“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan”
“Terkadang apa yang kita harapkan tidak
sesuai dengan kenyataan, tetapi apabila kita mau berusaha maka yakinlah suatu
saat ada jalan lain yang lebih baik lagi”
“Enggak, Enggak boleh”
“Tapi kan kak Shilla pengen
disitu”
“Kakak bilang enggak yah enggak
kamu denger omongan kakak gak sih”
“Kak, kakak harus dengerin shilla
kali ini, ini kan salah satu sekolah favorit shilla, kak boleh ya”
“Enggak kakak gak bakal setuju
dengan usul kamu kali ini”
“Kak..”
“Cukup Shilla kamu mau kamu
menjadi bahan ejekan lagi seperti SMP? Kamu mau mereka selalu mengejek kamu
gitu? Kamu suka terus terusan dihina gini” Ujar rio dengan perasaan marah dan
emosi
“Enggak kak, tapi kalo gak kaya
gini shilla gak akan bisa ngeliat kakak senang. Shilla ingin kakak bangga sama
shilla karena shilla masuk ke sekolah itu dengan beasiswa kak” Ujar Shilla
“Tapi kan bukan sekolah seperti
itu, masih banyak sekolah lainnya Shill” Ujar Rio
“Tapi shilla penginnya yang ini
kak “ Ujar Shilla meninggalkan Rio dan berlari menuju kamar. Rio hanya bisa
terdiam melihat Shilla berlari menuju kamarnya. Rio merasa bersalah namun ia
tetap tidak menyetujui adekknya itu untuk bersekolah disitu.
Tok tok tok…
Suara ketukan pintu terdengar
dari luar, Rio yang mendengarnya segera membukakan pintu tersebut.
“Permisi kak “
∞QuotesShivers∞
“Maaa, ify udah pulang nih” Ucap
ify sambil berteriak kesegala penjuru ruangan untuk memanggil mamanya itu
“
Ify sayang , akhirnya kamu pulang, dari mana saja kamu nak, mama khawatir sama kamu” Ucap Mama ify sambil memeluk anak kesayangannya itu
Ify sayang , akhirnya kamu pulang, dari mana saja kamu nak, mama khawatir sama kamu” Ucap Mama ify sambil memeluk anak kesayangannya itu
“Iya ma, ify janji deh gak akan
bikin mama khawatir lagi” Jawab ify sambil menatap mamanya dengan tersenyum
“Iya tante, ify tadi berkeliaran
ke daerah pinggiran kota itu loh, iya kan vin?” kata cakka kemudian dilanjutkan
oleh anggukan dari Alvin yang langsung duduk di sofa yang terdapat diruang
tengah itu.
“Enggak kok maa, tadi ify Cuma
jalan jalan aja kok” Ujar ify membela diri
Mama ify yang mendengar ucapan
cakka itu hanya tersenyum. Yah ify memang begitu anaknya ia suka dengan hal hal
baru. Jadi mama ify tidak terlalu
terkejut lagi mendengar ucapan cakka barusan.
“Ya udah sekarang kamu makan yah
mama mau nyiapin makan malam dulu buat kalian, pasti kalian udah lapar kan dari
tadi?” Ucap Mama Ify sambil tersenyum pada Ify,Cakka, dan Alvin tentunya
“Iya ma, makasih ya ma” Ucap ify
sambil memeluk erat mamanya itu sekali lagi
Kemudian mereka melanjutkan untuk
menonton dvd untuk hiburan supaya mereka tidak bosen sambil menunggu mama ify
selesai menyiapkan makan malam.
“Ifyyy!!!!!!!!!!!! Akhirnya loe
balik! Gue gak ketemu sama lo seharian udah kaya 1 tahun tahu gak sih” Ujar
seorang cowok yang berambut gondrong yang tiba tiba dating entah darimana
sambil memeluk ify
“Ih Ray apaan sih lo” Ujar ify
jutek sambil berusaha melepaskan pelukannya dari Ray, cowo tersebut
“Iyanih, anak orang itu main
samber aja, Hahaa” Ujar cakka setelah melihat ify jutek karena tingkah laku Ray
padanya.
“Lo dari mana ajasih? Jam segini lo baru dateng” Kata Alvin menyela
pembicaraan mereka
“Iya sorry broooh, tadi gue ada
acara sebentar jadi engga bisa ikut nyari ify, tapi syukurlah ify gak kenapa
napa, iya kan fy? Ada yang luka ga? Atau ada yang lecet? “ Ujar Ray sambil
mengamati ify dengan seksama dan melihat tangan ify apakah ada bagian yang
luka.
“Apaan sih, gue baik baik aja,
udah ya gue capek gue mau mandi dulu” Ujar ify jutek sambil melepaskan Ray
kemudian ia meninggalkan mereka semua yang sedang berada diruang tengah.
“Kenapa sih tuh ify? Perasaan gue
Cuma Tanya doank deh” Ujar Ray yang heran sendiri melihat perilaku ify barusan
“Elo sih, kesel kali dia gara
gara elo asal main peluk aja ke dia” Jawab cakka
“Ya udah deh gue mau minta maaf
besok” Ujar Ray pelan.
