We
Are CRASS
BAB
1
Ruang
Theater Yang Misterius
Terlihat beberapa kerumunan anak yang terlihat sedang
berdesak desakan untuk sekilas membaca atau melihat pengumuman yang tertera di
papan majalah dinding sekolah tersebut. Terlihat pula Cakka sedang berada
didalam kerumunan anak anak itu. Rio, Alvin serta Sivia hanya bisa tersenyum
melihat tingkah cakka yang terlalu berlebihan. Beberapa minggu lalu telah
diadakan sebuah casting untuk sebuah pementasan drama theater dan seluruh anak
anak SMA Bakti Nusantara boleh mengikuti audisi untuk mendapatkan peran dalam
pementasan tersebut. Yah mungkin pementasan theater didalam sekolah ini hanya
dilakukan selama tiga tahun sekali dan itu merupakan suatu hal yang sangatlah
istimewa apabila mereka dapat menjadi bintang dalam pementasan tersebut. Bahkan
mungkin disinilah tingkat kepopuleran mereka akan bertambah karena mereka akan
lebih dikenal lagi oleh para murid murid SMA Bakti Nusantara ini.
“Ah sial gue gak lolos dalam audisi kali ini” Cakka
mengucapkannya dengan nada kecewa
“Udahlah kka, elo boleh terkenal dengan basket mungkin
theater bukan hal yang bagus buat lo, lagian apa bagusnya menjadi bintang di
theater” Sivia mencoba memberikan pendapatnya
“Yah benar kka, lagian apa pentingnya sih theater ini,
udah deh lebih baik kita balik ke kelas” Ucap Alvin
“Ya tapi asal kalian tau pementasan theater di sekolah
itu udah sekitar 12 tahun dibubarkan. Dan ini mungkin menjadi awal theater
kembali. Yah suatu kebanggaan lah jika kita dapat berdiri disitu” Cakka
menjelaskan apa yang ia tahu, sedangkan yang lain hanya mengangguk saja.
Sepertinya mereka memang tidak tertarik dengan pementasan ini. Menurut mereka
menonton pementasan theater adalah hal yang membosankan. Namun tidak bagi Cakka
baginya jika ia bisa tampil di pementasan kali ini ia akan membuktikan pada
semua orang di SMA Bakti Nusantara bahwa ia juga patut diperhitungkan karena ia
tidak hanya berbakat pada basket saja namun pada drama seperti ini ia juga bisa
melakukannya. Sayangnya kali ini ia hanya dapat gigit jari saja.
“Hey guys Maaf terlambat” Ucap shilla yang terlihat
datang dengan tergesa gesa Nampak peluh keringat membasahi keningnya itu.
“Lo kok kaya abis lari aja sih?” Tanya Rio yang kali
ini berbicara
“Iya tadi gue buru buru kesini, Oh iya gimana
audisinya? Kka lo lolos gak?” Tanya
Shilla
“Enggak Shill” Cakka menjawab dengan pelan dan
tertunduk. Shilla datang menghampirinya dan merangkulnya. Tiba tiba Rio merasa
tidak suka melihat perlakuan Shilla tersebut. Ia segera memalingkan mukanya
agar tidak ketahuan oleh yang lainnya.
“Thanks Shill” Ucap Cakka
“Iya kka”
Selang beberapa lama mereka memutuskan untuk kembali
kekelas ditengah perjalanan mereka bertemu dengan Angel si gadis yang selalu
terlihat sombong. Angel selalu menganggap bahwa dirinya adalah paling terbaik
dari semua siswa. Hal itulah yang membuat Angel tidak terlalu disukai oleh
siswa disini.
“Hai Yo, selamat Yaaa” Angel tiba tiba menyapa Rio dan
memberikan ucapan selamat. Semua yang ada disitu menatap Angel dengan heran.
Mereka bertanya Tanya pada Angel apa arti ucapannya itu.
“Maksud lo apa ngel?” Rio mencoba untuk bertanya pada
Angel
“Ya elo kan terpilih jadi pemain utama dalam pementasan
kali ini” Angel mulai menjelaskan
“Kalo kalian nggak percaya ya kalian boleh melihatnya
kok” Angel kemudian berjalan kembali dan
ia menatap Shilla dengan sinis dan Shilla yang menyadari hal itu juga ikut
memperhatikannya. Namun ia tak pernah mempedulikan Angel. Anak anak CRASS
segera berlari menuju papan majalah dinding tersebut mereka kaget dengan apa
yang mereka lihat. Terutama Rio, ia sangat kaget dengan apa yang tertulis
disitu.
PENGUMUMAN HASIL AUDISI PEMENTASAN THETAER
PEMAIN UTAMA PRIA : MARIO STEVANO
PEMAIN UTAMA WANITA : ASHILLA ZAHRANTIARA
Dan pemain lainnya tertera disitu
. Namun pandangan mereka hanya tertuju pada dua nama
yang dekat dengan mereka.
“APA?” Rio dan Shilla sontak mengeluarkan kata yang
sama. Mereka berdua saling berpandangan kemudian mereka melihat Anggota CRASS
yang lain dengan tatapan tak percaya.
“Tapi gue nggak bener bener serius dalam casting
kemarin, saat mereka menyuruhku untuk memainkan peran orang gila aku hanya
melakukannya dengan asal asalan. Tapi aku masih tidak percaya bahwa aku bisa
lolos audisi?” Shilla hanya bisa bergerutu dikelas, Nampak Sivia
memperhatikannya dari tadi sesekali ia juga memperhatikan anak anak CRASS yang
lain. Sivia mungkin juga heran mereka tahu bahwa Shilla sama sekali tidak
tertarik dengan audisi ini. Audisi ini memang wajib diikuti oleh seluruh siswa
dan mungkin Shilla dan Rio yang paling tidak bersemangat dalam hal ini. Namun
mereka sangat beruntung. Sivia memandang kea rah Cakka sekilas terlihat wajah
murung ia berfikir bahwa cakka seharusnya yang pantas karena cakka selama ini
telah berusaha berlatih bahkan ia yang nampaknya terlalu serius daripada yang
lainnya.
“Ya udahlah Shill, lo nggak usah ngoceh lagi. Lagian
mau siapapun yang menang kan gak masalah” Jelas Alvin
“Iya Shill, liat Rio aja nggak kaya lo kok, dia
daritadi diam ajatuh” Sivia mencoba untuk mengalihkan pembicaraan sedangkan
yang lain terlihat untuk menatap Rio sekilas.
