“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan”
“Hari ini hari pertama gue
maasuk sekolah, semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan bagi gue!
Semangat Shilla”
Begitulah tulisan yang
tertera di diary shilla pagi ini, tidak terasa
sekarang ia sudah memakai seragam SMA itu artinya sekarang dia bukan
anak SMP lagi, dia sudah bisa bersikap dewasa tidak berpikir secara ke kanak
kanakan lagi dan sudah bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk baginya.
Shilla
kemudian menutup buku diary miliknya itu kemudian ia segera sarapan waktu sudah
menunjukan pukul enam lewat empat puluh lima menit. Selang beberapa hari
kemudian setelah ia melakukan pendaftaran dan testing disekolah barunya kini ia
sudah siap untuk memasuki sekolah barunya itu . Jika ia tidak bergegas
berangkat kemungkinan ia akan terlambat di hari pertama masuk sekolahnya.
“Pagi
kak” Ujar Shilla menyapa Rio yang baru selesai mempersiapkan sarapan
“Pagi”
Ujar Rio jutek.
Yah
walaupun beberapa hari lalu masalah mereka sudah selesai namun sepertinya Rio
masih bersikap jutek ke shilla, tapi shilla tidak terlalu begitu menanggapinya.
Baginya wajar saja Rio bersikap seperti itu. Mungkin itu salah satu bentuk rasa
pedulinya terhadap Shilla.
“Kak
gue berangkat dulu yaa”
“Elo
makan dulu sana, percuma donk gue masak tapi elonya kagak makan”
“Yaudah
gue bikin ke bekal aja, ntar di sekolah gue makan deh”
“Gila
aja loe udah SMA masih bawa bekal nggak takut loe diledekin sama temen temen
lo, apalagi disitu temen temenlo serba elit semua”
“Engga
kak, tenang aja deh, percaya sama Shilla” Ucap Shilla sambil memasukkan sarapan
kedalam bekalnya.
“Gue
berangkat dulu ya kak” Ujar shilla sembari mencium tangan Rio
“Hati
hati dijalan yah”
“Byee”
Shilla
kemudian melangkahkan kaki untuk bergegas menuju sekolah. Rio hanya bisa berdoa
yang terbaik buat adiknya itu. Kemudian Rio bersiap siap mandi kemudian pergi
untuk bekerja pada pekerjaan barunya sekarang.
∞QuotesShivers∞
“Elo
di kelas mana vi?” Tanya Shilla kepada Sivia ketika sedang melihat daftar nama
kelas di papan madding sekolah
“10-4
elo shill?”
“Yah
gue di 10-7 berarti kita kagak satu kelas donk” Ujar Shilla sedih
“Yah
jangan sedih gitu donk shill, Kan kita masih tetap satu sekolah, toh kita masih
bareng bareng kan pulang pergi, istirahat dan sebagainya. Iya kan? “
“Iya
sih, hehe ayo kita masuk ke kelas”
“Oke”
Mereka
pun masuk ke kelas mereka masing masing. Dikelas nampaknya beberapa anak sudah
bisa mengakrabkan diri ke beberapa anak lainnya. Yah rata rata mereka berasal
dari beberapa sekolah yang sama dulunya.
“Hey,
elo yang kemaren itu kan?” Sapa seorang gadis yang baru datang kepada Shilla
yang sedang melamun
“Eh
iya, elo itu fify kan? “ Ujar Shilla mencoba mengingat nama gadis itu
“I-FY
woyyyy hahaha” Ujar ify
“Oh
iya Ify, sorry fy, salah” Ujar Shilla
“Gapapa
kok, elo Shilla kan?”
“Iyaa
betul sekali elo ternyata hafal yah sama nama gue, jadi malu gue hehe”
“Haha,
Seneng deh ketemu elo lagi jadi sekarang kita satu kelas donk? “
“Ya
iyalah kita satu kelas masa satu desa” Canda Shilla
“Hahah
elo bisa aja deh shill, temen lo yang waktu itu mana?”
“Beda
kelas fy cuman gue yang disini kagak punya teman” Ujar shilla cemberut
“Yeeh
jangan cemberut donk gue kan juga temen elo, gue boleh duduk disini yah, bangku
yang kosong cuman ini, yayaya? “ Pinta Ify sambil mengedipkan kedua matany.
Shilla hanya tersenyum melihat Ify. Menurut Shilla ify beda dari gadis kaya
lainnya yang ia jumpai ify ramah terhadap semua orang mungkin itulah yang
membuat ify disenangi oleh beberapa kaum lelaki semenjak ia masuk disekolah
ini.
