Tuesday, July 23, 2013

“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan - Part 6”


“Antara Cinta, Materi dan Pengorbanan”
Part 6

“Hari ini hari pertama gue maasuk sekolah, semoga hari ini menjadi hari yang menyenangkan bagi gue! Semangat Shilla”
Begitulah tulisan yang tertera di diary shilla pagi ini, tidak terasa  sekarang ia sudah memakai seragam SMA itu artinya sekarang dia bukan anak SMP lagi, dia sudah bisa bersikap dewasa tidak berpikir secara ke kanak kanakan lagi dan sudah bisa memilah mana yang baik dan mana yang buruk baginya.
Shilla kemudian menutup buku diary miliknya itu kemudian ia segera sarapan waktu sudah menunjukan pukul enam lewat empat puluh lima menit. Selang beberapa hari kemudian setelah ia melakukan pendaftaran dan testing disekolah barunya kini ia sudah siap untuk memasuki sekolah barunya itu . Jika ia tidak bergegas berangkat kemungkinan ia akan terlambat di hari pertama masuk sekolahnya.
“Pagi kak” Ujar Shilla menyapa Rio yang baru selesai mempersiapkan sarapan
“Pagi” Ujar Rio jutek.
Yah walaupun beberapa hari lalu masalah mereka sudah selesai namun sepertinya Rio masih bersikap jutek ke shilla, tapi shilla tidak terlalu begitu menanggapinya. Baginya wajar saja Rio bersikap seperti itu. Mungkin itu salah satu bentuk rasa pedulinya terhadap Shilla.
“Kak gue berangkat dulu yaa”
“Elo makan dulu sana, percuma donk gue masak tapi elonya kagak makan”
“Yaudah gue bikin ke bekal aja, ntar di sekolah gue makan deh”
“Gila aja loe udah SMA masih bawa bekal nggak takut loe diledekin sama temen temen lo, apalagi disitu temen temenlo serba elit semua”
“Engga kak, tenang aja deh, percaya sama Shilla” Ucap Shilla sambil memasukkan sarapan kedalam bekalnya.
“Gue berangkat dulu ya kak” Ujar shilla sembari mencium tangan Rio
“Hati hati dijalan yah”
“Byee”
Shilla kemudian melangkahkan kaki untuk bergegas menuju sekolah. Rio hanya bisa berdoa yang terbaik buat adiknya itu. Kemudian Rio bersiap siap mandi kemudian pergi untuk bekerja pada pekerjaan barunya sekarang.