“Hah, berhenti liatin gue deh, gue sama kok sama
shilla, gue nggak tahu apa apa” Rio mencoba menjawab pertanyaan yang ada dalam
pikiran anak anak CRASS
“Yaudahlah Yo, Shill, selamat yah! Gue seneng kok temen
gue yang menjadi pemain utama disitu. Kita semua pasti akan serius untuk nonton
theater kali ini jadinya. Jadi jangan malu maluin yah” Cakka sekilas tersenyum
kearah mereka ia berusaha untuk meredakan sedikit ketegangan diantara mereka.
Namun ia masih kecewa tapi yang jelas ia sudah berusaha dalam audisi kemarin
walaupun hasilnya tidak memuaskan.
Bel pulang sudah berbunyi semua siswa berhamburan untuk
pergi dari tempat yang menurut sebagian siswa ini dianggap membosankan karena
mereka hamper menghabiskan setengah harinya disini di meja dan hanya berkutik
pada pelajaran. Sivia, Alvin dan Cakka berjalan pulang mereka hanya pulang
bertiga karena Rio dan Shilla harus pergi ke ruang theater hari ini untuk
melakukan latihan bersama mereka yang lolos audisi lainnya. Mereka pemain utama
itu berarti mereka harus menghabiskan banyak waktu untuk berlatih maksimal
dalam pementasan yang akan dilaksanakan tiga minggu depan itu.
“Ah ke rumah gue yuk bosen nih” Ucap cakka sambil
memindahkan tas ransel yang tadi ada dipundak kanannya kini bergantik ke pundak
kirinya itu.
“Boleh lah, gue juga suntuk” Alvin menjawab cakka
kemudian ia melirik Sivia yang daritadi sedikit terdiam. Melihat Alvin yang
memandangi Sivia Cakka juga ikut memandang Sivia.
“Loe kenapa Vi? Lo sakit?” Tanya Alvin
“Enggak kok Vin” Jawab Sivia
“Trus kenapa?” Tanya Cakka
“Gue Cuma sedikit takut” Jawab sivia. Alvin dan cakka
saling berpandangan tak mengerti ucapan Sivia
“Takut kenapa? Lo takut kerumah cakka? Tenang dia gak
bakal ngapa ngapain elo kok” Jawab Alvin
“Bukan itu vin, bukan masalah itu” Ketus sivia
“Karena apa vi? Cerita donk” Cakka kemudian bertanya
karena ia sedikit penasaran
“ Itu gue pernah dengar kalo ruangan theater itu penuh
dengan mistis gitu deh” Ucap Sivia
“Maksud lo apa sih? Gue bener bener gak ngerti” Alvin
mencoba untuk memutarkan otaknya dan serius pada ucapan Sivia kali ini
“Disitu angker vin, kka”
“HA?” Alvin dan cakka seolah tak percaya dengan ucapan
sivia. Mereka tertawa mendengar ucapan sivia. Bagaimana mungkin gedung theater
mereka itu penuh dengan hal gaib. Itu mustahil.
“Beneran gue gak bohong” Jelas sivia dengan berusaha
meyakinkan teman temannya itu
Quotesshivers
“Asal lo tau yah dulu theater kita itu sempat mau
dibongkar loh” Angel mulai berbicara pada anak anak yang terlihat sedang
menunggu guru mereka itu.
“Maksud lo apa ngel?” Tanya seorang siswi lainnya
“Maksud gue…”
“Angel Piter tolong hentikan ucapan anda dan segera
bergabung dengan lainnya” Tiba tiba Ms Winda datang dan memotong ucapan Angel.
Sementara yang lain langsung berbaris untuk mendengar arahan dari guru mereka
yang akan mendampingi mereka selama latihan itu
“Perkenalkan saya Ms Winda dan saya akan menjadi
penanggung jawab dalam pementasan kali ini” Ucap wanita yang terlihat seperti
berumur 25tahun namun ia masih terlihat cantik walaupun jika ia berbicara maka
terlihat seperti wanita yang sedikit judes.
Mendengar perkenalan dari Ms Winda anak anak lain
langsung mengangguk sepertinya mereka langsung menurut apa yang dikatakan oleh
guru mereka itu.
“Siapa yang menjadi pemain utama disini?” Tanya Ms
winda seketika pandangan anak anak disitu langsung kea rah Shilla dan Rio yang
terlihat berada dibelakang para murid lainnya. Yah Rio dan Shilla masih tidak
tertarik dengan apa yang akan mereka kerjakan untuk kedepan nanti.
“Saya bu” Ucap Rio dan Shilla bersamaan. Tidak sedikit
murid yang terlihat menggoda mereka itu membuat Rio dan shilla menjadi salah
tingkah.
“Okay Rio, Shilla ini tolong bagikan naskah ini kepada
teman teman yang lain. Dan yang lainnya kalian harus benar benar serius dalam
pementasan kali ini” Jelas Ms Winda kemudian memberikan setumpuk kertas tebal
yang sudah dibagi dua itu kepada Rio dan separuh lagi kepada Shilla. Kemudian
Shilla dan Rio membaca naskah itu dan mereka terlihat heran dengan apa yang
mereka baca. Tidak hanya mereka berdua murid murid yang lain pun terlihat
berbisik bisik dengan naskah drama yang telah mereka terima.
“Ms Winda kalo boleh tolong jelaskan kenapa Ms winda
memilih tema ini untuk kita pertunjukan nanti” Shilla mencoba menanyakan hal
itu ditengah keramaian yang terjadi seketika ruangan menjadi hening dan
terfokus dengan apa yang akan dilontarkan oleh Ms Winda itu.
“Yah karena ini adalah drama yang harus kalian
tampilkan. Terakhir kali sekitar 15tahun yang lalu ketika para angkatan kelas
atas mementaskan pertunjukan mereka tidak ada yang berani mengambil tema ini
karena mereka berfikir bahwa tema ini sangatlah tidak layak. Namun bagi saya
ini layak layak saja” Jelas Ms winda kemudian ia pergi tapi sebelum pergi
keluar ia berpesan pada kami.
“Tolong kalian baca dan pahami drama ini” Ucapnya
kemudian pergi keluar ruang theater tersebut
Shilla kembali lagi menatap beberapa lembar kertas yang
ada dihadapannya kemudian ia menatap Rio seakan ia ingin Rio mengatakan hal
yang sama. Rio pun menatap Shilla dan mereka berdua mengamati kertas drama
tersebut.
