“Antara
Cinta, Materi dan Pengorbanan”
Ketika semua orang menanti akan
datangnya suatu cinta mereka berharap sosok cinta yang akan menghampiri mereka
adalah sosok yang mereka dambakan selama ini. Namun ketika cinta itu datang
tiba tiba apakah mereka akan bisa mendapatkannya. Tidaklah mudah untuk
mendapatkan sosok sempurna yang akan dijadikan sebagai pendamping hidup kita.
Brukk..
“Sory tadi gue kagak ngeliat tadi
gue buru buru sorry yah” Ujar sesosok pria sambil mencoba memungut buku yang
terjatuh dari genggaman seorang gadis
“ Iya gapapa kok” Ujar gadis itu sambil memungut beberapa buku
yang masih terlihat berantakan di lantai itu. Ketika dia hendak mengambil satu
buku yang tersisa tangannya dan tangan pria tersebut pun bersentuhan. Sehingga
mereka berdua reflex menjadi salah tingkah. Dan mereka sontak menarik tangan
mereka itu. Diam dan mencoba mengatur nafas mereka kembali. Shilla kemudian
mengambil buku itu langsung setelah pria itu mencoba berdiri.
“Sory yah gue gak sengaja sini gue
bantuin lo berdiri” Ucap pria tersebut sambil mengulurkan tangannya. Gadis
tersebut pun hanya membalas uluran tangan pria tersebut. Dan dia berdiri
disamping pria tersebut.
“Iya gapapa kok” Ucapnya sambil
memandang kea rah lain
“Eh elo yang waktu itu diparkiran
kan?”
“Yang waktu itu berantem sama
Alvin” Sambung pria tersebut yang membuat gadis itu kaget dan memandang pria
tersebut.
“Iya bener, ternyata elo masih
inget ya sama gue. Kirain udah lupa” Ucapnya sambil melihat pria itu
“Hehe abis muka loe nggak bisa
terlupakan sih” Canda pria tersebut yang membuat gadis itu tersenyum
“Iya gue ngerti deh tampang gue
kan jelek wajarlah loe inget apalagi gue
disitu lagi marah marah tambah deh 360 derajat kejelekan gue” Ujarnya sembari
tertawa pada pria itu dan pria itupun ikut tertawa mendengarnya.
“Kata siapa loe jelek? Loe nggak
jelek kok. Nggak ada perempuan yang jelek. Semua perempuan itu cantik.
Kecantikan mereka itu berbeda satu sama lain tergantung bagaimana kamu bisa
melihatkan kecantikan lahir dan batinmu pada orang lain. Termasuk kamu. Kamu
itu cantik kok menurut aku” Ucap pria itu secara spontan yang membuat wajah
gadis itu menjadi merah. Ia sangatlah tersipu malu mendengar pria itu berkata
barusan. Ia belom pernah dipuji sebelumnya oleh orang lain kecuali oleh
kakaknya sendiri.
“Halah elo pasti bohong kan?
Hahahaaa” Gadis itu mencoba membalas perkataan Pria tersebut. Namun pria itu
lagi lagi hanya tersenyum mendengar perkataan gadis itu.
“ Nggak kok, gue akan selalu
jujur dengan apa yang gue lihat. Elo lihat mata gue seperti berbohong gitu?
Atau elo lihat mulut gue terlihat seperti mengucapkan hal yang bohong?” Ucapnya
sembari menatap gadis itu. Gadis itu seperti tersihir oleh pesona pria
tersebut. Ia speechless tak tahu lagi harus berkata apa. Bengong dan diam
mungkin itulah gambaran untuk dirinya saat ini. Namun ia tak bisa menghindari
jika tiba tiba ada suatu rasa yang mengendap dan muncul secara perlahan di
hatinya tersebut.
“Kok diem sih?” Pria tersebut
masih memandangi shilla dengan tanda Tanya
“Hahaha anu ini kok anu” Jawab
gadis itu tak karuan. Pria tersebut hanya tertawa melihat gadis itu gugup.
