anggota CRASS lainnya dengan tatapan serius.
“Dia semalam nelon gue” Ucapnya singkat padat namun jelas membuat anggota CRASS merasa ikut merinding.
“Dia siapa shill?” Tanya Cakka kembali
“Dia itu gadis theater itu” Ucap Shilla kembali
Mereka diam. Mereka saling berpandangan.
“Gue juga guys” Ucap Rio
“Bukan cuman shilla, gadis itu tadi juga nampakin dirinya lagi kegue untuk kedua kalinya” Jelasnya
“Kayaknya ada yang mau disampaikan gadis itu deh” Ucap Alvin
“Iya gak mungkin mereka sampai kaya gini ke kalian” Ucap Sivia
“Jadi apa kita harus mencari tahu ini?” Ucap cakka dan diikuti oleh lirikan dari Alvin dan sivia
“Ya” Mereka menjawab dengan kompak namun itu membuat cakka terdiam dan mengerti maksud mereka.
Quotesshivers

Esok harinya sepulang sekolah terlihat Alvin, Cakka dan Sivia yang masih terlihat didalam perpustakaan sekolah. Yah seharusnya perpustakaan sekolah sudah ditutup tadi namun mereka tetap meminta agar mereka diberi ijin untuk mencari buku yang mereka ingin cari.
“Vin, denger deh kalo misalnya kejadian itu sudah 35 tahun lalu itu berarti sekarang kemungkinan pria itu masih hidup donk?” Jelas Sivia
“Bener Vin, kan dia masih SMA saat 35 tahun lalu itu artinya si pria saat ini sekitar 50 tahun lah” Ucap Cakka kembali
“Yah setidaknya jika ia masih hidup. Bagaimana jika ia sudah berada diluar negeri? Atau berada diluar pulau gitu? Sivia kembali memperjelas opininya
“Yaudah sekarang lo liat aja dulu buku tahun sekitar 35tahun yang lalu siapa tahu ada info tentang dia gitu” Alvin berusaha menjawab pertanyaan mereka
“Baiklah” Ucap cakka kemudian diikuti oleh Sivia yang terlihat sibuk melihat lihat buku tahunan.
“Apa yang kalian lakukan disini?” Tiba tiba suara seorang wanita terdengar didalam ruangan perpustakaan ini

Quotesshivers

“Mr. Jo?” Ucap Cakka dan Alvin Sivia juga ikut menoleh kea rah Mr Jo itu.
“Iya apa yang kalian lakukan? Apakah kalian anak theater? Kenapa kalian tidak berlatih dan kenapa kalian disini saat jam segini?” Ucap Mr. Jo kembali
“Maaf Mr Jo kita bukan bermaksud lancing namun kita harus mencari tahu hal ini jika tidak teman kami akan selalu diganggu oleh gadis theater itu?” Ucap Alvin tiba tiba
“Gadis theater? Syila?” Ucap Mr Jo
“Bukan Shilla kami yang kami maksud tapi penunggu theater itu” Sivia kembali menegaskan
“Yah saya paham dan namanya Syila. SYILA “ Ucap Mr Jo kembali
“Apa Mr tau tentang hal itu? “ Cakka berusaha untuk menanyakan hal itu
“Bagaimana yah.” Mr Jo terlihat bingung
“Tolong Mister teman kami dalam bahaya” Pinta Sivia dan diikuti oleh Alvin dan Cakka yang terlihat memohon untuk diberitahu tentang hal ini.
“Baiklah. Jadi begini”

- Quotesshivers
-
“Shilla, apa kamu mendengar ucapanku? Shilla?” Ms Winda kembali berteriak pada Shilla namun Shilla tak seperti mendengarnya. Bahkan ia berjalan kea rah piano itu tanpa sadar. Rio merasa aneh dengan sikap shilla tersebut. Rio berjalan mendekati arah Shilla namun seperti ada yang menghalanginya. Dilihatnya Shilla yang terlihat dengan tatapan kosong kemudia ia duduk di bangku piano dan memainkan pianonya itu. Rio berusaha mengejar Shilla dan terus menarik Shilla namun tidak bisa. Ms Winda segera membantu Rio dan para murid lainnya terlihat cemas mereka bingung. Tiba tiba lampu kembali mati. Dan saat lampu itu menyala mereka tersadar bahwa Shilla hilang. Rio menjerit histeris saat mengetahui shilla hilang ia langsung berlari mencari shilla ke segala penjuru ruang sekolah. Anak anak yang lain mengikutinya dan membantu untuk berpencar mencari shilla.
-- Quotesshivers

