“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan”
“Terkadang kamu berpikir seseorang telah berubah tetapi tanpa kita
sadari mungkin kita lah yang membuat orang itu menjadi berubah”
Siang ini matahari bersinar
dengan terangnya. Panasnya membuat orang merasa cepat lelah, lesu dan tidak
bersemangat. Terlihat Rio duduk dipinggiran jalan trotoar yang biasa digunakan
untuk berjalan kaki. Nampaknya ia sudah kelelahan mencari pekerjaan ke sana
kemari namun hasilnya tak ada satupun perusahaan yang mau menerima lulusan SMA
sepertinya untuk bekerja. Lowongan pekerjaan yang sedikit tidak sesuai dengan
para pencari kerja yang semakin lama semakin membludak apalagi ia harus
bersaing dengan sekian ratus ribu orang di ibu kota untuk mendapatkan suatu
pekerjaan.
“Mang, es botolnya 1 yah “ Ujar
Rio pada seorang pedagang asongan yang tengah mangkal dipinggiran jalan itu
“Ini Mas” Ujar penjual itu sambil
menyerahkan botol minuman yang telah dipesan oleh rio
“Makasih mang, berapa nih?
“5ribu mas”
“Nih” ucap rio sambil memberi
uang satu lembar lima ribuan kepada si pedagang itu
“Makasih Mas” Ucap pedagang itu
dan kemudian bergegas pergi untuk menjajakan lagi dagangannya ke seberang
jalan.
Rio masih duduk lemas, ia tak
tahu lagi harus kemana. Mencari pekerjaan itu tidak semudah seperti yang ia
pikirkan kebelumnya.
“Ah sial sekarang gue harus
kemana nih, mana panas banget lagi siang ini” ucap Rio menggerutu sendiri. Tiba
tiba disaat ia sedang memandang ke sekeliling jalan ia melihat ada seorang
gadis yang tengah berteriak minta tolong. Rio yang melihat itu memandang ke
sekitar jalanan, nampaknya jalanan ini sedang sepi kemudian Rio pun berlari untuk menolong gadis
itu.
∞QuotesShivers∞
“Hah? Gue gak salah ngitung kan?
Kok banyak banget sih biayanya? Ah gak jadi kesini deh liat yang lain aja yuk
shill” Ujar sivia saat membaca brosur sebuah iklan sekolah.
“Tapi ini kan keren vi, aku
pengin sekolah disini. Kapan lagi coba kita sekolah di tempat yang kaya gini?
Mumpung kita berdua dapet beasiswa vi” Ujar shilla sambil terus memandangi
brosur itu
“Ya tapi kan ini sekolah elit
shill, gue takut kalo nanti kita cuman jadi bahan ejekan aja disitu. Gue nggak
mau kalo masa masa sekolah gue penuh dengan bully anak anak orang kaya” Ujar
sivia ketus
“Ya tapi kan setidaknya kita coba
dulu vi, jangan negative dulu deh, kan kita punya beasiswa ya itu kan bisa jadi
salah satu keunggulan kita kan? “ Ujar shilla sambil memegang tangan sivia
untuk menyakinkan sivia. Nampaknya sivia tidak terlalu suka dengan usul shilla
baginya itu memang tidak terlalu berat toh kondisi keluarga sivia berbeda
dengan shilla, tapi ia tak mau kalo Shilla sahabatnya itu akan menjadi sasaran
bullying anak anak elit itu.
“Vi.. jawab donk jangan cuman
ngelamun aja vi,.. viaaaa” Ucap shilla sambil menggoyang goyanggkan badan sivia
“Hmm.. gimana ya shill, “
“Viaaaa…”
“Ya gue sih gak masalah tapi….”
“Horeeeee! Sivia baik deh
muaaahhh” Ujar shilla sambil bersorak gembira
“Shill, dengerin gue dulu” Ucap
sivia keras saat shilla tengah bergembira
“Apa vi? “ Ucap shilla sambil
menatap mata sivia
“Elo udah ngomong ke Kak Rio soal
ini? “ Ucap sivia dengan pelan
“ Belom, tapi gue yakin pasti kak
Rio akan ngijinin gue secara gue kan adik kesayangannya pasti dia mau nurutin
gue deh” Ucap Shilla sambil tertawa ringan
“Gitu ya? “ Ucap sivia tidak
yakin bahwa Rio akan mengijinkan Shilla bersekolah disitu.
“Terus kapan kita mulai mendaftar
Vi? “
“Gimana kalo besok aja? Kan
pendaftaran terakhirnya besok? Nih liat” Ucap Sivia sambil memperlihatkan
tanggal terakhir pendaftaran sekolah itu.
