Tuesday, July 23, 2013

“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan - Part 2”


“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan”
Part 2
“Terkadang kamu berpikir seseorang telah berubah tetapi tanpa kita sadari mungkin kita lah yang membuat orang itu menjadi berubah”
Siang ini matahari bersinar dengan terangnya. Panasnya membuat orang merasa cepat lelah, lesu dan tidak bersemangat. Terlihat Rio duduk dipinggiran jalan trotoar yang biasa digunakan untuk berjalan kaki. Nampaknya ia sudah kelelahan mencari pekerjaan ke sana kemari namun hasilnya tak ada satupun perusahaan yang mau menerima lulusan SMA sepertinya untuk bekerja. Lowongan pekerjaan yang sedikit tidak sesuai dengan para pencari kerja yang semakin lama semakin membludak apalagi ia harus bersaing dengan sekian ratus ribu orang di ibu kota untuk mendapatkan suatu pekerjaan.
“Mang, es botolnya 1 yah “ Ujar Rio pada seorang pedagang asongan yang tengah mangkal dipinggiran jalan itu
“Ini Mas” Ujar penjual itu sambil menyerahkan botol minuman yang telah dipesan oleh rio
“Makasih mang, berapa nih?
“5ribu mas”
“Nih” ucap rio sambil memberi uang satu lembar lima ribuan kepada si pedagang itu
“Makasih Mas” Ucap pedagang itu dan kemudian bergegas pergi untuk menjajakan lagi dagangannya ke seberang jalan.
Rio masih duduk lemas, ia tak tahu lagi harus kemana. Mencari pekerjaan itu tidak semudah seperti yang ia pikirkan kebelumnya.
“Ah sial sekarang gue harus kemana nih, mana panas banget lagi siang ini” ucap Rio menggerutu sendiri. Tiba tiba disaat ia sedang memandang ke sekeliling jalan ia melihat ada seorang gadis yang tengah berteriak minta tolong. Rio yang melihat itu memandang ke sekitar jalanan, nampaknya jalanan ini sedang sepi  kemudian Rio pun berlari untuk menolong gadis itu.
∞QuotesShivers∞
“Hah? Gue gak salah ngitung kan? Kok banyak banget sih biayanya? Ah gak jadi kesini deh liat yang lain aja yuk shill” Ujar sivia saat membaca brosur sebuah iklan sekolah.
“Tapi ini kan keren vi, aku pengin sekolah disini. Kapan lagi coba kita sekolah di tempat yang kaya gini? Mumpung kita berdua dapet beasiswa vi” Ujar shilla sambil terus memandangi brosur itu
“Ya tapi kan ini sekolah elit shill, gue takut kalo nanti kita cuman jadi bahan ejekan aja disitu. Gue nggak mau kalo masa masa sekolah gue penuh dengan bully anak anak orang kaya” Ujar sivia ketus
“Ya tapi kan setidaknya kita coba dulu vi, jangan negative dulu deh, kan kita punya beasiswa ya itu kan bisa jadi salah satu keunggulan kita kan? “ Ujar shilla sambil memegang tangan sivia untuk menyakinkan sivia. Nampaknya sivia tidak terlalu suka dengan usul shilla baginya itu memang tidak terlalu berat toh kondisi keluarga sivia berbeda dengan shilla, tapi ia tak mau kalo Shilla sahabatnya itu akan menjadi sasaran bullying anak anak elit itu.
“Vi.. jawab donk jangan cuman ngelamun aja vi,.. viaaaa” Ucap shilla sambil menggoyang goyanggkan badan sivia
“Hmm.. gimana ya shill, “
“Viaaaa…”
“Ya gue sih gak masalah tapi….”
“Horeeeee! Sivia baik deh muaaahhh” Ujar shilla sambil bersorak gembira
“Shill, dengerin gue dulu” Ucap sivia keras saat shilla tengah bergembira
“Apa vi? “ Ucap shilla sambil menatap mata sivia
“Elo udah ngomong ke Kak Rio soal ini? “ Ucap sivia dengan pelan
“ Belom, tapi gue yakin pasti kak Rio akan ngijinin gue secara gue kan adik kesayangannya pasti dia mau nurutin gue deh” Ucap Shilla sambil tertawa ringan
“Gitu ya? “ Ucap sivia tidak yakin bahwa Rio akan mengijinkan Shilla bersekolah disitu.
“Terus kapan kita mulai mendaftar Vi? 
“Gimana kalo besok aja? Kan pendaftaran terakhirnya besok? Nih liat” Ucap Sivia sambil memperlihatkan tanggal terakhir pendaftaran sekolah itu.
“Oke siap boss” Ucap Shilla dengan sumringah.
Sivia yang melihat itu hanya bisa diam. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Yang penting untuk saat ini dia bisa melihat shilla tertawa lepas seperti itu. Walau diapun tidak tahu apa yang akan terjadi berikutnya.