Alvin, dan Cakka langsung berlari saat ia ditelfon oleh Rio bahwa shilla hilang. Ia meminta agar sivia dan Mr Jo dapat membantunya disatu sisi lain yang juga penting dan Alvin Cakka akan membantu Rio mencari sahabatnya itu. Mereka tak mau sahabatnya itu kenapa napa. Sekarang mereka sangat panic bahkan teramat panic.
“Gue dimana?” Shilla mencoba melihat lebih jelas lagi kedepan dan ia kaget dengan apa yang ia lihat didepannya.
Seorang gadis yang merupakan siswi dari club theater  yang berambut panjang dan bermata indah sedang memainkan alunan alunan piano itu. Suara alunan itu sangat indah bahkan membuat hati merasa nyaman. Namun selang beberapa saat datang seorang pria membawa sebuah untaian bunga. Ia datang dan langsung memberikan kejutan pada gadis itu. Gadis yang tadinya terlihat bermain piano kemudian berlari kecil mendekati pria itu. Ia memeluk pria itu dan pria itu mencium kening gadis itu dan pria itu memberikan sebuah cincin dan memakaikannya di jari manis gadis theater itu. Sungguh sangat romantis apa yang dilihatnya saat ini. Namun samar samar kembali menghalangi pemandangannya kini pandangannya berubah tak terlihat sangat silau setelah beberapa saat shilla kembali menatap depannya lagi. Kini pemandangannya tak seperti tadi terlihat ada seorang wanita tua dan seorang gadis dengan dandanan yang cukup tebal. Ia sedikit mendengar percakapan wanita tua itu dan gadis yang dandanannya cukup tebal itu. Mereka berdua seperti memarahi dan beradu mulut dengan gadis itu. Ketika gadis si tebal dandanan itu berusaha membiusnya gadis  theater itu terlihat berusaha untuk melawan namun ia malah terhempas ke arah depan piano. Tubuh belakangnya terlihat memar bahkan tangannya sudah mengeluarkan darah. Namun wanita tua itu nampaknya belom jera ia masih berusaha untuk membius gadis itu namun lagi lagi mereka gagal. Kini wanita tua itu terlihat sangat marah ia berusaha mencekik gadis theater itu. Gadis theater itu Nampak sangat sesak nafas dan berusaha mencarai bantuan. Ia kemudian mencari apa yang bisa ia pakai disekitar itu ada sebuah vas bunga, kemudian gadis theater itu melemparkannya ke wanita tua itu. Wanita tua itupun terjatuh namun itu tak membuat si gadis theater itu merasa bebas. Gadis dengan dandanan yang cukup tebal menatapnya ia mengambil pecahan vas bunga itu dan menodongnya kepada gadis theater entah apa yang mereka bicarakan disitu terlihat bahwa gadis theater itu jatuh dan tangannya mengenai keyboard itu cukup parah tangan tangannya sampai berlumuran darah. Namun gadis dengan dandanan tebal itu lagi lagi berusaha untuk membunuh gadis theater itu, gadis theater itu berusaha berdiri untuk menghindar namun cincin terlepas dari jari manisnya. Cincin itu masuk kedalam piano itu yang membuat gadis theater itu tidak bisa focus dengan gadis dandanan tebal itu. Tanpa ia sadar ketika ia hendak meraih cincin tersebut sebuah pecahan vas menusuk perutnya. Ia memegangi perutnya kemudian ia tak sadarkan diri lagi. Terlihat wanita tua itu sudah sadar dan melihat gadis dengan dandanan tebal itu menusuknya. Gadis dengan dandanan tebal itu menangis di pelukan wanita tua itu.
Selang beberapa saat wanita tua itu membopong gadis theater itu bersama dengan gadis dengan dandanan tebal dengan cepat karena mereka tak tahu lagi harus membawa kemana maka mereka kembali lagi keruang theater itu. Gadis dengan dandanan tebal itu melihat ada lantai yang belum berkeramik dan masih datar maka mereka segera menghancurkan lantai itu kemudian meletakkan mayat si gadis theater itu. Dan menguburkannya kembali. Mereka meletakkan piano itu diatasnya agar tak kelihatan bahwa lantai itu sedikit mengalami perubahan kemiringan. Mereka segera meninggalkan tempat itu dengan cepat mereka tak sadar bahwa ada yang melihat semua itu.
Shilla diam ketika dia tahu bahwa yang mengetahui perbuatan ini adalah Ms. Winda. Guru mereka  sendiri. Saat itu ia hanya bisa melihat Ms Winda yang langsung menangis mukanya sangat pucat dan badannya lemas dan saat itu ia pingsan.
Quotesshivers