“Singkat cerita ada Dua pasang remaja yang menjalani
cinta. Pertemuan mereka berawal karena si gadis yang mahir bermain piano di
theater dan akhirnya berhasil memikat hati pria itu. Namun sayang hubungan
mereka sangat ditentang oleh keluarga si pria. Sehingga keluarga pria tersebut
mencari cara agar melenyapakan gadis itu dan si pria mau dijodohkan dengan
pilihan Ibu dari Pria itu. Ibu mereka bersekongkol dengan gadis yang akan
dijodohkan oleh anaknya tersebut, diam diam mereka merencanakan pembunuhan
diluar sekolah. Namun karena gadis itu terlalu melakukan banyak tingkah
akhirnya Ibu gadis itu dan Gadis yang akan dijodohkan oleh anaknya itu membunuh
gadis itu dan mengubur mayatnya di bawah lantai dasar sekolah yang terletak di
bawah lantai theater ini. Mereka mengatakan bahwa gadis itu telah berselingkuh
dengan pria lain dan akhirnya kabur maka
marahlah pria itu dan ia pun mau dijodohkan dengan gadis pilihan ibunya.
Konon katanya arwah gadis ini masih terus bersemayam dan selalu muncul di
theater ini. Dan katanya apabila mereka mendengar suara seperti alunan piano
atau kerincingan koin mereka percaya bahwa gadis itu telah ada disini dan ia
berusaha untuk menakuti para siswa yang ada disini agar membantunya memberi
penjelasan pada pria itu“
“Drama ini terlalu menyeramkan bagaimana mungkin kita
harus bersikap seperti ini?” Tanya Rio
“Entahlah apa mungkin gue bisa untuk menjadi sosok
wanita ini?” Tanya Shilla kembali
“Entahlah gue tiba tiba sedikit merinding dengan
keadaan sekitar sini shill, sebaiknya kita sebaiknya pulang saja, bukankah Ms
Winda sudah keluar dan anak anak lain pun terlihat sudah lelah.” Ucap Rio
“Baiklah ada baiknya gue telfon sivia dulu dan kita
akan akan kesana” Shilla berusaha memencet beberapa digit angka dari ponselnya
itu.
Rio melihat kearah sekitar dan ia berfikir bahwa ruang
ini sudah lama tidak terpakai maka terlihat seperti misterius dan udara yang
ada didalam ruang ini terlihat lebih dingin daripada biasanya padahal ini masih
sore tidak seharusnya hawanya seperti ini. Tiba tiba rio melihat sedikit
bayangan yang melintas di depannya dan ketika ia melihat dengan seksama tak ada
sama sekali orang. Ia kemudian mendengar seperti suara kerincingan uang. Entah
apa yang dia dengarkan kali ini lalu ia menatap teman temannya yang lain dan ia
tak menemukan teman temannya yang sedang terlihat memainkan beberapa koin uang
logam. Mungkin Rio berfikir ini adalah halusinasinya karena ia terlalu serius
dalam membaca drama tadi.
“Yo ayo pulang, gue udah ngomong sama sivia barusan
katanya mereka lagi dirumah cakka, kita
nyusul kesana yah” Ucap shilla kemudian ia melirik kea rah Rio, Nampak
Rio seperti kebingungan mencari sesuatu sepertnya apa yang shilla ucapkan tadi
tak didengar oleh rio.
“Yo, lo liatin apaan sih?” Tanya shilla sambil menepuk
pundak Rio, Rio langsung kaget karena shilla menepuk pundaknya ia lalu menoleh
ke arah shilla dan sedikit tersenyum
“Gapapa kok shill, gimana tadi lo udah nelfon sivia?
Dia bilang apa? “ Tanya Rio.
“Udah gue kira pasti dia nggak denger ucapan gue tadi”
Batin shilla
“Oh iya kita disuruh ketempat cakka sekarang” Ujar
shilla cepat dan kemudian mereka berdua berjalan pulang menuju gerbang sekolah.
Quotesshivers
“Shilla, Rio lama banget sih lo berdua? Ngapain aja sih
lo disana? Kalian udah makan belom? Tadi kita beli pizza loh dan ini kita
sisain buat lo lo berdua” Sivia yang langsung nyerocos begitu saja ketika
melihat Shilla dan Rio yang berada didepan pintu rumah cakka. Sedangkan cakka
dan Alvin hanya menggeleng geleng ulah sivia itu.
“Vi, lo tuh yah kalau nanya satu satu dan pelan pelan
kek” Ucap Shilla
“Haha iyadeh, yaudah loe semua masuk dulu sana” Ucap
Sivia
Rio dan Shilla langsung bergerak menuju sofa yang
terletak didepan mereka, Shilla segera mengambil posisi duduk disebelah Cakka
dan cakka kemudian langsung menggeser tempat duduknya. Lagi lagi Rio hanya bisa
berdengus kecil melihat mereka. Ia mengalah dan duduk di bawah yang sudah
disediakan sebuah tikar empuk dan Rio langsung menyomot pizza yang ada di atas
meja itu. Sivia kembali datang dan membawa minum untuk Rio dan Shilla.
“Thanks Vi” Ucap Rio yang terlihat sedikit tersendat
dengan makanan yang ada dimulutnya
“Pelan pelan kali yo makannya, lo kaya setahun udah
nggak makan aja” Canda Sivia
“Oh iya nih gara gara latihan tadi gue jadi lapar
banget” Ucap Rio kembali
“Ngomong ngomong soal latihan gimana tadi? Trus temanya
apa?” Alvin akhirnya membuka mulutnya
“Gini vin, masa yah kita disuruh pentas dengan tema
ini” Ucap shilla sambil mengeluarkan kertas dramanya dari tasnya dan Alvin
mengambilnya. Sivia dan Cakka kemudian mendekat kea rah Alvin namun Alvin
menjadi salah tingkah karena Sivia terlalu dekat padanya.
“Ini shill?” Tanya Cakka
“Ngeri amat” Ucap Alvin
“Iyanih udah gitu daritadi gue merinding abis tau nggak
itu kaya cerita beneran” Ucap Shilla sambil menyomot pizza satu bagian lagi.
Sivia terlihat serius membaca kata demi kata yang ada di lembaran drama
tersebut. Ia seperti tak menyangka apa yang ia baca.
“Shilla, Rio ini beneran” Tiba tiba suara sivia yang
terasa sedikit keras memberikan keheningan lagi dan mereka semua kini saling
berpandangan muka.
“Vi, lo jangan bercanda lagi deh, daritadi sejak loe
pulang sampai sekarang lo masih aja bilang itu beneran” Ucap Cakka
“Maksud lo apa kka?” Tanya shilla heran
“Elo kenapa vi?” Tanya Rio saat mereka dalam perjalanan
pulang kerumah
“Loe percaya kana ma gue Yo?” Tanya Sivia kembali
“Gimana yah, sebenernya gue nggak percaya” Rio
merendahkan suaranya
“Udah gue duga loe kaya yang lain, tapi yo kata nyokap
gue dulu emang ada gosip kaya gitu “ Jelas Sivia
“Yaudahlah Vi, itukan cuman gossip belom tentu juga itu
bener kan?” Ucap Rio kembali. Sivia memalingkan mukanya dari Rio, sepertinya
Rio mengerti akan perasaan Sivia ini.