∞QuotesShivers∞
“Heh kamu siapa? Lepasin cewe itu!”
“Kamu siapanya nih cewe? Mau jadi pahlawan siang bolong lo? Haha “ Ujar seorang preman sambil menodongkan sebuah pisau pada Rio sambil tertawa
“Udah habisin aja dia boss” Ujar preman yang satu lagi yang sedang memegang tangan gadis itu sambil mengikat tangan gadis itu dengan tali dan menyumpal mulutnya dengan sapu tangan.
“Gue cuman mau nolongin nih cewe “
“Hahaha sok pahlawan lo, berasa hebat lo? 
“Sini lo maju kalo berani” Ujar rio
“Berani coba coba lo lawan kita yah, rasakan ini”
Sebuah pukulan mendarat di perut Rio. Tapi Rio nampaknya tidak lengah ia terus melawan para preman itu. Selang beberapa waktu nampaknya para preman itu sudah kewalahan dan mereka sudah babak belur dibuat rio.
“Ampun boss ampun” Ujar preman itu sambil berlutut di depan rio
“Sekarang kalian berdua pergi dari sini atau nggak gue laporin kalian ke polisi” Ujar Rio sambil memegang kerah baju salah satu preman itu
“Iya boss kita pergi “ Ujar preman itu sambil berlari kabur dan diikuti oleh preman yang satu
Setelah melihat kedua preman itu pergi Rio kemudian berjalan menuju gadis yang telah disekap oleh preman tersebut. Ia kemudian melepaskan sumpelan beserta ikatan tali yang digunakan untuk mengikat tangan dan membekap mulut gadis itu.
“Makasih ya elo mau nolongin gue, kalo gada elo gue gak bakal tahu bakal kaya apa nanti gue” Ujar gadis itu sambil melihat Rio yang sedang melepaskan ikatan tali tersebut
“Gue tadi cuman liat elo aja kok teriak minta tolong “ Ujar Rio sambil memandang gadis itu.
“Makanya gak usah memakai baju yang minim di daerah kaya gini. Bahaya buat loe. Lagian ngapain juga elo sendirian datang kesini” Ujar Rio sambil melihat gadis itu kembali
Nampaknya gadis itu kagum akan sosok Rio. Ia terus memandangi Rio sambil tersenyum manis. Rio yang merasa dirinya sedang menjadi perhatian gadis itu menjadi salah tingkah. Ia berusaha mengalihkan mukanya dari pandangan gadis itu namun gadis itu masih tetap menatapnya bahkan kali ini gadis itu sambil memperlihatkan senyum tipisnya. Tipis tetapi membuat hati menjadi tenang.
“Ngapain lo senyum senyum? Gue tau kok gue ganteng, jadi gausah segitunya liat gue” Ujar Rio setelah ia melepaskan ikatan tersebut
“Idih pede banget sih loe, elo tadi pas lagi berantem keren tau, kapan kapan ajarin gue ya? Haha bercandaaa “ Ujar gadis itu sembari tertawa
Rio yang mendengar apa yang diucapkan Rio hanya terdiam. Ia heran melihat sikap gadis itu.
“Heh kenapa sekarang elo malah diam? Iyadeh gue ngaku salah, harusnya gue gak berpakaian minim kaya gini keluar rumah, apalagi ke daerah yang baru gue datengin ini, tadinya gue cuman mau liat liat daerah ini aja eh gak taunya ada kejadian kaya tadi. Untung ada elo. Hehe makasih ya” Ujar gadis itu
“Udah selesai curhatnya Bu? Ya udah sekarang kan elo udah aman, gue cabut dulu” Ujar Rio sambil meninggalkan gadis itu.
Gadis itu terus menatap langkah kaki Rio. Ia sangat terpana akan sosok Rio. Jantungnya terus berdegup kencang. Ia tak tahu perasaan apa yang ia rasakan saat ini. Kemudian tanpa ia sadari saat Rio sudah semakin menjauh lalu ia berteriak keras.
“MAKASIH YA UDAH NOLONGIN GUE! SUATU SAAT GUE AKAN BALAS BUDI KE ELO KOK! OH IYA NAMA LO SIAPA?” Ujar gadis itu sambil berteriak.
Rio kemudian berhenti. Ia memalingkan mukanya untuk melihat gadis itu.
“Gue Rio”
“MAKASIH YA RIO! POKOKNYA GUE PASTI AKAN BALAS BUDI DEH”
“EH NAMA GUE…”
Sebelum gadis itu meneruskan perkataannya Rio membalik badan lagi dan tersenyum kecut melihat tingkah laku gadis itu.
“Dasar gadis yang aneh” Ujar Rio sambil berjalan kembali kerumah nampaknya ia sudah putus asa mencari pekerjaannya. Ditambah lagi tadi ia habis berkelahi dengan dua preman sekaligus. Yah itu membuat badannya terasa agak sakit. Ia pun memutuskan untuk kembali lagi kerumah. Mungkin istirahat yang cukup akan mengembalikan energinya lagi.
∞QuotesShivers∞

