Thursday, July 25, 2013

“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan - Part 8”


“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan”
Part 8
Ketika semua orang menanti akan datangnya suatu cinta mereka berharap sosok cinta yang akan menghampiri mereka adalah sosok yang mereka dambakan selama ini. Namun ketika cinta itu datang tiba tiba apakah mereka akan bisa mendapatkannya. Tidaklah mudah untuk mendapatkan sosok sempurna yang akan dijadikan sebagai pendamping hidup kita.
Brukk..
“Sory tadi gue kagak ngeliat tadi gue buru buru sorry yah” Ujar sesosok pria sambil mencoba memungut buku yang terjatuh dari genggaman seorang gadis
“ Iya gapapa kok”  Ujar gadis itu sambil memungut beberapa buku yang masih terlihat berantakan di lantai itu. Ketika dia hendak mengambil satu buku yang tersisa tangannya dan tangan pria tersebut pun bersentuhan. Sehingga mereka berdua reflex menjadi salah tingkah. Dan mereka sontak menarik tangan mereka itu. Diam dan mencoba mengatur nafas mereka kembali. Shilla kemudian mengambil buku itu langsung setelah pria itu mencoba berdiri.
“Sory yah gue gak sengaja sini gue bantuin lo berdiri” Ucap pria tersebut sambil mengulurkan tangannya. Gadis tersebut pun hanya membalas uluran tangan pria tersebut. Dan dia berdiri disamping pria tersebut.
“Iya gapapa kok” Ucapnya sambil memandang kea rah lain
“Eh elo yang waktu itu diparkiran kan?”
“Yang waktu itu berantem sama Alvin” Sambung pria tersebut yang membuat gadis itu kaget dan memandang pria tersebut.
“Iya bener, ternyata elo masih inget ya sama gue. Kirain udah lupa” Ucapnya sambil melihat pria itu
“Hehe abis muka loe nggak bisa terlupakan sih” Canda pria tersebut yang membuat gadis itu tersenyum
“Iya gue ngerti deh tampang gue kan jelek wajarlah loe  inget apalagi gue disitu lagi marah marah tambah deh 360 derajat kejelekan gue” Ujarnya sembari tertawa pada pria itu dan pria itupun ikut tertawa mendengarnya.
“Kata siapa loe jelek? Loe nggak jelek kok. Nggak ada perempuan yang jelek. Semua perempuan itu cantik. Kecantikan mereka itu berbeda satu sama lain tergantung bagaimana kamu bisa melihatkan kecantikan lahir dan batinmu pada orang lain. Termasuk kamu. Kamu itu cantik kok menurut aku” Ucap pria itu secara spontan yang membuat wajah gadis itu menjadi merah. Ia sangatlah tersipu malu mendengar pria itu berkata barusan. Ia belom pernah dipuji sebelumnya oleh orang lain kecuali oleh kakaknya sendiri.
“Halah elo pasti bohong kan? Hahahaaa” Gadis itu mencoba membalas perkataan Pria tersebut. Namun pria itu lagi lagi hanya tersenyum mendengar perkataan gadis itu.