“Tapi gue sedikit percaya tentang cerita itu” Rio
kembali melontarkan kata katanya dan membuat sivi kaget dan menatapnya
“Kenapa?” Tanya Sivia
“Tadi gue lihat bayangan dia sekilas tapi gue nggak
yakin itu dia, dan dia bener bener ada disitu?” Jelas Rio
“Yah mungkin kita tidak tahu tapi gue mohon loe sama
shilla hati hati ya disitu” Ujar sivia kembali
“Loe tenang aja gue akan selalu jaga shilla kok” Ucap
Rio dan diikuti senggolan oleh Sivia
“Cie, seneng banget pasti lo dapat tampil berdua lagi
sama shilla” Terlihat sivia menggoda Rio yang membuat Rio semakin salah
tingkah. Mereka terus bercerita sepanjang perjalanan sampai mereka sampai
kerumah mereka masing masing.
Quotesshivers
Tolong Aku…
Shilla kaget dengan apa yang ia lihat ketika ia membuka
locker miliknya yang terlihat di samping kelas ia menemukan sebuah tulisan yang
berisi sangat menyeramkan tulisan itu bertuliskan dengan darah bau amis dari
tulisan itu masih terasa. Teman teman yang lain ikut panic melihat kejadian
itu. Alvin segera melapor kepada guru mengenai tulisan ini. Beberapa murid
disitu terlihat seperti ikut ketakutan mungkin mereka beranggapan bahwa sekolah
ini sudah menyeramkan. Sivia berusaha mencoba untuk menenangkan Shilla dan
mengatakan bahwa itu adalah ulah iseng temen temen sekelasnya saja. Namun
shilla masih terlihat shock. Cakka datang dan memberikan sedikit air mineral
untuk menenangkan shilla sedkit. Rio masih terlihat sibuk mengacak ngacak
locker shilla dan menemukan tulisan lain didalamnya .
“Tolong”
“Bantu Aku”
“Aku mohon”
Yang paling mengagetkan Rio seemua tulisan itu ditulis
oleh darah yang berbau amis. Baunya sangat menyegat banyak siswa yang tak tahan
mencium aroma tersebut. Banyak siswa yang mual ketika mencium aroma itu. Entah
apa maksud dari tulisan ini dan kenapa bisa ada di locker Shilla. Kini ini
menjadi berita heboh dikalangan para siswa.
“Tolong jelaskan apa yang terjadi pada kamu shilla”
Ucap Ms Winda yang juga menjadi ketua BK disitu juga ikut kaget mendengar apa
yang terjadi hari ini. Seluruh siswa gempar dengan kejadian hari ini. Para guru
meminta polisi untuk menyelidiki kasus ini. Terlihat beberapa anggota polisi
sedang berada disekitar tempat locker itu.
“Tadi sewaktu saya mau mengambil buku yang ada di
locker aku menemukan tulisan itu Ms Winda aku langsung kaget” Jelas Shilla
secara perlahan dan suara yang masih lemas. Ms Winda menatap Shilla sejenak ia
tak tahu apakah Shilla mengatakan hal yang benar atau sekedar omong kosong.
“Apa mungkin kamu punya musuh atau orang yang tak suka
dengan kamu?” Ms Winda kembali bertanya pada Shilla. Shilla diam dan berpikir
sejenak siapa orang yang tak suka padanya namun ia sedikit enggan untuk
berbicara pada Ms Winda itu.
“Katakanlah siapa tau dia iseng berbuat seperti ini
padamu” Ucap Ms Winda
Anggota CRASS lainnya juga berada disitu mereka juga
akan dimintai keterangan karena mereka yang menemukan tulisan yang lainnya yang
masih terselip di locker shilla.
Quotesshivers
“Angel..” Shilla mengucapkan dengan nada pelan namun Ms
Winda mendengar suara Shilla itu kemudian ia mengambil gagang telephonnya dan
seketika ia berbicara di telephone. Selang beberapa saat orang yang dimaksud
Shilla itu telah berada disini.
“Permisi Ms Winda, Ada apa memanggil aku? Ada masalah?”
Angel datang dan kemudian ia melihat kea rah Shilla dan anggota CRASS lainnya.
Nampaknya ada tatapan marah di sudut sudut bola mata anggota CRASS itu. Namun
Angel masih tak mengerti.
“Silahkan duduk Nona Pieters” Ucap Ms Winda kemudian
Angel menurutinya kini ia duduk bersebelahan dengan Shilla, shilla masih enggan
untuk menatap Angel.
“Ada apa Ms Winda?” Tanya Angel kembali
“Begini kita sering mendengar informasi kalau kamu itu
tidak suka dengan Shilla bahkan beberapa kali kamu selalu berusaha
menjatuhkannya. Yah seperti yang kita tahu kamu sangat berdebat dengannya pada
saat rapat osis tempo lalu” Ucap Ms Winda yang membuat Angel diam
“Kamu tahu kan hari ini kita mendapat suatu kejadian
buruk. Bagaimana mungkin ada sebuah tulisan seperti itu di locker shilla. Jadi
apa kamu tahu menahu soal ini?” Tanya Ms Winda kembali
“Maksud Ms Winda apa? Apa Ms Winda menuduh aku yang
melakukannya?” Angel tiba tiba berteriak dan sepertinya ia tidak terima dengan
tuduhan itu
“Bukan begitu. Karena semua bukti mengatakan bahwa ada
orang yang merencanakan ini semua. Dan seperti kita tahu tulisan ini ada di
locker milik Shilla. Dan yang kita tahu juga bahwa orang yang tak terlihat
menyukai shilla adalah kamu Angel” Jelas Ms Winda kembali dengan diakhiri pada
penekanan diakhir kalimatnya itu.
“Tapi Ms Winda bukan gue yang ngelakuin ini semua.
Shill, lo percaya kalo gue yang ngelakuin hal itu ke gue? Shill, lo gak percaya
kan?” Terlihat mata angel sudah mulai berkaca kaca namun Shilla tak bisa
mengeluarkan kalimat apapun ia bingung apakah ia harus percaya atau tidak.
“Ngel, kita semua juga tahu kok waktu lomba ipa kemarin
lo berusaha bikin shilla kalah kan? Ya kita percaya lah pasti lo juga udah
ngerencanain ini” Ucap cakka memberikan sedikit opini
“Kenapa kenapa kalian mencurigai aku seperti ini.