∞QuotesShivers∞

“Elo di kelas mana vi?” Tanya Shilla kepada Sivia ketika sedang melihat daftar nama kelas di papan madding sekolah
“10-4 elo shill?”
“Yah gue di 10-7 berarti kita kagak satu kelas donk” Ujar Shilla sedih
“Yah jangan sedih gitu donk shill, Kan kita masih tetap satu sekolah, toh kita masih bareng bareng kan pulang pergi, istirahat dan sebagainya. Iya kan? “
“Iya sih, hehe ayo kita masuk ke kelas”
“Oke”
Mereka pun masuk ke kelas mereka masing masing. Dikelas nampaknya beberapa anak sudah bisa mengakrabkan diri ke beberapa anak lainnya. Yah rata rata mereka berasal dari beberapa sekolah yang sama dulunya.
“Hey, elo yang kemaren itu kan?” Sapa seorang gadis yang baru datang kepada Shilla yang sedang melamun
“Eh iya, elo itu fify kan? “ Ujar Shilla mencoba mengingat nama gadis itu
“I-FY woyyyy hahaha” Ujar ify
“Oh iya Ify, sorry fy, salah” Ujar Shilla
“Gapapa kok, elo Shilla kan?”
“Iyaa betul sekali elo ternyata hafal yah sama nama gue, jadi malu gue hehe”
“Haha, Seneng deh ketemu elo lagi jadi sekarang kita satu kelas donk? “
“Ya iyalah kita satu kelas masa satu desa” Canda Shilla
“Hahah elo bisa aja deh shill, temen lo yang waktu itu mana?”
“Beda kelas fy cuman gue yang disini kagak punya teman” Ujar shilla cemberut
“Yeeh jangan cemberut donk gue kan juga temen elo, gue boleh duduk disini yah, bangku yang kosong cuman ini, yayaya? “ Pinta Ify sambil mengedipkan kedua matany. Shilla hanya tersenyum melihat Ify. Menurut Shilla ify beda dari gadis kaya lainnya yang ia jumpai ify ramah terhadap semua orang mungkin itulah yang membuat ify disenangi oleh beberapa kaum lelaki semenjak ia masuk disekolah ini.
“Apaan sih lo fy, kalo mo duduk ya duduk aja kali kagak usah kaya gitu, parno gue liatnya” Ujar Shilla sambil mempersilahkan ify duduk dibangku kosong sebelahnya itu
“Haha, iyadeh, thanks Shilla” Ujar ify sambil duduk dan mengambil buku dari tasnya itu kemudian ada selembar foto terlihat didalam tasnya itu ketika ify sedang mengeluarkan bukunya. Shilla nampaknya pernah melihat sosok yang ada di foto itu. Tapi shilla berpura pura tidak peduli dan mencoba kembali mengingatnya.
Kemudian Bel pun berbunyi. Mereka kemudian memulai pelajaran baru mereka. Disini tidak ada Mos mereka hanya diberi pengarahan mengenai sekolah saja. Pengarahan tentang sekolah mereka, peraturan yang wajib mereka taati ketika mereka masih berstatus sebagai siswa “SMA Idola Bangsa” itu. Nampaknya pihak sekolah tidak ingin membuat Mos kembali semenjak ada kejadian sekitar beberapa tahun yang lalu terjadi disekolah ini yang membuat gentar seluruh siswanya sehingga mengakibatkan beberapa siswa pun mengundurkan diri dari sekolah ini dan pergi kesekolah lain yang lebih aman. Namun pihak sekolah selalu menyangkal dan tidak mau menjawab, bahkan berpura pura tidak tahu menahu ketika ditanya kenapa tidak ada Mos disekolah itu.
∞QuotesShivers∞
Bel istirahat pun berbunyi. Beberapa anak terlihat mulai meninggalkan kelas beberapa masih tertinggal didalam kelas.
“Hahaha, apaan sih lo, hari gini lo masih percaya sama hantu? Aduh Ray percuma aja lo tuh cakep tapi cakep cakep takut hantu” Ujar Cakka sambil tertawa mendengar cerita Ray mengenai rumor misterius sekolah yang sedang dibicarakan oleh para siswa tentang kenapa ditiadakannya Mos akhir akhir tahun ini.
“Aduh kka, gue kagak boong gue berani sumpah deh, itu katanya beneran” Ujar Ray dengan wajah amat meyakinkan
“Hahaha elo tuh ya siang siang bolong gini malah ngomongin gituan, nggak lucu tau”  Cakka sembari tertawa keras yang membuat murid murid lain memperhatikan cakka sekilas
“Elo kalo tertawa kagak usah segede itu kali kka, udah kuping gue budge dengernya temen temen kita ntar juga nyangka elo ada kelainan lagi” Ketus Ray
“Iya iya Sorry, lagian elo dapet rumor gitu darimana sih? “ Tanya cakka penasaran
“Tadi katanya elo kagak percaya sekarang elo malah penasaran, udah ah males gue ngomong sama elo” Ujar Ray sambil meninggalkan kelas
“Yey Ray ditanyain malah pergi, elo mo kemana tunggu gue!” Ujar Cakka mengikuti Ray. Ray Nampak tidak peduli. Ia masih kesal dengan cakka. Ia memutuskan untuk keluar sebentar. Mungkin melihat lihat sekitar sekolah.
∞QuotesShivers∞
Bruk..
“Aduh Sorry gue gak sengaja” Ujar seorang gadis sambil memungut buku yang ia pinjam dari perpustakaan barusan
