Tuesday, July 23, 2013

“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan - Part 3”


“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan”
Part 3

 “Terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, tetapi apabila kita mau berusaha maka yakinlah suatu saat ada jalan lain yang lebih baik lagi”
 “Enggak, Enggak boleh”
“Tapi kan kak Shilla pengen disitu”
“Kakak bilang enggak yah enggak kamu denger omongan kakak gak sih”
“Kak, kakak harus dengerin shilla kali ini, ini kan salah satu sekolah favorit shilla, kak boleh ya”
“Enggak kakak gak bakal setuju dengan usul kamu kali ini”
“Kak..”
“Cukup Shilla kamu mau kamu menjadi bahan ejekan lagi seperti SMP? Kamu mau mereka selalu mengejek kamu gitu? Kamu suka terus terusan dihina gini” Ujar rio dengan perasaan marah dan emosi
“Enggak kak, tapi kalo gak kaya gini shilla gak akan bisa ngeliat kakak senang. Shilla ingin kakak bangga sama shilla karena shilla masuk ke sekolah itu dengan beasiswa kak” Ujar Shilla
“Tapi kan bukan sekolah seperti itu, masih banyak sekolah lainnya Shill” Ujar Rio
“Tapi shilla penginnya yang ini kak “ Ujar Shilla meninggalkan Rio dan berlari menuju kamar. Rio hanya bisa terdiam melihat Shilla berlari menuju kamarnya. Rio merasa bersalah namun ia tetap tidak menyetujui adekknya itu untuk bersekolah disitu.
Tok tok tok…
Suara ketukan pintu terdengar dari luar, Rio yang mendengarnya segera membukakan pintu tersebut.
“Permisi kak “
“Elo? Mo ngapain lo kesini? “
∞QuotesShivers∞
“Maaa, ify udah pulang nih” Ucap ify sambil berteriak kesegala penjuru ruangan untuk memanggil mamanya itu