Itukan yang dulu gue gak pernah berulah lagi dengan nya saat ini” Angel
berusaha untuk membantah pendapat dari cakka, suaranya terdengar seperti
sedikit bergetar bahkan ia sudah terlihat menitikkan sedikit air mata.
“Yah mungkin lo saat ini iri sama shilla, secara shilla
dapat pemain utama di pementasan kali ini sedangkan elo, elo cuman sebagai
pemain figuran yang akan menggantikan shilla. Jadi dengan demikian elo
ngerencanain ini supaya elo bisa main kan dan shilla depresi dengan kejadian
tadi, loe tau kan shilla itu takut dengan darah yah mungkin ini alas an elo
ngelakuin ini” Jelas sivia panjang lebar yang membuat shilla mendongakkan
kepalanya kea rah Angel. Shilla tak percaya apabila Angel sampai tega melakukan
hal seperti itu. Ms Winda sepertinya semakin yakin bahwa Angel adalah
pelakunya. Angel masih terdiam isak tangisnya yang hanya terdengar dari
mulutnya itu.
Quotesshivers
Suasana didalam ruang theater saat ini terlihat dingin
hamper seluruh siswa tak ada yang bercanda mereka terlihat begitu serius dalam
menghafal satu demi satu kata kata yang akan mereka ucapkan dalam pementasan
itu.
“Jadi apakah Angel yang melakukannya?” Tanya seorang
siswi disitu rupanya gossip tentang Angel yang dicurigai sebagai pelaku itupun
sudah tersebar. Bahkan mereka tidaklah kaget mendengarnya karena mereka tahu
Shilla dan Angel tak pernah terlihat akrab bahkan Angel selalu ingin terlihat
mengalahkan Shilla disetiap kesempatan. Rio hanya bisa menarik nafas ia melihat
Shilla sejenak tadi setelah dari ruang BK ia disuruh oleh Ms Winda untuk
beristirahat namun Shilla menolak secara halus ia mengatakan bahwa pementasan
tinggal tiga minggu lagi dan itu bukan waktu yang lama. Jika ia terus berdiam
diri maka ia tidak akan bisa melupakan kejadian tadi jadi ia memutuskan untuk
tetap mengikuti latihan seperti biasanya. Rio melihat Shilla terlihat sibuk
dengan kertas yang ada ditangannya itu. Tiba tiba Ms Winda datang dan
mengumumkan sedikit pemberitahuan tentang pementasan itu.
“Baiklah semua kita akan memulai latihan pementasan
kembali Shilla kamu yang akan menjadi gadis hantu itu sudah siap?” Tanya Ms
Winda dan diikuti oleh anggukan Shilla dan sedikit senyum terlihat dari
wajahnya kembali. Rio senang melihat senyum shilla kembali ia merasa nyaman dan
tenang kembali. Disaat mereka sedang serius dalam berlatih terlihat ada darah
dibawah sebuah piano yang terletak diujung theater tersebut. Sontak para murid
yang berada disitu langsung berteriak histeris bahkan lampu didalam ruangan itupun ikut mati. Bagaimana mereka tidak
ketakutan sekali?
“Tenang tenang lampunya sudah menyala kembali” Ucap Ms
Winda yang terlihat mencoba menenangkan beberapa murid yang menjerit tadi.
“Lihat darahnya sudah tak ada lagi” Ucap seorang siswa
yang sadar bahwa darah yang tadi mengalir sudah tak ada lagi.
Ms Winda dibantu oleh Rio dan para siswa lainnya ikut
membantu melihat ke sekeliling piano namun hasilnya nihil. Tak ada tanda tanda
bahwa ada bercak atau noda darah sedikitpun semua lantai dan pinggir
pinggr kaki piano tersebut bersih. Kini
suasana kembali ricuh terlihat Ms Winda memegangi kepalanya sepertinya ia ikut
pusing dengan apa yang dialaminya. Ia tak percaya apakah tadi itu beneran atau
hanya halusinasi dia bahkan seluruh murid yang ada didalam ruangan theater
tersebut.
“Shilla, sudah jam berapa sekarang?” Tanya Ms Winda
kembali
“Jam 7 malam Miss” Ucap shilla
“Baiklah semua hari ini kita akhiri latihan kita disini
besok kita akan berlatih seperti biasanya dan kamu Ify kamu yang akan
menggantikan posisi Angel sementara” Ucap Ms Winda
“Baik Miss” Ucap Ify lantang
Seluruh siswa Nampak senang ketika mereka disuruh
pulang. Shilla langsung berjalan disamping Rio. Rio heran dengan ulah Shilla
namun ia tak berani bertanya pada saat itu dan akhirnya Rio memberanikan diri
bertanya pada shilla saat dalam perjalanan pulang.
“Lo kenapa shill?” Tanya Rio heran
“Oh Yo, gue tadi ngeliat ada cewek dideket piano itu”
Ucap Shilla spontan, Rio kaget mendengar Shilla langsung mengatakannya
“Maksud lo cewek yang rambutnya panjang?” Ucap Rio
“Iya yo, kaya gitu, lo pernah liat juga?” Kini shilla
mencoba bertanya pada Rio
“Iya, kemarin” Ucap Rio datar
“Kenapa lo gak cerita sama gue yo.” Shilla menepis
jawaban Rio
“Karena gue gak mau bikin loe takut shill” Ucap Rio
kemudian ia berhenti dan ia menaruh kedua tangannya di punggung shilla
“Tapi Yo”
“Udah lo tenang aja gue akan selalu ngejaga lo kok” Rio
mengucapkan kata kata yang begitu menusuk Shilla. Shilla terdiam dan ia tak
mampu berbicara. Ia dan Rio kini hanya saling memandang.
Quotesshivers
Shilla terbangun dari tidurnya ia mendengar suara
telephone tengah malam kemudian ia memberanikan diri berjalan keruang bawah
untuk mengangkat telephon itu. Tadinya Shilla berniat untuk tidak mau
mengangkat telephone itu namun karena telephone itu berulang kali bordering
membuatnya merasa tidak nyaman. Ia lantas melangkahkan kakinya ke bawah dan
mengangkat telephone itu.
Kring… Kring… Kring..
“Hallooo…?”
“Halloooo””
Untuk ketiga kalinya telephone itu bordering dan
membuat shilla merasa marah. Ia merasa bahwa ia sedang dikerjain ia tak merasa
dirinya saat ini sedang berulang tahun lantas apa yang membuat orang lain
begitu usil ditengah malam seperti ini.