“Rio lo ngapain kesini yo” Ucap Alvin
“Nyari shilla lah vin” Rio ngedumel kenapa Alvin mengajaknya bercanda disaat seperti ni
“Rio kita harus keruang theater kita harus nyelametin Shilla” Ucap cakka
“Kenapa?” Tanya Rio heran
“Gue nggak bisa jelasin sekarang yang jelas kita harus nyelametin seseorang disana ” Ucap Alvin dan mereka langsung berlari ke ruang theater itu.
Quotesshivers

Shilla terdiam diruangan ini ia bingung ia melihat kea rah sekitarnya tak ada satu orang disana. Tiba tiba ia melihat bahwa ada Ms. Winda disitu ia terlihat menangis dilantai. Ia berjalan mendekati Ms Winda dan memeluknya nampaknya Ms Winda sangat terpukul. Ms Winda seperti menyesal karena ia telah melakukan sesuatu yang salah. Yang seharusnya ia lakukan dari dulu.
Tiba tiba Rio, Alvin dan Cakka datang Shilla yang melihat mereka langsung berlari dan bahkan tanpa sadar ia memeluk Rio. Ntah apa yang ada dipikirannya yang jelas ia hanya berlari ke mereka dan spontan memeluk Rio. Sedangkan Cakka dan Alvin hanya bisa tersenyum melihat Shilla yang tak kenapa napa. Namun sesaat mereka melihat ada bayangan putih datang dan mendekat ke Ms Winda. Ms Winda kaget dan sekarang mereka berempat melihat si gadis theater itu.
“Tolong maafin aku..” Ucap Ms Winda spontan, gadis theater itu langsung mendekat kea rah Ms. Winda dan memegang rambutnya dengan kencang serta berusaha memukulkan kepala Winda kearah piano yang ada didekatnya itu.
Mereka semua kaget, Shilla menangis kencang dan tak mau melihat itu. Sungguh mengerikan bagaimana saat Winda menangis dan merintih saat si gadis theater itu mencampakkan Winda beberapa kali ke lantai bahkan winda seperti sudah tak berdaya lagi. Darah berceceran dilantai. Tubuhnya tergulai lemas namun ia masih tersadar.
“Maafkan Aku” Ucap Winda kembali
“Kenapa kau melakukan ini semua? Kenapa!” Ucap gadis theater itu.
“Aku.. A.ku.. sangatlah iri pada..mu” Ucap winda sambil tertatih ia berusaha untuk bangkit kembali
“Kenapa? Bukankah kita bersahabat?” Ucap gadis theater itu
“Yah itu dulu. Semenjak kamu mengambil Wisnu dariku aku sudah tak menganggapmu sebagai sahabat lagi” Ucapnya lagi.
Gadis theater itu marah dan menjambakkan rambut winda kembali ke lantai sangatlah keras kali ini. Bahkan Shill, Cakka, Rio dan Alvin mampu mendengar suara rapuhan tulang dari kepala Winda. Namun mereka tak berhak ikut campur dalam persoalan itu.
“Yah aku memang yang mengatur ini semua aku memanasi mereka dan mengatakan hal yang tidak tidak tentangmu dan aku yang merencanakan ini semua dari awal” Jelas Winda langsung. Angin tiba tiba datang dan lagi lagi tubuh winda terlempar jauh kea rah tembok membuatnya sedikit tak sadar diri. Saat gadis theater itu ingin melakukan sesuatu lagi tiba tiba ada suara teriakan.
Quotesshivers