“Iya gapapa, gue yang salah kok, gue minta maaf yah” Ujar seorang lelaki yang tadi bertabrakan dengan gadis itu.
“Iya, gue juga minta maaf yah” Ujar gadis itu sambil mengulurkan tangan ke lelaki itu.
“Iya, eh elo Sivia kan?” Ujar lelaki itu sambil memperhatikan sivia
“Iya, loe kok bisa tau gue sih?” Ucap sivia heran
“Iya iyalah, kita kan sekelas bareng. Tadi kita kan udah perkenalan diri dikelas, elo lupa ya?” Ujar lelaki itu sambil tersenyum pada sivia
“Wah iya, sorry gue lupa, hahaha abis muridnya banyak sih susah ngafalin satu satu” Canda sivia dengan senyumnya yang sumgrihan yang membuat lelaki itu speechless melihatnya.
“Oh iya nama elo siapa yah?” Ujar sivia kembali menanyakan nama lelaki itu
“Nama gue…”
∞QuotesShivers∞
“Alvin!!!” Teriak Ify dengan keras melihat Alvin sedang memainkan bola basketnya diaula seorang diri. Alvin yang mendengar namanya dipanggilpun segera menoleh kea rah panggilan itu berasal
“Elo kalo mo manggil kagak usah keras keras, bisa bisa kuping gue tuli entar” Ujar Alvin kemudian sambil memperhatikan Ify dan sosok wanita yang bersama ify
“Iya soryy vin, gue cuman pengen nyapa elo aja mana yang lain kok gada disini bareng elo?” Tanya Ify
“Kagak tau, nyari gebetan kali kayak elo kagak tau mereka berdua aja”
“Ngomong ngomong ngapain lo bawa bawa tuh cewe” Ujar Alvin sembari memainkan bola basketnya kembali
“Elo masih inget dia vin, tumben vin biasanya elo kagak terlalu hafal sama orang yang baru loe kenal” Tawa ify membuat si gadis yang bersamanya agak risih.
“Gue pergi dulu ya fy, gue gak enak keberadaan gue agak suram disini” Ujar gadis itu
“Ya udah san aloe pergi, muka lo aja udah suram” Ujar Alvin yang membuat gadis itu terlihat geram
“Alvin,apa apaan sih lo, gue tuh ngajak dia kesini supaya nemenin gue kok, lagian sekarang dia juga temen sekelas gue” Ujar ify sambil tersenyum
“Bodo amat deh”  Ujar Alvin dengan juteknya. Sedangkan gadis itu Nampak cemberut. Kemudian ia meninggalkan Alvin dan Ify ditengah pembicaraan mereka
“Yah vin, tuh kan dia jadi pergi, elo sih”  Ujar ify
“Kok gue sih? Gue ngapa ngapain dia juga kagak” Balas Alvin
“Yaudah gue susul dia aja deh” Ify pergi meninggalkan Alvin. Kemudian Alvin kembali melanjutkan permainan basketnya sampai istirahat selesai.
∞QuotesShivers∞
Prangg..
“Shilla udah berapa kali saya bilang kalo kerja hati hati, pecah lagi kan sekarang jadinya” Teriak seorang pemilik sebuah rumah makan kepada seorang pelayan rumah makan yang baru saja memecahkan sebuah gelas kaca
“Maaf Bu, saya tidak sengaja, saya akan membersihkannya” Ujar Gadis itu sambil mencoba mengambil sapu untuk mencoba membersikhan puing puing pecahan kaca tersebut.
“Tidak usah sekarang kamu pergi dari sini, ini udah kesekian kalinya kamu seperti ini, kamu mau mencoba membuat saya bangkrut apa dengan memecahkan semuanya. Kemarin piring sekarang gelas, besok apalagi?” Marah si pemilik rumah makan itu yang kembali membuat beberapa pengunjung memperhatikan mereka.
“ Tapi tapi Bu, saya berjanji tidak akan mengulanginya lagi” Mohon Shilla sambil menangis kepada si pemilik rumah makan itu
“Janji janji, halah mending sekarang kamu pergi dari sini, pergi” Teriak si pemilik rumah makan itu
“Bu, kalo nanti saya dipecat gimana saya melanjutkan sekolah Bu” Ujar gadis itu sambil memohon kepada si pemilik rumah makan itu sembari menangis tersedu
“Saya tidak peduli sekarang lebih baik kamu langkahkan kakimu keluar dari sini atau tidak saya akan memanggil satpam untuk membawamu keluar” Marah si pemilik rumah makan itu.
Kemudian mau tidak mau Shilla melangkahkan kakinya keluar rumah makan tersebut dengan perasaan sedih yang bergitu sedih. Shilla Nampak begitu sedih sangat sedih sekarang ia tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.
Nampak seseorang tengah memperhatikan Shilla sedari tadi ketika ia dimarahi oleh majikannya sampai dipecat. Ia tidak focus dengan makanan yang ada didepannya itu. Ia masih mengingat bagaimana wajah sedih yang terlihat dari wajah gadis tersebut. Ia merasa iba dengan gadis itu. Ia seperti ikut merasakan kesedihan gadis itu. Padahal ia hanya baru mengenalnya dan tidak terlalu mengenalnya dengan dekat.Ingin rasanya ia menolong gadis itu namun ia masih seperti tidak ingin terlihat seperti peduli dengan gadis itu.
BERSAMBUNG…
Kritik dan saran boleh mention ke @Quotesshivers kok ;)

No comments:

Post a Comment