“ Nggak kok, gue akan selalu jujur dengan apa yang gue lihat. Elo lihat mata gue seperti berbohong gitu? Atau elo lihat mulut gue terlihat seperti mengucapkan hal yang bohong?” Ucapnya sembari menatap gadis itu. Gadis itu seperti tersihir oleh pesona pria tersebut. Ia speechless tak tahu lagi harus berkata apa. Bengong dan diam mungkin itulah gambaran untuk dirinya saat ini. Namun ia tak bisa menghindari jika tiba tiba ada suatu rasa yang mengendap dan muncul secara perlahan di hatinya tersebut.
“Kok diem sih?” Pria tersebut masih memandangi shilla dengan tanda Tanya
“Hahaha anu ini kok anu” Jawab gadis itu tak karuan. Pria tersebut hanya tertawa melihat gadis itu gugup.
“Hahaha elo lucu deh, ternyata elo yang kemarin marah marah bisa ngelawak juga kaya gini yah” Ucap pria tersebut sambil tertawa
“Haha apaan sih lo, itu bukan lawakan tahu” Ucapnya dengan memanyunkan bibirnya
“Tuh kan elo manyun lagi jadi tambah lucu deh” Ucap pria itu refleks memegang kedua pipi gadis tersebut yang membuat hati gadis tersebut tak karuan. Detakannya sangat sangat sangatlah terasa.
“Apaan sih pegang pegang” Ucapnya berusaha agar tidak terbawa suasana. Walaupun ia tadi sangat menikmati moment saat pria tersebut mencoba memegang pipinya yang berusaha membuat pipinya seakan gembul.
“Iya sorry ya, tadi gak sadar. Hehe nama loe siapa yah? Gue lupa?” Ucapnya kembali
“Shilla, elo?”
“Cakka”
Mereka diam bingung harus berkata apa kembali. Cakka kembali melihat jam di tangannya.
“Shill, gue pergi dulu deh sorry ya soal yang tadi”
“Iya gapapa kok”
“Shill..”
“Apa?”
“Lain kali gue bisa ngomong lebih nggak ke elo?”
“Maksudnya?” Shilla tak paham dengan ucapan cakka barusan
“Nggak apa apa kok, hehe cuman bercanda” Ucap cakka sedikit kecewa. Ia pun pergi meninggalkan Shilla. Ia sedang ditunggu oleh sahabatnya. Ingin rasanya ia mengobrol lebih lanjut lagi dengan Shilla. Baginya Shilla sosok gadis yang unik yang belom pernah ia jumpai sebelumnya. Ia pun kembali menolehkan pandangannya pada Shilla. Shilla pun menolehkan pandangannya pada cakka. Mata mereka kembali bertemu. Ada suatu perasaan yang terjadi pada mereka. Sepertinya Cupid sedang melancarkan aksinya atau ini semua adalah takdir. Sebuah rasa yang tiba tiba muncul membuat wajah mereka memerah detak jantung mereka kembali berdetak. Cepat dan mendebarkan. Apakah ini  yang dinamakan cinta datang tiba tiba itu. Entahlah.
∞QuotesShivers∞
“Ray bisa diem nggak sih, dari tadi lo mondar mandir mulu”
“Gimana gue bisa diem fy, cakka belom datang juga padahal diakan tahu kalo kita bakalan tampil sebentar lagi” Ucap Ray sambil melirik ke arah Ify dan kearah jam yang terletak disebuah café itu.
“Gue yakin kok bentar lagi Cakka juga datang”
“Semoga deh” Ucap Ray
“Ya ampun kka, loe buruan dateng donk udah Alvin gak bisa datang elo juga mau ditaruh dimana muka gue. Nggak mungkin kan gue nyanyi bareng sama Ify? Duet gitu? Yang ada gue malah nggak bisa ngomong kka” Batin Ray sambil mondar mandir di belakang café tersebut.
Cakka, Ray dan Ify mereka sering nyanyi di café milik Mama Ray. Mama Ray sangat senang apabila mereka menunjukkan bakat mereka disini. Alvin pun juga sering ikut menemani mereka namun ia lebih senang jika melihat pertunjukan mereka tanpa ia harus ikut menyanyi bersama mereka. Karena Alvin menganggap suaranya tidak cocok untuk dipadukan dengan mereka. Oleh karena itu ia lebih sering menolak untuk ikut bernyanyi dan hanya menjadi penonton mereka saja. Namun mereka tidak pernah memaksa Alvin mereka tetap saling mendukung satu sama lain.