Ify sayang , akhirnya kamu pulang, dari mana saja kamu nak, mama khawatir sama kamu” Ucap Mama ify sambil memeluk anak kesayangannya itu
“Iya ma, ify janji deh gak akan bikin mama khawatir lagi” Jawab ify sambil menatap mamanya dengan tersenyum
“Iya tante, ify tadi berkeliaran ke daerah pinggiran kota itu loh, iya kan vin?” kata cakka kemudian dilanjutkan oleh anggukan dari Alvin yang langsung duduk di sofa yang terdapat diruang tengah itu.
“Enggak kok maa, tadi ify Cuma jalan jalan aja kok” Ujar ify membela diri
Mama ify yang mendengar ucapan cakka itu hanya tersenyum. Yah ify memang begitu anaknya ia suka dengan hal hal baru.  Jadi mama ify tidak terlalu terkejut lagi mendengar ucapan cakka barusan.
“Ya udah sekarang kamu makan yah mama mau nyiapin makan malam dulu buat kalian, pasti kalian udah lapar kan dari tadi?” Ucap Mama Ify sambil tersenyum pada Ify,Cakka, dan Alvin tentunya
“Iya ma, makasih ya ma” Ucap ify sambil memeluk erat mamanya itu sekali lagi
Kemudian mereka melanjutkan untuk menonton dvd untuk hiburan supaya mereka tidak bosen sambil menunggu mama ify selesai menyiapkan makan malam.
“Ifyyy!!!!!!!!!!!! Akhirnya loe balik! Gue gak ketemu sama lo seharian udah kaya 1 tahun tahu gak sih” Ujar seorang cowok yang berambut gondrong yang tiba tiba dating entah darimana sambil memeluk ify
“Ih Ray apaan sih lo” Ujar ify jutek sambil berusaha melepaskan pelukannya dari Ray, cowo tersebut
“Iyanih, anak orang itu main samber aja, Hahaa” Ujar cakka setelah melihat ify jutek karena tingkah laku Ray padanya.
“Lo dari mana ajasih?  Jam segini lo baru dateng” Kata Alvin menyela pembicaraan mereka
“Iya sorry broooh, tadi gue ada acara sebentar jadi engga bisa ikut nyari ify, tapi syukurlah ify gak kenapa napa, iya kan fy? Ada yang luka ga? Atau ada yang lecet? “ Ujar Ray sambil mengamati ify dengan seksama dan melihat tangan ify apakah ada bagian yang luka. 
“Apaan sih, gue baik baik aja, udah ya gue capek gue mau mandi dulu” Ujar ify jutek sambil melepaskan Ray kemudian ia meninggalkan mereka semua yang sedang berada diruang tengah.
“Kenapa sih tuh ify? Perasaan gue Cuma Tanya doank deh” Ujar Ray yang heran sendiri melihat perilaku ify barusan
“Elo sih, kesel kali dia gara gara elo asal main peluk aja ke dia” Jawab cakka
“Ya udah deh gue mau minta maaf besok” Ujar Ray pelan.
Alvin yang melihat itu hanya diam. Ia tahu bagaimana perasaan Ray kepada Ify. Ray sudah pernah menceritakannya pada Alvin. Sehingga Alvin mengerti kenapa Ray berbuat begitu pada Ify. Namun sikap Ray yang menurut Ify itu terlalu berlebihan.Mungkin inilah yang membuat Ify menjadi kesal padanya.
∞QuotesShivers∞
Sudah 1 jam Sivia duduk menunggu di sebuah kursi kayu sederhana di sebuah rumah yang sederhana yah sangat sederhana. Siang sudah berganti malam, Sivia memandangi sebuah foto yang dipajang di tembok yang terlihat sudah kusam itu. Catnya sudah pudar sehingga menjadikannya terlihat kusam. Tak terurus.
“Shilla masih gak mau keluar kamar, kayaknya ia masih ngambek dengan kejadian tadi” Ujar Rio yang datang dari belakang yang membuat sivia agak terlihat kaget.
“Kalo elo mau ketemu dia mending besok aja, sekarang situasinya lagi gak enak” Ujar Rio kembali
“Ya udah, gue Cuma mau ngasih ini aja kok kak” Ujar sivia sambil mengeluarkan selembar formulir dan menyerahkannya pada Rio
“Buat apa ini?”
“Lihat dulu kak”
Rio kemudian melihat formulir itu dan membacanya. Matanya seketika membulat. Emosinya mulai terpancing lagi dan segera meremas kertas itu menjadi sebuah gulungan kertas kecil. Dan melemparkannya ke lantai yang masih belum berkeramik itu.
“Kakk, kenapa dibuang? Itukan buat shilla kakkk” Ujar sivia sambil mencoba memungut gulungan itu
“Loe mau ya bikin shilla malu? Elo mau supaya keluarga kita terus dihina gitu?” Ujar Rio dengan emosi
“Kak, bukannya gitu. Aku Cuma..”
“Stop.. cukup mendingan sekarang elo keluar deh” Rio menyeret tangan sivia dengan paksa yang membuat sivia tidak bisa memberontak
“Kak dengerin via dulu”
“Udah gue gak mau dengerin lo, sekarang mendingan elo pergi deh. Gue tahu kita emang gak sebanding sama elo tapi gue gak mau adik gue jadi kaya gini semenjak berteman sama elo” Ujar Rio
“Maksud kakak apaan sih, gue kagak ngerti deh” Sivia kembali memandang Rio yang sedang dikelilingin perasaan emosi
“Udahlah gue gak mau ngebahas itu sekarang elo pergi kalo enggak…”
“Kalo engga kenapa kak? “ Ujar Shilla yang tiba tiba dateng memotong perkataan Rio.
Karena ia mendengar keributan yang terjadi dirumahnya ia langsung bergegas keluar kamar. Rio yang melihat itu hanya terdiam. Ia tahu jika ia menjawab maka shilla akan terus diam padanya dan tidak mau berbicara padanya.
“Vi, elo ngapain kesini? “ Ujar Shilla melihat sivia didepan pintu rumahnya
“Ini vi, gue cuman mau ngasih loe formulir ini, tadi bokap gue ngasih 2 formulir ini ke gue. Dan ini buat elo satu. Tapi kakak elo malah bikin formulir ini jadi kaya gini” Ujar sivia sambil menyerahkan formulir yang sudah tidak karuan bentuknya.
“Apa apaan sih lo kak, ini kan formulir buat daftar sekolah shilla kenapa lo jadi bikin gini”
“Ya gue kan udah bilang gue gak mau elo disitu”
“Kak, bukannya elo yang bilang yah kalo elo pengen lihat gue bahagia. Dan ini akan bikin bahagia, jadi kakak jangan egois gini deh” Shilla menyela pembicaraan Rio dengan marah marah.
Rio spontan kaget melihat Shilla yang marah marah hanya karena masalah ini. Rio diam. Ia bingung harus bagaimana. Ia memang ingin melihat shilla bahagia. Tapi Rio sekarang bingung. Ia hanya memandang kearah shilla kemudian ia langsung pergi keluar. Ia tak mau mencoba berbicara pada adiknya itu.Situasi sekarang memang sudah tidak bersahabat. Mungkin udara malam hari cocok untuknya. Untuk memberikan sedikit ketenangan pada pikirannya saat ini.
“Shill, elo gak seharusnya ngomong gitu ke kak Rio” Ujar sivia menenangkan Shilla
“Tapi Vi..”
“Udah sekarang loe istirahat aja. Loe tenangin diri lo. Mungkin lo butuh istirahat” Ujar sivia
“Tapi besok kita jadi kan daftar bareng?” Shilla bertanya sambil memandangi muka sivia yang terlihat bingung untuk menjawab pertanyaannya. Sivia hanya tersenyum melihat shilla. Kemudian ia berpamitan untuk pulang.
BERSAMBUNG…
Kritik dan saran boleh mention ke @Quotesshivers kok ;)



No comments:

Post a Comment