“Apaan
sih lo fy, kalo mo duduk ya duduk aja kali kagak usah kaya gitu, parno gue
liatnya” Ujar Shilla sambil mempersilahkan ify duduk dibangku kosong sebelahnya
itu
“Haha,
iyadeh, thanks Shilla” Ujar ify sambil duduk dan mengambil buku dari tasnya itu
kemudian ada selembar foto terlihat didalam tasnya itu ketika ify sedang
mengeluarkan bukunya. Shilla nampaknya pernah melihat sosok yang ada di foto
itu. Tapi shilla berpura pura tidak peduli dan mencoba kembali mengingatnya.
Kemudian
Bel pun berbunyi. Mereka kemudian memulai pelajaran baru mereka. Disini tidak
ada Mos mereka hanya diberi pengarahan mengenai sekolah saja. Pengarahan
tentang sekolah mereka, peraturan yang wajib mereka taati ketika mereka masih
berstatus sebagai siswa “SMA Idola Bangsa” itu. Nampaknya pihak sekolah tidak
ingin membuat Mos kembali semenjak ada kejadian sekitar beberapa tahun yang
lalu terjadi disekolah ini yang membuat gentar seluruh siswanya sehingga mengakibatkan
beberapa siswa pun mengundurkan diri dari sekolah ini dan pergi kesekolah lain
yang lebih aman. Namun pihak sekolah selalu menyangkal dan tidak mau menjawab,
bahkan berpura pura tidak tahu menahu ketika ditanya kenapa tidak ada Mos
disekolah itu.
∞QuotesShivers∞
Bel
istirahat pun berbunyi. Beberapa anak terlihat mulai meninggalkan kelas
beberapa masih tertinggal didalam kelas.
“Hahaha,
apaan sih lo, hari gini lo masih percaya sama hantu? Aduh Ray percuma aja lo
tuh cakep tapi cakep cakep takut hantu” Ujar Cakka sambil tertawa mendengar
cerita Ray mengenai rumor misterius sekolah yang sedang dibicarakan oleh para
siswa tentang kenapa ditiadakannya Mos akhir akhir tahun ini.
“Aduh
kka, gue kagak boong gue berani sumpah deh, itu katanya beneran” Ujar Ray
dengan wajah amat meyakinkan
“Hahaha
elo tuh ya siang siang bolong gini malah ngomongin gituan, nggak lucu tau” Cakka sembari tertawa keras yang membuat murid
murid lain memperhatikan cakka sekilas
“Elo
kalo tertawa kagak usah segede itu kali kka, udah kuping gue budge dengernya
temen temen kita ntar juga nyangka elo ada kelainan lagi” Ketus Ray
“Iya
iya Sorry, lagian elo dapet rumor gitu darimana sih? “ Tanya cakka penasaran
“Tadi
katanya elo kagak percaya sekarang elo malah penasaran, udah ah males gue
ngomong sama elo” Ujar Ray sambil meninggalkan kelas
“Yey
Ray ditanyain malah pergi, elo mo kemana tunggu gue!” Ujar Cakka mengikuti Ray.
Ray Nampak tidak peduli. Ia masih kesal dengan cakka. Ia memutuskan untuk
keluar sebentar. Mungkin melihat lihat sekitar sekolah.
∞QuotesShivers∞
Bruk..
“Aduh
Sorry gue gak sengaja” Ujar seorang gadis sambil memungut buku yang ia pinjam
dari perpustakaan barusan
“Iya
gapapa, gue yang salah kok, gue minta maaf yah” Ujar seorang lelaki yang tadi
bertabrakan dengan gadis itu.
“Iya,
gue juga minta maaf yah” Ujar gadis itu sambil mengulurkan tangan ke lelaki
itu.
“Iya,
eh elo Sivia kan?” Ujar lelaki itu sambil memperhatikan sivia
“Iya,
loe kok bisa tau gue sih?” Ucap sivia heran
“Iya
iyalah, kita kan sekelas bareng. Tadi kita kan udah perkenalan diri dikelas,
elo lupa ya?” Ujar lelaki itu sambil tersenyum pada sivia
“Wah
iya, sorry gue lupa, hahaha abis muridnya banyak sih susah ngafalin satu satu”
Canda sivia dengan senyumnya yang sumgrihan yang membuat lelaki itu speechless
melihatnya.
“Oh
iya nama elo siapa yah?” Ujar sivia kembali menanyakan nama lelaki itu
“Nama
gue…”
∞QuotesShivers∞
“Alvin!!!”