Alvin yang melihat itu hanya
diam. Ia tahu bagaimana perasaan Ray kepada Ify. Ray sudah pernah
menceritakannya pada Alvin. Sehingga Alvin mengerti kenapa Ray berbuat begitu
pada Ify. Namun sikap Ray yang menurut Ify itu terlalu berlebihan.Mungkin
inilah yang membuat Ify menjadi kesal padanya.
∞QuotesShivers∞
Sudah 1 jam Sivia duduk menunggu
di sebuah kursi kayu sederhana di sebuah rumah yang sederhana yah sangat
sederhana. Siang sudah berganti malam, Sivia memandangi sebuah foto yang dipajang
di tembok yang terlihat sudah kusam itu. Catnya sudah pudar sehingga
menjadikannya terlihat kusam. Tak terurus.
“Shilla masih gak mau keluar
kamar, kayaknya ia masih ngambek dengan kejadian tadi” Ujar Rio yang datang
dari belakang yang membuat sivia agak terlihat kaget.
“Kalo elo mau ketemu dia mending
besok aja, sekarang situasinya lagi gak enak” Ujar Rio kembali
“Ya udah, gue Cuma mau ngasih ini
aja kok kak” Ujar sivia sambil mengeluarkan selembar formulir dan
menyerahkannya pada Rio
“Buat apa ini?”
“Lihat dulu kak”
Rio kemudian melihat formulir itu
dan membacanya. Matanya seketika membulat. Emosinya mulai terpancing lagi dan
segera meremas kertas itu menjadi sebuah gulungan kertas kecil. Dan
melemparkannya ke lantai yang masih belum berkeramik itu.
“Kakk, kenapa dibuang? Itukan
buat shilla kakkk” Ujar sivia sambil mencoba memungut gulungan itu
“Loe mau ya bikin shilla malu?
Elo mau supaya keluarga kita terus dihina gitu?” Ujar Rio dengan emosi
“Kak, bukannya gitu. Aku Cuma..”
“Stop.. cukup mendingan sekarang
elo keluar deh” Rio menyeret tangan sivia dengan paksa yang membuat sivia tidak
bisa memberontak
“Kak dengerin via dulu”
“Udah gue gak mau dengerin lo,
sekarang mendingan elo pergi deh. Gue tahu kita emang gak sebanding sama elo
tapi gue gak mau adik gue jadi kaya gini semenjak berteman sama elo” Ujar Rio
“Maksud kakak apaan sih, gue
kagak ngerti deh” Sivia kembali memandang Rio yang sedang dikelilingin perasaan
emosi
“Udahlah gue gak mau ngebahas itu
sekarang elo pergi kalo enggak…”
“Kalo engga kenapa kak? “ Ujar
Shilla yang tiba tiba dateng memotong perkataan Rio.
Karena ia mendengar keributan
yang terjadi dirumahnya ia langsung bergegas keluar kamar. Rio yang melihat itu
hanya terdiam. Ia tahu jika ia menjawab maka shilla akan terus diam padanya dan
tidak mau berbicara padanya.
“Vi, elo ngapain kesini? “ Ujar
Shilla melihat sivia didepan pintu rumahnya
“Ini vi, gue cuman mau ngasih loe
formulir ini, tadi bokap gue ngasih 2 formulir ini ke gue. Dan ini buat elo
satu. Tapi kakak elo malah bikin formulir ini jadi kaya gini” Ujar sivia sambil
menyerahkan formulir yang sudah tidak karuan bentuknya.
“Apa apaan sih lo kak, ini kan
formulir buat daftar sekolah shilla kenapa lo jadi bikin gini”
“Ya gue kan udah bilang gue gak
mau elo disitu”
“Kak, bukannya elo yang bilang
yah kalo elo pengen lihat gue bahagia. Dan ini akan bikin bahagia, jadi kakak
jangan egois gini deh” Shilla menyela pembicaraan Rio dengan marah marah.
Rio spontan kaget melihat Shilla
yang marah marah hanya karena masalah ini. Rio diam. Ia bingung harus
bagaimana. Ia memang ingin melihat shilla bahagia. Tapi Rio sekarang bingung.
Ia hanya memandang kearah shilla kemudian ia langsung pergi keluar. Ia tak mau
mencoba berbicara pada adiknya itu.Situasi sekarang memang sudah tidak bersahabat.
Mungkin udara malam hari cocok untuknya. Untuk memberikan sedikit ketenangan
pada pikirannya saat ini.
“Shill, elo gak seharusnya
ngomong gitu ke kak Rio” Ujar sivia menenangkan Shilla
“Tapi Vi..”
“Udah sekarang loe istirahat aja.
Loe tenangin diri lo. Mungkin lo butuh istirahat” Ujar sivia
“Tapi besok kita jadi kan daftar
bareng?” Shilla bertanya sambil memandangi muka sivia yang terlihat bingung
untuk menjawab pertanyaannya. Sivia hanya tersenyum melihat shilla. Kemudian ia
berpamitan untuk pulang.
BERSAMBUNG…
Kritik
dan saran boleh mention ke @Quotesshivers kok ;)
No comments:
Post a Comment