“Tolong hentikan itu semua” Sososk pria berusia sekitar 50 tahun berada disitu. Yah akhirnya Mr Jo mencari pria itu karena ia dulu pernah mengajar les kepadanya dan pria tua itu pernah menceritakan hal itu kepada Mr Jo. Sehingga tak sulit untuk menemukan pria tua itu.
Gadis theater itu kini berdiri menatap pria tua yang dulu menjadi pujaan hatinya itu.. Ia berdiri mendekati pria tua itu.
“Tolong kembalilah ke alammu dan pergilah dengan tenang aku sudah tau apa yang mereka lakukan terhadapmu. Jadi tolong jangan ganggu kami” Ucap pria itu. Tiba tiba gadis theater itu bergerak ke belakang dan menghilang ia sempat menatap shilla sejenak kemudian benar benar menghilang. Dan Shilla teringat sesuatu hal ia langsung berlari kea rah piano itu dan menemukan sebuah cincin. Kemudian Mr Jo memanggil polisi dan mereka melakukan penggalian dibawah lantai piano itu. Shilla memberikan cincin yang ia dapatkan kepada pria tua itu.
Setelah beberapa jam akhirnya mereka berhasil menemukan tulang tulang dibawah lantai itu. Cukup sulit untuk menemukan tulang itu semuanya namun akhirnya mereka dapat menemukannya semuanya lengkap. Pria tua itu kini menghadap tulang itu. Ia mencari jari jemari diantara tulang tulang itu. Dibantu oleh Rio yang pintar dalam mengenal jenis jenis tulang akhirnya mereka menemukan tangan kiri tepatnya jari manis gadis itu. Pria tua itu lalu memasangkan cincin itu disana. Kemudian mereka mengadakan pemakaman esok harinya.
Pria tua itu terlihat menangis, ia Nampak shock dengan apa yang terjadi kemarin. Ia tak menyangka.  Winda saat ini masih dirumah sakit ia masih koma. Karena hal mengerikan itu pementasan theater dibatalkan dan ruangan theater berusaha untuk dibongkar agar tidak terjadi korban atau kejadian kejadian lainnya.
Quotesshivers

Shilla masih termenung didalam kelas. Ia masih tak berfikir bagaimana ia bisa memasuki dalam dunia gadis itu? Apa ada hubungannya dengannya? Ia masih termenung ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya.
“Elo ngel bikin kaget aja” Ucap Shilla sambil mengelus dadanya
“Sory gue gak bermaksud ngagetin elo, gue boleh duduk disitu” Ucap Angel
“Duduk aja ngga ada yang ngelarang kok”Ucap Shilla sambil menggeser tempat duduknya.
“Shill, maafin gue yah gue ngaku selama ini gue salah ke elo” Tiba tiba angel spontan meminta maaf ke shilla sehingga membuat shilla kaget dan menatapnya.
“Gue tahu gue gak pantes dimaafin kok” Ucapnya lagi
“Gue..”
“Stop ngel udah ge udah maafin elo kok, lagian elo gak bersalah kok waktu itu” Jelas Shilla sambil tersenyum
“Thanks ya shill” Ucap Angel
“Gue keluar dulu yah” Ucap shilla tanpa ada respon dari Angel.
Quotesshivers

Di kantin anak anak CRASS terlihat begitu ceria kembali wajah mereka sudah tak seperti kemarin, mungkin kemarin merupakan hal yang tak terlupakan oleh mereka. Ketika anak anak CRASS sedang berkumpul tiba tiba Angel datang dan memberikan coklat pada shilla. Anak anak CRASS menatap kea rah Angel dan Shilla bergantian.
“Nih buat lo anggep aja tanda maaf dari gue, maafin gue ya selama ini bikin lo kesel” Jelas Angel
“Angel berapa kali sih lo minta maaf ke gue, tadi kan dikelas udah. Gue udah maafin elo kok” Ucap shilla sambil tersenyum dan mengambil coklat yang ada ditangan Angel yang ia berikan pada Shilla tentunya.
“Dalam kelas? Perasaan dari tadi gue nggak ke kelas elo deh, lagian gue kan baru ketemu lo sekarang?” Ucapnya kemudian. Shilla terdiam sejenak begitu juga dengan anak anak CRASS lain.
“Bener shill tadi Angel mint ague nemenin dia beli coklat buat lo” Sivia mencoba menjelaskan
“Kalo lo baru ketemu gue sekarang trus siapa yang tadi nemenin gue dikelas?” Shilla mencoba mengucapkan kaata demi kata secara perlahan.
Mereka semua saling berpandangan. Angin cukup menghembus permukaan pori pori mereka. Hawanya terasa cukup dingin kemudian mereka seakan melihat suatu bayangan  lagi.
“AHHHHHHHHHHHHH”

Tunggu Bab selanjutnya yah Shivers!
Ditunggu kritik dan sarannya. @quotesshivers
*)Apabila kita menerima banyak tanggapan dari kalian maka semakin cepat kami akan memposting cerita cerita kami, jika tidak kami bisa mempostingnya sampai berminggu bahkan sebulan.
Terimakasih :)

Bagi kalian yang mau baca lewat hape bisa download ebooknya klik disini ->
Atau yang mau download ebook dalam bentuk pdf bisa download klik disini ->

No comments:

Post a Comment