“Oke siap boss” Ucap Shilla
dengan sumringah.
Sivia yang melihat itu hanya bisa
diam. Dia tidak tahu harus berkata apa lagi. Yang penting untuk saat ini dia
bisa melihat shilla tertawa lepas seperti itu. Walau diapun tidak tahu apa yang
akan terjadi berikutnya.
∞QuotesShivers∞
“Heh kamu siapa? Lepasin cewe
itu!”
“Kamu siapanya nih cewe? Mau jadi
pahlawan siang bolong lo? Haha “ Ujar seorang preman sambil menodongkan sebuah
pisau pada Rio sambil tertawa
“Udah habisin aja dia boss” Ujar
preman yang satu lagi yang sedang memegang tangan gadis itu sambil mengikat
tangan gadis itu dengan tali dan menyumpal mulutnya dengan sapu tangan.
“Gue cuman mau nolongin nih cewe
“
“Hahaha sok pahlawan lo, berasa
hebat lo? “
“Sini lo maju kalo berani” Ujar
rio
“Berani coba coba lo lawan kita
yah, rasakan ini”
Sebuah pukulan mendarat di perut
Rio. Tapi Rio nampaknya tidak lengah ia terus melawan para preman itu. Selang
beberapa waktu nampaknya para preman itu sudah kewalahan dan mereka sudah babak
belur dibuat rio.
“Ampun boss ampun” Ujar preman
itu sambil berlutut di depan rio
“Sekarang kalian berdua pergi
dari sini atau nggak gue laporin kalian ke polisi” Ujar Rio sambil memegang
kerah baju salah satu preman itu
“Iya boss kita pergi “ Ujar
preman itu sambil berlari kabur dan diikuti oleh preman yang satu
Setelah melihat kedua preman itu
pergi Rio kemudian berjalan menuju gadis yang telah disekap oleh preman
tersebut. Ia kemudian melepaskan sumpelan beserta ikatan tali yang digunakan
untuk mengikat tangan dan membekap mulut gadis itu.
“Makasih ya elo mau nolongin gue,
kalo gada elo gue gak bakal tahu bakal kaya apa nanti gue” Ujar gadis itu
sambil melihat Rio yang sedang melepaskan ikatan tali tersebut
“Gue tadi cuman liat elo aja kok
teriak minta tolong “ Ujar Rio sambil memandang gadis itu.
“Makanya gak usah memakai baju
yang minim di daerah kaya gini. Bahaya buat loe. Lagian ngapain juga elo
sendirian datang kesini” Ujar Rio sambil melihat gadis itu kembali
Nampaknya gadis itu kagum akan
sosok Rio. Ia terus memandangi Rio sambil tersenyum manis. Rio yang merasa
dirinya sedang menjadi perhatian gadis itu menjadi salah tingkah. Ia berusaha
mengalihkan mukanya dari pandangan gadis itu namun gadis itu masih tetap
menatapnya bahkan kali ini gadis itu sambil memperlihatkan senyum tipisnya.
Tipis tetapi membuat hati menjadi tenang.
“Ngapain lo senyum senyum? Gue
tau kok gue ganteng, jadi gausah segitunya liat gue” Ujar Rio setelah ia
melepaskan ikatan tersebut
“Idih pede banget sih loe, elo
tadi pas lagi berantem keren tau, kapan kapan ajarin gue ya? Haha bercandaaa “
Ujar gadis itu sembari tertawa
Rio yang mendengar apa yang
diucapkan Rio hanya terdiam. Ia heran melihat sikap gadis itu.
“Heh kenapa sekarang elo malah
diam? Iyadeh gue ngaku salah, harusnya gue gak berpakaian minim kaya gini
keluar rumah, apalagi ke daerah yang baru gue datengin ini, tadinya gue cuman
mau liat liat daerah ini aja eh gak taunya ada kejadian kaya tadi. Untung ada
elo. Hehe makasih ya” Ujar gadis itu
“Udah selesai curhatnya Bu? Ya
udah sekarang kan elo udah aman, gue cabut dulu” Ujar Rio sambil meninggalkan
gadis itu.
Gadis itu terus menatap langkah
kaki Rio. Ia sangat terpana akan sosok Rio. Jantungnya terus berdegup kencang.
Ia tak tahu perasaan apa yang ia rasakan saat ini. Kemudian tanpa ia sadari
saat Rio sudah semakin menjauh lalu ia berteriak keras.
“MAKASIH YA UDAH NOLONGIN GUE!
SUATU SAAT GUE AKAN BALAS BUDI KE ELO KOK! OH IYA NAMA LO SIAPA?” Ujar gadis
itu sambil berteriak.