“Hahaha elo lucu deh, ternyata
elo yang kemarin marah marah bisa ngelawak juga kaya gini yah” Ucap pria
tersebut sambil tertawa
“Haha apaan sih lo, itu bukan
lawakan tahu” Ucapnya dengan memanyunkan bibirnya
“Tuh kan elo manyun lagi jadi
tambah lucu deh” Ucap pria itu refleks memegang kedua pipi gadis tersebut yang
membuat hati gadis tersebut tak karuan. Detakannya sangat sangat sangatlah
terasa.
“Apaan sih pegang pegang” Ucapnya
berusaha agar tidak terbawa suasana. Walaupun ia tadi sangat menikmati moment
saat pria tersebut mencoba memegang pipinya yang berusaha membuat pipinya
seakan gembul.
“Iya sorry ya, tadi gak sadar.
Hehe nama loe siapa yah? Gue lupa?” Ucapnya kembali
“Shilla, elo?”
“Cakka”
Mereka diam bingung harus berkata
apa kembali. Cakka kembali melihat jam di tangannya.
“Shill, gue pergi dulu deh sorry
ya soal yang tadi”
“Iya gapapa kok”
“Shill..”
“Apa?”
“Lain kali gue bisa ngomong lebih
nggak ke elo?”
“Maksudnya?” Shilla tak paham
dengan ucapan cakka barusan
“Nggak apa apa kok, hehe cuman
bercanda” Ucap cakka sedikit kecewa. Ia pun pergi meninggalkan Shilla. Ia
sedang ditunggu oleh sahabatnya. Ingin rasanya ia mengobrol lebih lanjut lagi
dengan Shilla. Baginya Shilla sosok gadis yang unik yang belom pernah ia jumpai
sebelumnya. Ia pun kembali menolehkan pandangannya pada Shilla. Shilla pun
menolehkan pandangannya pada cakka. Mata mereka kembali bertemu. Ada suatu
perasaan yang terjadi pada mereka. Sepertinya Cupid sedang melancarkan aksinya
atau ini semua adalah takdir. Sebuah rasa yang tiba tiba muncul membuat wajah
mereka memerah detak jantung mereka kembali berdetak. Cepat dan mendebarkan.
Apakah ini yang dinamakan cinta datang
tiba tiba itu. Entahlah.
∞QuotesShivers∞
“Ray bisa diem nggak sih, dari
tadi lo mondar mandir mulu”
“Gimana gue bisa diem fy, cakka
belom datang juga padahal diakan tahu kalo kita bakalan tampil sebentar lagi”
Ucap Ray sambil melirik ke arah Ify dan kearah jam yang terletak disebuah café
itu.
“Gue yakin kok bentar lagi Cakka
juga datang”
“Semoga deh” Ucap Ray
“Ya ampun kka, loe buruan dateng
donk udah Alvin gak bisa datang elo juga mau ditaruh dimana muka gue. Nggak
mungkin kan gue nyanyi bareng sama Ify? Duet gitu? Yang ada gue malah nggak
bisa ngomong kka” Batin Ray sambil mondar mandir di belakang café tersebut.
Cakka, Ray dan Ify mereka sering
nyanyi di café milik Mama Ray. Mama Ray sangat senang apabila mereka
menunjukkan bakat mereka disini. Alvin pun juga sering ikut menemani mereka
namun ia lebih senang jika melihat pertunjukan mereka tanpa ia harus ikut
menyanyi bersama mereka. Karena Alvin menganggap suaranya tidak cocok untuk
dipadukan dengan mereka. Oleh karena itu ia lebih sering menolak untuk ikut
bernyanyi dan hanya menjadi penonton mereka saja. Namun mereka tidak pernah
memaksa Alvin mereka tetap saling mendukung satu sama lain.
“Sorry gue telat” Ucap Cakka
dengan ngos ngosan
“Iya nggak apa apa, elo abis
darimana sih kka? Tega amat lo liat gue berduaan sama dia” Ucap ify sembari
menunjuk ke Ray. Ray hanya bisa cengengesan mendengarnya.