Kringg.. Kring…
“Hallooo”
Tak ada suara terdengar sedikitpun dari situ hanya ada
suara hembusan angin yang terdengar yang membuat shilla menjadi merinding.
“Halloo, kalo loe nggak mau berbicara gue tutup
telfonya.” Ucap shilla saat ia ingin menutup telfonnya tiba tiba ada samar
samar suara gadis. Suara rintih gadis itu terdengar pelan dan dingin
“Tolong.. Tolong Aku..”
Muka Shilla pucat ia langsung meletakkan gagang
telponya begitu saja. Kini ia merasa ada sesuatu yang aneh sesuatu yang
mengganjal lantas ia hanya bisa melihat depannya berubah menjadi samar samar
dan tak terlihat apapun.
- Quotesshivers
-
“Shill, lo sadar donk shill” Sivia berusaha
membangunkan Shilla. Suara batuk dari kerongkongan shilla terdengar sivia
langsung memeluk shilla dengan erat yang membuat shilla agak kesusahan sedikit
bernafas.
“Vi, lepasin gue. Gue kenapa?” Tanya shilla
“Loe pingsan tadi Shill tadi pagi aku telfon kamu gak
diangkat aku kan khawatir kamu nggak masuk sekolah nggak ngabar ngabarin sih”
Jelas Ify.
“Shill, loe udah gimana?” Tanya Alvin yang datang
bersama Cakka dan diikuti Rio
“Sory agak telat ya jalanan macet” Jelas Cakka sambil
nyengir. Aku hanya bisa tersenyum melihat mereka.
“Loe kenapa sih sampai pingsan semalam?” Tanya Rio.
Shilla memandang Rio dan anggota CRASS lainnya dengan tatapan serius.
“Dia semalam nelon gue” Ucapnya singkat padat namun
jelas membuat anggota CRASS merasa ikut merinding.
“Dia siapa shill?” Tanya Cakka kembali
“Dia itu gadis theater itu” Ucap Shilla kembali
Mereka diam. Mereka saling berpandangan.
“Gue juga guys” Ucap Rio
“Bukan cuman shilla, gadis itu tadi juga nampakin
dirinya lagi kegue untuk kedua kalinya” Jelasnya
“Kayaknya ada yang mau disampaikan gadis itu deh” Ucap
Alvin
“Iya gak mungkin mereka sampai kaya gini ke kalian”
Ucap Sivia
“Jadi apa kita harus mencari tahu ini?” Ucap cakka dan
diikuti oleh lirikan dari Alvin dan sivia
“Ya” Mereka menjawab dengan kompak namun itu membuat
cakka terdiam dan mengerti maksud mereka.
Quotesshivers
Esok harinya sepulang sekolah terlihat Alvin, Cakka dan
Sivia yang masih terlihat didalam perpustakaan sekolah. Yah seharusnya
perpustakaan sekolah sudah ditutup tadi namun mereka tetap meminta agar mereka
diberi ijin untuk mencari buku yang mereka ingin cari.
“Vin, denger deh kalo misalnya kejadian itu sudah 35
tahun lalu itu berarti sekarang kemungkinan pria itu masih hidup donk?” Jelas
Sivia
“Bener Vin, kan dia masih SMA saat 35 tahun lalu itu
artinya si pria saat ini sekitar 50 tahun lah” Ucap Cakka kembali
“Yah setidaknya jika ia masih hidup. Bagaimana jika ia
sudah berada diluar negeri? Atau berada diluar pulau gitu? Sivia kembali
memperjelas opininya
“Yaudah sekarang lo liat aja dulu buku tahun sekitar
35tahun yang lalu siapa tahu ada info tentang dia gitu” Alvin berusaha menjawab
pertanyaan mereka
“Baiklah” Ucap cakka kemudian diikuti oleh Sivia yang
terlihat sibuk melihat lihat buku tahunan.
“Apa yang kalian lakukan disini?” Tiba tiba suara
seorang wanita terdengar didalam ruangan perpustakaan ini
Quotesshivers
“Mr. Jo?” Ucap Cakka dan Alvin Sivia juga ikut menoleh
kea rah Mr Jo itu.
“Iya apa yang kalian lakukan? Apakah kalian anak theater?
Kenapa kalian tidak berlatih dan kenapa kalian disini saat jam segini?” Ucap
Mr. Jo kembali
“Maaf Mr Jo kita bukan bermaksud lancing namun kita
harus mencari tahu hal ini jika tidak teman kami akan selalu diganggu oleh
gadis theater itu?” Ucap Alvin tiba tiba
“Gadis theater? Syila?” Ucap Mr Jo
“Bukan Shilla kami yang kami maksud tapi penunggu
theater itu” Sivia kembali menegaskan
“Yah saya paham dan namanya Syila. SYILA “ Ucap Mr Jo
kembali
“Apa Mr tau tentang hal itu? “ Cakka berusaha untuk
menanyakan hal itu
“Bagaimana yah.” Mr Jo terlihat bingung
“Tolong Mister teman kami dalam bahaya” Pinta Sivia dan
diikuti oleh Alvin dan Cakka yang terlihat memohon untuk diberitahu tentang hal
ini.
“Baiklah. Jadi begini”
- Quotesshivers
-
“Shilla, apa kamu mendengar ucapanku? Shilla?” Ms Winda
kembali berteriak pada Shilla namun Shilla tak seperti mendengarnya. Bahkan ia
berjalan kea rah piano itu tanpa sadar. Rio merasa aneh dengan sikap shilla
tersebut. Rio berjalan mendekati arah Shilla namun seperti ada yang
menghalanginya. Dilihatnya Shilla yang terlihat dengan tatapan kosong kemudia
ia duduk di bangku piano dan memainkan pianonya itu. Rio berusaha mengejar
Shilla dan terus menarik Shilla namun tidak bisa. Ms Winda segera membantu Rio
dan para murid lainnya terlihat cemas mereka bingung. Tiba tiba lampu kembali
mati. Dan saat lampu itu menyala mereka tersadar bahwa Shilla hilang. Rio
menjerit histeris saat mengetahui shilla hilang ia langsung berlari mencari
shilla ke segala penjuru ruang sekolah. Anak anak yang lain mengikutinya dan
membantu untuk berpencar mencari shilla.
-- Quotesshivers
Alvin, dan Cakka langsung berlari saat ia ditelfon oleh
Rio bahwa shilla hilang. Ia meminta agar sivia dan Mr Jo dapat membantunya
disatu sisi lain yang juga penting dan Alvin Cakka akan membantu Rio mencari
sahabatnya itu. Mereka tak mau sahabatnya itu kenapa napa. Sekarang mereka
sangat panic bahkan teramat panic.