Rio kemudian berhenti. Ia
memalingkan mukanya untuk melihat gadis itu.
“Gue Rio”
“MAKASIH YA RIO! POKOKNYA GUE
PASTI AKAN BALAS BUDI DEH”
“EH NAMA GUE…”
Sebelum gadis itu meneruskan
perkataannya Rio membalik badan lagi dan tersenyum kecut melihat tingkah laku
gadis itu.
“Dasar gadis yang aneh” Ujar Rio
sambil berjalan kembali kerumah nampaknya ia sudah putus asa mencari
pekerjaannya. Ditambah lagi tadi ia habis berkelahi dengan dua preman
sekaligus. Yah itu membuat badannya terasa agak sakit. Ia pun memutuskan untuk
kembali lagi kerumah. Mungkin istirahat yang cukup akan mengembalikan energinya
lagi.
∞QuotesShivers∞
“Ify…..”
“Yah” Ucap gadis itu sembari
menoleh ke belakang yang ternyata bernama ify
“Gue udah nyariin elo dari tadi
tau nggak, elo darimana sih? Kalo mau pergi ngomong dulu napa” Ujar seorang
cowok dengan nada jutek berlari kecil menghampiri ify.
“Iya Cakka maaf ya udah bikin
kamu jadi khawatir begini, makasih ya kamu memang sahabat aku yang terbaik deh
“ Ucap ify pada Cakka cowok yang sudah menjadi sahabatnya sejak kecil
“Iya lagian ngapain sih elo ada
ditempat kaya gini? Kaya gada tempat lain ajadeh” Ujar Alvin yang tiba tiba
datang dari belakang
“Elo juga nyariin gue vin? Ah
kalian baik banget sih, aku jadi tambah sayang sama kalian, ceritanya sambil
jalan aja yuk hehe” Ucap ify tertawa sambil merangkul tangan kanan cakka dan
tangan kiri Alvin sehingga terlihat ia sedang mengapit tangan lelaki itu sambil
berjalan. Alvin dan cakka hanya diam mengikuti ify mereka yang tadinya khawatir
akan keberadaan ify sekarang bisa lega karena ify akhirnya ditemukan walau
mereka harus mengubek ngubek internet untuk melacak keberadaan ify serta
mencari lokasinya.
“Cakka Alvin orang gue cuman
pengen liat liat aja kok, kan bosen liat pemandangan yg itu itu aja, lagian
disini seru kok kka vin, kayaknya asyik deh” Ucap Ify
“Asyik darimana? Ya udahlah
sekarang kita balik deh nyokap lo udah nungguin loe dari tadi tau gak” Ujar
Cakka
“ Iya ya besok kita jadi daftar
sekolah kan?” Ujar ify pada cakka dan alvin
“Iya ify tenang aja soal itu mah
gampang kan disini ada anak kesayangannya ketua yayasan, hehe” Ujar cakka
sambil melirik Alvin. Merasa diperhatikan Alvin pun langsung berjalan sendiri menuju
sebuah mobil yang tengah parkir di seberang jalan. Cakka dan Ify hanya bisa
saling berta
“Fy, tadi loe ngapain sih?” Ucap cakka sambil berjalan
“Nanti aja deh di mobil gue
certain, pokoknya tadi itu seru deh” Ujar Ify sambil tersenyum jika mengingat
kejadian yang terjadi tadi.
Sedangkan Alvin ia masih tetap cuek berjalan menuju mobilnya. Disepanjang
perjalanan pulang Ify menceritakan kejadian yang tadi dialaminya. Dan soal
sesosok Rio cowok yang menolongnya itu. Ketika menceritakan sosok Rio muka ify
selalu memerah. Ify tidak tahu gejolak apa yang sedang ia rasakan saat ini. Ia
hanya ingin bertemu dengan sosok Rio itu suatu saat nanti dengan kejadian yang
berbeda tentunya. Cakka dan Alvin hanya tersenyum melihat perubahan yang
terjadi pada Ify.
“Dasar lagi puber” Ujar cakka
pada ify di dalam mobil
“Apaan sih biarin, weeks” Ujar
ify sambil melempar bantal mobil kepada cakka. Dan terjadilah insiden lempar
melempar bantal yang membuat rebut di dalam mobil.
“Udah udah kalo kalian kaya gitu
terus entar gue gak konsen nyetirnya”
Ucap Alvin pada mereka
Kemudian mereka terdiam disepanjang
perjalanan. Hanya perbincangan kecil yang mereka lakukan sampai mereka tiba
dirumah ify.
Bersambung
Kritik dan Saran boleh mention
@Quotesshivers
No comments:
Post a Comment