“Ify…..”
“Yah” Ucap gadis itu sembari menoleh ke belakang yang ternyata bernama ify
“Gue udah nyariin elo dari tadi tau nggak, elo darimana sih? Kalo mau pergi ngomong dulu napa” Ujar seorang cowok dengan nada jutek berlari kecil menghampiri ify.
“Iya Cakka maaf ya udah bikin kamu jadi khawatir begini, makasih ya kamu memang sahabat aku yang terbaik deh “ Ucap ify pada Cakka cowok yang sudah menjadi sahabatnya sejak kecil
“Iya lagian ngapain sih elo ada ditempat kaya gini? Kaya gada tempat lain ajadeh” Ujar Alvin yang tiba tiba datang dari belakang
“Elo juga nyariin gue vin? Ah kalian baik banget sih, aku jadi tambah sayang sama kalian, ceritanya sambil jalan aja yuk hehe” Ucap ify tertawa sambil merangkul tangan kanan cakka dan tangan kiri Alvin sehingga terlihat ia sedang mengapit tangan lelaki itu sambil berjalan. Alvin dan cakka hanya diam mengikuti ify mereka yang tadinya khawatir akan keberadaan ify sekarang bisa lega karena ify akhirnya ditemukan walau mereka harus mengubek ngubek internet untuk melacak keberadaan ify serta mencari lokasinya.
“Cakka Alvin orang gue cuman pengen liat liat aja kok, kan bosen liat pemandangan yg itu itu aja, lagian disini seru kok kka vin, kayaknya asyik deh” Ucap Ify
“Asyik darimana? Ya udahlah sekarang kita balik deh nyokap lo udah nungguin loe dari tadi tau gak” Ujar Cakka
“ Iya ya besok kita jadi daftar sekolah kan?” Ujar ify pada cakka dan alvin
“Iya ify tenang aja soal itu mah gampang kan disini ada anak kesayangannya ketua yayasan, hehe” Ujar cakka sambil melirik Alvin. Merasa diperhatikan Alvin pun langsung berjalan sendiri menuju sebuah mobil yang tengah parkir di seberang jalan. Cakka dan Ify hanya bisa saling berta
“Fy, tadi loe ngapain sih?”  Ucap cakka sambil berjalan
“Nanti aja deh di mobil gue certain, pokoknya tadi itu seru deh” Ujar Ify sambil tersenyum jika mengingat kejadian yang terjadi tadi.
Sedangkan Alvin ia masih  tetap cuek berjalan menuju mobilnya. Disepanjang perjalanan pulang Ify menceritakan kejadian yang tadi dialaminya. Dan soal sesosok Rio cowok yang menolongnya itu. Ketika menceritakan sosok Rio muka ify selalu memerah. Ify tidak tahu gejolak apa yang sedang ia rasakan saat ini. Ia hanya ingin bertemu dengan sosok Rio itu suatu saat nanti dengan kejadian yang berbeda tentunya. Cakka dan Alvin hanya tersenyum melihat perubahan yang terjadi pada Ify.
“Dasar lagi puber” Ujar cakka pada ify di dalam mobil
“Apaan sih biarin, weeks” Ujar ify sambil melempar bantal mobil kepada cakka. Dan terjadilah insiden lempar melempar bantal yang membuat rebut di dalam mobil.
“Udah udah kalo kalian kaya gitu terus entar gue gak konsen nyetirnya”  Ucap Alvin pada mereka
Kemudian mereka terdiam disepanjang perjalanan. Hanya perbincangan kecil yang mereka lakukan sampai mereka tiba dirumah ify.

Bersambung
Kritik dan Saran boleh mention @Quotesshivers


No comments:

Post a Comment