“Iya sorry yah tadi kejebak macet
dijalan, yaudah kita nyanyi sekarang aja yuk” Ucap cakka kemudian ia mengambil
sebuah gitar yang terletak disudut ruangan
“Oke, gue kasih tau ke nyokap gue
dulu kalo kita udah siap” Ucap Ray dengan dijawab oleh anggukan cakka dan Ify
∞QuotesShivers∞
Ditempat lain, terlihat Sivia
masih memainkan bonekanya sambil berguling guling diatas tempat tidur. Ia masih
tidak percaya akan suatu kabar yang ia dengar hari ini. Ia mencoba untuk
mencubit pipinya berkali kali untuk memastikan bahwa ia sedang tidak bermimpi.
Namun sesering apapun cubitan itu dia lakukan rasanya tetap sama. Sakit. Ia
kembali melihat langit langit kamarnya membayangkan kembali hal tersebut.
“Vi, elo malam minggu besok ada acara nggak?”
Ujar Shilla ketika mereka sedang berjalan pulang sekolah
“Nggak kok Shill, kenapa elo mo ngajakin gue
main?” Balas Sivia
“Bukan gue, tapi kakak gue”
“Maksud lo shill?” Tanya sivia heran
“Kak Rio nyuruh gue ngomong ke elo besok sabtu
dia ngajak lo keluar, elo bisa nggak? ” Tanya Shilla pada sivia.
“Rio ngajak gue keluar gitu? Malam minggu?”
Ucap Sivia kembali disertai anggukan jawaban dari Shilla
Sivia memberhentikan langkahnya ia mencubit
pipinya. Ia berfikir apakah ini hanya mimpi. Ia mencoba menanyakan kembali pada
Shilla berkali kali dan ia masih tidak percaya.
“Elo bisa kan?” Tanya Shilla kembali
“Bisa. Bisa banget malah” Ucap sivia sambil
tersenyum lebar. Shilla ikut tersenyum melihat sivia yang seperti sedang
merasakan bahagia. Mungkin perasaan Sivia sama seperti perasaannya kepada Cakka
tadi. Lagipula Shilla tahu kalo Sivia sangat menyukai Kakaknya itu sejak mereka
bertemu. Sivia sering menanyakan Rio pada Shilla bahkan Sivia tidak tanggung
untuk membawakan makanan jika dia mengetahui bahwa Shilla dan Rio belum makan.
Sahabatnya ini terlalu peduli padanya dan Rio. Ia mungkin tidak keberatan jika
suatu saat Kakaknya dan Sahabatnya itu akan menjalin sebuah hubungan. Shilla
yakin Sivia pasti bisa membahagiakan kakaknya tersebut.
“Elo tau
kan elo cewek pertama yang diajak kak Rio jalan” Ucap Shilla sembari memberikan
kode untuk Sivia. Muka sivia sekarang terlihat memerah ia tak percaya dengan
semua ini.
“Apaan sih lo Shill jangan tambah bikin gue
malu deh” Ucapnya sambil salah tingkah. Terlihat kembali wajah merah sahabatnya
tersebut dan senyuman yang terpancar darinya itu
“Apakah ini jawaban dari penantian cinta gue
selama ini” Batin Sivia sambil tersenyum pada Shilla. Kemudia ia melihat kea
rah langit sore. Rasanya ia ingin cepat cepat ke hari pertemuan itu akan
terjadi.
Sivia masih terus berguling guling diatas
tempat tidurnya Ia tidak peduli dengan suara teriakan mamanya yang menyuruhnya
untuk tidak rebut. Namun Sivia masih ingin tetap menikmati perasaan ini.
Perasaan yang membuatnya sangatlah senang. Perasaan yang selalu membuat jantung
berdetak, berdetak dan berdetak lebih kencang lagi. Kemudian ia beranjak dan
mencari sesuatu dari laci mejanya. Ketika ia menemukan apa yang ia cari ia
tersenyum kembali. Dan menatap sebuah foto yang sudah ia bingkai bagus dan
memandanginya sambil tersenyum. Dan memeluk foto tersebut dengan erat.
“Gue akan tetap disini menunggu kepastian akan
penantian cinta gue selama ini ke elo”
BERSAMBUNG…
Kritik
dan saran boleh mention ke @Quotesshivers kok ;)
No comments:
Post a Comment