Teriak Ify dengan keras melihat Alvin sedang memainkan bola basketnya diaula
seorang diri. Alvin yang mendengar namanya dipanggilpun segera menoleh kea rah
panggilan itu berasal
“Elo
kalo mo manggil kagak usah keras keras, bisa bisa kuping gue tuli entar” Ujar
Alvin kemudian sambil memperhatikan Ify dan sosok wanita yang bersama ify
“Iya
soryy vin, gue cuman pengen nyapa elo aja mana yang lain kok gada disini bareng
elo?” Tanya Ify
“Kagak
tau, nyari gebetan kali kayak elo kagak tau mereka berdua aja”
“Ngomong
ngomong ngapain lo bawa bawa tuh cewe” Ujar Alvin sembari memainkan bola
basketnya kembali
“Elo
masih inget dia vin, tumben vin biasanya elo kagak terlalu hafal sama orang
yang baru loe kenal” Tawa ify membuat si gadis yang bersamanya agak risih.
“Gue
pergi dulu ya fy, gue gak enak keberadaan gue agak suram disini” Ujar gadis itu
“Ya
udah san aloe pergi, muka lo aja udah suram” Ujar Alvin yang membuat gadis itu
terlihat geram
“Alvin,apa
apaan sih lo, gue tuh ngajak dia kesini supaya nemenin gue kok, lagian sekarang
dia juga temen sekelas gue” Ujar ify sambil tersenyum
“Bodo
amat deh” Ujar Alvin dengan juteknya.
Sedangkan gadis itu Nampak cemberut. Kemudian ia meninggalkan Alvin dan Ify
ditengah pembicaraan mereka
“Yah
vin, tuh kan dia jadi pergi, elo sih” Ujar ify
“Kok
gue sih? Gue ngapa ngapain dia juga kagak” Balas Alvin
“Yaudah
gue susul dia aja deh” Ify pergi meninggalkan Alvin. Kemudian Alvin kembali
melanjutkan permainan basketnya sampai istirahat selesai.
∞QuotesShivers∞
Prangg..
“Shilla
udah berapa kali saya bilang kalo kerja hati hati, pecah lagi kan sekarang
jadinya” Teriak seorang pemilik sebuah rumah makan kepada seorang pelayan rumah
makan yang baru saja memecahkan sebuah gelas kaca
“Maaf
Bu, saya tidak sengaja, saya akan membersihkannya” Ujar Gadis itu sambil mencoba
mengambil sapu untuk mencoba membersikhan puing puing pecahan kaca tersebut.
“Tidak
usah sekarang kamu pergi dari sini, ini udah kesekian kalinya kamu seperti ini,
kamu mau mencoba membuat saya bangkrut apa dengan memecahkan semuanya. Kemarin
piring sekarang gelas, besok apalagi?” Marah si pemilik rumah makan itu yang
kembali membuat beberapa pengunjung memperhatikan mereka.
“
Tapi tapi Bu, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi” Mohon Shilla sambil
menangis kepada si pemilik rumah makan itu
“Janji
janji, halah mending sekarang kamu pergi dari sini, pergi” Teriak si pemilik
rumah makan itu
“Bu,
kalo nanti saya dipecat gimana saya melanjutkan sekolah Bu” Ujar gadis itu
sambil memohon kepada si pemilik rumah makan itu sembari menangis tersedu
“Saya
tidak peduli sekarang lebih baik kamu langkahkan kakimu keluar dari sini atau
tidak saya akan memanggil satpam untuk membawamu keluar” Marah si pemilik rumah
makan itu.
Kemudian
mau tidak mau Shilla melangkahkan kakinya keluar rumah makan tersebut dengan
perasaan sedih yang bergitu sedih. Shilla Nampak begitu sedih sangat sedih
sekarang ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.
Nampak
seseorang tengah memperhatikan Shilla sedari tadi ketika ia dimarahi oleh
majikannya sampai dipecat. Ia tidak focus dengan makanan yang ada didepannya
itu. Ia masih mengingat bagaimana wajah sedih yang terlihat dari wajah gadis
tersebut. Ia merasa iba dengan gadis itu. Ia seperti ikut merasakan kesedihan
gadis itu. Padahal ia hanya baru mengenalnya dan tidak terlalu mengenalnya
dengan dekat.Ingin rasanya ia menolong gadis itu namun ia masih seperti tidak
ingin terlihat seperti peduli dengan gadis itu.
BERSAMBUNG…
Kritik
dan saran boleh mention ke @Quotesshivers kok ;)
No comments:
Post a Comment