“Gue dimana?” Shilla mencoba melihat lebih jelas lagi
kedepan dan ia kaget dengan apa yang ia lihat didepannya.
Seorang gadis yang merupakan siswi dari club
theater yang berambut panjang dan
bermata indah sedang memainkan alunan alunan piano itu. Suara alunan itu sangat
indah bahkan membuat hati merasa nyaman. Namun selang beberapa saat datang
seorang pria membawa sebuah untaian bunga. Ia datang dan langsung memberikan
kejutan pada gadis itu. Gadis yang tadinya terlihat bermain piano kemudian
berlari kecil mendekati pria itu. Ia memeluk pria itu dan pria itu mencium
kening gadis itu dan pria itu memberikan sebuah cincin dan memakaikannya di
jari manis gadis theater itu. Sungguh sangat romantis apa yang dilihatnya saat
ini. Namun samar samar kembali menghalangi pemandangannya kini pandangannya
berubah tak terlihat sangat silau setelah beberapa saat shilla kembali menatap
depannya lagi. Kini pemandangannya tak seperti tadi terlihat ada seorang wanita
tua dan seorang gadis dengan dandanan yang cukup tebal. Ia sedikit mendengar
percakapan wanita tua itu dan gadis yang dandanannya cukup tebal itu. Mereka
berdua seperti memarahi dan beradu mulut dengan gadis itu. Ketika gadis si
tebal dandanan itu berusaha membiusnya gadis theater itu terlihat berusaha untuk melawan
namun ia malah terhempas ke arah depan piano. Tubuh belakangnya terlihat memar
bahkan tangannya sudah mengeluarkan darah. Namun wanita tua itu nampaknya belom
jera ia masih berusaha untuk membius gadis itu namun lagi lagi mereka gagal.
Kini wanita tua itu terlihat sangat marah ia berusaha mencekik gadis theater
itu. Gadis theater itu Nampak sangat sesak nafas dan berusaha mencarai bantuan.
Ia kemudian mencari apa yang bisa ia pakai disekitar itu ada sebuah vas bunga,
kemudian gadis theater itu melemparkannya ke wanita tua itu. Wanita tua itupun
terjatuh namun itu tak membuat si gadis theater itu merasa bebas. Gadis dengan
dandanan yang cukup tebal menatapnya ia mengambil pecahan vas bunga itu dan
menodongnya kepada gadis theater entah apa yang mereka bicarakan disitu
terlihat bahwa gadis theater itu jatuh dan tangannya mengenai keyboard itu
cukup parah tangan tangannya sampai berlumuran darah. Namun gadis dengan
dandanan tebal itu lagi lagi berusaha untuk membunuh gadis theater itu, gadis
theater itu berusaha berdiri untuk menghindar namun cincin terlepas dari jari
manisnya. Cincin itu masuk kedalam piano itu yang membuat gadis theater itu
tidak bisa focus dengan gadis dandanan tebal itu. Tanpa ia sadar ketika ia
hendak meraih cincin tersebut sebuah pecahan vas menusuk perutnya. Ia memegangi
perutnya kemudian ia tak sadarkan diri lagi. Terlihat wanita tua itu sudah
sadar dan melihat gadis dengan dandanan tebal itu menusuknya. Gadis dengan
dandanan tebal itu menangis di pelukan wanita tua itu.
Selang beberapa saat wanita tua itu membopong gadis
theater itu bersama dengan gadis dengan dandanan tebal dengan cepat karena
mereka tak tahu lagi harus membawa kemana maka mereka kembali lagi keruang
theater itu. Gadis dengan dandanan tebal itu melihat ada lantai yang belum
berkeramik dan masih datar maka mereka segera menghancurkan lantai itu kemudian
meletakkan mayat si gadis theater itu. Dan menguburkannya kembali. Mereka
meletakkan piano itu diatasnya agar tak kelihatan bahwa lantai itu sedikit
mengalami perubahan kemiringan. Mereka segera meninggalkan tempat itu dengan
cepat mereka tak sadar bahwa ada yang melihat semua itu.
Shilla diam ketika dia tahu bahwa yang mengetahui
perbuatan ini adalah Ms. Winda. Guru mereka
sendiri. Saat itu ia hanya bisa melihat Ms Winda yang langsung menangis
mukanya sangat pucat dan badannya lemas dan saat itu ia pingsan.
Quotesshivers
“Rio lo ngapain kesini yo” Ucap Alvin
“Nyari shilla lah vin” Rio ngedumel kenapa Alvin
mengajaknya bercanda disaat seperti ni
“Rio kita harus keruang theater kita harus nyelametin
Shilla” Ucap cakka
“Kenapa?” Tanya Rio heran
“Gue nggak bisa jelasin sekarang yang jelas kita harus
nyelametin seseorang disana ” Ucap Alvin dan mereka langsung berlari ke ruang
theater itu.
Quotesshivers
Shilla terdiam diruangan ini ia bingung ia melihat kea
rah sekitarnya tak ada satu orang disana. Tiba tiba ia melihat bahwa ada Ms.
Winda disitu ia terlihat menangis dilantai. Ia berjalan mendekati Ms Winda dan
memeluknya nampaknya Ms Winda sangat terpukul. Ms Winda seperti menyesal karena
ia telah melakukan sesuatu yang salah. Yang seharusnya ia lakukan dari dulu.
Tiba tiba Rio, Alvin dan Cakka datang Shilla yang
melihat mereka langsung berlari dan bahkan tanpa sadar ia memeluk Rio. Ntah apa
yang ada dipikirannya yang jelas ia hanya berlari ke mereka dan spontan memeluk
Rio. Sedangkan Cakka dan Alvin hanya bisa tersenyum melihat Shilla yang tak
kenapa napa. Namun sesaat mereka melihat ada bayangan putih datang dan mendekat
ke Ms Winda. Ms Winda kaget dan sekarang mereka berempat melihat si gadis
theater itu.
“Tolong maafin aku..” Ucap Ms Winda spontan, gadis
theater itu langsung mendekat kea rah Ms. Winda dan memegang rambutnya dengan
kencang serta berusaha memukulkan kepala Winda kearah piano yang ada didekatnya
itu.
Mereka semua kaget, Shilla menangis kencang dan tak mau
melihat itu. Sungguh mengerikan bagaimana saat Winda menangis dan merintih saat
si gadis theater itu mencampakkan Winda beberapa kali ke lantai bahkan winda
seperti sudah tak berdaya lagi. Darah berceceran dilantai. Tubuhnya tergulai
lemas namun ia masih tersadar.
“Maafkan Aku” Ucap Winda kembali
“Kenapa kau melakukan ini semua? Kenapa!” Ucap gadis
theater itu.