“Sorry gue telat” Ucap Cakka dengan ngos ngosan
“Iya nggak apa apa, elo abis darimana sih kka? Tega amat lo liat gue berduaan sama dia” Ucap ify sembari menunjuk ke Ray. Ray hanya bisa cengengesan mendengarnya.
“Iya sorry yah tadi kejebak macet dijalan, yaudah kita nyanyi sekarang aja yuk” Ucap cakka kemudian ia mengambil sebuah gitar yang terletak disudut ruangan
“Oke, gue kasih tau ke nyokap gue dulu kalo kita udah siap” Ucap Ray dengan dijawab oleh anggukan cakka dan Ify
∞QuotesShivers∞
Ditempat lain, terlihat Sivia masih memainkan bonekanya sambil berguling guling diatas tempat tidur. Ia masih tidak percaya akan suatu kabar yang ia dengar hari ini. Ia mencoba untuk mencubit pipinya berkali kali untuk memastikan bahwa ia sedang tidak bermimpi. Namun sesering apapun cubitan itu dia lakukan rasanya tetap sama. Sakit. Ia kembali melihat langit langit kamarnya membayangkan kembali hal tersebut.
“Vi, elo malam minggu besok ada acara nggak?” Ujar Shilla ketika mereka sedang berjalan pulang sekolah
“Nggak kok Shill, kenapa elo mo ngajakin gue main?” Balas Sivia
“Bukan gue, tapi kakak gue”
“Maksud lo shill?” Tanya sivia heran
“Kak Rio nyuruh gue ngomong ke elo besok sabtu dia ngajak lo keluar, elo bisa nggak? ” Tanya Shilla pada sivia.
“Rio ngajak gue keluar gitu? Malam minggu?” Ucap Sivia kembali disertai anggukan jawaban dari Shilla
Sivia memberhentikan langkahnya ia mencubit pipinya. Ia berfikir apakah ini hanya mimpi. Ia mencoba menanyakan kembali pada Shilla berkali kali dan ia masih tidak percaya.
“Elo bisa kan?” Tanya Shilla kembali
“Bisa. Bisa banget malah” Ucap sivia sambil tersenyum lebar. Shilla ikut tersenyum melihat sivia yang seperti sedang merasakan bahagia. Mungkin perasaan Sivia sama seperti perasaannya kepada Cakka tadi. Lagipula Shilla tahu kalo Sivia sangat menyukai Kakaknya itu sejak mereka bertemu. Sivia sering menanyakan Rio pada Shilla bahkan Sivia tidak tanggung untuk membawakan makanan jika dia mengetahui bahwa Shilla dan Rio belum makan. Sahabatnya ini terlalu peduli padanya dan Rio. Ia mungkin tidak keberatan jika suatu saat Kakaknya dan Sahabatnya itu akan menjalin sebuah hubungan. Shilla yakin Sivia pasti bisa membahagiakan kakaknya tersebut.
 “Elo tau kan elo cewek pertama yang diajak kak Rio jalan” Ucap Shilla sembari memberikan kode untuk Sivia. Muka sivia sekarang terlihat memerah ia tak percaya dengan semua ini.
“Apaan sih lo Shill jangan tambah bikin gue malu deh” Ucapnya sambil salah tingkah. Terlihat kembali wajah merah sahabatnya tersebut dan senyuman yang terpancar darinya itu
“Apakah ini jawaban dari penantian cinta gue selama ini” Batin Sivia sambil tersenyum pada Shilla. Kemudia ia melihat kea rah langit sore. Rasanya ia ingin cepat cepat ke hari pertemuan itu akan terjadi.
Sivia masih terus berguling guling diatas tempat tidurnya Ia tidak peduli dengan suara teriakan mamanya yang menyuruhnya untuk tidak rebut. Namun Sivia masih ingin tetap menikmati perasaan ini. Perasaan yang membuatnya sangatlah senang. Perasaan yang selalu membuat jantung berdetak, berdetak dan berdetak lebih kencang lagi. Kemudian ia beranjak dan mencari sesuatu dari laci mejanya. Ketika ia menemukan apa yang ia cari ia tersenyum kembali. Dan menatap sebuah foto yang sudah ia bingkai bagus dan memandanginya sambil tersenyum. Dan memeluk foto tersebut dengan erat.
“Gue akan tetap disini menunggu kepastian akan penantian cinta gue selama ini ke elo”
BERSAMBUNG…
Kritik dan saran boleh mention ke @Quotesshivers kok ;)

No comments:

Post a Comment