“Aku.. A.ku.. sangatlah iri pada..mu” Ucap winda sambil
tertatih ia berusaha untuk bangkit kembali
“Kenapa? Bukankah kita bersahabat?” Ucap gadis theater
itu
“Yah itu dulu. Semenjak kamu mengambil Wisnu dariku aku
sudah tak menganggapmu sebagai sahabat lagi” Ucapnya lagi.
Gadis theater itu marah dan menjambakkan rambut winda
kembali ke lantai sangatlah keras kali ini. Bahkan Shill, Cakka, Rio dan Alvin
mampu mendengar suara rapuhan tulang dari kepala Winda. Namun mereka tak berhak
ikut campur dalam persoalan itu.
“Yah aku memang yang mengatur ini semua aku memanasi
mereka dan mengatakan hal yang tidak tidak tentangmu dan aku yang merencanakan
ini semua dari awal” Jelas Winda langsung. Angin tiba tiba datang dan lagi lagi
tubuh winda terlempar jauh kea rah tembok membuatnya sedikit tak sadar diri.
Saat gadis theater itu ingin melakukan sesuatu lagi tiba tiba ada suara
teriakan.
Quotesshivers
“Tolong hentikan itu semua” Sososk pria berusia sekitar
50 tahun berada disitu. Yah akhirnya Mr Jo mencari pria itu karena ia dulu
pernah mengajar les kepadanya dan pria tua itu pernah menceritakan hal itu
kepada Mr Jo. Sehingga tak sulit untuk menemukan pria tua itu.
Gadis theater itu kini berdiri menatap pria tua yang
dulu menjadi pujaan hatinya itu.. Ia berdiri mendekati pria tua itu.
“Tolong kembalilah ke alammu dan pergilah dengan tenang
aku sudah tau apa yang mereka lakukan terhadapmu. Jadi tolong jangan ganggu
kami” Ucap pria itu. Tiba tiba gadis theater itu bergerak ke belakang dan
menghilang ia sempat menatap shilla sejenak kemudian benar benar menghilang. Dan
Shilla teringat sesuatu hal ia langsung berlari kea rah piano itu dan menemukan
sebuah cincin. Kemudian Mr Jo memanggil polisi dan mereka melakukan penggalian
dibawah lantai piano itu. Shilla memberikan cincin yang ia dapatkan kepada pria
tua itu.
Setelah beberapa jam akhirnya mereka berhasil menemukan
tulang tulang dibawah lantai itu. Cukup sulit untuk menemukan tulang itu
semuanya namun akhirnya mereka dapat menemukannya semuanya lengkap. Pria tua
itu kini menghadap tulang itu. Ia mencari jari jemari diantara tulang tulang
itu. Dibantu oleh Rio yang pintar dalam mengenal jenis jenis tulang akhirnya
mereka menemukan tangan kiri tepatnya jari manis gadis itu. Pria tua itu lalu
memasangkan cincin itu disana. Kemudian mereka mengadakan pemakaman esok
harinya.
Pria tua itu terlihat menangis, ia Nampak shock dengan
apa yang terjadi kemarin. Ia tak menyangka.
Winda saat ini masih dirumah sakit ia masih koma. Karena hal mengerikan
itu pementasan theater dibatalkan dan ruangan theater berusaha untuk dibongkar
agar tidak terjadi korban atau kejadian kejadian lainnya.
Quotesshivers
Shilla masih termenung didalam kelas. Ia masih tak
berfikir bagaimana ia bisa memasuki dalam dunia gadis itu? Apa ada hubungannya
dengannya? Ia masih termenung ketika ada seseorang yang menepuk pundaknya.
“Elo ngel bikin kaget aja” Ucap Shilla sambil mengelus
dadanya
“Sory gue gak bermaksud ngagetin elo, gue boleh duduk
disitu” Ucap Angel
“Duduk aja ngga ada yang ngelarang kok”Ucap Shilla
sambil menggeser tempat duduknya.
“Shill, maafin gue yah gue ngaku selama ini gue salah
ke elo” Tiba tiba angel spontan meminta maaf ke shilla sehingga membuat shilla
kaget dan menatapnya.
“Gue tahu gue gak pantes dimaafin kok” Ucapnya lagi
“Gue..”
“Stop ngel udah ge udah maafin elo kok, lagian elo gak
bersalah kok waktu itu” Jelas Shilla sambil tersenyum
“Thanks ya shill” Ucap Angel
“Gue keluar dulu yah” Ucap shilla tanpa ada respon dari
Angel.
Quotesshivers
Di kantin anak anak CRASS terlihat begitu ceria kembali
wajah mereka sudah tak seperti kemarin, mungkin kemarin merupakan hal yang tak
terlupakan oleh mereka. Ketika anak anak CRASS sedang berkumpul tiba tiba Angel
datang dan memberikan coklat pada shilla. Anak anak CRASS menatap kea rah Angel
dan Shilla bergantian.
“Nih buat lo anggep aja tanda maaf dari gue, maafin gue
ya selama ini bikin lo kesel” Jelas Angel
“Angel berapa kali sih lo minta maaf ke gue, tadi kan
dikelas udah. Gue udah maafin elo kok” Ucap shilla sambil tersenyum dan
mengambil coklat yang ada ditangan Angel yang ia berikan pada Shilla tentunya.
“Dalam kelas? Perasaan dari tadi gue nggak ke kelas elo
deh, lagian gue kan baru ketemu lo sekarang?” Ucapnya kemudian. Shilla terdiam
sejenak begitu juga dengan anak anak CRASS lain.
“Bener shill tadi Angel mint ague nemenin dia beli
coklat buat lo” Sivia mencoba menjelaskan
“Kalo lo baru ketemu gue sekarang trus siapa yang tadi
nemenin gue dikelas?” Shilla mencoba mengucapkan kaata demi kata secara
perlahan.
Mereka semua saling berpandangan. Angin cukup
menghembus permukaan pori pori mereka. Hawanya terasa cukup dingin kemudian
mereka seakan melihat suatu bayangan
lagi.
“AHHHHHHHHHHHHH”
Tunggu Bab selanjutnya yah Shivers!
Ditunggu kritik dan sarannya. @quotesshivers
*)Apabila kita menerima banyak tanggapan dari kalian
maka semakin cepat kami akan memposting cerita cerita kami, jika tidak kami
bisa mempostingnya sampai berminggu bahkan sebulan.
Terimakasih :)
Bagi kalian yang mau baca lewat hape bisa download ebooknya klik disini ->
Atau yang mau download ebook dalam bentuk pdf bisa download klik disini ->
No comments:
Post a Comment